Anda di halaman 1dari 7

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


Jalan Besar Ijen No. 77C Malang

MATAKULIAH BAHASA INDONESIA


UJIAN TENGAH SEMESTER
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
PJMK BAHASA INDONESIA : Gita Konstania, ST. Keb., M.Keb
PENGAMPU MK BAHASA INDONESIA : Dr. Ahmad Husin, M.Si.,M.Pd
WAKTU DIUJIKAN : SENIN, PUKUL : 10.00-14.20 WIB
SELASA, PUKUL: 07.30-10.50 WIB
PERHATIAN:

1. Tulis nama, NIM, nomor urut presensi pada lembar tugas Anda.
2. Kerjakan dengan cermat berbahasa Indonesia, dan format tugas ukuran kertas A4
dengan fon 12, Time New Roman, dan spasi 1,5.
3. Berdoalah kepada Tuhan sebelum dan sesudah mengerjakan soal.
4. Tugas UTS dikerjakan dalam satu file secara berurutan mulai soal nomor satu (1)
sampai soal nomor urut empat (4).
5. Tugas diterima paling lambat seminggu setelah SOAL ini diujikan.

SOAL-SOAL:

Nama : Luluk Dwi Masruroh

Nim : P17311221003

A. SOAL PILIHAN GANDA


(Pilihlah jawaban yang paling tepat, dengan memperhatikan setiap perintah dalam
soal)

1. Bahasa merupakan suatu yang normatif, yang berwujud lambang-lambang bunyi yang
dibentuk melalui alat ucap manusia, yang disetujui oleh sekelompok manusia secara
konvensional. Pernyataan tersebut merupakan istilah bahasa yang ditinjau dari sudut
pandang, yakni:

a. linguistik

b. hukum

c. sosiologi

d. struktur bahasa

e. kesehatan
2. Manusia hidup memiliki kecenderungan untuk bermasyarakat. Agar mereka dapat saling
berhubungan dan saling membantu antra sesama, mereka memerlukan bahasa. Dalam hal
ini, bahasa berfungsi sebagai:

a. alat komunikasi sosial


b. alat yang memungkinkan untuk mempersatukan masyarakat
c. lambang komunikasi
d. alat untuk menyatakan fikiran dan perasaan
e. alat untuk mengemukakan keinginan.

B. SOAL ESSAY TERSTRUKTUR


1. Jelaskan mengapa bahasa Indonesia dianggap sebagai “Lingua Franca”bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara? Dan mengingat fungsi dan situasi yang berbeda-beda dalam
setiap komunikasi antarmanusia, maka tersedia bermacam-macam ragam bahasa.
Pertama dari segi pembicara/penulis terdapat (a) berdasarkan daerah, (b) berdasarkan
pendidikan, dan (c) berdasarkan sikap. Sedangkan, kedua, dari segi pemakaiannya ragam
bahasa diperinci berdasarkan (a) pokok persoalan, (b) sarana, dan (c) gangguan
campuran.
Jawab:
Bahasa Indonesia dianggap sebagai “Lingua Franca” bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara karena dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu
dari banyak ragam bahasa Melayu. Sedangkan bahasa Melayu kala itu adalah lingua
franca (bahasa pengantar dalam pergaulan) antarwarga nusantara dan dengan pendatang
dari manca negara. Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa
Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang telah digunakan sebagai
lingua franca di Nusantara sejak dulu. Dari prasasti-prasasti dan peninggalan kuno
diketahui bahwa bahasa Melayu telah digunakan sejak jaman kerjaan Sriwijaya, yang
kemudian berkembang pesat penggunaannya karena diperkaya dengan kata-kata dan
istilah pinjaman dari bahasa Sanskerta, suatu bahasa Indo-Eropa dari cabang Indo-Iran.
Jangkauan penggunaan bahasa ini pun cukup luas, karena ditemukan pula dokumen-
dokumen dari abad berikutnya di Pulau Jawa dan Pulau Luzon. Oleh karena itu bahasa
Indonesia dianggap sebagai “Lingua Franca” bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Variasi bahasa dari segi penutur/pembicara/penulis adalah variasi bahasa yang
disebabkan oleh perbedaan penuturnya. Biasanya variasi bahasa ini muncul karena
perbedaan asal-usul, status sosial, kelompok masyarakat, pekerjaan, dan sebagainya.
bahasa dari segi penutur/pembicara/penulis terbagi menjadi: (a) berdasarkan daerah yaitu
bahasa yang digunakan oleh pembicara mengikuti daerah asal pembicara. Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa
Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing
memiliki ciri khas yang berbeda-beda. (b) berdasarkan pendidikan penutur maksudnya
bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa
asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm,
pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa
seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat
pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai. (c) berdasarkan sikap
penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika
lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi,
akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis
juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara
penutur dan kawan bicara akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin
formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
Variasi bahasa dari segi pemakaian berkenaan dengan pemakaian atau fungsinya.
Variasi bahasa ini disebut juga fungsiolek atau register, yaitu variasi bahasa yang
menyangkut keperluan atau bidang apa yang dibicarakan. bahasa dari segi pemakaian ini
yang paling tanpak cirinya adalah dalam hal kosakata. Setiap bidang biasanya
mempunyai kosakata khusus yang tidak digunakan dalam bidang lain. Bahasa dari segi
pemakaian dibedakan menjadi: (a) Pokok persoalan. Dilihat dari pokok persoalan, ragam
bahasa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Sehari-hari, kita bergerak di dalam
bermacam lingkungan masyarakat. Sedangkan di lingkungan masyarakat yang berbeda
terdapat penggunaan bahasa yang berbeda juga. Misalnya, bahasa yang digunakan dalam
lingkungan ilmu dan teknologi berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan niaga serta berbeda pula dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
seni (kebudayaan). Demikian pula, bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama
berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan olahraga, hukum, atau politik.
(b) Sarana, variasi bahasa dari segi sarana dapat dilihat dari segi sarananya atau jalur
yang digunakan. Berdasarkan sarana yang digunakan ragam bahasa dibagi menjadi dua,
yakni ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (c) Gangguan campuran adalah
pemakaian dua bahasa atau lebih atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu
masyarakat tutur. Contohnya di Surabaya kebayakan orang di sana menggunakan bahasa
campuran, yaitu campuran dari bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa sebagai pemakaian
sehari-hari.

2. Mengapa bahasa Indonesia/bahasa Melayu memegang peranan penting bagi


penyebaran agama-agama di Indonesia?
Jawab:
Dikarenakan dari dokumen-dokumen yang ditemukan di wilayah nusantara diketahui
bahwa orang-orang Cina, Persia dan Arab, pernah datang ke kerajaan Sriwijaya di
Sumatera untuk belajar agama Budha dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai
lingua franca atau bahasa pergaulan bagi suku-suku dan pendatang di wilayah
nusantara. Pada masa keemasan kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu juga dipakai
sebagai bahasa kebudayaan dan pendidikan. Waktu itu bahasa Melayu dipakai dalam
buku-buku pelajaran agama Budha.
3. Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pada pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara/penulis. Kalimat efektif lebih mengutamakan keefektifan
kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektf
mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan,
kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan. Bagaimana pendapat Anda tentang
sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas tersebut beserta contohnya?
Jawab:
Menurut saya sebuah kalimat memiliki ciri-ciri yang khas seperti kesepadanan struktur,
keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan maka kalimat
tersebut bisa dikatakan kalimat efektif yang sempurna. Kalimat efektif harus mampu
membuat maksud yang disampaikan oleh penulis itu tergambar lengkap dalam pikiran
pembaca, persis dan jelas seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Contoh:
A. Kesepadanan struktur
• Para demonstran keluar dari ruang sidang.
• Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah.
B. Kehematan kata
• Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi.
• Ia masuk ruang kelas.
C. Paralelisme
• Mereka dilarang mengobrol, menyontek, dan tidur.
D. Ketegasan makna
• Sapulah lantai rumahmu agar bersih!
E. Logis
• Sebelum ditemukan tak bernyawa, pria itu sering mondar-mandir di kampung.

4. Perbaikilah kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif. Gunakan kata perangkai yang
tepat, serta tanda baca dan penulisan huruf yang benar: 1) Diumumkan bagi semua
mahasiswa-mahasiswa yang ada di ruangan aula ini agar segera berpindah ke kelas
karena kuliah akan segera dimulai. (2) Dalam pada itu para pengunjung telah
berdatangan di stadion utama senayan. (3) Peserta seminar datang secara
berombongan. Sehingga peserta seminar kesulitan mendapatkan tempat duduk. (4)
Ibunya membeli baju, sementara itu adiknya membeli celana panjang.
Jawab:
1) Pengumuman bagi semua mahasiswa yang ada di aula ini agar segera kembali ke
kelas karena perkuliahan akan segera dimulai.
2) Para pengunjung telah datang di Stadion utama Senayan.
3) Peserta seminar datang berombongan sehingga kesulitan mendapatkan tempat duduk.
4) Ibunya membeli baju, sedangkan adiknya membeli celana panjang.
1. Buatlah karangan sederhana tentang riwayat hidup Anda mulai dari sekolah dasar sampai
sekarang sebanyak 1 (satu) halaman.
Nama saya Luluk Dwi Masruroh, biasanya akrab dipanggil Luluk. Saya lahir di
Malang, 18 Oktober 2004, tepatnya pada hari Senin sebelum azan Magrib. Saya adalah
anak kedua dari dua bersaudara. Sekarang saya mengenyam pendidikan di Politeknik
Kemenkes Malang sebagai mahasiswa semester dua. Sebelum saya memutuskan untuk
memasuki sekolah kejuruan ini banyak lika-liku yang saya lewati, dimulai dari berubah
nya cita-cita saya setiap tahunnya.
Pada saat saya umur 5 tahun tepatnya masih berada pada jenjang TK yaitu di TK
Dharmawanita 1. Pada saat itu saya selalu memilih cita-cita saya sebagai seorang guru
karena pada saat itu saya sangat mengagumi guru TK saya yang bernama Bu Ika. Beliau
merupakan panutan saya karena memiliki sifat yang penyabar dan penyayang. Kemudian
saat saya beranjak ke pendidikan SD tepatnya di SDN Panggungrejo 4, cita-cita saya
mulai berubah, tetapi masih dalam konteks yang sama yaitu menjadi seorang dosen. Ada
dua alasan mengapa saya mengubah cita-cita menjadi seorang dosen. Pertama, saya pada
saat itu sangat menyukai pelajaran Matematika. Saya berpikir menjadi seorang guru
harus bisa atau menyukai semua pelajaran yang ada, sedangkan dosen hanya cukup
berfokus pada satu pelajaran yang didalaminya. Alasan yang terakhir adalah sewaktu itu
saya sangat tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris, saya takut semisal nanti saat
menjadi seorang guru saya harus mengajar pelajaran Bahasa Inggris juga. Ini memang
pemikiran yang saya dapat sewaktu SD dahulu, bahkan terkadang saya sesekali
menertawakan hal ini saat mengingatnya.
Masa kanak-kanak saya pun telah terlewati dan saya lanjut menempuh pendidikan
di SMP Negeri 4 Kepanjen. Seiring saya naik kelas cita-cita saya juga ikut berubah.
Seingat saya pada waktu kelas IX cita-cita saya berubah dari seorang dosen menjadi
arsitek. Hal satu-satunya yang menyebabkan saya memilih untuk menjadi seorang arsitek
adalah saya mulai menyadari kelebihan dan ketertarikan saya yaitu menggambar. Saya
mulai menyadarinya pada saat mulai dari kelas VIII karena selalu mendapat nilai
tertinggi dalam setiap tugas menggambar. Hal yang membuat saya lebih yakin yaitu pada
saat adanya tugas praktek pelajaran Seni Budaya yang diharuskan setiap siswa
menghasilkan satu buah karya lukisan lalu dipamerkan saat acara apresiasi yang
dilakukan oleh para guru, staff dan adik kelas. Pada saat itu lukisan saya mendapat
apresiasi tertinggi di kelas sehingga membuat saya lebih yakin lagi untuk merubah cita-
cita saya sebagai seorang arsitek.
Kemudian setelah saya lulus dari jenjang SMP, saya melanjutkan ke jenjang
selanjutnya yaitu di SMA Negeri 1 Kepanjen dan cita-cita saya ikut berubah lagi. Saat
kelas X saya kembali meneruskan cita-cita yang berhubungan dengan Matematika yaitu
bekerja pada bidang perpajakan. Banyak teman-teman saya yang bertanya ataupun
mengajak untuk masuk ke lingkup kesehatan karena pada saat itu saya mengambil SMA
jurusan IPA. Jawaban saya atas ajakan dan pertanyaan mereka selalu sama, yaitu tidak
mau dengan alasan saya adalah orang yang tidak tegaan bahkan ketika melihat darah saya
tidak begitu suka. Tetapi seiring berjalannya waktu seperti peribahasa “menjilat air liur
sendiri” saya mulai menunjukkan ketertarikan pada bidang kesehatan. Hal itu bermula
saat ibu saya diharuskan menjalani terapi punggung akibat pembengkakan sendinya. Saat
itu, saya melihat para dokter dan perawat yang mengobati ibu saya terlihat sangat keren.
Kemudian ketertarikan saya bertambah lagi saat Covid-19 melanda. Pada saat itu seluruh
keluarga saya bahkan saya sendiri ikut terinveksi Covid-19 sehingga seluruh keluarga
saya menjalani isolasi mandiri di dalam rumah. Kemudian seorang bidan desa bernama
Bidan Mamik datang ke rumah bersama salah satu rekan sejawatnya untuk memberi
vaksin pada keluarga saya dan para tetangga yang ikut terinfeksi Covid-19.
Sejak itu saya menetapkan niat saya untuk menjadi salah satu bagian dalam tenaga
kesehatan yang mana mereka telah berkorban demi menyelamatkan seluruh warga di
dunia untuk melawan pandemi Covid-19. Sehingga pada tahun 2022 kemarin saya benar-
benar menjalankan niat saya yaitu dengan bergabungnya saya menjadi bagian mahasiswa
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang. Saya berharap kelak saya bisa menjadi seorang
tenaga kesehatan yang mengabdi sepenuhnya kepada masyarakat untuk meneruskan
perjuangan para tenaga kesehatan terdahulu.

2. Buatlah surat lamaran kerja sebanyak satu (1) halaman, yang ditujukan kepada salah satu
rumah sakit di kota Anda, lengkap dengan alamat rumah sakit tersebut. Gunakan format
surat yang lengkap dan benar!
Kepanjen, 8 Maret 2023

Kepada Yth:
Direktur RS Wava Husada
Jalan Panglima Sudirman No. 99A
Kepanjen 65163

Dengan hormat,
Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari surat kabar Jawa Pos pada tanggal 6 Maret
2023, perihal lowongan pekerjaan untuk Rumah Sakit Wava Husada, maka saya yang
bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Luluk Dwi Masruroh
Tempat/ Tanggal Lahir : Malang, 18 Oktober 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : DIV Kebidanan
Status : Belum Nikah
Alamat : Jl. Anggur No. 53, Kepanjen
Bermaksud untuk mengajukan lamaran pekerjaan di Rumah Sakit Wava Husada untuk
menempati posisi sebagai bidan. Adapun sebagai pertimbangan saya lampirkan:
1. Curiculum Vitae (CV)
2. Fotokopi KTP
3. Fotokopi Ijazah
4. Fotokopi Transkip Nilai
5. Fotokopi Kartu Kuning
6. Fotokopi Surat Keterangan Catatan Kepolisian

Besar harapan saya agar Bapak/Ibu berkenan memanggil saya untuk wawancara agar
saya dapat mendeskripsikan diri saya dan keahlian yang saya miliki secara langsung.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Luluk Dwi Masruroh

Anda mungkin juga menyukai