Anda di halaman 1dari 14

Tugas Pancasila

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI /


PARADIGMA PEMBANGUNAN

Kelompok 6

Medita Chorisindy 051811133105

Bakhitah Firdaus Hasan 051811133109

Husnia Nurul Izzati 051811133113

Vira Berliana Putri 051811133117

Betria Dwi Agustin 051811133121

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan, seseorang pasti akan
melakukan hal yang paling mendasar untuk mewujudkan cita-citanya.
Membuat rancangan serta rincian yang mendetail tentang apapun yang
diperlukan untuk memenuhi itu semua. Sama halnya dengan sebuah negara
yang memiliki cita-cita. Di negara berkembang tentunya masih banyak cita-
cita yang belum bisa diraih. Seperti negara Indonesia. Dalam mewujudkan
cita-cita yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia melakukan
beberapa hal yang bisa membangun negara dan juga bangsanya.
Pembangunan yang dilakukan sebuah negara Indonesia tidak hanya melalui
sebuah rancangan saja, namun juga telah melewati sebuah pemikiran yang
serius untuk tercapainya negara sesuai dengan pancasila sebagai dasar negara.
Pembangunan yang tidak semena-mena ini membutuhkan berbagai macam
usaha yang serius. Pembangunan tidak hanya berupa materi saja, namun juga
sebuah moral dan spiritual bangsa. Dalam pembahasan selanjutnya akan
dijelaskan mengenai pembangunan nasional dan dalam bidang-bidang
tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan paradigma?
2. Apa yang dimaksud dengan paradigma pembangunan?
3. Bagaimana makna dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai paradigma
pembangunan dalam berbagai bidang?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian paradigma
2. Mengetahui pengertian paradigma pembangunan
3. Mengetahui makna dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai paradigma
pembangunan dalam berbagai bidang
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PARADIGMA
Istilah paradigma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud
1990) memiliki beberapa pengertian, yaitu (1) daftar dari semua pembentukan
dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut,
(2) model dalam teori ilmu pengetahuan, (3) kerangka berpikir. Dalam
konteks ini pengertian paradigma adalah pengertian kedua dan ketiga,
khususnya yang ketiga, yaitu kerangka berpikir.
Menurut Thomas S. Khun, orang yang mengembangkan istilah paradigm
sebagai ilmu pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu
pengetahuan, pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi teoritis yang
umum, sehingga merupakan sumber hukum, metode, serta penerapan dalam
ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, ciri-ciri, serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri (Kaelan,2000)

B. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN


Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat
yang adil dan makmur. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa
tujuan negara adalah “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Tujuan pertama
merupakan manifestasi dari negara hukum formal, sedangkan tujuan kedua
dan ketiga merupakan manifestasi dari pengertian negara hukum material,
yang secara keseluruhan sebagai manifestasi tujuan khusus. Sementara tujuan
yang terakhir adalah perwujudan dari kesadaran suatu bangsa yang hidup di
tengah-tengah pergaulan masyarakat internasional.
Nilai-nilai Pancasila harus dikembalikan kepada kondisi objektif
masyarakat Indonesia. Maka dari itu, pancasila harus menjadi paradigm
perilaku manusia Indonesia, termasuk dalam pembanguan nasionalnya.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pembangunan nasional sebagai sarana
untuk mewujudkan tujuan nasional harus dikembalikan pada hakitkat
manusia yang monopluralis yang memiliki ciri-ciri yaitu :
(1) terdiri dari jiwa dan raga,
(2) sebagai makhluk individual dan sosial,
(3) sebagai pribadi dan makhluk Allah.
Sebagai konsekuensi pemikiran tersebut, maka pembangunan nasional
harus meliputi aspek jiwa, seperti akal, kehendak, raga (jasmani), pribadi,
sosial, dan ketuhanan yang terkristalisasi dalam nilai-nilai pancasila. Dengan
demikian pancasila dapat dijadikan tolak ukur atau paradigma pembangunan
nasional diberbagai bidang.

C. MAKNA DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI


PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM BERBAGAI BIDANG
1. BIDANG POLITIK
Warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik
bukan sekadar objek politik. Sistem politik Indonesia yang bertolak dari
manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi
pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah
sistem politik demokrasi bukan otoriter.
Proses pembangunan politik negara berdasar pada moralitas
sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila, sehingga praktek-praktek
politik yang menghalalkan segala cara seperti memfitnah, memprovokasi,
dan menghasut rakyat harus di akhiri. Makna dan aktualisasi nilai-nilai
Pancasila dalam pembangunan bidang politik :
a) Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan bahwa kepercayaan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah mahakuasa atas
segalanya. Dalam aspek kehidupan, sangatlah penting menempatkan
Tuhan dalam segala hal termasuk dalam menjalankan roda
pemerintahan, sehingga akan merasa ada kontrol yang tidak pernah
lepas dan lengah dalam melakukan berbagai kebijakan pemerintah.
Dalam bidang politik, terdapat berbagai macam kegiatan
kenegaraan, meliputi proses yang menentukan tujuan-tujuan dari
sistem yang telah disepakati dan melaksnakan tujuan tersebut. Jika
dalam berpolitik kita berpedoman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
maka segala proses mekanisme perpolitikan harus sesuai dengan
nilai agama. Tindakan “money politic” dalam sebuah demokrasi
seperti pilkada merupakan suatu tindakan nyata yang tidak meyakini
bahwa Tuhan akan memberikan kekuasaan seauai apa yang
dikehendakinya. Jika dalam pelaksanaan politik tidak sesuai dengan
kaidah yang berlaku, maka hasil dari kepemimpinan seorang
pemimpin tidak akan membawa dampak positif kepada diri
pemimpin dan rakyat.
b) Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam kehidupan kenegaraan, harus senantiasa dialandasi oleh
moral kemanusiaan, antara lain dalam kehidupam pemerintahan
negara, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, dalam
kehidupan bernegara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk
saling menghargai. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu
makna bahwa manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung pengertian bahwa
hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri,
manusia lain, masyarakat, bangsa dan negara, serta Tuhan Yang
Maha Esa. Konsekuensinya dalah menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi HAM, menghargai kesamaan dan derajat,
mengembangkan sikap saling mencintai dan tidak semena-mena,
serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
c) Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan
yang maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini
mengandung nilai bahwa nasionalisme Indonesia adalah
nasionalisme religius yaitu nasionalisme yang bermoral ketuhanan
Yang Maha Esa. Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme harus
tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan negara. Dalam
mengaktualisasikan sila kesatuan Indonesia dibidang politik dapat
dipertimbangkan beberapa prinsip, antara lain:
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara.
3) Mengembangkan rasa cinta tanah air.
4) Mengembangkan rasa bangga berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
d) Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ini mengandung arti bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
hidup berkelompok. Sikap yang dapat dilakukan untuk mewujudkan
sila ini adalah:
1) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
2) Melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan.
3) Menghargai pendapat orang lain.
4) Mengakui adanya persamaan hak, kewajiban, dan kedudukan
dalam bermasyarakat.
e) Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Aktualisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui
sila kelima dalam bidang politik dapat dipertimbangkan dalam
alternatif berikut:
1) Mengembangkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong
royong.
2) Bersikap adil.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Saling menolong.
6) Menjauhi sikap kekerasa terhadap orang lain.
7) Tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah.
8) Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum.
2. BIDANG EKONOMI
a) Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Berpedoman kepada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam penyelenggaraan kegiatan pembangunan ekonomi.
Dengan demikian, ekonomi Pancasila dapat dikendalikan oleh kaidah
moral dan etika sehingga pembangunan dapat meningkatkan akhlak
warga negara.
b) Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Salah satu tolok ukur sisi humanistik dari ekonomi adalah keadilan.
Tidak adanya diskriminasi berarti mengakui bahwa setiap perbedaan
warga negara terdapat sebuah persamaan, yakni sebagai manusia yang
sama-sama memiliki hak dan kewajiban serta diakui undang-undang.
Dalam Pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa tujuan dari negara
Indonesia adalah keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia yang
menjadi tujuan dari pelaksanaan ekonomi Indonesia.
Wujud nyata, antara lain :
1) Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban
2) Saling mencintai sesame
3) Mengembangkan sikap tentang rasa
4) Tidak semena-mena
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
6) Berani membela kebenaran dan keadilan
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8) Saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

Nilai tersebut dapat diaplikasikan dalam kegiatan ekonomi, antara


lain:

1) Distribusi pendapatan dalam suatu kegiatan usaha sesuai dengan


hak dan kewajiban serta kedudukan masing-masing
2) Membantu pekerja yang lemah melalui bimbingan kemampuan
ataupun material
3) Memberikan sebagian rezekinya kepada orang yang membutuhkan
4) Mengakui bahwa keberhasilan suatu usaha atas kerja semua pihak
5) Menghormati rekan kerja
c) Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Dalam mengaktualisasikan sila ketiga dalam bidang ekonomi dapat
dipertimbangakan dengan beberapa prinsip, antara lain :
1) Mampu menempatkan kepentingkan bersama diatas kepentingan
pribadi
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
3) Mengembangkan rasa cinta tanah air
4) Mengembangkan rasa bangga tanah air
5) Memelihara ketertiban dunia
6) Mengembangkan persatuan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
d) Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Mengacu pasal 33 UUD 1945, ada tiga unsure demokrasi ekonomi
yaitu aspek produksi, distribusi, dan kepemilikan usaha bersama oleh
rakyat. Garis besar substansinya adalah sebagai berikut:
1) Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses produksi
nasional.
2) Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam turut menikmati
hasil produksi nasional
3) Kegiatan produksi dan pembagian hasil produksi nasional itu
harus berlangsung dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-
anggota masyarakat.

Dalam mengaktualisasikan sila keempat dapat dipertimbangkan


alternative perilaku sebagai berikut :

1) Keseimbangan hak dan kewajiban


2) Mewujudkan rasa keadilan social
3) Hak warga masyarakat atau pekerja untuk tahu
4) Membiasakan berbuat sesuai aturan yang berlaku
5) Menyelesaikan persoalan dengan musyawarah
6) Bertanggungjawab
7) Memberikan kritik yang bersifat membangun dalam musyawarah
e) Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam mengaktualisasikan dapat dilakukan dengan :
1) Suka memberi pertolongan kepada orang lain
2) Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain
3) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah
4) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan
dengan kepentingan umum
3. BIDANG SOSIAL BUDAYA
a) Sila pertama
Dapat diwujudkan dengan:
1) Senantiasa berdasarkan kepada system nilai yang sesuai dengan
nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia
2) Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan
manusia dan kebebasan spiritual
3) Menciptakan sistem social budaya yang beradab melalui
pendekatan kemanusiaan secara universal.
b) Sila kedua
Penerapan sila kedua didalam lingkungan masyarakat seperti yang
dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat yang memberikan
penyuluhan tentang bagaimana cara hidup bernegara yang baik.
Penyuluhan yang dilakukan tidak hanya secara formil (mengajarkan
cara menjadi warga negara yang baik), tapi dapat dilakukan dengan
cara seperti gotong royong membersihkan lingkungan, siskamling,
menghormati dan memelihara serta mengembangkan budaya bangsa.
c) Sila ketiga
Implementasi dalam kehidupan social budaya :
1) Penanaman kepribadian yang baik sejak dini
2) Mampu menyaring budaya-budaya asing yang masuk
3) Menempatkan persatuan dan kesatuan diatas kepentingan pribadi
4) Mengembangkan rasa bangga akan kebudayaan Indonesia
d) Sila keempat
Aktualisasi :
1) Sebagai warga negara memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama
2) Tidak boleh memaksakan kehendak
3) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat
4) Semangat kekeluargaan
5) Saling menghormati setiap kebudayaan yang ada
6) Menerima hasil musyawarah
e) Sila kelima
Aktualisasi :
1) Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana gotong royong
2) Suka bekerja keras
3) Suka menghargai hasil karya oang lain
4) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial
Daftar pustaka

Sugito AT dkk.2010.Pendidikan Pancasila.Semarang;Pusat Pengembangan MKU- MKDK


UNNES

Anda mungkin juga menyukai