Anda di halaman 1dari 8

Nama:Nadira Theresyah

Nim:08101382328089
Mata Kuliah:Pengantar Ilmu Lingkungan

PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH SAMPAH PLASTIK

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting


untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita.
Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini,
termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke
lingkungan yang lebih luas. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan
hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia
adalah pembuangan sampah. Sampahsampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan
dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan
lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana
lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di
kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi
ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat,
sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini
tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan
juga kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya. Untuk menyelesaikan masalah
pencemaran lingkungan oleh sampah, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar,
bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian
pencemaran lingkungan itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini
kami menyusun makalah yang mengambil tema “Pencemaran Lingkungan oleh sampah”
agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran lingkungan itu datang dan bagaimana
cara penanggulangannya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian pencemaran sampah ?


2. Apa saja jenis-jenis sampah ?
3. Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup ?
4. Upaya-upaya pengelolaan sampah ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran


Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam
air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja. Pencemaran juga dapat
dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan
proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana
saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat
limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah
satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang
ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep
lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenisjenisnya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh
alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas
pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan
dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi.
Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan
adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan
kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari
lingkungan.
2.2 Jenis-jenis sampah
1. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
A. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-
daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
B. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya.

2.3 Pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup

Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap lingkungan
hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan menimbulkan beberapa dampak negatif dan
bencana seperti :

Dampak Sampah bagi Kesehatan


Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.

Dampak Sampah terhadap Lingkungan


Pencemaran Udara:
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap yang
memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan,
rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi
pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan
kapasitas tempat terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi
lingkungan sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi
menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi pencemaran berupa asap
bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat teknis. Seperti halnya
perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang
tidak dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan
sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang cukup besar dalam tumpukan
sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan sangat
mengganggu daerah sekitarnya.

Pencemaran Air

Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi
terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan
terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang
cukup besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk
menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya.

Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik berupa
rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak di
kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran
terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.

Pencemaran Tanah

Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA
yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran
akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya
(B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi
atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh
buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.

Dampak Sosial

Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat
pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap
menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara rasional akan
terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat
penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk
menghindarinya
2.4 Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan, atau


pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan
dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan
keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang
memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak
hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan area.

Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode atau
cara sebagai berikut :

1. Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan


Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam.
Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak
dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan ,
diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air
sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga
sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah
metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah
biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak
menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi
gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan
keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk, atau
dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode pencegahan termasuk penggunaan
kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa
diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan
barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk
fungsi yang sama.

2.4 Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah


Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan masalah
sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah
Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan
pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya
memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah.
Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan,
pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan
adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan
pelaksanaan pengelolaan sampah.]
Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena mempunyai
cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :
Penetapan instrumen kebijakan: instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan
(beleidregels), undangundang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan
lingkungan instrumen ekonomik: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban
penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi
perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan Mendorong
pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (reuse), dan mendaur-ulang
(recycling) sampah, dan mengganti (replace); Pengembangan produk dan kemasan ramah
lingkungan; Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah: Penetapan
kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah; penetapan lokasi
pengolahan akhir sampah; luas minimal lahan untuk lokasi pengollahan akhir sampah;
penetapan lahan penyangga.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiap
fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya yang dilakukan pemerintah
dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra
dari masyarakat adalah pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap produk
industri yang akhirnya akan menjadi sampah. Industri yang menghasilkan produk dengan
kemasan, tentu akan memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh
konsumen. Industri diwajibkan membayar biaya pengolahan sampah untuk setiap produk
yang dihasilkan, untuk penanganan sampah dari produk tersebut. Dana yang terhimpun harus
dibayarkan pada pemerintah selaku pengelola IPS untuk mengolah sampah kemasan yang
dihasilkan. Pajak lingkungan ini dikenal sebagai Polluters Pay Principle. Solusi yang
diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan dan
komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan lagi
berkesinambungan.
Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah
memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah. Namun di sisi lain,
masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja sistem
penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa hari
di Kota Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus
dikeluarkan akibat pencemaran udara ( akibat bau ) dan air lindi, berapa besar biaya
pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan sampah ( municipal solid waste borne
disease ), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau sampah.

Anda mungkin juga menyukai