Tujuan dibentuknya yayasan kartika eka paksi adalah membantu kesejahteraan prajurit dan keluarganya dalam mendukung kebutuhan ekonomi, sosial, kesehatan dan pendidikan. Dikarenakan pendapatan para prajurit TNIAD, baik gaji ataupun tunjangan saat itu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup, khususnya dalam aspek pendidikan dan kesehatan yang layak Pendirian Universitas Jenderal Achmad Yani : sebagai komitmen mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai mana termaktub dalam pembukaan UUD RI Tahun 1945 YKEP mendirikan Unjani. Agar supaya keluarga prajurit dapat menempuh pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi dengan biaya terjangkau Unjani cimahi bandung didirikan pada 20 mei 1990, yang merupakan penggabungan dari Sekolah tinggi teknologi Jendral Achmad Yani (STTA) , Sekolah tinggi ilmu eknomi Jendral Achmad Yani ( STIEA) dan sekolah tinggi Matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) , dikukuhkan oleh mendikbud dengan surat putusan nomor 0512/0/1990, tanggal 09 agustus 1990. Pada tahun 1992 Sekolah tinggi teknologi industry bandung juga bergabung dengan unjani. Stikes jendral Achmad Yani cimahi cikal bakalnya dari akademi perawatan jenderal achmad yani cimahi yang berdiri pada tahun 1984. Dalam perkembangannya akper jani berubah menjadi stikes jendral achmad yani pada tahun 2002. Pada tahun 2019 atas perintah kasad jendral tni mulyono, stikes jendral achmad yani bergabung dengan unjani cimahi bandung, yang kemudian diperkuat lagi pada tahun 2021 oleh kasad berikutnya, Jendral TNI Andika Perkasa. Tujuan leluhur yang ingin disampaikan oleh YKEP yang menggunakan nama Jendral Achmad Yani adalah seorang pahlawan revolusi yang selama ini telah berjasa atas perjuangannya bagi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. 2. Sejarah Jendral Achmad Yani : Lahir di jenar, purwerejo, jawa tengah pada tanggal 19 juni 1922, dan meninggal di lubang buaya, cipayung, Jakarta pada tanggal 1 oktober 1965 tepat pada umur 43 tahun karena diculik dan dibunuh oleh anggota PKI pada peristiwa G30s/pki. Karena peristiwa tersebut melahirkan gelar pahlawan revolusi dan diperingati pada setiap 1 oktober sebagai hari kesaktian pancasila. Jendral Achmad Yani adalah anggota keluarga wongsoredjo. Pada 1927 jend ach yani hijrah bersama keluarga ke kota Batavia Pada 1940 pada saat perang dunia ii, jendral achmad yani memutuskan menjalani program wajib militer pada tentara hindia belanda. Pendidikan jenderal achmad yani terganggu karena pasukan tentara jepang datang ke Indonesia pada tahun 1942. Pada tahun 1943 jendral achmad yani bergabung dengan satuan tentara bernama PETA (pembela tanah air) yang disponsori dan didukung oleh jepang. Latihan militer peta berada di magelang Pada tahun 1944 jenderal achmad yani menjalani dinas aktif sebagai komandan dai lei syodan dai san cudan dari dai ni daidan (KOMANDAN SEKSI I KOMPI III BATALION II) Tanggal 5 desember 1944 jenderal achmad yani menikah dengan bandiah, yang dahulu pernah menjadi guru mengetiknya, dan memiliki 8 orang anak Jenderal achmad yani disekolahkan di luar negeri, yaitu command and general staff college di fort leaven worth, pada tahun 1955 di Kansas, ameruka serikat, dan special warfare couse pada tahun 1956 di inggris. Pada tanggal 13 nov 1963, jenderal achmad yani diangkat menjadi kepala staf angkatan darat (Kasad) yang pada saat itu disebut dengan menteri/panglima Jenderal achmad yani wafat pada tanggal 01 oktober 1965 dengan umur 43 tahun. Dan jenazah para korban diangkat pada tanggal 04 oktober 1965 dan 5 oktober 1965 digelar upacara kenegaraan sebelum dimakamkan di taman makam pahlawan kalibata Para korban G30spki ditetapkan menjadi pahlawan revolusi dan pangkatnya dinaikkan dari letnan jenderal ke jenderal bintang empat dengan nama lengkapnya jenderal TNI Anumerta Achmad Yani Jenderal achmad yani pernah berperan sebagai Komandan Brigade Diponogoro divisi iii yang membawahi battalion suryosumpeno, battalion daryatmo, dan battalion panuju. Jenderal achmad yani berperan sebagai penumpas permbrontakan pki pada tahun 1948 di wilayah madiun. Berperan memimpin operasi gerakan banteng negara (GBN), menumpas pembrontakan DI/TII di wilayah jawa tengah , (25 maret 1953) Memimpin operasi 17 agustus yang merupakan operasi gabungan antara matra darat, laut dan udara yang disiapkan untuk menumpas pembrontakan pasukan prri di wilayah sumatera barat. 3. Nilai Nilai Keachmadyanian Nilai kedisiplinan : disiplin adalah kunci dalam meraih kesuksesan dan keberhasilan. Nilai disiplin yang diterapkan oleh jenderal achmad yani yakni kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan bernegara Nilai kejuangan : Nilai kejuangan merupakan modal bagi setiap bangsa untuk maju dalam tatanan global di tengah arus budaya asing dan ancaman non militer yang menyerap bangsa Indonesia. Nilai juang yang dibutuhkan yaitu nilai kejuangan untuk mempertahankan budaya nasional, jati diri, dan kearifan local masyarakat dalam kancah globalisasi. Nilai pengorbanan : pengorbanan adalah nilai yang senantiasa berkorban jiwa dan raganya untuk kepentingan bangsa dan negara. Nilai kebhinekaan : adalah semangat menghormati perbedaan dan menghargai keragaman yang selama ini ditampilkan oleh jenderal achmad yani Nilai keteladanan : jenderal achmad yani berpandangan bahwa “satu keteladanan lebih baik dari seribu nasihat” artinya setiap pimpinan harus menjadi teladan bagi rakaytnya sehingga ucapan, sikap, perilaku, dan tindakan akan dilihat, diikuti dan dicontoh. Nilai keberanian : Berani karena benar, takut karena salah, dan jangan lelah berjalan di arah jalan kebeneran. Jiwa jiwa yang pemberani dibutuhkan untuk menghadapi ancaman bangsa dan upaya memajukan bangsa sebagaimana ditampilkan oleh jenderal achmad yani. 4. Pendidikan Keachmadyanian Pendidikan keachmadyanian merupakan kekuatan dan keunggulan bagi unjani dalam mencetak sumber daya manusia yang dilandasi oleh ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang mumpuni, sekaligus dibekali dengan karakter, kepribadian, dan sikap perilaku yang ulet, disiplin, pemberani, loyal, jujur, dan rela berkorban. Pendidikan keachmadyanian merupakan sarana untuk mengintrenalisasikan nilai nilai jenderal achmad yani Proses belajar dirangkai agar menarik dan tidak membosankan pada saat menerima materi, selain pembelajaran tatap muka juga dilaksanakan kunjungan lembaga ke berbagai situs maupun lokasi yang menunjukkan napak tilas kepahlawanan jenderal achmad yani. 5. Aplikasi Nilai Kedispilinan Jenderal Achmad yani Mahasiswa harus disiplin dikampus : menerapkan nilai disiplin pada proses pembelajaran , tahapan pendidikan, dan mekanisme pengajaran Contohnya : masuk kelas tepat waktu, hadir sesuai jadwal, melaksanakan tugas dengan tepat waktu, aktif bertanya dan interaktif berdiskusi , selalu menyimak materi , dan tidak membuat gaduh atau berisik ketika dosen sedang mengisis materi dikelas, disiplin dalam berpakaian yakni menggunakan busana yang sopan, santun dan beretika ketimuran. Mahasiswa harus disiplin di rumah : 1. Disiplin saat bangun tidur, menjaga stamina, melakukan olahraga, menjaga kesehatan, dan slalu tepat waktu dalam beribadah, disiplin dalam melaksanakan aktivitas dirumah bersama keluarga. 2. Disiplin dalam melaksanakan perkerjaan rumah, membersihkan rumah dll. Serta membantu pekerjaan orang tua. 3. Disiplin mengerjakan perintah orang tua, dan disiplin dalam menjalankan nasihat orang tua, disiplin membagi waktu dalam menjalankan tugas pribadi dan tugas sebagai anak Mahasiswa disiplin di masyarakat : 1. Disiplin dalam berlalu lintas, 2. Mengikuti aturan bertetangga, aturan di tingkat RT dan RW dst. (disiplin berinteraksi dengan tetangga) 3. Disiplin menjaga kelestarian lingkungan, menjaga alam dan budaya hidup bersih serta disiplin dalam membuang sampah, 4. Disiplin dalam berorganisasi di tengah masyrakat, baik organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, maupun organisasi sosial lainnya. 5. Diwajibkan disiplin dalam bermedia sosial di dunia maya.