Anda di halaman 1dari 7

2019

MODUL
TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN
TANDA BAHAYA KEHAMILAN PADA TRIMESTER I,II,III

VIANTY MUTYA SARI, SST,M.KES


STIKES MUHAMMADIYAH CIREBON
9/20/2019
12. Chapman, L., & Durham, R. (2010). Maternalnewborn nursing: The
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan critical components of nursing care. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Topik : Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester I, II dan III
Dosen : Vianty Mutya Sari, SST, M.Kes PENDAHULUAN

OBJEKTIF PERILAKU SISWA Angka Kematian Ibu (AKI) yang dihitung per 100.000 kelahiran di Indonesia masih
Setelah perkuliahan ini : menunjukkan penurunan yang lambat. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan
1. Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu menjelaskan tanda bahaya ibu Kesehatan Indonesia (SDKI), pada tahun 1991 AKI mencapai 390 jiwa, tahun 1997
hamil trimester I mencapai 334 jiwa, tahun 2003 mencapai 307 jiwa dan pada tahun 2007 AKI
2. Tanpa melihat catatan, mahasiswa mamnpu menjelaskan tanda bahaya ibu mencapai 228 jiwa. Menurut Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
hamil trimester II. (2010) angka tersebut akan terus diupayakan menurun menjadi 102 jiwa pada
3. Tanpa melihat catatan, mahasiswa mampu menjelaskan tanda bahaya ibu tahun 2015 seperti yang tertuang dalam target Millenium Development Goals
hamil trimester III (MDGs). Penyebab kematian maternal antara lain perdarahan (25%), infeksi (15%),
aborsi yang tidak aman (13%), eklampsia (12%), persalinan yang buruk (8%),
REFERENSI penyebab obstetrik langsung lainnya (8%), dan penyebab tidak langsung (20%)
1. WHO.JHPIEGO. Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen (WHO, 2005).
Diploma III Kebidanan.
2. Buku 2 Asuhan Antenatal. Jakarta 3 Pusdiknakes. 2003 Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dapat dicegah apabila ibu hamil dan
3. Wiknjasastro H. Ilmu Kebidanan. Jalatra : Yayasan Bina Pustaka keluarganya mampu mengenali tanda bahaya kehamilan dan mencoba untuk
Sarwono. 2002 mencari pertolongan kesehatan (Hailu, Gebremariam, & Alemseged, 2010). Tanda
4. Varney. H. Varney’s Midwgfery Thierd Edition. Bandung : Sekoloa bahaya kehamilan yang dapat muncul antara lain perdarahan vagina, edema pada
Publisher.1997 wajah dan tangan, demam tinggi, ruptur membran, penurunan pergerakan janin, dan
5. Jenny Sucliffe. Baby Bonding. Jakarta :Taramedia & Restu Agung. 2002. muntah persisten (Chapman & Durham, 2010; Pillitteri, 2010). Menurut Rashad dan
6. Stoppard Miriam. Kehamilan dan Kelahiran. Bandung : Mitra Media. Essa (2010) tindakan yang tepat dapat menghindarkan ibu hamil dari penyebab
2007. kematian maternal yang dapat dicegah. Tindakan dalam bentuk perawatan
7. Farrer Helen. Perawatan Maternitas. Jakarta 1 EGC. 2001. kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa antenatal care, menjaga kebersihan
8. WHO. JHPIEGO .Asuhan Kebidanan dalam kehamilan.Jakarta : diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas fisik dan aktivitas seksual
Pusdiknakes. 2003 sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain sebagainya (Bobak,
9. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BPPN). (2010). Report Lowdermilk, & Jensen, 1995/2005; Pillitteri, 2010).
on the achievement of the Millenium Development Goals Indonesia 2010.
Jakarta: Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.
10. Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar
keperawatan maternitas. (Maria A. Wijayarini, Penerjemah) (Edisi 4).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Buku asli diterbitkan tahun
1995.
11. Celik, Y., & Hotchkiss, D.R. (2000). The socioeconomic determinants of
maternal health care utilization in Turkey. Social Science & Medicine. 50,
1797–1806.
URAIAN MATERI perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat dari
perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester III (Hadijanto, 2008).
A. Pengertian (1) Abortus
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
(Pusdiknakes,2003). Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal (Hadijanto, 2008). Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu
yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi dikarenakan abortus (5%). Berdasarkan jenisnya Sujiyatini dkk (2009)
patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menyebutkan abortus dibagi menjadi:
menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya (a) Abortus Imminens (threatened)
komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil. Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran
B. Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan vagina yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada
Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan trimester pertama kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau tanpa
hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri
menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya
mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu.
secara bertahap dan berangsur angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya
selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya pembukaan serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound
gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung janin
Faktor predisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan masih
awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah terdapat janin utuh.
gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun (b) Abortus Insipien (inevitable)
bayi yang dikandungnya. Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi
C. Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks.
III Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri
1. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu) kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan vagina memperlihatkan
a. Perdarahan Pada Kehamilan Muda dilatasi osteum serviks dengan bagian kantung konsepsi menonjol. Hasil
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya Pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin masih berdenyut,
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kantung gestasi kosong (5-6,5 minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.
early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa (c) Abortus Incompletus (incomplete)
istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. Dari
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor
Pada pemeriksaanvagina, canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat didaerah adneksa. Adanya tanda tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat
diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang
osteum uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis bagian bawah, nyeri tekan dan nyerilepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan
dan ireguler. dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.
(d) Abortus Completus (complete) (3) Mola hidatidosa
Pada abortus completus semua hasil konsepsisudah dikeluarkan. Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa
danuterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu
kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada Pemeriksaan USG berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,
didapatkan uterusyang kosong. dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm. Menurut
(e) Missed Abortion Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin berbeda dengan kehamilan biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-lain,
mati itu tidak dikeluarkan selama8 minggu atau lebih. hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan
(f) Abortus Habitualis (habitual abortion) lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar dari umur
Adalah abortus spontan yang terjadi berturut turut tiga kali atau kehamilan. Ada pula kasus kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar
lebih. Pada umumnya penderitatidak sukar menjadi hamil, namun walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu. jaringan trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan
(2) Kehamilan ektopik adanya dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya
Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke rumah sakit.
menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama sampai ketujuh
ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias intermiten, sedikit-sedikit
tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian. Karena
kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.
kehamilan. Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur b) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu
akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena
tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah
terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008). yang sampai menggangguaktifitas sehari hari dan keadaan umum menjadi lebih
Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada perdarahan buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002, p.275).
pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri c) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat
ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia dalam merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah.
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau
keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil trimester I (Saifuddin, 2002, c) Selaput kelopak mata pucat
p.281). Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
d) Demam Tinggi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada trimester II. Anemia
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah. Anemia
suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi (Saifuddin,2002, p.281).
kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi 3) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)
(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan a) Perdarahan Pervaginam
mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan
disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme (28%). Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti
tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan plasenta previa. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan tempat yang abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
masa nifas (Pusdiknakes, 2003). seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan
2) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu) plasenta yang letaknyan normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir,
a) Demam Tinggi biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan b) Sakit Kepala Yang Hebat
suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan
kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan
(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang
mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan c) Penglihatan Kabur
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang
masa nifas (Pusdiknakes, 2003). hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang
b) Bayi kurang bergerak seperti biasa mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kalidalam 1 jam). Ibu mulai kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang
seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%). Pada
berkunang kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan umumnya kejang didahului ole makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-
tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam
penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212)
pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003). h) Selaput kelopak mata pucat
d) Bengkak di muka atau tangan Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang
meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius keduanya saling berinteraksi. Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan
jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu
diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre- kurang dari 2500 gram) (Saifuddin, 2002).
eklampsia. i) Demam Tinggi
e) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%).
seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003). tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini) gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan
Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada masa nifas (Pusdiknakes, 2003).
kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan adalah
normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu D. Tujuan Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan
satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan Tujuan pentingnya mengetahui tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes-
ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode WHO-JHPIEGO (2003) yaitu :
laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar
kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati 1. Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan janinnya sejak
Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita, 2010). dini.
g) Kejang
2. Dapat mengambil tindakan yang tepat yaitu menghubungi tenaga kesehatan
terdekat bila menemui tanda bahaya kehamilan untuk mendapat perawatan
segera

KESIMPULAN

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester III

A. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)


1. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
a. Abortus
b. Kehamilan ektopik
c. Mola hidatidosa
2. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
3. Selaput kelopak mata pucat
4. Demam Tinggi

B. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu)


1. Demam Tinggi
2. Bayi kurang bergerak seperti biasa
3. Selaput kelopak mata pucat

C. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)


1. Perdarahan Pervaginam
2. Sakit Kepala Yang Hebat
3. Penglihatan Kabur
4. Bengkak di muka atau tangan
5. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa
6. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)
7. Kejang
8. Selaput kelopak mata pucat
9. Demam Tinggi

Anda mungkin juga menyukai