PENDAHULUAN
Maka dari itu karya tulis ini akan dilengkapi dengan faktor – faktor yang
timbul dan upaya – upaya yang dapat dilakukan mengenai masalah limbah. Oleh
karena itu, kami telah susun karya tulis ini dengan rinci. Dengan maksud supaya
makalah tentang pengertian sanitasi lingkungan ,dampak limbah serta
penanggulangannya ini dapat dijadikan masukan untuk membenahi kualitas
kehidupan karena adanya limbah ataupun sampah yang tidak di buang
sebagaimana mestinya. Sanitasi lingkungan tidak dapat terlepas dari air yang
bersih dan samapah, samapah merupakan bahan habis pakai yang telah digunakan
oleh manusia. Dalam makalah ini juga dibahas mengenai air. Mengingat air sangat
penting bagi kehidupan manusia.
Pada makalah ini terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh guna
meminimalisir dampak dari limbah ataupun sampah dan akhirnya kita dapat
bersama mengurangi dampak dari adanya limbah ataupun sampah. Karena
sampah sebenarnya ada juga yang masih dapat dimanfaatkan terutama limbah
hewan yang dapat dijadikan pupuk atau limbah plastic dengan cara mendaur ulang
serta limbah lain yang bias dimanfaatkan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sanitasi dan kesehatan manusia adalah dua hal yang saling terkait. Sanitasi
adalah kebutuhan dasar manusia dalam rangka kebersihan urusan buang hajat dan
limbah serta penyediaan air bersihnya. Sayangnya untuk fasilitas kebutuhan dasar
itu, Indonesia masih ketinggalan jauh dari tetangga- tetangganya.
Tiga unsur sanitasi adalah air limbah (waste water), persampahan (solid
waste), dan drainase lingkungan (drainage system).Manajemen pembuangan
manuisa (human waste) yang buruk akan berakibat secara langsung maupun tidak
langsung pada transmisi penyakit. Lebih dari 2.4 milyar orang didunia saat ini
tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai sehingga mereka
terpaksa menggunakan fasilitas toilet yang tidak sehat dan tidak aman untuk
digunakan.Sanitasi dan air minum merupakan salah satu dari delapan
tujuan Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development
Goals/MDGs) yg diupayakan untuk dicapai pada 2015. Salah satu sanitasi yang
menjadi perhatian adalah masalah air yang tercemar terutama di negara
berkembang dengan sistem sanitasi air yang kurang.
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, ¾
bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih
dari 4-5hari tanpa minum air. Selain itu, air juga digunakan untuk memasak,
mencuci, mandi, membersihkan kotoran yang ada di rumah, untuk keperluan
industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain –
lain. Penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebabkan
melalui air sehingga menimbulkan wabah penyakit dimana – mana.
3
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah)
atau juga dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
organik dan anorganik.
Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu karakteristik yang
berbeda. Termasuk juga limbah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
Dinamis adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat
menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di
perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja.
Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat
4
3. Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari
karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata
tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah
“Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan
nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena
kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu
karena pencemaran oleh raksa (Hg).
Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap lingkungan
diantaranya :
1.Volume Limbah
Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang
akan ditimbulkan semakin besar pula terasa.
5
mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan pengolahan limbah yang masih
jauh dari harapan kita semua.
1. Aktivitas manusia
a)Hasil pembakaran bahan bakar pada industry dan juga kendaran bermotor
2. Aktivitas alam
6
c)Banjir, longsor serta
3.Perkembangan industri
5. Modernisasi
6. Pertambahan penduduk
7
Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi berdampak terhadap
semakin berkurangnya hutan untuk mengurangi kadar pencemaran lingkungan.
b)Penimbunan sampah
2.Jenis Limbah
1. Garbage yaitu sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk.
Misal limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga, restoran dan hotel.
2. Rubbish yaitu bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk yang
terdiri dari
3. Ashes yaitu sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran
kayu, batubara maupun abu dari hasil industry.
4. Dead animal yaitu segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai
kuda, sapi, kucing tikus dan lain-lain.
8
5. Street sweeping yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di
jalan karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab.
6. Industrial waste yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak
tepakai atau dibuang. Missal industry kaleng dengan potongan kaleng-
kaleng yang tidak terolah.
9
sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya
akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga
semakin sedikit.
Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik
dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik
disetiap kawasan yang sering dikunjungi wisatawan.
b. Pemanfaatan Kembali
2). Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan
10
Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang benar-benar tidak
dapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu saja akan
menurunkan biaya pengangkutan sampah bagi pengelola kawasan wisata alam,
mengurangi luasan kebutuhan tempat untuk lokasi TPS, serta memperkecil
permasalahan sampah yang saat ini dihadapi oleh banyak pemerintah daerah.
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia.
Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni
plastik yang bersifat thermoplastic dan yang
bersifatthermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan
diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak
dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
11
peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998)
komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga
adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik
menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan
terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak
dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun
tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi
lingkungan. (YBP, 1986).
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan
kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini
sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik
itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara
sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak
bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa
menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita
temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita
mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse)
kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung
kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah
digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang
plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita
berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang
dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika
setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125
juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika
kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga
nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang
terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih
malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa
di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung
12
plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan
atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh
industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat
diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai
kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi
dan sebagainya (Sasse et al.,1995).
13
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik
telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses
kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan
bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001).
Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di
pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena
(PP), dan asoi.
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih
terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu
dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan
kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan
plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik
polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan
papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel
yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi
dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang
sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman
(2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Karakteristik limbah:
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
3.2 Saran
15
lingkungan sekitar. Dengan pengolahan limbah diharapkan lingkungan sekitar
bisa tetap alami tidak tercemar oleh limbah.
Daftar Pustaka
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/
isi_4.htm
http://onlinebuku.com/2009/01/20/pengolahan-limbah-plastik-dengan-metode-
daur-ulang-recycle/
16