OLEH:
Betria Dwi Agustin
051811133121
Kelompok 5
Kelas A
DOSEN PENGAMPU :
Luita Aribowo, S.S., M.A.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi perhatian serius pada
bidang kedokteran, hal tersebut disebabkan karena jumlah korban yang terus
meningkat dari tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang efektif untuk
pengobatannya (Sajuthi, 2001:75-79). Terjadinya kanker disebabkan oleh sel
abnormal yang tumbuh dan berkembang dengan cepat dan tak terkendali. Saat sel
abnormal tersebut menumpuk dan mendesak jaringan organ yang ditempatinya
maka hal tersebut disebut tumor ganas atau kanker. Unsur-unsur penyebab
penyakit kanker dapat digolongkan kedalam tiga kelompok besar, yaitu energi
radiasi, senyawa kimia, dan virus. Diperkirakan 80% dari penyakit kanker pada
manusia disebabkan karena faktor lingkungan, khususnya zat kimia. Kontak
dengan zat kimia dapat terjadi melalui pekerjaan seseorang (misalnya benzene dan
asbes), makanan (misalnya Alfatoksin B1 yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus
flavus yang ditemukan sebagai kontaminan dalam kacang tanah), gaya hidup
(misalnya merokok), atau dengan cara lain (misalnya preparat terapeutik tertentu
dapat bersifat karsinogenik) (Murray, 2003:779-780).
Pengobatan kanker secara medis memerlukan biaya yang sangat tinggi
(Djajanegara, 2008). Dalam beberapa dekade terakhir, praktisi medis telah
memiliki tiga metode pengobatan kanker, yakni tindakan bedah, radiasi, dan
kemoterapi. Sebanyak 1/3 penderita kanker diperkirakan dapat disembuhkan
melalui modalitas terapi yang bersifat lokal (tindakan bedah dan radiasi), namun
bagi 2/3 lainnya terutama yang penyakit kankernya telah mengalami
mikrometastasis ke organ tubuh lain, diperlukan modalitas terapi yang bersifat
sistemik (kempoterapi) (Halim et al., 2010). Akan tetapi, masing-masing cara
pengobatan tersebut mempunyai kelemahan sehingga penyembuhan kanker belum
memuaskan sampai saat ini. Penggunaan kemoterapi antikanker belum
memberikan hasil optimal karena tidak bekerja secara spesifik sehingga
menimbulkan banyak efek samping, mulai efek samping ringan (mual, muntah,
diare) sampai efek samping berat (myelosupresi, toksisitas ginjal, dll). Semua efek
samping yang ditimbulkan akan mengarah pada komplikasi penyakit (Ibrahim dan
Wahid, 2010:54-60).
Penemuan obat baru yang efektif, aman, dan tidak menimbulkan efek
samping sangat diperlukan. Salah satu alternative dengan menggunakan bahan
alam yaitu ekstrak daun sirsak. Sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman
yang dapat mudah ditemukan di Indonesia. Sirsak berasal dari bahasa Belanda
“zuurzak” yang berarti kantong yang asam. Sirsak merupakan tumbuhan tegak,
batang cokelat, berkayu, dan bercabang. Daun panjang, lanset, atau bundar telur
agak tebal. Permukaan atas halus dan berwarna hijau tua, sedangkan permukaan
bawah berwarna lebih muda. Buah semu, berbentuk bulat telur, berwarna hijau
tua, dan tertutup duri-duri lunak. Daging buah berwarna putih. Biji berjumlah
banyak, berbentuk bulat telur sung-sang, berwarna coklat kehitaman, dan berkilap
(Latief, 2012:243-245).
Sirsak telah diteliti sejak tahun 1940an, semua bagian tanaman sirsak
dapat digunakan untuk pengobatan (Evira, 2013:269). Daun, batang, kulit batang,
dan biji sirsak mengandung senyawa-senyawa asetogenin, antaralain anokatalin,
anoheksosin, anomonisin, dan anomontasin, yang memiliki kerja antitumor dan
toksisitas selektif terhadap sel-sel kanker. Buah sirsak merupakan sumber vitamin
B dan C yang baik. Setiap 100 gram daging buah sirsak mengandung 0,7 mg
vitamin B dan 20 mg vitamin C, serta kalsium dan forfor dalam jumlah kecil
sampai sedang. (Latief, 2012:243-245). Senyawa bioaktif yang berasal dari
tanaman sirsak Annonaceous acetogenins telah lama diteliti dan terbukti bersifat
antikanker, selain itu juga bersifat antiparasit, insektisida, anticacing, antibakteri,
dan antivirus (Taylor, 2002).
PEMBAHASAN
Megawati, Lulus. 2014. Uji Aktivitas Antikanker Ekstrak Biji Sirsak (Annona
Muricata Linn.) Terhadap Beberapa Sel Kanker Manusia Secara In
Vitro. Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Djajanegara, Ira. 2008. Uji Sitotoksitas Ekstrak Ethanol 70% Herba Ceplukan
(Physalis angulata Linn.) Terhadap Sel WiDr Secara In Vitro.
Halim et al,. 2010. Stem Cell: Dasar Teori dan Aplikasi Klinis. Jakarta: Erlangga.
Latief, Abdul., 2012. Obat Tradisional, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG,
hal 245.
Evira, Desty. 2013. The Miracle of Fruits. Jakarta: Gramedia Pustaka, hal 269.
Taylor L. 2002. Technical Data Report for Graviola Annona Muricata. Herbal
secret of the Rainforest. 2nd edition.