Anda di halaman 1dari 5

Penyehatan Tanah Dan Pengelolaan Sampah

Artikel Dampak Sampah Terhadap Lingkungan dan Manusia

Dosen Pengampu : Suharno, SKM, M.Kes.

Disusun Oleh Kelompok 2 :

- Dadi Isnawati
- Ida Erva
- Nova Riyanti
- Rabiatul Awansyari
- Sumiati

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
2014
Secara umum orang beranggapan bahwa sampah adalah sesuatu barang atau benda yang
sudah tidak berguna bagi dirinya. Sampah merupakan sesuatu yang kotor, bau, jelek; tidak
berguna lagi sehingga secepatnya harus disingkirkan dan dibuang. Persepsi tentang sampah
sebagai sesuatu yang tidak berguna, diperkuat oleh pernyataan “buanglah sampah pada
tempatnya” yang mengisaratkan bahwa sampah memang harus dibuang; tidak dianjurkan untuk
dimanfaatkan.
Dampak sampah bagi manusia dan lingkungan sangat besar. Sudah kita sadari bahwa
pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi
diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi
juga menyebabkan dampah negatif yang tidak sedikit.
 Dampak Sampah Terhadap Manusia
Dampak Sampah bagi Kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam
berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
4. Sampah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah
yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
 Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
1. Pencemaran udara
Sampah (organik dan padat) yang membusuk umumnya mengeluarkan gas seperti methan
(CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta senyawa lainnya. Secara global, gas-gas ini merupakan
salah satu penyebab menurunnya kualitas lingkungan (udara) karena mempunyai efek rumah
kaca (green house effect) yang menyebabkan peningkatan suhu, dan menyebabkan hujan asam.
Sedangkan secara lokal, senyawa-senyawa ini, selain berbau tidak sedap / bau busuk, juga dapat
mengganggu kesehatan manusia.
Sampah yang dibuang di TPA pun masih tetap berisiko; karena bila TPA ditutup atau
ditimbun terutama dengan bangunan akan mengakibatkan gas methan tidak dapat keluar ke
udara. Gas methan yang terkurung, lama kelamaan akan semakin banyak sehingga berpotensi
menimbulkan ledakan. Hal seperti ini telah terjadi di sebuah TPA di Bandung, sehingga
menimbulkan korban kematian.
2. Pencemaran air
Proses pencucian sampah padat oleh air terutama oleh air hujan merupakan sumber timbulnya
pencemaran air, baik air permukaan maupun air tanah. Akibatnya, berbagai sumber air yang
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (sumur) di daerah pemukiman telah terkontaminasi yang
mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat kesehatan manusia / penduduk.
Pencemaran air tidak hanya akibat proses pencucian sampah padat, tetapi pencemar terbesar
justru berasal dari limbah cair yang masih mengandung zat-zat kimia dari berbagai jenis pabrik
dan jenis industri lainnya. Air yang tercemar tidak hanya air permukaan saja, tetapi juga air
tanah; sehingga sangat mengganggu dan berbahaya bagi manusia.
3. Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA
yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami
pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan
Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama
sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat
berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.
4. Penyebab banjir
Fisik sampah (sampah padat), baik yang masih segar maupun yang sudah membusuk; yang
terbawa masuk ke got / selokan dan sungai akan menghambat aliran air dan memperdangkal
sungai. Pendangkalan mengakibatkan kapasitas sungai akan berkurang, sehingga air menjadi
tergenang dan meluap menyebabkan banjir. Banjir tentunya akan mengakibatkan kerugian secara
fisik dan mengancam kehidupan manusia (hanyut / tergenang air). Tetapi yang paling
meresahkan adalah akibat lanjutan dari banjir yang selalu membawa penyakit.
5. Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat
buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik
dilingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Di TPA ceceran sampah
terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup angina tau ceceran dari kendaraan
pengangkut akan mengurangi estetika lingkungan sekitar. Hal ini menimbulkan pandangan yang
tidak menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi / tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut.
6. Kemacetan Lalu lintas
Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya berdekatan dengan
sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta kegiatan bongkar muat sampah
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas. Arus lalu lintas angkutan samapah
terutama pada lokasi tertentu seperti transfer station atau TPA berpotensi menjadi gerakan
kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain.
Menurut Hadiwiyoto (1983) jika ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan, kesehatan,
keamanan dan pencemaran, apabila sampah tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan
berbagai gangguan-gangguan antara lain sebagai berikut:
1. Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-gas yang terjadi dan
rombakan sampah bau yang tidak sedap, daerah becek dan kadang-kadang berlumpur
terutama apabila musimpenghujan datang.
2. Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik dan kimia yang
tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat mengganggu kehidupan dilingkungan
sekitarnya.
3. Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan ini
disebabkan karena selama proses peromabakan sampah menjadi senyawa-senyawa sederhana
diperlukan oksigen yang diambil dari udara disekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat
menyebankan kehiidupan flora dan fauna menjadi terdesak.
4. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat membahayakan
kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan ada mengeluarkan gas beracun.
5. Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh lalat atau
seranngga lainya, binatang-binatang seperrti tikus dan anjing.
6. Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai pemandangan yang nyaman untuk
dinikmati.
Maka dari itu hendak lah kita dapat mengelola sampah dengan baik, agar lingkungan kita
bersih dan indah. Dan sebagai manusia pun agar terhindar dari penyakit yang di sebabkan oleh
kurangnya pengolahan sampah dengan baik.
Lingkungan hidup yang bersih adalah salah satu yang diimpikan banyak orang karena dengan
lingkungan yang bersih maka akan tercipta suasana nyaman dan tenang. Untuk itulah mari
bersama-sama kita jaga kebersihan lingkungan hidup baik dari sampah-sampah maupun
pencemaran yang bisa mengganggu aktivitas kehidupan manusia guna mewujudkan lingkungan
yang bersih dan sejahtera dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai