DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………. 4
B. Rumusan masalah……………………………………………... 6
C. Tujuan…………………………………………………………. 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tanda bahaya kehamilan…………………………… 8
B. Deteksi dini tanda bahya kehamilan……………………………8
C. Macam-macam tanda bahaya kehamilan……………………… 9
D. Cara mencegah tanda bahaya kehamilan……………………… 18
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data subjektif………………………………………………….. 20
B. Data objektif…………………………………………………… 22
C. Assagment……………………………………………………... 23
D. Planning……………………………………………………….. 23
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berupa komplikasi baik untuk ibu maupun bayinya. Komplikasi yang sering
bagi kesehatan wanita, karena merupakan penyebab terbesar kematian ibu dan
bayi.
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan
indikator utama dalam pelayanan kesehatan dan salah satu tujuan Millenium
target MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Hal ini
AKI dari tahun sebelumnya 2007. AKI Indonesia pada tahun 2007 sebesar 228
per 100.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Hal ini berbanding terbalik dengan angka kematian bayi (AKB), hasil survei
2
demografi dan kesehatan 2012 menjelaskan bahwa AKB mengalami penurunan
persalinan dan nifas sebesar 90% pada tahun 2009. Penyebab langsung kematian
ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%.
Penyebab tidak langsung adalah kurang energi kronik selama kehamilan sebesar
37% dan anemia kehamilan sebesar 40% (Depkes RI, 2014). Faktor lain yang
kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan
Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dapat dicegah apabila ibu hamil dan
Tanda bahaya kehamilan yang dapat muncul antara lain perdarahan vagina, edema
pada wajah dan tangan, demam tinggi, ruptur membran, penurunan pergerakan
janin, dan muntah persisten (Chapman & Durham, 2014; Pillitteri, 2015).
Menurut Rashad dan Essa (2014) tindakan yang tepat dapat menghindarkan
ibu hamil dari penyebab kematian maternal yang dapat dicegah. Tindakan dalam
bentuk perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa antenatal care,
3
dan aktivitas seksual sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain
internal dan eksternal. Faktor internal adalah usia dan paritas, sedangkan faktor
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas praktik asuhan kebidanan pada ibu hamil
2. Tujuan khusus
4
trimester 1, 2, 3?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi.
Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya
risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang
kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan
5
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius
dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik
Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda
harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan
(1) Abortus
dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2013). Menurut SDKI
6
mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama
kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan,
sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada
beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan
janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan masih
dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Pada keadaan ini
didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat.
jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi kosong (5 hingg 6,5 minggu),
uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.
dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina,
canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau
7
(d) Abortus Completus (complete)
penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, dan uterus
sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji
kosong.
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak
Adalah abortus spontan yang terjadi berturut- turut tiga kali atau lebih. Pada
sebelum 28 minggu.
Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan
ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak
sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian
Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah
sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di
luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat
8
menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture
Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada perdarahan
pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri
Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah
adneksa. Adanya tanda- tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan
ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian
bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam
serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.
ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa
seberapa berbeda dengan kehamilan biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-
lain, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan
lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar dari umur
kehamilan. Ada pula kasus-kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar
9
dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya keluhan
Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama sampai ketujuh
perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu
setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah
yang sampai menggangg aktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa
disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil
d) Demam Tinggi
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi
10
dalam kehamilan. Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena infeksi
(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan
a) Demam Tinggi
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi
dalam kehamilan. Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena infeksi
(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu
mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak
11
bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD
ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit kali dalam 1 jam jika ibu berbaring
atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2013).
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada trimester II.
a) Perdarahan Pervaginam
(28%). Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak
dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini
berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain adalah solusio
12
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan
masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang
dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam
c) Penglihatan Kabur
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan
yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran
darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
13
serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan
pertanda pre-eklampsia.
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu
mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak
bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD
ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
(Pusdiknakes, 2013).
Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah
ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban
pecah dini. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia
luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin
lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim),
makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam
g) Kejang
14
Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%). Pada
gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III.
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada Trimester III dapat
menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi
i) Demam Tinggi
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi
dalam kehamilan. Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena infeksi
(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan
15
b. Tujuan Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan
Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan janinnya sejak
dini.
terdekat bila menemui tanda bahaya kehamilan untuk mendapat perawatan segera.
a.Mengenal dan mengetahui ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami
tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibu sehingga dapat dilakukan rujukan
d. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap Kesehatan ibu, bayi, serta penyakit yang
e. Bidan atau perawat desa harus bertempat tinggal didesa yang ditugaskan yang
merupakan ujung tombak tentang Kesehatan ibu didesa yang ditempatin nya
h. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
Jam : 09.00
NPM : 210502.128.047
A. DATA SUBYEKTIF:
1 Identitas ibu dan suami.
Nama : Ny S/ Tn H
Umur : 23 th./ 23 th
Agama : Islam./islam.
Suku : Sunda./ betawi
Pendidikan : SMA./SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja/ Swasta
Alamat : Cipayung rt 1 rw 6, Cibinong.
17
2. Riwayat keluhan :
a. Ibu U datang ke bidan dengan keluhan badanya terasa lemas kadang terasa
pusing,
b. ibu sekali- kali sering merasakan sakit kepala yang hilang timbul.
c. Sifat keluhan yang di rasakan ibu sejak tiga hari yang lalu.
3. Riwayat kehamilan sekarang.
a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran.
b. HPHT tanggal 18 april 2021
18
HPHT : 18 april 2021
b. Riwayat kehamilan sekarang.
Hamil ke :1
Umur kehamilan : 30-32 mg
HPL : 25 januari 2022.
Rencana persalinan : di bidan
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan blm pernah menggunkan KB apapun selama ini dengan alasan
ingin memiliki anak.
19
S 36,5°C,
R 22 x/mnt
7. Pemeriksaan khusus.
Kepala : kulit dan rambut bersih, tidak rontok, tidakk ada benjoalnsekitar
kepal, tidak ada nyeri tekan.
Wajah : tampak ibu cemas tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema,
tidak ada nyeri tekan.
Mata : konjungtiva agak sedikit pucat, sklera putih.
Hidung : simetris, tidak ada sckret tidak ada cuping hidung.
Mulut atau gigi : mulut tampak bersih tidak ada caries.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jungularis.
Payudara : putting susu tampak menonjol, hiperpingmentasi areola
mammae,tidak ada benjolan sekitar payudara,dan tidak ada nyeri tekan sekitar
payudara.
Abdomen
Tidak ada bekas operasi, tampak strie alba, linea nigra.
Leopold I : 3 jr bpx,28 cm, teraba kepala.
Leopold II : punggung kanan.
Leopold III : presentasi kepala.
Leopold IV : BAP( bergerak atas panggul )
TBJ : 2492 gr.
Auskultasi detak jantung janin terdengar jelas kut dan teratur di kuadran kanan
bawah perut ibu dengan frekuensi 135x/menit.
8. Extremitas
Tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises, reflek patella kiri dan
kanan positif.
9. Pemeriksaan laboratorium.
HB 9,9 gr%
ASSESMEN: G1P0A0 hamil 30-32 mg, janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala dengan anemia
20
PLANNING/PELAKSANAAN :
1. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisi kehamilanya.
Rasional : dengan menjelaskan mengenai keadaan yang di alaminya maka ibu
akan mengerti sehingga ibu akan bersifat kooperatif terhadap Tindakan dan
anjuran petugas Kesehatan.
2. Menganjurkan ibu untuk Selalu menjaga Kesehatan ibu dan bayi dan selalu
menjaga 3 M.
Rasional : selama masa pandemic covit kita harus menerapkan 3 M
21
5. Diskusikan pada ibu tentang komplikasi dalam kehamilan.
Rasional : agar ibu lebih hati-hati dalam menghadapi anemia yang sedang di
alaminya dan lebih memperhatikan apa yang di anjurkan dan segera datang ke
tempat pelayanan jika mengalami kelainan yang di rasakan selama hamil.
6. Diskusi tentang persipan kelahiran dan persalinan.
Rasional : dengan mendiskusikan tersebut dapat membantu ibu untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan terutama biaya persalinan,
tempat bersalin, penolong peralinan.
7. Penatalaksanaan pemberian vitamin.
a. SF 1x1 tablat/hari
Rasional : suplemen zat besi di rekomendasikan sebagai dasar yang rutin
karena banyak ibu yang tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi terlebih lagi ibu yang sedang mengalami anemia.
b. Vitamin B Komplek.
Rasional : vitamin B komplek merangsang relaksasi otot-otot polos dan
memperlancar aliran darah sehungga membantu metabolism termasuk
pencernaan.
c. Vitamin C.
Rsional : dapat membantu penyerapan zat besi, memperkut pembuluh darah
untuk mencegah perdarahan, meningkatkan system kekebalan tubuh,
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
9. Memberesekan alat,mencuci tangan dan mendokumentasikan kunjungan
22
BAB V
A. Kesimpulan
Bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada
ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karna setiap Wanita hamil tersebut beresiko
mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerja sama
dari para ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak
Perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada
muka dan tangan, keluar cairan pervaginam, nyeri atau sakit perut yang hebat,
Gerakan janin tidak terasa. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-
tanda yang terjadi pada seorang ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah
terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu atau janin yang dikandungnya.
Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada
B. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik yang membangun sangat
23
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., 2015. Buku ajar keperawatan
Chapman, L., & Durham, R., 2014. Maternal-newborn nursing: The critical components
Diyan, L.L, 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Dalam
Kusuma Husada.
Hadijanto, B., 2013. Pendarahan pada Kehamilan Muda. Jakarta: EGC. Isdiaty,
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 18-24 pISSN
Marjati, K., Hani, V., Yulifah, R., 2014. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.
Saifuddin, A.B., 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Sumarni, Rahma, Ikhsan, 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang
24
Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Terhadap Perilaku ANC
25