Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meningkatnya kesadaran tentang bahaya yang timbul akibat pemanasan global
pada beberapa tahun belakangan, ternyata membuat tren gaya hidup hijau menjadi
makin digandrungi. Faktanya, sebagaian besar masyarakat dunia kini semakin
marak menyerukan dan menerapkan gaya hidup sehat tersebut. Bahkan, pihak
pemerintah di beberapa negara maju juga dikabarkan telah benar-benar concern
terhadap gaya hidup yang dikenal dengan istilah green life style tersebut. Salah
satunya ialah pemerintahan Korea Selatan.

Kepedulian Korea Selatan akan hidup sehat tercermin dari adanya metode
khusus dalam penanganan limbah sampah yang dihasilkan penduduknya, baik
itu sampah rumah tangga (household waste), sampah sisa makanan, ataupun
sampah yang berasal dari sisa industri.

Berdasarkan data yang dilansir dari situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup
Republik Korea menyebutkan bahwa tiap tahunnya ada kenaikan volume sampah
di negeri gingseng tersebut. Data terakhir pada tahun 2007 menunjukkan ada
sebanyak 50,346 ton sampah rumah tangga yang dihasilkan tiap harinya. Hal itulah
yang mendorong negara dengan jumlah penduduk 48, 4 juta jiwa ini pada akhirnya
menjadi concern memandang sisi penting akan bahaya sampah terhadap
lingkungan. Masalah limbah ini memang tengah melanda hampir diseluruh belahan
dunia, beragam carapun di lakukan demi menekan jumlah limbah yang dihasilkan.

Seperti yang dikutip dari situs resmi UNEP (United Nations Environment
Programme), divisi lingkungan PBB, menuliskan bahwa pada tahun tersebut
pemerintah Korea Selatan dikabarkan telah berhasil menggalakkan program daur
ulang limbah sampah yang dikenal dengan nama Extended Producer Responsibility
(EPR).

Ada beberapa definisi tentang limbah itu sendiri. Salah satunya menurut Mahida
(1984), yang menyatakan bahwa limbah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan,
yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi,
atau jumlahnya, baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat
membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk
hidup lainnya.

Pemahaman akan limbah tentunya sangat diperlukan saat ini, mengingat


banyaknya bahaya dari limbah yang dapat mendatangkan bencana maupun
permasalahan kesehatan dan lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.
2

1.2 Tujuan Penulisan


Berikut ini adalah tujuan penulisan mengenai pengolahan limbah
diantaranya :
1. Mahasiswa dapat memahami apa itu limbah dan ciri-ciri nya
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti berbagai jenis limbah serta
bagaimana cara pengolahannya
3. Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan mengenai
pengolahan limbah yang seharusnya dalam kehidupan sehari-hari
3

BAB II
PEMBAHASAN

Limbah adalah bahan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses
produksi, baik dari alam maupun hasil dari kegiatan manusia yang berdampak
negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik.
Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I
tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah bahan/barang
sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah
berubah dari aslinya.
Berikut adalah lima kelompok bagaimana limbah terbentuk :
a. Limbah yang berasal dari bahan baku yang tidak mengalami perubahan
komposisi baik secara kimia dan biologis. Mekanisme transformasi yang
terjadi hanya bersifat fisis semata seperti pemotongan dan penggergajian
dsb. Limbah katagori ini sangat cocok untuk dimanfaatkan kembali sebagai
bahan baku. Sampah kota banyak termasuk dalam katagori ini.
b. Limbah yang terbentuk akibat hasil samping dari sebuah proses kimia, fisika
dan biologis, atau karena kesalahan ataupun ketidak optimuman proses yang
berlangsung. Limbah yang dihasilkan mempunyai sifat yang berbeda dari
bahan baku semula. Limbah ini ada yang dapat menjadi bahan baku bagi
industri lain atau sama sekali tidak dapat dimanfaatkan. Usaha modifikasi
proses akan mengurangi terbentuknya limbah jenis ini.
c. Limbah yang terbentuk akibat penggunaan bahan baku sekunder, misalnya
pelarut atau pelumas. Bahan baku sekunder ini tidak ikut dalam reaksi
proses pembentukan produk. Limbah ini kadang kala sangat berarti dari
sudut kuantitas dan merupakan sumber utama dari industrial waste water .
Teknik daur ulang ataupun penghematan penggunaan bahan baku sekunder
banyak diterapkan dalam menanggulanginya.
d. Limbah yang berasal dari hasil samping proses pengolahan limbah. Pada
dasarnya semua pengolah limbah tidak dapat mentransfer limbah menjadi
100% non limbah. Ada produk sampingan yang harus ditangani lebih lanjut,
baik berupa partikulat, gas dan abu (misalnya dari insinerator), lumpur
(misalnya dari unit pengolah limbah cair), atau bahkan limbah cair
(misalnya dari sebuah lahan-urug).
e. Limbah yang berasal dari bahan samping pemasaran produk industri,
misalnya kertas, plastik, kayu, logam, drum, kontainer, tabung kosong dsb.
Limbah jenis ini dapat dimanfaatkan kembali sesuai fungsinya semula atau
diolah terlebih dahulu agar menjadi produk baru. Sampah kota banyak
terdapat dalam katagori ini.
4

Limbah juga dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia dan hewan yang berbentuk padat, lumpur (sludge), cair maupun
gas yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Walaupun
dianggap sudah tidak berguna dan tidak dikehendaki, namun bahan tersebut
kadang–kadang masih dapat dimanfaatkan kembali dan dijadikan bahan baku.
Adanya limbah ini karena adanya suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, limbah berasal dari buangan atau sisa produk olahan yang sudah tidak di
pakai lagi dan dapat berasal dari alam misalnya limbah daun dari tanaman yang
sudah kering. Standar kehidupan yang tinggi dan juga peningkatan populasi
penduduk telah meningkatkan kuantitas produksi limbah. Ketatnya arus
industrialisasi dan urbanisasi telah meningkatkan level kontaminan baik itu organik
maupun anorganik di suatu lingkungan.
Bank Dunia mengingatkan bahwa total limbah padat yang dihasilkan di seluruh
dunia mencapai sekitar 1,3 milyar ton pertahun. Pada tahun 2025 mendatang
volume limbah dunia diproyeksikan akan meningkat hampir dua kali lipat, yaitu
mendekati 2,2 milyar ton pertahun. Dengan jumlah sebesar itu, saat ini limbah
menyumbang hampir 5% emisi gas rumah kaca global. Dan gas metana yang
dihasilkan dari tempat pembuangan sampah (terutama tempat pembuangan sampah
akhir/TPA) dengan jumlah mencapai 12% dari total emisi gas metana global.
Fakta menunjukkan limbah domestik merupakan penyumbang terbesar, yaitu
setengah dari jumlah total limbah yang dihasilkan. Dari data yang dikeluarkan oleh
The Packaging and Industrial Films Association (PIFA) diketahui bahwa limbah
padat, di antaranya dari limbah rumah tangga, menyumbang sebesar 39% dari total
limbah domestik. Limbah rumah tangga tersebut didominasi oleh sampah dapur
sebesar 30%, diikuti sampah dari Koran dan Majalah 20% dan kertas sebesar 10%.
Produksi sampah plastik di Indonesia menduduki peringkat kedua penghasil
sampah domestik yaitu sebesar 5,4 juta ton per tahun. Dari seluruh sampah yang
ada, 57 persen ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak 46 ribu
sampah plastik mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman
sampah plastik di Samudera Pasifik sudah mencapai hampir 100 meter.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara
terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat
lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika
dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi
kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai
di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia.
Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia
tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan, maka dapat membungkus
permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Setiap tahun, sekitar 500 milyar
– 1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang
5

menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya. Lebih dari 17 milyar kantong
plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya.
Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota
besar. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik
mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik
membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya.
Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan
penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
Limbah plastik merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Limbah plastik merupakan limbah terbanyak yang
terdapat di bumi. Plastik tidak dapat terurai dengan cepat. Waktu yang diperlukan
plastik agar terurai yaitu sekitar 1000 tahun. Limbah tidak dapat dihilangkan tetapi
dapat dikurangi dengan banyak cara, yaitu dengan mendaur ulang sampah, plastik
dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable dan juga dibakar pada suhu yang sangat
tinggi.
Limbah dapat merusak lingkungan dan apabila tidak dikelola dengan baik dapat
mengakibatkan bencana, seperti menjadi sumber penyakit, pencemaran lingkungan,
dan bahkan kematian. Namun jika kita bisa mengelolanya dengan baik maka selain
lingkungan, kita juga dapat terhindar dari bibit penyakit. Kita juga bisa
memanfaatkan hasil dari pengelolaan tersebut baik dengan cara dijual maupun kita
gunakan sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan
limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan
pengurangan serta pemanfaatan limbah. Tujuan pengolahan limbah adalah
menurunkan kandungan bahan organic dan bahan lainnya di dalam limbah, baik
dalam bentuk cair maupun gas sehingga diperoleh konsentrasi yang aman untuk
dibuang.
Secara umum pengolahan limbah dikategorikan dalam tiga jenis yaitu
pengolahan fisika, pengolahan kimia dan pengolahan biologi. Pengolahan Fisika
contoh prosesnya yaitu Screening, Pengendapan, Flotasi, Filtrasi, Adsorbsi,
Teknologi Membran. Pengolahan Kimia contoh prosesnya yaitu Koagulasi,
Flokulasi. Pengolahan Biologi contoh prosesnya yaitu Reaktor Pertumbuhan
Tersuspensi, Reaktor Pertumbuhan Lekat.
Limbah dapat dibagi menurut jenisnya, yaitu:
a. Berdasarkan sumbernya, limbah dibedakn menjadi:
1. Limbah domestik, yakni limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman
penduduk dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran, dll.
2. Limbah industri, yakni limbah yang merupakan hasil buangan industri.
3. Limbah pertanian, yakni limbah yang berasal dari kegiatan
pertanian/perkebunan.
6

4. Limbah pertambangan, limbah yang berasal dari kegiatan


pertambangan
b. Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:
1. Limbah organik : limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh
proses biologi baik aerob atau anaerob.
2. Limbah anorganik : limbah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Limbah anorganik dapat dibagi menjadi:
 Recyclable : limbah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi
 Non-recyclable : limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan
tidak dapat diolah atau diubah kembali
c. Berdasarkan bentuknya, limbah dibedakan menjadi:
1. Limbah padat, adalah limbah yang berbentuk padat. Limbah jenis ini
masih dibagi lagi menjadi berbagai jenis, yakni:
 Garbage, adalah sampah organik yang mudah membusuk.
 Ashes, adalah segala jenis abu.
 Street Sweeping, adalah segala jenis bangkai terutama yang besar.
 Industrial waste, adalah benda-benda padat sisa yang merupakan
sampah industri

2. Limbah cair, adalah limbah yang berbentuk cair. Pembagian limbah


cair:
 Limbah cair domestik (rumah tangga), contoh: air sabun, tinja,
sisa minyak goreng, dll.
 Limbah cair industri, contoh: air cucian.
 Rembesan dan luapan, contoh: rembesan AC
 Air hujan.
3. Limbah gas, adalah limbah yang berwujud berupa gas. Contoh:
 Gas CO
 O2
 NO2
 CO2
 H2
 SO2
 HCL
 dll.

Berikut adalah beberapa cara pengolahan limbah, diantaranya :


a. Sampah Organik
1. Makanan Ternak
7

Di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya


dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang
ternak, misalnya babi, unggas. Di Indonesia, sampah organik dari pasar
yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa
makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam
atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah
juga mengurangi biaya peternakan. Namun, sampah organik ini harus
dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak.
Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan
sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat
terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.
2. Komposting
Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, segaligus usaha
mendapatkan bahan-bahan kompos yang sangat menyuburkan tanah. Sistem
ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan
organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganik dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan
dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, khamir, juga insekta dan
cacing. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, maka diperlukan
beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai
komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah
dan tidak terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).
Sistem pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
- Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
- Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.
- Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan
instalasi yang mahal.
- Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding dengan
pupuk buatan
3. Biogas
Para petani selalu mencari jalan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
salah satu cara peningkatan taraf hidup ialah dengan cara membuat bahan
bakar untuk memasak. Dewasa ini banyak petani membuat bahan bakar
biogas berskala kecil di rumah. Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah
organik atau campuran dari keduanya. secara garis besar, biogas dapat
dibuat dengan cara mencapur sampah-sampah organik dengan air kemudian
dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya dibiarkan
selama kurang lebih 2 (dua) minggu. Sampah yang dibuat biogas ini
mempunyai kelebihan antara lain:
8

- Mengurangi jumlah sampah.


- Menghemat energi dan merupakan sumber energi yang tidak merusak
lingkungan.
- Nyala api bahan bakar biogas ini terang/bersih, tidak berasap seperti arang
kayu atau kayu bakar. Dengan menggunakan biogas, dapur serta makanan
tetap bersih.
- Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.
b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sebelum
dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah
ini masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur
ulang.
1. Dijual ke Pasar Loak/Dirombeng untuk Bahan Baku
Sisi lain dari pemanfaatan sampah anorganik, seperti kertas bekas, koran
bekas, majalah bekas, botol bekas, ban nekas, radio tua, TV tua, dan sepeda
usang, adalah dijual ke pasar loak. Atau jika enggan pergi ke pasar loak,
juga dapat memanggil tukan loak yang biasa membeli barang-barang bekas
ke rumah-rumah. Cara lain dapat juga di jual ke tetangga ataupun teman.
Dengan demikian, sudah ada usaha mengurangi jumlah sampah yang ada.
Cobalah untuk mengumpulkan barang-barang bekas kemudian dijual,
pendapatan rumah tangga akan bertambah.
2. Daur Ulang
Berbicara mengenai proses daur ulang, ada baiknya apabila mengetahui
jenis sampah yang dapat didaur ulang. Sampah-sampah yang dapat di daur
ulang, antara lain:
- Sampah plastik.
- Sampah logam
- Sampah kertas
- Sampah kaca.
3. Sanitary Landfill
Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan
sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir). Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya
ditutup tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar
tempat sampah tersebut dilengkapi dengan sistem saluran leachate yang
berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di sanitary landfill
tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas
penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
sanitary landfill, yaitu :
9

- Semua lanfill adalah warisan bagi generasi mendatang.


- Memerlukan lahan yang luas.
- Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan
dampak lingkungan.
- Aspek sosial harus mendapat perhatian.
- Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.
- Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan
zat-zat beracun)
- Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
4. Pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak
membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar
limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak
tanah lalu dinyalakan apinya. Sampah padat dibakar di dalam insinerator.
Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume
sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini lebih relatif
mahal dibanding dengan sanitary lanfill, yaitu sekitar 3 x lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah :
- Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
- Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dibanding sanitary
landfill
- Membutuhkan lahan yang relatif kecil
- Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
- Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat
anorganik.
- Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air
panas, listrik, dan pencairan logam.
Pembelajaran tentang limbah dan cara pengelolaannya merupakan hal yang
sangat penting untuk terus dilakukan. Karena dengan cara tersebutlah mahasiswa
sebagai peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang
hal-hal yang perlu dipikirkan dan di lakukan dalam mengelola limbah.
Pembelajaran tersebut diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa kelak ketika
berperan sebagai polymaker atau sebagai pihak pengambil keputusan tentang
pengelolaan limbah di suatu daerah.
Tujuan dari mempelajari limbah adalah untuk mengetahui karakteristik
mendasar dari suatu limbah. Pelajaran tentang karakteristik limbah merupakan hal
yang penting untuk didapatkan karena pengelolaan limbah yang akan dilakukan
selalu didasarkan pada karakteristik-karakteristik tersebut. Dengan adanya
pengetahuan tentang karakteristik limbah maka kita dapat belajar untuk
merumuskan dan merencanakan perencanaan yang tepat dalam pengolahan limbah
tersebut. Sehingga dampak negatif yang mungkin ditimbulkan limbah dapat
10

diminimalisir. Selain itu, pembelajaran tentang limbah juga merupakan salah satu
upaya untuk menemukan cara guna memanfaatkan atau mengeluarkan potensi nilai
dan manfaat dari limbah. Pembelajaran akan limbah dapat menuntun mahasiswa
dalam menentukan cara baru yang inovatif dalam melakukan kegiatan usaha
pemanfaatan limbah untuk dijadikan produk yang memiliki manfaat bagi kehidupan
manusia. Pembelajaran akan limbah penting sebagai pengantar bagi mahasiswa
untuk mengenal lebih jauh tentang karakteristik limbah, sehingga dapat dijadikan
sebagai bekal bagi mereka untuk menemukan cara yang tepat dalam mengolah
limbah utamanya jenis limbah industri yang selama ini belum banyak dimanfaatkan
dan kebanyakan merupakan jenis limbah yang berbahaya bagi lingkungan
Kita akan beristirahat memikirkan limbah jika limbah tersebut
sudah tidak ada lagi atau dihasilkan dimuka bumi, namun sayangnya hal
tersebut tidak mungkin terjadi karena setiap aktivitas manusia pasti akan
menghasilkan limbah. Dengan kata lain, permasalahan akan limbah ini
tidak akan berakhir selama masih ada peradaban manusia di muka bumi
ini. Ditambah lagi, kedepannya permasalahan akan limbah ini dapat
menjadi lebih kompleks mengingat jenis limb ah yang dihasilkan industri
akan semakin banyak dan beragam dengan semakin berkembangnya
industri yang ada. Semakin banyak dan beragamnya jenis limbah ini
tentu akan menjadi fokus perhatian dalam penanga nannya mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan dari limbah. Inovasi dalam
pengelolaan limbah sangat diperlukan seiring dengan semakin
berkembang dan beragamnya jenis limbah yang dihasilkan. Jenis limbah
yang terus berubah merupakan tantangan bagi manusia untuk terus
berfikir dan mengetahui cara yang tepat untuk mengolahnya. Dengan
semakin banyak dan beragamnya jenis limbah maka cara pengelolaan
limbah yang ditempuh juga harus semakin canggih.
11

BAB III
KESIMPULAN

Limbah adalah sisa atau buangan dari suatu produksi


m a u p u n p r o s e s ya n g t e r j a d i , b a i k s e c a r a a l a m i m a u p u n h a s i l d a r i
k e g i a t a n ya n g d i l a k u k a n o l e h m a n u s i a ya n g f u n g s i n ya s u d a h
b e r u b a h d a r i a s l i n ya d a n b e r d a m p a k n e g a t i f a p a b i l a t i d a k
d i k e l o l a d e n g a n b a i k . Limbah cair industri tergolong limbah yang
paling berbahaya karena dapat mencemari perairan. Usaha pengolahan dan
pemanfaatan limbah industri merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan,
mengingat dampak negatif yang mungkin ditimbulkan jika limbah tersebut
dibiarkan atau langsung dibuang ke alam.
12

DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada 24 Februari 2016

http://ilmulingkungan.com/pengertian-limbah/

Diakses pada 26 Februari 2016

Wahyu , 2008 , Pengolahan Limbah Industri , Wikipedia.

https://ferdianrikudo.wordpress.com/2011/01/05/limbah-dan-teknik-
pengolahannya/

http://perpustakaan-online.blogspot.com/2011/04/cara-pengolahan-limbah.htm

Anda mungkin juga menyukai