(SCENE 1)
Pada suatu pagi, dengan suasana kelas seperti biasanya, bel masuk pun
berbunyi. Tiba-tiba Bu Dina masuk bersama seorang siswa.
Bu Dina : “Hari ini kita kedatangan teman baru. Silahkan, Nak, perkenalkan
diri kamu.”
Mantir : “Ya.”
(SCENE 2)
Mantir : *Tersenyum*
Tisna : *Tertawa*
Tisna : “Btw, kan kamu baru masuk, nih. Mau keliling sekolah gak?”
Mantir : “Boleh.”
(SCENE 3)
Hari demi hari berjalan dengan normal. Tak terasa, sudah 1 bulan Mantir
menjalani kehidupannya sebagai siswa SMA Negeri 2 Bojonegoro.
Bu Dina : “Hari ini materi bab 1 akan selesai. Jadi kalian harus belajar dengan
giat karena besok kalian akan melaksanakan ulangan harian
pertama.”
Pembelajaran pagi itu berlangsung dengan tenang dan lancar. Setelah jam
pelajaran selesai, Mantir menghampiri Bu Dina.
Mantir : “Maaf, Bu, saya masih belum bisa menguasai materi Bahasa Jawa,
Bu.”
(SCENE 4)
Pada saat pulang sekolah, Mantir dan Tisna melihat teman-temannya sedang
belajar bersama.
Yudha : “Kita lagi ngerjain PR matematika sama belajar bahasa Jawa buat
ulangan besok.”
Mantir : “Wah, kebetulan, aku juga masih belum paham materi yang tadi.”
Nugroho : “Kan kamu pintar, habis ini bantu kerjain PR matematika boleh
lahh..” *tertawa*
Rama : “Iri darimana? Tugasku udah selesai kok. Nilaiku sama Mantir aja
sama.” *tertawa*
Mantir : “Oke, setuju. Kalian ajarin aku bahasa Jawa, nanti aku bantuin PR
matematika kalian.”
Mereka pun melanjutkan kegiatan belajar mereka. Rama, Yudha, Mantir dan
Tisna belajar bahasa Jawa, sedangkan Alex dan Nugroho mengerjakan PR
matematika.
(SCENE 5)
Bu Dina : “Sesuai yang saya katakan kemarin, hari ini kalian akan
melaksanakan ulangan harian. Untuk mengawali pemebelajaran
kita pagi ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu. Ketua kelas,
silakan memimpin doa.”
Alex : “Ram, Rama, bagi jawaban, dong..” *sambil menepuk bahu Rama*
Rama : “Banyak banget, tak kasih yang pilihan ganda aja, ya.”
(SCENE 6)
Setelah murid-murid menjalani ulangan bahasa Jawa minggu lalu, hari ini Bu
Dina membagikan hasil ulangan mereka.
Bu Dina : “Baik, Anak-anak, hari ini saya akan mengumumkan hasil ulangan
bahasa Jawa kalian.”
Bu Dina : “Nugroho 98, Alex 98, Nurma 95, Yudha 88, Dyah 88, Hayyu 84,
Tisna 60, Mantir 45, sing terakhir, Rama 100. Selamat ya, Rama.”
Murid-murid : *Tepuk tangan*
Suasana pun mulai gaduh. Karena tidak terima ejekan teman-temannya, Mantir
pun tersulut emosi. Dan pada akhirnya, Alex, Rama, Nugroho, Mantir, dan Tisna
saling berkelahi.
(SCENE 7)
Dyah : “Eh, Nurma, Hayyu, bantu pisahin mereka dong, pada berantem,
tuh!” *panik*
Hayyu : “Ya kamu pisahin aja sendiri, siapa suruh ikut-ikutan. Tanggung
jawab dong!”
Dyah : “Aduh.. Spontan aja tadi, cuma bercanda kok. Maaf deh...” *sambil
memelas*
Hayyu : “Lah, kenapa minta maaf ke aku? Minta maaf sama Mantir, lah.
Bercandamu kelewatan tau. Coba kamu yang di posisi dia, pasti
sakit hati juga, kan?!” *ngegas*
Nurma : “Heii... Ini kalian mau berantem juga? Udahlah, kita pisahin aja
mereka, keburu Bu Dina datang.”
Namun sayangnya, tanpa mereka sadari Bu Dina telah berjalan menuju kelas.
Bu Dina : “Ada apa ini?! Padahal baru saya tinggal sebentar saja sudah ribut
kalian.”
Yudha : “Mohon maaf sebelumnya, Bu, saat ulangan minggu kemarin saya
melihat Rama dan Alex menyontek.”
Dyah : “Tapi saya juga lihat, Bu. Waktu ulangan saya duduk di sebelah
Rama, terus saya lihat Rama kasih jawaban ke Alex, Bu.”
Bu Dina : “ Sudah ada 2 saksi yang melihat kalian menyontek, gak usah ngeles
kalian! Sudah membully, ulangan juga menyontek. Mau jadi apa
kalian ini?! Memangnya apa tujuan kalian membully Mantir??
Kalian sebagai warga Indonesia seharusnya menjujung tinggi
toleransi dengan tidak merendahkan orang lain yang berbeda
dengan kita!”
Bu Dina : “Jika kalian tidak mau mengaku, saya akan memberikan hukuman
untuk kalian bertiga.”
Bu Dina : “Baiklah, karena kalian tidak mau mengaku, saya minta kalian
membuat video permohonan maaf untuk Mantir dan teman-teman
kalian. Ini sudah kesekian kalinya kalian mengulang perbuatan
yang sama. Jika kalian masih mengulanginya lagi dan peringatan 3
sudah tidak berlaku, maka saat itu juga kalian akan dikeluarkan
dari sekolah.”
Tiga orang yang terkenal dengan kenakalannya itu hanya bisa tertunduk
pasrah. Diam-diam, Dyah tersenyum licik.
(SCENE 8)
Setelah Bu Dina keluar dari kelas, Alex, Rama, dan Nugroho langsung
membuat video yang diminta oleh Bu Dina.
Alex : “Saya Alex dari kelas X-9, beserta kedua teman saya, Rama dan
Nugroho ingin meminta maaf yang setulus-tulusnya atas perbuatan
kami terhadap Mantir.”
Nugroho : “Kami harap permintaan maaf kami dapat diterima oleh Mantir dan
teman-teman. Kami berjanji tidak akan mengulangi perbuatan
kami lagi.”
Pecahlah tawa di kelas itu saat melihat video yang telah mereka buat.
Yudha : “Sudah, sudah, mereka itu sudah mengakui bahwa mereka bersalah,
jangan ditertawakan. Kita ini kelas terkompak, salah satu salah
semua. Tunjukkan bahwa kita ini bisa lebih kompak, lebih erat
dalam pertemanan, dan tidak membeda-bedakan satu sama lain.”
Semua siswa di kelas itu tersentuh dengan kalimat yang diungkapkan oleh
Yudha. Lalu, merekapun saling meminta maaf.
Rama : “Iya, nggak apa-apa. Aku juga merasa bersalah waktu itu nggak
jujur saat ulangan.”
Akhirnya, merekapun saling berbaikan dan suasana kelas mejadi aman dan
damai tanpa adanya perundungan, dan Mantir pun dapat belajar dengan hati yang
tenang.
TAMAT