Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH K3

“Pengolahan Limbah Organik dan Anorganik”

Disusun oleh :

Kelompok 4 Reguler-2 17A

Asyyah Rizki Fadilah 3422117045

Novia Nurmawati 3422117212

Nur Afifah Salma 3422117213

Priska Ayu Nilamsari 3422117229

Restu Ega Arifin 3422117253

Risma Werdaningsih 3422117271

Dosen :
Muhammad Fathan N.U.,S.Si.,M.Farm.,Apt

AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA


2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dengan bertambah nya jumlah penduduk dunia, maka akan bertambah pula
limbah atau sampah yang akan dihasilkannya. Maka bagaimana cara pengelolaan
limbah menjadi sangat penting untuk dibahas. Jika pada tahu 2011 saja jumlah
penduduk dunia mencapai 7 milliar, maka pada tahun 2050 jumlahnya diperkirakan
mencapai 9,3 milliar (BPS, 2011). Tidak ada yang pasti mengenai limbah yang ada di
Indonesia maupun didunia. Namun dapat diperkirakan bahwa dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk dunia ini maka kebutuhan akan pemenuhan akan
meningkatkan dan konsenkuensi lainnya adalah peningkatan jumlah limbah.
Permasalahan limbah tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi hampir disemua
negara dibelahan bumi ini. Dan di Indonesia pun permasalahan limbah tidak hanya
terjadi di satu kota saja, tetapi terjadi dibeberapa kota, terutama kota besae.
Di Indonesia dengan semakin mengingkatnya jumlah limbah maka pola lama
pengelolaan sampah di Indonesia yang berupa pengumpulan, pengangkutan,
pembuangan (P3) mulai bergeser ke pemilihan, pengelolaan, pemanfaatan,
pembuangan residu (P4). Sebagaimana diundangkan UURI No 18/2008 tentang
pengelolaan sampah. Selain itu dalam dalam rencana nasional Sanitasi Lingkungan
Berbasis Masyarakat juga telah dicantumkan bahwa penanganan sampah memerlukan
upaya mulai dari partisipasi masyarakat hingga pemerintah. Pengolahan sampah
menjadi sangat penting karena sangat berpengaruh pada biaya pengolahan. Sampah
yang tercantum akan membutuhkan biaya pengolahan yang lebih mahal. Oleh karena
kunci dari pengelolaan sampah adalah pemilihan atau pemisahan antara jenis sampah
yang satu dengan jenis sampah yang lain.
Lalu bagaimana pengolaan sampah yang berasal dari rumah tangga dan di
bahas dalam makalah ini. Dimana dalam proses pengolahanya masyarakat berperan
dalam pengolahannya masyarakat berperan dalam pengolahan dan pemanfaatkan
sampah organik dan sanpah anorganik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI LIMBAH
Limbah merupakan bahan sisa yang diperoleh dari proses produksi atau sisa
kegiatan baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan lain
sebagainya.

B. KARAKTERISTIK LIMBAH
 Ukurannya kecil atau mikro
 Sifatnya dinamis
 Memiliki dampak luas (persebarannya)
 Memiliki dampak jangka yang panjang (antar generasi)

C. LIMBAH ORGANIK
Limbah organik adalah limbah yang bisa diuraikan dengan sempurna oleh
proses biologi secara aerob ataupun anaerob. Limbah organik tersusun atas bahan-
bahan yang sifatnya organik seperti dari aktivitas rumah tangga ataupun aktivitas
industri.
Limbah organik ini juga dapat dengan mudah terurai dengan proses yang
alami. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil menjadikan zat tersebut akan
mengendap ke dalam tanah, dasaran sungai, danau dan juga laut dan kemudian
akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
Limbah organik juga bersifat mudah membusuk, misalnya pada limbah
organik antara lain sisa-sisa makanan, dedaunan, ranting pohon, kotoran manusia
maupun hewan, kertas, kulit pohon, tulang dari makhluk hidup dan lain-lain.
Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai
menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau atau yang sering dinamakan
dengan kompos. Kompos ialah hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti
dedaunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput dan bahan lain yang sejenis yang
proses pelapukannya dipermudah dengan bantuan manusia.
a) Jenis – Jenis Limbah Organik
 Limbah Organik Basah
Limbah organik basah merupakan sampah yang didalamnya terdapat
kandungan air sangat tinggi. Contoh dari limbah organik basah yang dapat
digunakan sebagai karya kerajinan antara lan kulit jagung, kulit bawang,
kulit buah, biji-bijian, daun-daunan, jerami dan lain-lain.
Pengelolaan limbah organik basah dapat dilakukan dengan cara
mengeringkan dengan bantuan sinar matahari sampai kadar airnya menjadi
habis. Kemudian limbah yang telah kering bisa dijadikan berbagai produk
kerajinan.
 Limbah Organik Kering
Limbah organik kering merupakan sampah yang mempunyai
kandungan air cukup rendah. Contoh limbah kering antara lain kertas,
kardus, kerang, tempurug kelapa, sisik ikan, kayu, kulit telur, serbuk
gergaji dan lain sebagainya. Limbah organik kering bisa didaur ulang
menjadi beberapa jenis kerajinan.

b) Dampak Limbah Organik


1. Dampak terhadap Kesehatan
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
• Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
• Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
• Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan
binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
• Sampah beracun: banyak kejadian orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik
yang memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak terhadap Lingkungan


Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai
akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain
berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

c) Prinsip pengolahan limbah organik


• Reduce (Mengurangi)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
• Reuse ( Menggunakan kembali)
Sebisa mungkin memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali.
• Recycle ( Mendaur Ulang )
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang
lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak
industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain.
• Replace (Mengganti)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang
hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

d) Pengolahan limbah organik


Pada prinsipnya limbah organik dapat ditangani tanpa melalui daur
ulang dan dengan melalui daur ulang. Penanganan limbah organik tanpa
melalui daur ulang artinya limbah tersebut dapat dimanfaatkan secara
langsung. Misalnya sampah rumah tangga, berupa sayuran dan daun-daun
bekas dapat digunakan sebagai makanan ternak. Sedangkan untuk penanganan
limbah organik melalui daur ulang dilakukan dengan membuatnya menjadi
pupuk kompos dan biogas.
 Pembuatan Kompos
Pupuk kompos dibuat dari limbah organik (daun, sampah rumah tangga
dan kotoran ternak) dengan cara menguraikan bahan-bahan organik menjadi
bahan anorganik. Proses ini bantu oleh mikroorganisme melalui fermentasi.
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan kompos dikenal sebagai
Effective Microorganism (EM). EM ini terdiri atas mikroorganisme aerob dan
anaerob. Kedua kelompok mikroorganisme ini bekerja sama menguraikan
samapah-sampah organik.
Kompos digunakan sebagai pupuk tanaman yang bersifat ramah
lingkungan dan hasil panen dari tanaman pertanian yang menggunakan pupuk
ini memiliki harga jual yang lebih mahal karena resiko masuknya zat-zat
berbahaya dari tanaman pertanian yang dipupuk dengan kompos lebih sedikit
bahkan hampir tidak ada dibandingkan dengan tanaman pertanian yang
menggunakan pupuk kimia.
 Pembuatan Biogas
Biogas merupakan gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Gas ini dihasilkan dari proses pembusukan atau fermentasi anaerob ( tanpa
oksigen ) sampah organik ( kotoran hewan sisa-sisa tumbuhan atau kedua-
duanya ). Proses ini dibantu oleh bakteri Metalothrypus methanica ). Langkah
pembuatannya diawali dari mencampurkan sampah organik dan air kemudian
dimasukkan bakteri M. methanica dan disimpan didalam tempat yang kedap
udara sekitar dua minggu.
 Daur Ulang Kertas
Kertas bekas membungkus makanan, kertas bekas kegiatan adaministrasi
maupun kertas bekas dari media-media cetak dapat dimanfaatkan dengan
mendaur-ulangnya. Daur ulang kertas menghasilkan kertas yang dapat
dimanfaatkan sebagai kertas buram, kertas pembungkus kado atau aneka
kerajinan yang lain.
e) Pemanfaatan Limbah Organik
Manfaat sampah organik adalah untuk meningkatkan kesuburan pada
tanah, karena bahannya organik dapat di urai oleh bakteri yang kemudian
menjadi nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menjadi
lebih subur dan pohonnya bisa tambah bagus tumbuhnya. Ada juga limbah
organik yang dapat di jadikan barang yang bernilai tinggi, seperti limbah akar
tanaman untuk hiasan rumah, serbuk kayu untuk di jadikan mebel atau
perabotan rumah tangga.
Berikut pemanfaatan limbah organik, terdiri atas:
1. Dibuat menjadi kompos

Kompos dapat dibuat dari sampah organik yang menganung karbon dan
nitrogen seperti sampah hijau, kotoran hewan, lumpur cair, dll. Proses
pengomposan dimulai dengan pemilihan jenis sampah, pengecilan ukuran,
penyusunan tumpukan, pembalikan, penyiraman, hingga proses
penyimpanan. Sebaiknya seluruhtahapan dilakukan degan cara organik.
2. Dijadikan sebagai pupuk sederhana
Ini berlaku untuk sampah organik hijau yang berupa daun-daunan (contoh
samaph dapur). Caranya sangat mudah, kita tinggal membuat lubang yang
digunakan untuk membuang / menanam sampah organik tersebut sehingga
kita tidak perlu membakar sampah organik. Sampah yang ditanam akan
menyediakan unsur hara dan membuat siklus ekosistem dalam tanah
berjalan dengan normal.
3. Dijadikan tambahan pakan ternak

Salah satu penelitian yang berhasil membuat pakan ayam dan ikan dari
limbah organik rumah tangga dengan cara mencampur sisa sayuran, ikan
dan ayam dengan dedak hasil penggilingan beras kemudian diifermentasi
dengan menggunakan mikroba Niitrogen Phosphate Recovery Consentred
Feed Product Developpment Organism (NOPCO) selama 5 hari sehingga
menghasilkan pelet pakan ternak.

4. Dijadikan kerajinan tangan

Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sampah organik yang bisa
menjadi sumber penhahsilan bagi para ibu rumah tangga. Bahkanbila
ditangani dengan serius bisa diekspor keluar negeri dan mendatangkan
devisa bagi negara. Beberapa contoh kerajinan tangan yang bisa dibuat
dengan menggunakan sampah organik adalah membuat kain dari serat
tanaman, membuat sandal dari daun pandan, membuat ornamen bunga dari
kulit jagung, membuat tas dari batok kelapa, dll.

D. LIMBAH ANORGANIK
Limbah anorganik adalah limbah yang berasal bukan dari makhluk hidup.
Limbah anorganik ini memerlukan waktu yang lama atau bahkan tidak dapat
terdegradasi secara alami. Beberapa limbah anorganik diantaranya styrofoam,
plastik, kaleng, dan bahan gelas atau beling. Salah satu pemanfaatan limbah
anorganik adalah dengan cara proses daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan
upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat
dipakai kembali. Beberapa limbah anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui
proses daur ulang, misalnya plastik, gelas, logam, dan kertas.

a) Jenis-Jenis limbah Anorganik


 Limbah plastik
Limbah plastik biasanya digunakan sebagai pembungkus barang.
Plastik juga digunakan sebagai perabotan rumah tangga seperti ember,
piring, gelas, dan lain sebagainya. Keunggulan barang-barang yang terbuat
dari plastik yaitu tidak berkarat dan tahan lama. Banyaknya pemanfaatan
plastik berdampak pada banyaknya sampah plastik. Padahal untuk hancur
secara alami jika dikubur dalam tanah memerlukan waktu yang sangat
lama. Cobalah kalian kubur sampah plastik selama beberapa bulan,
kemudian gali lagi penutup tanahnya dapat dipastikan bahwa plastik
tersebut akan tetap utuh.
Karena itu, upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah
plastik untuk didaur ulang menjadi barang yang sama fungsinya dengan
fungsi semula maupun digunakan untuk fungsi yang berbeda. Misalnya
ember plastik bekas dapat didaur ulang dan hasil daur ulangnya setelah
dihancurkan dapat berupa ember kembali atau dibuat produk lain seperti
sendok plastik, tempat sampah, atau pot bunga. Plastik dari bekas makanan
ringan atau sabun deterjen dapat didaur ulang menjdai kerajinan misalnya
kantong, dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau payung. Botol bekas
minuman bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-anak. Sedotan
minuman dapat dibuat bunga-bungaan, bingkai foto, taplak meja, hiasan
dinding atau hiasan-hiasan lainnya.

 Limbah logam
Sampah atau limbah dari bahan logam seperti besi, kaleng, alumunium,
timah, dan lain sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan
sekitar kita. Sampah dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak kita
temukan dan yang paling mudah kita manfaatkan menjadi barang lain yang
bermanfaat. Sampah dari bahan kaleng dapat dijadikan berbagai jenis
barang kerajinan yang bermanfaat. Berbagai produk yang dapat dihasilkan
dari limbah kaleng di antaranya tempat sampah, vas bunga, gantungan
kunci, celengan, gift box, dan lain-lain.

 Limbah Gelas atau Kaca Limbah


gelas atau kaca yang sudah pecah dapat didaur ulang menjadi barang-
barang sama seperti barang semula atau menjadi barang lainseperti botol
yang baru, vas bunga, cindera mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang
mempunyai nilai artistik dan ekonomis.
 Limbah kertas
Sampah kertas kelihatannya memang mudah hancur dan tidak
berbahaya seperti sampah plastik. Namun walau bagaimanapun yang
namanya sampah pasti menimbulkan masalah jika berserakan begitu saja.
Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara langsung ataupun tak
langsung. Secara langsung artinya kertas tersebut langsung dibuat
kerajinan atau barang yang berguna lainnya. Sedangkan secara tak
langsung artinya kertas tersebut dapat dilebur terlebih dahulu menjadi
kertas bubur, kemudian dibuat berbagai kerajinan. Hasil daur ulang kertas
banyak sekali ragamnya seperti kotak hiasan, sampul buku, bingkai photo,
tempat pinsil, dan lain sebagainya.

b) Dampak Sampah Anorganik


1. Gangguan Kesehatan
 Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat
mendorong penularan infeksi;
 Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan
tikus
2. Menurunnya kualitas lingkungan
3. Menurunnya estetika lingkungan
Timbunan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan
lingkungan tidak indah untuk dipandang mata;
4. Terhambatnya pembangunan negara
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan
pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata
tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi
tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan
menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

c) Cara Mengolah Sampah Anorganik


Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan
kreativitas, sampah ini bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Berikut ini
merupakan tahap-tahap dari kegiatan daur ulang yang dapat dilakukan :
1. Mengumpulkan; yakni mencari barang-barang yang telah di buang
seperti kertas, botol air mineral, dus susu, kaleng dan lain-lainya.
2. Memilah; yakni mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan
berdasarkan jenisnya, seperti kaca, kertas, danplastik.
3. Menggunakan Kembali; Setelah dipilah, carilah barang yang masih
bisadigunakan kembali secara langsung. Bersihkan terlebih dahulu
sebelum digunakan.

4. Mengirim; Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang


sampah, atau menunggu pengumpul barang bekas keliling yang akan
dengan senang hati membeli barang tersebut.
5. Lakukan Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan ketrampilan
kenapatidak melakukan proses daur ulang sendiri. Dengan kreatifitas
berbagaisampah yang telah terkumpul dan dipilah dapat disulap
menjadi barang-barang baru yang bermanfaat.

a) Keuntungan Daur Ulang Sampah Anorganik


1. Aspek Lingkungan
 Penghematan Sumber Daya Alam
Pemenuhan bahan baku pabrik dari hasil pemulungan sampah
menyebabkan penggunaan bahan baku yang berasal dari alam menjadi
berkurang dan dapat ditekan. Selanjutnya bahan baku dari alam dapat
digunakan untuk proses produksi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Sebagai contoh, setiap ton daur-ulang baja dapat menghemat 1,5 ton biji
besi dan 3,6 barel minyak atau menghemat 67% energi.
 Pengurangan Pencemaran Lingkungan
Beberapa keunggulan daur-ulang sampah anorganik yang berkaitan
dengan penanggulangan pencemaran lingkungan antara lain adalah sebagai
berikut: a. Mendaur-ulang 1 ton kertas koran akan menyelamatkan 17
pohon dan menggunakan kertas daur-ulang dapat mengurangi 74%
pencemaran udara, 34% pencemaran air, dan menghemat energi hingga
67%. b. Usaha daur-ulang sampah anorganik seperti kaca, plastik, kertas
koran, kaleng, besi, dapat mengurangi tumpukan sampah kota hingga 25%.
2. Aspek Ekonomi
 Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah
Daur-ulang sampah anorganik telah terbukti dapat mereduksi biaya
pengangkutan dan pembuangan akhir. Sebagai contoh, di Bandung laju
daurulang sampah anorganik di 38 TPS yang ada adalah sekitar 37.204 kg
per minggu atau 1.939.923 kg per tahun. Biaya satuan pengangkutan dan
pembuangan akhir untuk setiap ton sampah di Kota Bandung adalah
sebesar Rp.58.540,- dan Rp.17.700,-, maka biaya pengelolaan sampah
yang dapat dihemat bisa mencapai Rp. 147 juta setiap tahun. Bila
diasumsikan laju daurulang sampah anorganik meningkat sampai 20% dari
total sampah anorganik yang masuk ke TPS, maka biaya yang dapat
dihemat mencapai Rp. 379 juta per tahun.
 Menciptakan Lapangan Kerja
Hasil Studi CPIS (1988) menyebutkan bahwa seorang pemulung di Jakarta
mampu mengumpulkan rata-rata 35 kg sampah per hari. Apabila
penyerapan pemulung terhadap total produksi sampah kota sebesar 25%,
maka di Jakarta saja yang menghasilkan sekitar 6.000 ton sampah per hari
mampu menciptakan lapangan kerja di sektor informal bagi Kurang lebih
40.000 pemulung. Selain itu kegiatan daur-ulang sampah anorganik
mampu menciptakan usaha bagi pelapak, bandar dan pemasok. Dengan
asumsi dasar bahwa seorang pelapak membeli dari 15,5% pemulung setiap
harinya (CPIS, 1988), maka kegiatan daur-ulang sampah mampu
menciptakan usaha bagi sekitar 2.500 pelapak di Jakarta, dengan
keuntungan bersih yang relatif cukup besar, yaitu Rp.32.445,- setiap hari.
 Menyediakan Bahan Baku Bagi Industri
Daur-Ulang Sampah Hasil penyortiran sampah oleh pemulung akhirnya
akan disetorkan ke pabrik pengolah bahan sampah sebagai bahan baku
kelas dua. Sebagai contoh di Indonesia terdapat dua pabrik kertas berskala
besar yang membutuhkan bahan baku dari sampah kertas sebesar 50 ton
per hari (PT. Gunung Jaya Agung) dan 1.000 ton/hari (PT. Sinar Dunia
Makmur).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sampah adalah barang sisa dari berakhirnya suatu proses, sampah di bagi jadi
2 yaitu samapah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang
bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil
dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Sampah anorganik yaitu sampah
yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga
penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Cara pengolahan sampah
organik adalah dengan melakukan pengomposan. Sedangkan cara mengolah sampah
anorganik adalah dengan kreativitas, sampah ini bisa didaur ulang untuk beragam
kebutuhan karena sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami.

B. SARAN
Dari pembahasan diatas kami ingin menyarankan bagi pembaca agar lebih
menjaga lingkungan, dengan mengetahui dampak dan cara pengolahannya kita bisa
memperkecil dampak negatif dengan mengolah sampah agar dapat dimanfaatkan, agar
tidak hanya menjadi bibit penyakit namun lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Artiningsih, NKA, 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengeloaan Sampah Rumah
Tangga. Semarang: Universitas Diponegoro.
Cristian. H. 2008. Modifikasi Sistem Burner. Jakarta: Universitas Indonesia.
Darto, K. A. 2007. Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di
Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Sulistyawati E dan Ridwan N. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan sebagai Pupuk
Organik dalam Meningkatkan Produktivitas dan Menurunkan Biaya Produksi
Budidaya Padi. Bandung: ITB.
https://www.gurupendidikan.co.id/penjelasan-daur-ulang-limbah-organik-beserta-
penanganannya/

Anda mungkin juga menyukai