Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN GOLONGAN DARAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN

ANTI SERUM A dan ANTISERUM B

1. TUJUAN:
Setelah selesai melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui cara pengerjaan pemeriksaan golongan darah A, B,
AB, O dengan menggunakan anti serum A dan B

2. DASAR TEORI:
Golongan darah adalah merupakan pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen warisan yang terdapat pada permukaan
membran sel darah merah. Darah manusia digolongkan menjadi golongan darah
A, B, AB, dan O (nol). Apabila pada sel darah merah seseorang hanya terdapat
aglutinogen A, darah digolongkan A. Jika terdapat aglutinogen B, darah
digolongkan B. Jika terdapat aglutinogen A dan B, darah digolongkan AB. Dan
jika tidak terdapat aglutinogen A ataupun B, darah digolongkan O. Untuk
menentukan golongan darah diperlukan suatu serum penguji yang disebut tes
serum yang terdiri dari tes serum A dan tes serum B. Darah yang akan kita periksa
dimasukkan kedalam suatu tabung yang berisi 2cc gram fisiologis laludikocok.
Darah tersebut ditaruh di atas object glass kemudian diteteskan tes serum A dan
tes serum B.

Golongan Sel darah merah plasma


A Antigen A Antibodi B
B Antigen B Antibodi A
AB Antigen AB Tidak ada antibodi
O Tidak ada antigen Antibodi A dan B

3. CARA KERJA
Alat:
1. Blood lanset
2. Jarum franke

3. Objek glass

Bahan:

1. Serum Anti A
2. Serum Anti B

3. Kapas

4. Alcohol 70%
Langkah Kerja:

Cara kerja untuk pemeriksaan golongan darah yakni dilakukan pemilihan


jari untuk pemeriksaan darah. Jari yang tepat digunakan yakni jari manis kiri
dikarenanakan jari jarang digunakan dan sel-selnya masih lunak dan mudah untuk
keluar darah, selanjutnya dilakukan pemijatan pada jari yang akan dilakukan
pemeriksaan. Siapkan blood lanset sebelum digunakan , desinfeksi area yang akan
ditusuk menggunakan alcohol 70%. Tusukan blood lanset pada jari yang telah
didesinfeksi.
Setelah blood lanset ditusukan ke jari manis,darah yang keluar diteteskan
ke objek glass tes golongan darah a dan golongan darah b yang tersedia. Apabila
darah yang ditetesan sudah cukup usap kembali jari dengan menggunakan kapas
berisi alcohol 70%. Setelah itu tetesi dengan menggunakan masing-masing
dengan anti serum A dan anti serum B sesuai dengan tanda lingakaran pada objek
glass yang sebelumnya sudah ditetesi dengan darah agar tidak tertukar . aduk
darah dengan serum sehingga serum sehingga terjadi perubahan . amati darah dan
serum yang telah tercampur apakah terjadi penggumpalan atau tidak. Terakhir
tentukan golongan darah.

4. HASIL

NAMA ANTI A ANTI B GOLONGAN


DARAH
Ardina - - O
Dharma p + + AB
Wawan + - A
Wiranata - + B
Tariani - - O
April - - O
Anisa + - A
Dayu Gayatri - - O
Dayu Mirah - + B
Ayu Widya - + B
Maransika - + B
Intan AS - - O

Keterangan:

(+) : Mengalami penggumpalan

(-): Tidak mengalami penggumpalan


Gambar 1. Terjadi penggumpalan pada anti B Gambar 2. Tidak terjadi penggumpalan

Gambar 4. Terjadi penggumpalan pada


Gambar 3. Terjadi penggumpalan pada anti A
anti A dan anti B
5. PEMBAHASAN

Penggolongan darah pada praktikum ini dilakukan dengan melihat apakah terjadi
penggumpalan setelah mencampurkan darah dengan masing-masing antiserum A dan B.
Reaksi penggumpalan dapat terjadi akibat antigen darah terhadap serum anti-A dan anti-
B yang berasal dari masing-masing darah .Golongan darah manusia ditentukan
berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

o Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
o Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
o Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga,
orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang
dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada
sesama AB-positif.
o Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:

Golongan aglutinogen (antigen) aglutinin (antibodi)


pada eritrosit pada plasma darah

A A b
B B a
AB A dan B -
O - a dan b

1. Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan)

2. Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan)

Darah + anti A= aglutinasi terdapat aglutinogen A gol A


Darah + anti B= aglutinasi terdapat aglutinogen B gol B
Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan juga tidak
masalah (Priadi, 2009).
Kita bisa mengetahui apa golongan darah pada suatu individu yaitu ketika diberi
serum anti A darahnya menggumpal, maka individu tersebut memiliki golongan darah A,
jika diberi serum anti B darah menggumpal, maka memiliki golongan darah B. Namun,
jika terjadi penggumpalan pada keduanya, maka individu tersebut memiliki golongan
darah AB, dan apabila tidak terjadi penggumpalan sama sekali, maka individu tersebut
memiliki golongan darah O. Mekanisme terjadinya penggumpalan tersebut yaitu artinya
darah tersebut menolak anti gen tersebut dan tidak dapat menerima tranfusi dari golongan
darah itu.

6. KESIMPULAN
Jika serum anti-A menyebabkan penggumpalan pada tetes darah, maka individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A)
Jika serum anti-B menyebabkan penggumpalan, individu tersebut memiliki
aglutinogen tipe B (golongan darah B)
Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan penggumpalan individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB)
Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan penggumpalan, maka
individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O)

. 7. DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati, Anis. dkk. Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia,


Golongan Darah. FMIPA Universitas Negeri Jakarta. 2008

Anda mungkin juga menyukai