Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

POLEKSOSBUD HANKAM

Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu realisasi (kenyataan)untuk


mencapai tujuan bangsa.
Pembangunan dirinci dalam berbagai macam bidang antara lain :
Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan Keamanan.
Dalam Pembangunan pada hakikatnya manusia sebagai subjek pelaksana
sekaligus tujuan pembangunan.
Hakikat manusia adalah “ Monopluralis “ artinya meliputi berbagai
unsur yaitu rokhani-jasmani, individu-makhluk sosial serta manusia sebagai
pribadi-makhlukCitaan Tuhan YME, oleh karena itu manusia sebagai sumber
nilai bagi pengembangan POLEKSOSBUD HANKAM.
Hal inilah yang sering diungkapkan dalam pelakasanaan pembangunan
bahwa pembangunan hakikatnya membangunan manusia secara lengkap,
secara utuh meliputi seluruh unsur hakikat manusia monopluralis, atau
dengan perkataan lain membangun martabat manusia.
PANCASILA SBG PARADIGMA PENGEMBANGAN BIDANG POLITIK
Pemb & Pengembangan Bid Politik harus berdasarkan pada
dasar ontologis manusia, Hal ini didasarkan pd kenyataan objektif
bhw manusia adalah sbg subjek negara. Oleh karena itu
kehidupan poltik dlm negara hrs benar-benar unt merealisasikan tujuan demi
harkat dan martabat manusia
Dlm sistem politik negara hrs mendasarkan pd tuntutan hak dasar
kemanusiaan yg didlm istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut hak asasi
manusia.
Dlm sistem politik negara hrs mendasrkan pd kekuasaan yg bersumber pd
penjelmaan hakikat manusia sbg individu-makhluk sosial yg terjelma sbg
rakyat.
Maka rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Oleh karena itu
kekuasaan negara berdasarkan kekuasaan rakyat bukannya kekuasaan
perseorangan atau golongan/kelompok.
Selain sistem politik negara Pancasila memberikan dasar2 moralitas politik
negara. Telah diungkapkan oleh Drs M.Hatta, menyatakan bahwa “
negara berdasarkan atas Ketuhanan YME, atas dasar Kemanusiaan yang adail
dan beradab. Hal ini maksudnya agar memberikan dasar2 moral
supaya negara tdk berdasarkan kekuasaan,
Oleh karena itu dlm politik negara termasuk para elit politik dan para
penyelenggara negara untuk memegang budi pekerti kemanusiaan serta
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Dlm sila-sila Pancasila tersususn atas urutan2 sistematis, bahwa dlm politik
negara harus berdasarkan pada kerakyatan (Sila IV), adapun pengembangan
dan aktualisasi politik negara berdasarkan pada moralitas berturut-turut
moral Ketuhanan (sila I), moral kemanusiaan (sila II) dan moral persatuan,
yaitu ikatan moralitas sbg suatu bangsa (sila III),Adapun aktualisasi dan
pengembangan politik negara demi tercaoainya keadilan dalam hidup
bersama (sila V).

jd dapat disimpulkan bahwa pengembangan politik negara


terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus mendasarkan pada
moralitas sebagai tertuang dalam sila-sila Pancasila sehingga, praktek2
politik yang menghalalkan segala cara dgn memfitnah, memprovokasi
menghasut rakyat yg tdk berdosa unt diadu domba harus segera diakhiri.
Pancasila Sbg Paradigma Pengembangan Ekonomi

Dlm dunia ilmu ekonomi boleh dikatakan jarang diketemukan pakar ekonomi
yg mendasarkan pemikiran pengembangan ekonomi atas dasar moralitas
kemanusiaanm dan ketuhanan.
Sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pd persaingan bebas,
dan akhirnya yg kuatlah yg menang.

Hal ini sbg implikasi dr perkembangan ilmu ekonomi pd akhir abad ke- 18
menumbhkan ekonomi kapitalis. Atas dasar kenyataan obkektif inilah maka
di Eropa pd awal abad ke-19 muncul pemikiran sbg reaksi atas
perkembangan sistem ekonomi tsb yaitu sosialisme komunisme yg
memperjuangkan nasib kaum yang ditindas oleh kaum kapitalis. Oleh karena
itu kiranya menjadi sangat penting bahkan mendesak unt dikembangkan
sistem ekonomi yg berdasarkan moralitas, ekonomi yg berkemanusiaan.
Atas dasar kenyataan tsb maka “ Mubyarto” mengembangkan
ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi humanistik yg mendasarkan pd tujuan
demi kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan ekonomi bukan
hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi
kesejahteraan seluruh bangsa. Maka sistem ekonomi Indonesia berdasarkan
atas kekeluargaan seluruh bangsa dan yg tidak bisa dipisahkan dgn nilai2
moral kemanusiaan.

Hal ini didasarkan pd kenyataan bahwa tujuan ekonomi itu


sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia
menjadi lebih sejahtera. Oleh karena itu ekonomi hrs berdasarkan pd
kemanusiaan yaitu demi kesejahteraan manusia dan untuk menghindari diri
dari pengembangan ekonomi yg hanya mendasarkan pd persaingan bebas,
monopoli dan lainnya yg menimbulkan penderitaan pd manusia,
menimbulkan penindasan atas manusia satu dgn yg lainnya.
PANCASILA SBG PARADIGMA PENGEMBANGAN SOSIAL BUDAYA

Dlm Pembangunan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya


berdasarkan atas sistem nilai yg sesuai dgn nilai2 budaya yg dimiliki oleh
masyarakat tsb.
Dalam rangka reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti
klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi
nilai sosial budaya dlm masyarakat sehingga tdk mengherankan jikalau di
berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai macam gejolak yg
sangat memperhatinkan anatara lain amuk massa yg cendrung anarkis.
Bentrok antara kelompok masyarakat satu dgn lainnya yg muaranya
adalah pada masalah politik.
Oleh karena itu dlm pengembangan sosial budaya pd masa
reformasi dewasa ini kita hrs mengangkat nilai2 yg dimiliki bangsa
Indonesia sbg dasar nilai yaitu nilai2 Pancasila itu sendiri.
Artinya nilai2 Pancasila mendasarkan pd nilai yg bersumber pada harkat
dan martabat manusia sbg makhluk yg berbudaya.
Hal tersebut terdapat rumusan dalam sila kedua Pancasila yaitu “
Kemanusiaan yang adil dan beradab “.
Dlm rangka pengembangan sosial budaya, Pancasila merupakan
sumber normatif bagi peningkatan humanisasi dlm bidang sosial budaya.
Sebagai kerangka kesadaran Pancasila dapat merupakan dorongan :
Universalisasi, yaitu melepaskan simbol2 dari keterkaiatan
struktur,
Transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat
kemerdekaan manusia, dan kebebasan spritual.
Dgn demikian maka proses tsb terciptanya sistem sosial budaya yg
beradab.

Dlm proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan gejolak masyarakat yg
jauh dari nilai2 kemanusiaan yg beradab. Hal ini sbg akibat perbenturan
kepentingan politik demi kekuasaan sehingga masyarakat sbg elemen
infrastruktur politik yg melakukan aksi sbg akibat akumulasi persoalan2
politik.
Anehnya suatu aksi yg tdk beradab, tdk manuasiawi dan tidak human tsb
senantiasa mendapat afirmasi politis dari kalangan elit politik sbg tokohnya.
Demikian pula meningkatnya fanatisme etnis di berbagai daerah
mengakibatkan lumpuhnya keberadaban masyarakat. Oleh karena itu suatu
tugas maha berat bagi bangsa Indonesia pada pasca reformasi dewasa ini
untuk mengembangkan aspek sosial budaya dgn berdasarkan nilai - nilai
Pancasila, yg secara lebih terinci berdasarkan nilai2 Kemanusiaan, nilai
Ketuhanan serta nilai keberadaban.
PANCASILA SBG PARADIGMA PENGEMBANGAN HANKAM

Negara hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum


Maka ; diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik dalam rangka
mengatur ketertiban warga maupun dlm rangka melindungi hak-hak
warganya. Oleh karena itu negara bertujuan melindungi segenap wilayah
negara dan bangsanya. Atas dasar pengertian demikian ini maka keamanan
merupakan syarat mutlak tercapainya kesejahteraan warga negara.
Oleh karena Pancasila sbg dasar negara dan mendasarkan diri pd
hakikat nilai kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan
negara harus dikembalikan pd tercapainya harkat dan martabat manusia sbg
pendukung pokok negara.
Dasar2 kemanuasiaan yg beradab merupakan basis moralitas
pertahanan dan keamanan negara.
Dengan demikian pertahanan dan keamanan negara harus
berdasarkan pd tujuan demi terjaminnya harkat dan martabat manusia,
terutama secara rinci terjamin hak2 asasi manusia.
Demikian pula pertahanan dan keamanan negara bukanlah hanya
untuk sekelompok warga ataupun kelompok politik tertentu, sehingga
berakibat negara menjadi totaliter dan otoriter.
Oleh karena itu pertahanan dan keamanan negara harus
dikembangkan berdasarkan nilai2 yg terkandung dalam Pancasila.
Pertahanan dan Keamanan negara harus berdasarkan pd tujuan
demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sbg mahluk Tuhan YME,
kepentingan warga sbg warga negara, harus mampu menjamin hak2
dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan, haruslah
diperuntukkan demi terwujudnya keadilan dlm hidup masyarakat ( terwujud
suatu keadilan sosial) agar benar-benar negara meletakkan pd fungsi yg
sebenarnya sbg suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yg
berdasarkan atas kekuasaan.

Anda mungkin juga menyukai