Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TANDA BAHAYA KEHAMILAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………. 4
B. Rumusan masalah……………………………………………... 6
C. Tujuan…………………………………………………………. 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tanda bahaya kehamilan…………………………… 8
B. Deteksi dini tanda bahya kehamilan……………………………8
C. Macam-macam tanda bahaya kehamilan……………………… 9
D. Cara mencegah tanda bahaya kehamilan……………………… 18
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data subjektif………………………………………………….. 20
B. Data objektif…………………………………………………… 22
C. Assagment……………………………………………………... 23
D. Planning……………………………………………………….. 23
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah. Walaupun

merupakan peristiwa alamiah, kadangkala kehamilan dan persalinan disertai risiko

berupa komplikasi baik untuk ibu maupun bayinya. Komplikasi yang sering

terjadi adalah perdarahan postpartum, eklamsia dan infeksi (WHO, 2013).

Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan utama

bagi kesehatan wanita, karena merupakan penyebab terbesar kematian ibu dan

bayi.

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

indikator utama dalam pelayanan kesehatan dan salah satu tujuan Millenium

Development Goals (MDGs). AKI di Indonesia diperkirakan tidak akan mencapai

target MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Hal ini

disebabkan karena adanya peningkatan AKI di Indonesia. Hasil survey demografi

dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan

AKI dari tahun sebelumnya 2007. AKI Indonesia pada tahun 2007 sebesar 228

per 100.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Hal ini berbanding terbalik dengan angka kematian bayi (AKB), hasil survei

2
demografi dan kesehatan 2012 menjelaskan bahwa AKB mengalami penurunan

namun walaupun mengalami penurunan dengan hasil SDKI 2007, yaitu

masing-masing 32 dan 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013).

Kematian ibu di Indonesia sebagian besar terjadi pada saat kehamilan,

persalinan dan nifas sebesar 90% pada tahun 2009. Penyebab langsung kematian

ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%.

Penyebab tidak langsung adalah kurang energi kronik selama kehamilan sebesar

37% dan anemia kehamilan sebesar 40% (Depkes RI, 2014). Faktor lain yang

melatarbelakangi kematian ibu adalah kondisi tiga terlambat, yakni terlambat

dalam memeriksakan kehamilan, mengenal tanda bahaya dan mengambil

keputusan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga

kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan

emergensi (Kemenkes RI, 2014).

Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dapat dicegah apabila ibu hamil dan

keluarganya mampu mengenali tanda bahaya kehamilan dan mencoba untuk

mencari pertolongan kesehatan (Hailu, Gebremariam, & Alemseged, 2014).

Tanda bahaya kehamilan yang dapat muncul antara lain perdarahan vagina, edema

pada wajah dan tangan, demam tinggi, ruptur membran, penurunan pergerakan

janin, dan muntah persisten (Chapman & Durham, 2014; Pillitteri, 2015).

Menurut Rashad dan Essa (2014) tindakan yang tepat dapat menghindarkan

ibu hamil dari penyebab kematian maternal yang dapat dicegah. Tindakan dalam

bentuk perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa antenatal care,

menjaga kebersihan diri, memenuhi kebutuhan nutrisi, melakukan aktivitas fisik

3
dan aktivitas seksual sewajarnya, tidur dan istirahat yang cukup, dan lain

sebagainya (Bobak dkk, 2015; Pillitteri, 2015).

Perawatan kehamilan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan

untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan kematian serta menjaga

pertumbuhan dan kesehatan janin. Ibu hamil diharapkan dapat melakukan

perawatan kehamilannya dengan benar. Terdapat beberapa factor yang

mempengaruhi perilaku ibu dalam merawat kehamilannya, meliputi faktor

internal dan eksternal. Faktor internal adalah usia dan paritas, sedangkan faktor

eksternal adalah pengetahuan, sikap, ekonomi, social budaya, geografis, dukungan

orang terdekat, pekerjaan pendidikan.

Penelitian mengenai pengetahuan tanda bahaya kehamilan telah banyak


dilakukan, sedangkan penelitian mengenai perilaku perawatan kehamilan secara
holistik masih belum banyak dilakukan. Sebagian besar penelitian menyatakan
respondennya memiliki pengetahuan yang rendah dalam menyebutkan tanda-tanda
bahaya kehamilan (Kabakyenga et al., 2014; dan Hailu, et al, 2013).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tanda-tanda bahaya pada kehamilan.

2. Bagaimana macam-macam tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester 1, 2,


3?

3. Bagaimana pencegahan tanda bahaya kehamilan

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas praktik asuhan kebidanan pada ibu hamil

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan.

b. Untuk mengetahui macam-macam tanda-tanda bahaya pada kehamilan

4
trimester 1, 2, 3?

c. Untuk mengetahui pencegahan tanda bahaya kehamilan

BAB II

PEMBAHASAN

D. Tinjauan tentang Tanda-tanda Bahaya Dalam Kehamilan

1. Pengertian

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan

adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang

apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu

(Pusdiknakes, 2013). Menurut Kusmiyati dkk (2013), kehamilan merupakan hal

yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi.

Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya

risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang

mungkin terjadi selama hamil.

2. Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan

Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya

10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi

kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena

kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan

berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan

5
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius

terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan

adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat

dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik

terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.

3. Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan

1. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)

a) Perdarahan Pada Kehamilan Muda

Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya Perdarahan.

Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda

sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss.

Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan

pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka

harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan

kegagalan kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2013).

(1) Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20

minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2013). Menurut SDKI

(2012) penyebab kematian ibu dikarenakan abortus (5%). Berdasarkan jenisnya

Sujiyatini dkk (2014) menyebutkan abortus dibagi menjadi:

(a) Abortus Imminens (threatened)

Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang

6
mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama

kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan,

sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada

abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut berlangsung

beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan

tidak adanya pembukaan serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time

ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung

janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan masih

terdapat janin utuh.

(b) Abortus Insipien (inevitable)

Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi ditandai

dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Pada keadaan ini

didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat.

Pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi osteum serviks dengan

bagian kantung konsepsi menonjol. Hasil Pemeriksaan USG mungkin didapatkan

jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi kosong (5 hingg 6,5 minggu),

uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.

(c) Abortus Incompletus (incomplete)

Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu

dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina,

canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau

kadang-kadang sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG

didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.

7
(d) Abortus Completus (complete)

Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada

penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, dan uterus

sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji

kehamilan menjadi negatif. Pada Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang

kosong.

(e) Missed Abortion

Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak

dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

(f) Abortus Habitualis (habitual abortion)

Adalah abortus spontan yang terjadi berturut- turut tiga kali atau lebih. Pada

umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir

sebelum 28 minggu.

(2) Kehamilan ektopik

Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak

menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan

ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak

sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian

salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.

Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah

dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio

sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di

luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat

8
menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture

dan menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2013).

Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada perdarahan

pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri

tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. Dari

Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah

adneksa. Adanya tanda- tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan

ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian

bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam

serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.

(3) Mola hidatidosa

Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak

ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa

degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu

berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan

ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.

Menurut Hadijanto (2013) pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak

seberapa berbeda dengan kehamilan biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-

lain, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan

lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar dari umur

kehamilan. Ada pula kasus-kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar

walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan

trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan adanya

9
dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya keluhan

perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke rumah sakit.

Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama sampai ketujuh

dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias intermiten, sedikit-sedikit

atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian. Karena

perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.

b) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan

trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu

setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah

yang sampai menggangg aktifitas sehari-hari dan keadaan umum menjadi lebih

buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Saifuddin, 2012).

c) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah

kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I.

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa

disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil

trimester I (Saifuddin, 2012).

d) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi

10
dalam kehamilan. Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena infeksi

(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan

mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2012). Demam dapat

disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme

pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya

tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan

gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan

dan masa nifas (Pusdiknakes, 2013).

2) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu)

a) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi

dalam kehamilan. Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena infeksi

(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan

mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2012). Demam dapat

disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme

pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya

tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan

gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan

dan masa nifas (Pusdiknakes, 2013).

b) Bayi kurang bergerak seperti biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu

mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak

11
bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD

adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa

ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan

melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit kali dalam 1 jam jika ibu berbaring

atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2013).

c) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah

kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada trimester II.

Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah.

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi (Saifuddin, 2012).

3) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)

a) Perdarahan Pervaginam

Dilihat dari SDKI (2012) penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan

(28%). Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak

dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini

berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta

berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga

menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain adalah solusio

plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya normal, terlepas dari

perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

b) Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan

12
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan

masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang

dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam

kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2013).

c) Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit

kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan

resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan

kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan

penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah

visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan

visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat

bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan

ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat

yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran

darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema

retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2013).

d) Bengkak di muka atau tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada

kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat

atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah

13
serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah

beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan

pertanda pre-eklampsia.

e) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu

mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak

bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD

adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa

ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya

akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu

berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik

(Pusdiknakes, 2013).

f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)

Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah

pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan

adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan

ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban

pecah dini. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia

luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin

lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim),

makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam

rahim (Marjati dkk, 2014).

g) Kejang

14
Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%). Pada

umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya

gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin

berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang

dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2012).

h) Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah

kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III.

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada Trimester III dapat

menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi

Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram) (Saifuddin, 2012).

i) Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan

merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi

dalam kehamilan. Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu karena infeksi

(11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan

mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2012). Demam dapat

disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme

pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya

tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan

gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan

dan masa nifas (Pusdiknakes, 2013).

15
b. Tujuan Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan

Tujuan pentingnya mengetahui tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes-

WHO-JHPIEGO (2013) yaitu :

Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan janinnya sejak

dini.

Dapat mengambil tindakan yang tepat yaitu menghubungi tenaga kesehatan

terdekat bila menemui tanda bahaya kehamilan untuk mendapat perawatan segera.

4. Cara mencegah tanda bahaya selama masa kehamilan :

a.Mengenal dan mengetahui ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami

tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibu sehingga dapat dilakukan rujukan

ketempat fasilitas yang lebih baik (RS)

b. Meningkatkan mutu perinatal care

c. Menganjurkan setiap ibu hamil control ke BKIA.

d. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap Kesehatan ibu, bayi, serta penyakit yang

dapat diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif

e. Bidan atau perawat desa harus bertempat tinggal didesa yang ditugaskan yang

merupakan ujung tombak tentang Kesehatan ibu didesa yang ditempatin nya

f. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke posyandu,

puskesmas, RS, paling sedikit 4x selama masa kehamilan

g. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2x

h. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif

i. Makan makanan yang bergizi yaitu gizi seimbang

16
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : Jum’at, 19 November 2021

Jam : 09.00

Nama mahasiswa : Enti Elisa.

NPM : 210502.128.047

Tempat pengkajian : Klinik Tiara cibinong.

A. DATA SUBYEKTIF:
1 Identitas ibu dan suami.
Nama : Ny S/ Tn H
Umur : 23 th./ 23 th
Agama : Islam./islam.
Suku : Sunda./ betawi
Pendidikan : SMA./SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja/ Swasta
Alamat : Cipayung rt 1 rw 6, Cibinong.

17
2. Riwayat keluhan :
a. Ibu U datang ke bidan dengan keluhan badanya terasa lemas kadang terasa
pusing,
b. ibu sekali- kali sering merasakan sakit kepala yang hilang timbul.
c. Sifat keluhan yang di rasakan ibu sejak tiga hari yang lalu.
3. Riwayat kehamilan sekarang.
a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran.
b. HPHT tanggal 18 april 2021

c. Menurut ibu umur kehamilanya sekarang jalan 8 bulan.


d. Pergerakan janin ibu di rasakan Ketika usia kehamilanya 5 bulan.
e. Pergerakan janin kuat di sebelah kanan.
f. Menurut ibu tidak pernah ada nyeri selama hamil.
g. Ibu sudah menmdapat suntikan TT 4 kali.
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu,
Ibu mengatakan ini hamil yang pertama.
5. Riwayat Kesehatan / penyakit yang lalu dan sekarang.
a. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, Campak, HIV/AIDS.
b. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti Asma,
Jantung, Diabetes, Hipertensi.
c. Ibu tidak pernah di obname.
d. Ibu tidak pernah merokok dan mengkonsumsi alcohol dan obat obatan
terlarang.
e. Ibu tidak pernah alergi obat – obatan.
6. Riwayat Obstetri Ginekologi.
a. Riwayat menstruasi.
Menarche : 12 th.
Siklus : 28 hari.
Lama : 7 hari
Jumlah : 3 kali ganti pembalut.
Keluhan : tidak ada.

18
HPHT : 18 april 2021
b. Riwayat kehamilan sekarang.
Hamil ke :1
Umur kehamilan : 30-32 mg
HPL : 25 januari 2022.
Rencana persalinan : di bidan
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan blm pernah menggunkan KB apapun selama ini dengan alasan
ingin memiliki anak.

8. Pola kebiasaan sehari-hari


Data Psikososial, kultural dan Spiritual.
a. Psikososial.
Ibu mengatakan kehamilan ini sudah direncanakan dan di nantikan.
b. Kultural.
Ibu mengatakan pengambilan keputusan di lakukan secara musyawarah.
c. Spiritual.
Ibu mengatakan taat dalam menjalankan sholat 5 waktu.
DATA OBYEKTIF :
Pemeriksaan fisik :
1. KU baik
2. Kes CM
3. TB 154 cm,
4. BB 60 kg
5. lila 25 cm,
6. tanda tanda vital.
 TD 100/70 mmhHg ,
 N 82 x/mnt,

19
 S 36,5°C,
 R 22 x/mnt
7. Pemeriksaan khusus.
 Kepala : kulit dan rambut bersih, tidak rontok, tidakk ada benjoalnsekitar
kepal, tidak ada nyeri tekan.
 Wajah : tampak ibu cemas tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema,
tidak ada nyeri tekan.
 Mata : konjungtiva agak sedikit pucat, sklera putih.
 Hidung : simetris, tidak ada sckret tidak ada cuping hidung.
 Mulut atau gigi : mulut tampak bersih tidak ada caries.
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jungularis.
 Payudara : putting susu tampak menonjol, hiperpingmentasi areola
mammae,tidak ada benjolan sekitar payudara,dan tidak ada nyeri tekan sekitar
payudara.
 Abdomen
Tidak ada bekas operasi, tampak strie alba, linea nigra.
Leopold I : 3 jr bpx,28 cm, teraba kepala.
Leopold II : punggung kanan.
Leopold III : presentasi kepala.
Leopold IV : BAP( bergerak atas panggul )
TBJ : 2492 gr.
Auskultasi detak jantung janin terdengar jelas kut dan teratur di kuadran kanan
bawah perut ibu dengan frekuensi 135x/menit.
8. Extremitas
Tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada varises, reflek patella kiri dan
kanan positif.
9. Pemeriksaan laboratorium.
HB 9,9 gr%
ASSESMEN: G1P0A0 hamil 30-32 mg, janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala dengan anemia

20
PLANNING/PELAKSANAAN :
1. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisi kehamilanya.
Rasional : dengan menjelaskan mengenai keadaan yang di alaminya maka ibu
akan mengerti sehingga ibu akan bersifat kooperatif terhadap Tindakan dan
anjuran petugas Kesehatan.
2. Menganjurkan ibu untuk Selalu menjaga Kesehatan ibu dan bayi dan selalu
menjaga 3 M.
Rasional : selama masa pandemic covit kita harus menerapkan 3 M

3. Memberikan HE (health education) tentang.


 Hygiene yang cukup
Rasional : personal hygiene sangat penting untuk memberikan rasa nyaman
pada ibu untuk mencegah terjadinya infeksi. .
 Istirahat yang cukup
Rasional : dengan istirahat yang cukup dapat merinagnkan beban kerja janting
yang mengalami peninggakatan dengan masa kehamilan dan dapat
menghemat energi.
 Gizi ibu hamil tentang kebutuhan kalori, protein zat besi, asam folat, dan
vitamin C.
Rasional : kebutuhan gizi pada ibu hamil penting dan lebih dari biasanya
karena di gunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
persiapan untuk laktasi.
4. Memberi tahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan.
Rasional : dengan memberitahukan atau menjelaskan kepada ibu tentang tanda
bahaya dalam kehamilan maka ibu dapat mengerti dan melaksanakan anjuran
bidan jika mengalami salah satu tanda bahaya kehamilan tersebut, sehingga dapat
terhindar dari 3T ( terlambat di diteksi, terlambat di rujuk, terlambat di berikan
pertolongan ).

21
5. Diskusikan pada ibu tentang komplikasi dalam kehamilan.
Rasional : agar ibu lebih hati-hati dalam menghadapi anemia yang sedang di
alaminya dan lebih memperhatikan apa yang di anjurkan dan segera datang ke
tempat pelayanan jika mengalami kelainan yang di rasakan selama hamil.
6. Diskusi tentang persipan kelahiran dan persalinan.
Rasional : dengan mendiskusikan tersebut dapat membantu ibu untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan terutama biaya persalinan,
tempat bersalin, penolong peralinan.
7. Penatalaksanaan pemberian vitamin.
a. SF 1x1 tablat/hari
Rasional : suplemen zat besi di rekomendasikan sebagai dasar yang rutin
karena banyak ibu yang tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi terlebih lagi ibu yang sedang mengalami anemia.
b. Vitamin B Komplek.
Rasional : vitamin B komplek merangsang relaksasi otot-otot polos dan
memperlancar aliran darah sehungga membantu metabolism termasuk
pencernaan.
c. Vitamin C.
Rsional : dapat membantu penyerapan zat besi, memperkut pembuluh darah
untuk mencegah perdarahan, meningkatkan system kekebalan tubuh,
memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
9. Memberesekan alat,mencuci tangan dan mendokumentasikan kunjungan

22
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada

ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karna setiap Wanita hamil tersebut beresiko

mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerja sama

dari para ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak

dilaporkan atau tidak terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu. Tanda-tanda

bahaya yang harus diwaspadai selama kehamilan antara lain:

Perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada

muka dan tangan, keluar cairan pervaginam, nyeri atau sakit perut yang hebat,

Gerakan janin tidak terasa. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-

tanda yang terjadi pada seorang ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah

terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu atau janin yang dikandungnya.

Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada

pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua).

B. Saran

Makalah ini jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik yang membangun sangat

diharapkan agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi

23
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan, & Macro International Inc.

2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., 2015. Buku ajar keperawatan

maternitas. (Maria A. Wijayarini, Penerjemah) (Edisi 4). Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Buku asli diterbitkan tahun 1995.

Chapman, L., & Durham, R., 2014. Maternal-newborn nursing: The critical components

of nursing care. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Diyan, L.L, 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Dalam

Kehamilan di BPS Sri Indarwati Boyolali. Naskah Publikasi. Surakarta: STIK

Kusuma Husada.

Hadijanto, B., 2013. Pendarahan pada Kehamilan Muda. Jakarta: EGC. Isdiaty,

F.N., Ungsianik, T., 2013. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan

Dan Perilaku Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III.

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 18-24 pISSN

1410-4490, eISSN 2354-9203

Marjati, K., Hani, V., Yulifah, R., 2014. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.

Jakarta: Salemba Medika.

Pusdiknakes, 2013. Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes.

Saifuddin, A.B., 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo

Sumarni, Rahma, Ikhsan, 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang

24
Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Terhadap Perilaku ANC

Puskesmas Latambaga Kabupaten Kolaka. Jurnal Kesehatan Masyarakat Unhas

25

Anda mungkin juga menyukai