Matkul : Pancasila
Dosen : Muh Kasim .MM
NIM : 20614032
Kelas : 1A
Absen : 31
2. Ekonomi
Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan.
System ini mendasarkan pada tercapainya kesejahteraan rakyat secara luas.
Pembangunan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja, melainkan
untuk tujuan kemanusiaan yaitu terciptanya kesejahteraan seluruh bangsa.
Pemikiran ini melahirkan system ekonomi Indonesia yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Dengan demikian, pembangunan ekonomi harus mampu
menghindarkan diri dari persaingan bebas, monopoli, dan bentuk lainnya yang
dapat menimbulkan penindasan, penderitaan dan kesengsaraan rakyat kecil.
3. Sosial Budaya
Pembangunan sosial budaya harus dilaksanakan atas dasar kepentingan
nasional yaitu terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis, tentram,
aman, dan damai. Pemikiran tersebut bukan berarti bangsa Indonesia harus
steril dari pengaruh budaya asing. Artinya, pengaruh budaya asing harus
diterima apabila diperlukan dalam membangun masyarakat Indonesia yang
modern. Namun, perlu diingat bahwa masyarakat modern bukan berarti
masyarakat yang berbudaya Barat (westernisasi), melainkan masyarakat yang
tetap berpijak pada akar budayanya.
Argumen di atas dapat dilihat dari keberhasilan masa Orde Baru dalam
melaksanakan pembangunan pada umumnya, bidang sosial budaya pada
khususnya. Sekilas kita dapat menyaksikan masyarakat yang tertib, aman, dan
damai. Namun sebenarnya pemerintah Orde Baru menanam bom yang siap
meledak, serta menghancurkan masyarakat Indsonesia.
Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila harus dihayati dan diamalkan kembali agar
dapat menjadi dasar pembangunan bidang sosial budaya. Menurut
Koentowijoyo, Pancasila sebagai paradigma mempunyai ciri khas, seperti:
1. Universal karena mampu melepas simbol-simbol dari keterkaitan
struktur
2. Transedental karena mampu meningkatkan derajat kemerdekaan
manusia dan kebebasan spiritual.
Setiap orang bebas memilih dan memeluk agama atau kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Kita semua sependapat bahwa semua agama dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan nilai-nilai kehidupan
yang paling luhur bagi umat manusia, baik dalam hubungan secara vertikal
maupun horizontal. Tujuan pengembangan kehidupan beragama adalah
terciptanya kehidupan sosial yang aman dan tentram, serta saling menghargai
dan menghormati satu sama lain. Pengembangan kehidupan beragama harus
di laksanakan atas dasar paradigma yang jelas dan dapat diterima oleh semua
penganut agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan
pancasila menjadi paradigma pengembangan kehidupan beragama. Dengan
paradigma pancasila, kiranya cukup jelas langkah-langkah dan strategi apa
yang harus di lakukan guna membangun kehidupan beragama yang paling
menguntungkan bagi seluruh masyarakat.
5. Iptek
Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks)
merupakan salah satu persyaratan menuju terwujudnya kehidupan masyarakat
bangsa yang maju dan modern. Namun demikian, pengembangan ipteks bukan
semata-mata untuk mengejar kemajuan material, melainkan harus
memperhatikan aspek spiritual. Artinya, pengembangan ipteks diarahkan
untuk mencapai kebahagian lahr dan batin. Dengan kemampuan akalnya,
manusia dapat mengembangkan kreativitasnya guna menguasai ipteks
sehingga mampu mengelola kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan.
Namun, di sisi lain, teknologi dapat sangat berbahaya apabila salah
penggunaannya, seperti halnya teknologi nuklir yang dapat menimbulkan
malapetaka bagi manusia.
Atas dasar kenyataan di atas, maka perkembangan ipteks harus
memperhatikan aspek nilai. Sebagai bangsa yang telah memiliki pandangan
hidup Pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan ipteks
didasarkan atas paradigma Pancasila. Oleh karena itu, pengembangan ipteks
harus didasarkan pada nilai-nilai moral yang tekandung dalam sila-sila
Pancasila.