Anda di halaman 1dari 6

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER PENULIS AKADEMIK

1. Buatlah 2 contoh sintesis yang digunakan dalam pembuatan KTI sesuai dengan bidang
studi Anda!

Jawaban :
Menurut Permenkes RI No 4 Tahun 2018 tentang rumah sakit dan kewajiban pasien
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Menurut Permenkes RI No 4 Tahun 2018 tentang rumah sakit dan kewajiban pasien
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Rumah Sakit.

2. Buatlah ikhtisar dari bacaan berikut!

Menakar Keanekaragaman Tumbuhan Obat Indonesia pada Penanganan Diabetes Melitus


Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragam hayati,
etnis, dan kebudayaan. Potensi dapat dimanfaatkan untuk bidang kefarmasian, salah
satunya tumbuhan obat. Eksplorasi tumbuhan diawali dengan adanya informasi dari
masyarakat terutama masyarakat lokal. Informasi ini berasal dari survei etnofarmakologi.
Saat ini bidang keilmuan etnofarmakologi menarik untuk dieksplorasi. Etnofarmakologi
ini merupakan ilmu interdisipliner yang mengaplikasikan ilmu sains dan sosio-kultural
untuk mengeksplorasi agen tradisional yang aktif secara biologis. Ilmu sains yang terkait
etnofarmakologi antara lain farmakologi, fitokimia, dan botani, sedangkan ilmu sosio-
kultural antara lain etnologi, etnomedisin, dan antropologi.

Tingginya peluang emas pengembangan kekayaan tumbuhan obat Indonesia dan


banyaknya informasi etnofarmakologi yang sudah dikembangkan, memicu keinginan
mahasiswa Farmasi UGM yaitu Fitriana Hayyu Arifah untuk mengeksplorasi lebih lanjut
tentang studi eksplorasi tumbuhan obat Indonesia untuk penanganan penyakit diabetes
melitus (DM) dari berbagai etnis. Fitriana Hayyu yang didampingi oleh tiga
pembimbingnya yaitu Prof. Agung Endro Nugroho (UGM), Prof. Abdul Rohman
(UGM), dan Dr. Wawan Sujarwo (BRIN) ini mengeksplorasi dari jurnal ilmiah yang
dapat diakses online, buku kuno (Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang), laporan survei
pemerintah, dan tugas akhir S1/S3/S3 dari Fakultas Farmasi, Fakultas Biologi, dan
Fakultas Ilmu Budaya.

Berdasarkan hasil riset ini didapatkan banyak ramuan tumbuhan obat baik yang
diaplikasi secara tunggal maupun campuran dengan diketahui sebanyak 229 spesies dari
70 famili tumbuhan. Kumis kucing dan sambiloto dikenal sebagai 2 tumbuhan yang
paling digunakan oleh masyarakat untuk penanganan penyakit DM. Dari 34 provinsi,
dilaporkan 31 provinsi sudah dilakukan survei etnofarmakologi. Provinsi Sumatera Utara,
Jawa Barat, dan Jawa Timur dilaporkan sebagai provinsi dengan jumlah ramuan herbal
untuk penurunan gula darah terbanyak di Indonesia. Sepuluh tumbuhan yang paling
digunakan oleh masyarakat, selanjutnya dilakukan penelusuran studi pembuktian ilmiah
pada penyakit DM dari para peneliti sebelumnya. Pembuktian ilmiah tersebut mencakup
aspek preklinik (in vitro dan in vivo), fitokimia (kandungan senyawa kimia), uji klinik,
dan kajian toksikologi.

Dari kajian ini diharapkan menimbulkan rasa bangga atas kekayaan Indonesia
baik dari sisi keanekaragaman hayati dan biodiversitas terutama kalangan muda. Selain
itu, juga diharapkan mampu meningkatkan keinginan untuk mengembangkan potensi
kekayaan alam Indonesia untuk aplikasi dalam bidang kefarmasian, seperti obat dan
suplemen herbal.
Sumber: https://farmasi.ugm.ac.id/id/menakar-keanekaragaman-tumbuhan-obat-indonesia-pada-penanganan-diabetes-melitus/

Jawaban :

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman hayati, suku


dan budaya. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk bidang farmasi, salah satunya
tanaman obat. Peluang emas yang tinggi untuk mengembangkan kekayaan tanaman
obat Indonesia telah memicu keinginan mahasiswi Farmasi UGM Fitriana Hayyu
Arifah untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang studi eksplorasi tumbuhan obat
Indonesia untuk penanganan penyakit diabetes melitus dari berbagai etnis.
Berdasarkan hasil riset ini didapatkan banyak ramuan tumbuhan obat baik yang
diaplikasi secara tunggal maupun campuran dengan diketahui sebanyak 229 spesies
dari 70 famili tumbuhan. Kumis kucing dan sambiloto dikenal sebagai 2 tumbuhan
yang paling digunakan oleh masyarakat untuk penanganan penyakit DM. Sepuluh
tumbuhan yang paling digunakan oleh masyarakat, selanjutnya dilakukan penelusuran
studi pembuktian ilmiah pada penyakit DM dari para peneliti sebelumnya.
Pembuktian ilmiah tersebut mencakup aspek preklinik , fitokimia , uji klinik, dan
kajian toksikologi.

3. Buatlah 2 contoh kutipan langsung dan 2 contoh kutipan tidak langsung yang
berkaitan dengan bidang studi Anda, serta sertakan sumber dari kutipan tersebut
(dalam bentuk daftar pustaka)!

Jawaban :
Kelemahan utama dari maserasi adalah prosesnya cukup memakan waktu yang lama,

dapat berlangsung beberapa jam sampai beberapa minggu. Ekstraksi secara menyeluruh

juga dapat menghabiskan sejumlah besar volume pelarut dan dapat berpotensi hilangnya

metabolit. Selain itu, beberapa senyawa tidak terekstraksi secara efisien jika kurang

terlarut dalam temperatur kamar. Di lain pihak, dikarenakan ekstraksi dilakukan pada
temperatur kamar, maserasi tidak menyebabkan degradasi dari metabolit yang tidak tahan

panas (Parameter Standar, 2000).

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker paru, hati,

perut, kolorektal dan payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap

tahunnya (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Situasi Penyakit Kanker. Jakarta: Pusat Data

dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari

melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Pada perkolasi, serbuk tanaman direndam

dalam pelarut pada sebuah alat perkolator, bentuknya seperti kerucut terbalik. Perkolasi

cukup sesuai baik untuk ekstraksi pendahuluan maupun dalan jumlah besar. Bahan padat

basah dimasukkan dalam jumlah yang tepat kemudian didiamkan selama sekitar 4 jam

dalam keadaan tertutup. Setelah itu cairan penyari akan menetes melewati serbuk

tanaman, mengganti pelarut yang keluar berupa ekstrak. Seperti pada maserasi, untuk

mengekstrak secara menyeluruh dilakukan dengan penambahan pelarut yang baru (fresh

solvent) dan semua ekstrak dikumpulkan (Parameter Standar, 2000).

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Saat ini sebagian besar penyakit disebabkan karena adanya radikal bebas yang berlebih

dalam tubuh. Penyakit yang ditimbulkan oleh radikal bebas diantaranya seperti diabetes,

penyakit jantung dan kanker (Pujiastuti & Ma’rifah, 2022).


Pujiastuti, E., & Ma’rifah, S. 2022. Pengaruh Pengeringan Terhadap Kadar Total

Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Jamblang

(Syzygium cumini). Jurnal Ilmu Kefarmasian, 3(2).

Penyakit kanker disebabkan oleh senyawa radikal bebas yang tidak terkendali dalamsel

tubuh. Sumber pembentuk radikal bebas dalam sel tubuh antara lain asap rokok, makanan

yang digoreng, paparan sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat

tertentu, racun dan polusi udara (Agustina et al., 2020).

Agustina, E., Andiarna, F., & Hidayati, I. 2020. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Bawang Hitam (Black Garlic) dengan Variasi Lama Pemanasan. Al-Kauniyah:

Jurnal Biologi, 13(1), 39–50.

Radikal bebas didefenisikan sebagai suatu senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh

dan merusak sistem imunitas tubuh. Radikal bebas dapat ditimbulkan oleh berbagai

proses kimia yang kompleks dalam tubuh, polutan, radiasi zat kimia serta makanan cepat

saji. Jika jumlahnya belebih dalam tubuh akan memicu efek patologis. Radikal bebas

yang berlebih dapat menyebablan berbagai penyakit degeneratif. Oleh karena itu

pembentukan radikal bebas harus dihambat atau dihalangi dengan senyawa antioksidan

(Suhaera et al., 2019).

Suhaera, Sammulia, S. F., & Arischa, I. 2019. Penetapan Kadar Fenolat Total dan

Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Daun Nyireh (Xylocarpus granatum) Secara

Spektrofotometri UV-Vis. Seminar Nasional Sains, Teknologi Dan Sosial Humaniora

UIT, 1(1).

Antioksidan disebut sebagai senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan dan

menahan efek radikal bebas. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi
kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi

berantai dari pembentukan radikal bebas tersebut (Widya et al., 2013).

Widya, Max, Gayatri. 2013. Kandungan Flavonoid dan Kapasitas Antioksidan

Total Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolio (Ten.) Steenis.) Jurnal

Ilmiah Farmasi. Vol. 2 (01).

4. Perbaiki dan susunlah daftar pustaka berikut!


a. Prof. Dr. Gorys Keraf pada tahun 1993 menulis buku yang berjudul Tata Bahasa
Indonesia kota Ended an diterbitkan PT Nusa Indah.
Keraf, Gorys. 1993. Tata Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah.
b. Buku yang berjudul Ungkapan Bahasa Indonesia diterbitkan PT Kitab Prima yang
berkedudukan di Malang pada tahun 2000. Buku ini ditulis oleh Adi Baraja,
seorang mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia pada Universitas
Negeri Malang.
Baraja, Adi. 2000. Ungkapan Bahasa Indonesia. Malang: PT. Kitab Prima.

c. Novel Kubah karya Ahmad Tohari ditulis pada tahun 1995 di Jakarta dan
diterbitkan PT Gramedia Pustakan Utama
Tohari, Ahmad. 1995. Kubah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.

d. Karya tulis berjudul Pedoman penulisan Laporan Penelitian ditulis oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa pada tahun 1978 di Jakarta di bawah tanggung
jawab Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

e. Tarigan Pangaribuan, seorang mahasiswa pascasarjana IKIP Malang pada tahun


1992 membuat KTI berjudul Perkembangan Kompetensi Kewa-canaan
Pembelajaran Bahasa Inggeris di LPTK.

Pangaribuan, Tarigan. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan


Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang:
Pascasarjana IKIP Malang.
SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai