Disusun oleh :
Dosen :
Muhammad Fathan N.U.,S.Si.,M.Farm.,Apt
A. LATAR BELAKANG
Dengan bertambah nya jumlah penduduk dunia, maka akan bertambah pula
limbah atau sampah yang akan dihasilkannya. Maka bagaimana cara pengelolaan
limbah menjadi sangat penting untuk dibahas. Jika pada tahu 2011 saja jumlah
penduduk dunia mencapai 7 milliar, maka pada tahun 2050 jumlahnya diperkirakan
mencapai 9,3 milliar (BPS, 2011). Tidak ada yang pasti mengenai limbah yang ada di
Indonesia maupun didunia. Namun dapat diperkirakan bahwa dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk dunia ini maka kebutuhan akan pemenuhan akan
meningkatkan dan konsenkuensi lainnya adalah peningkatan jumlah limbah.
Permasalahan limbah tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi hampir disemua
negara dibelahan bumi ini. Dan di Indonesia pun permasalahan limbah tidak hanya
terjadi di satu kota saja, tetapi terjadi dibeberapa kota, terutama kota besae.
Di Indonesia dengan semakin mengingkatnya jumlah limbah maka pola lama
pengelolaan sampah di Indonesia yang berupa pengumpulan, pengangkutan,
pembuangan (P3) mulai bergeser ke pemilihan, pengelolaan, pemanfaatan,
pembuangan residu (P4). Sebagaimana diundangkan UURI No 18/2008 tentang
pengelolaan sampah. Selain itu dalam dalam rencana nasional Sanitasi Lingkungan
Berbasis Masyarakat juga telah dicantumkan bahwa penanganan sampah memerlukan
upaya mulai dari partisipasi masyarakat hingga pemerintah. Pengolahan sampah
menjadi sangat penting karena sangat berpengaruh pada biaya pengolahan. Sampah
yang tercantum akan membutuhkan biaya pengolahan yang lebih mahal. Oleh karena
kunci dari pengelolaan sampah adalah pemilihan atau pemisahan antara jenis sampah
yang satu dengan jenis sampah yang lain.
Lalu bagaimana pengolaan sampah yang berasal dari rumah tangga dan di
bahas dalam makalah ini. Dimana dalam proses pengolahanya masyarakat berperan
dalam pengolahannya masyarakat berperan dalam pengolahan dan pemanfaatkan
sampah organik dan sanpah anorganik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI LIMBAH
Limbah merupakan bahan sisa yang diperoleh dari proses produksi atau sisa
kegiatan baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan lain
sebagainya.
B. KARAKTERISTIK LIMBAH
Ukurannya kecil atau mikro
Sifatnya dinamis
Memiliki dampak luas (persebarannya)
Memiliki dampak jangka yang panjang (antar generasi)
C. LIMBAH ORGANIK
Limbah organik adalah limbah yang bisa diuraikan dengan sempurna oleh
proses biologi secara aerob ataupun anaerob. Limbah organik tersusun atas bahan-
bahan yang sifatnya organik seperti dari aktivitas rumah tangga ataupun aktivitas
industri.
Limbah organik ini juga dapat dengan mudah terurai dengan proses yang
alami. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil menjadikan zat tersebut akan
mengendap ke dalam tanah, dasaran sungai, danau dan juga laut dan kemudian
akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya.
Limbah organik juga bersifat mudah membusuk, misalnya pada limbah
organik antara lain sisa-sisa makanan, dedaunan, ranting pohon, kotoran manusia
maupun hewan, kertas, kulit pohon, tulang dari makhluk hidup dan lain-lain.
Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai
menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau atau yang sering dinamakan
dengan kompos. Kompos ialah hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti
dedaunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput dan bahan lain yang sejenis yang
proses pelapukannya dipermudah dengan bantuan manusia.
a) Jenis – Jenis Limbah Organik
Limbah Organik Basah
Limbah organik basah merupakan sampah yang didalamnya terdapat
kandungan air sangat tinggi. Contoh dari limbah organik basah yang dapat
digunakan sebagai karya kerajinan antara lan kulit jagung, kulit bawang,
kulit buah, biji-bijian, daun-daunan, jerami dan lain-lain.
Pengelolaan limbah organik basah dapat dilakukan dengan cara
mengeringkan dengan bantuan sinar matahari sampai kadar airnya menjadi
habis. Kemudian limbah yang telah kering bisa dijadikan berbagai produk
kerajinan.
Limbah Organik Kering
Limbah organik kering merupakan sampah yang mempunyai
kandungan air cukup rendah. Contoh limbah kering antara lain kertas,
kardus, kerang, tempurug kelapa, sisik ikan, kayu, kulit telur, serbuk
gergaji dan lain sebagainya. Limbah organik kering bisa didaur ulang
menjadi beberapa jenis kerajinan.
Kompos dapat dibuat dari sampah organik yang menganung karbon dan
nitrogen seperti sampah hijau, kotoran hewan, lumpur cair, dll. Proses
pengomposan dimulai dengan pemilihan jenis sampah, pengecilan ukuran,
penyusunan tumpukan, pembalikan, penyiraman, hingga proses
penyimpanan. Sebaiknya seluruhtahapan dilakukan degan cara organik.
2. Dijadikan sebagai pupuk sederhana
Ini berlaku untuk sampah organik hijau yang berupa daun-daunan (contoh
samaph dapur). Caranya sangat mudah, kita tinggal membuat lubang yang
digunakan untuk membuang / menanam sampah organik tersebut sehingga
kita tidak perlu membakar sampah organik. Sampah yang ditanam akan
menyediakan unsur hara dan membuat siklus ekosistem dalam tanah
berjalan dengan normal.
3. Dijadikan tambahan pakan ternak
Salah satu penelitian yang berhasil membuat pakan ayam dan ikan dari
limbah organik rumah tangga dengan cara mencampur sisa sayuran, ikan
dan ayam dengan dedak hasil penggilingan beras kemudian diifermentasi
dengan menggunakan mikroba Niitrogen Phosphate Recovery Consentred
Feed Product Developpment Organism (NOPCO) selama 5 hari sehingga
menghasilkan pelet pakan ternak.
Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sampah organik yang bisa
menjadi sumber penhahsilan bagi para ibu rumah tangga. Bahkanbila
ditangani dengan serius bisa diekspor keluar negeri dan mendatangkan
devisa bagi negara. Beberapa contoh kerajinan tangan yang bisa dibuat
dengan menggunakan sampah organik adalah membuat kain dari serat
tanaman, membuat sandal dari daun pandan, membuat ornamen bunga dari
kulit jagung, membuat tas dari batok kelapa, dll.
D. LIMBAH ANORGANIK
Limbah anorganik adalah limbah yang berasal bukan dari makhluk hidup.
Limbah anorganik ini memerlukan waktu yang lama atau bahkan tidak dapat
terdegradasi secara alami. Beberapa limbah anorganik diantaranya styrofoam,
plastik, kaleng, dan bahan gelas atau beling. Salah satu pemanfaatan limbah
anorganik adalah dengan cara proses daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan
upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat
dipakai kembali. Beberapa limbah anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui
proses daur ulang, misalnya plastik, gelas, logam, dan kertas.
Limbah logam
Sampah atau limbah dari bahan logam seperti besi, kaleng, alumunium,
timah, dan lain sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan
sekitar kita. Sampah dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak kita
temukan dan yang paling mudah kita manfaatkan menjadi barang lain yang
bermanfaat. Sampah dari bahan kaleng dapat dijadikan berbagai jenis
barang kerajinan yang bermanfaat. Berbagai produk yang dapat dihasilkan
dari limbah kaleng di antaranya tempat sampah, vas bunga, gantungan
kunci, celengan, gift box, dan lain-lain.
A. KESIMPULAN
Sampah adalah barang sisa dari berakhirnya suatu proses, sampah di bagi jadi
2 yaitu samapah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang
bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil
dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Sampah anorganik yaitu sampah
yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga
penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Cara pengolahan sampah
organik adalah dengan melakukan pengomposan. Sedangkan cara mengolah sampah
anorganik adalah dengan kreativitas, sampah ini bisa didaur ulang untuk beragam
kebutuhan karena sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami.
B. SARAN
Dari pembahasan diatas kami ingin menyarankan bagi pembaca agar lebih
menjaga lingkungan, dengan mengetahui dampak dan cara pengolahannya kita bisa
memperkecil dampak negatif dengan mengolah sampah agar dapat dimanfaatkan, agar
tidak hanya menjadi bibit penyakit namun lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Artiningsih, NKA, 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengeloaan Sampah Rumah
Tangga. Semarang: Universitas Diponegoro.
Cristian. H. 2008. Modifikasi Sistem Burner. Jakarta: Universitas Indonesia.
Darto, K. A. 2007. Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di
Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Sulistyawati E dan Ridwan N. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan sebagai Pupuk
Organik dalam Meningkatkan Produktivitas dan Menurunkan Biaya Produksi
Budidaya Padi. Bandung: ITB.
https://www.gurupendidikan.co.id/penjelasan-daur-ulang-limbah-organik-beserta-
penanganannya/