MAKALAH
KONSELING PRANIKAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.4 TUJUAN..............................................................................................................2
1.5 MANFAAT..........................................................................................................2
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................23
BAB V PENUTUP...............................................................................................................24
5.1 KESIMPULAN..................................................................................................23
5.2 SARAN..............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan (Zulaekha, 2013).
Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat
mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal
apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat
melakukan upaya yang maksimal. Prakonsepsi terdiri dari dua kata pra dan konsepsi. Pra
berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi
pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum
atau pembuahan atau sebelum hamil (Zulaekha, 2013)
1.4 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menjalankan Praktik Klinik Kebidanan, mahasiswa profesi kebidanan diharapkan
mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa pranikah.
2. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu melakukan pendidikan kesehatan pranikah.
- Mahasiswa mampu melakukan konseling pranikah.
- Mahasiswa mampu menganalisa asuhan kebidanan pranikah pada Nn. H.
1.5 MANFAAT
1. Menambah wawasan tentang konseling pranikah
3
2. Menambah pengalaman bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan kepada Nn.
H.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Reproduksi
Pada peraturan pemerintah pun dijelaskan bahwa pada Pasal 13 telah diatur tentang
kesehatan reproduksi khususnya untuk pranikah.
Pendidikan dalam arti luas dijelaskan sebagai suatu tindakan dan pengalaman seseorang
yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan jiwa, fisik serta wataknya. Adapun
pendidikan dalam arti sempit menurut George adalah sebuah proses mengubah
pengetahuanm nilai, serta keterampilan dari suatu generasi ke generasi setelahnya yang
diwariskan oleh masyarakat melalui Lembaga Pendidikan baik formal maupun nonformal
seperti sekolah, perguruan tinggi dan sebagainya.
Pra nikah tersusun dari kata yaitu “pra” dan “nikah”. Pra ialah sebuah awalan yang
memiliki makna sebelum. Sedangkan kata nikah ialah sebagai sebuah ikatan atau perjanjian
(akad) perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilaksanakan
seusai dengan ketentuan hukum Negara dan Agama.
Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu
sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,
lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu
tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu mengatasi
masalah-masalah kesehatannya sendiri. Selanjutnya dalam kegiatan belajar terdapat tiga
persoalan pokok yang saling berkaitan yaitu:
5
Persoalan masukan (input) yang menyangkut sasaran belajar itu sendiri dengan latar
belakangnya.
b. Konseling
Konseling adalah suatu hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan
seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang. Hubungan dirancang
untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, belajar
mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna dan
penyelesaian masalah emosional atau antar pribadi.
mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan
keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien.
Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus
diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pranikah adalah persiapan kesehatan
pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat
menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia
(WHO) adalah keadaan sejahtera fisik,mental, dan sosial secara utuh dan tidak semata-
mata bebas dari penyakit atau kecatatan. Jadi kesehatan pasangan pranikah penting sekali
untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan
yang bisa saling mengisi dan beradaptasi,bisa mengatasi masalah yang dihadapinya
dengan bijaksana dan dewasa.
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum
berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan
dapat dilakukan setelah menikah
Pre-Marital Screening atau Pre-Marital Check Up terdiri atas beberapa kelompok tes
yang dirancang untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan saat ini atau masalah
kesehatan yang akan muncuk di kemudian hari saat passangan hamil dan memilki anak.
Rangkaian pemeriksaan kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:
sulit untuk melahirkan tepat waktu , juga meningkatkan resiko keguguran dan
kesulitan saat melahirkan.
janin. Sebaliknya, tidak masalah jika perempuan memiliki rhesus positif dan lelaki
rhesus negatif.
Apabila ibu bergolongan darah O sedangkan bayi bukan bergolongan darah O
adalah salah satu faktor resiko jaundice atau kuning pada bayi (ABO Incompatibility).
Bila diketahui janin memiliki rhesus positif (+) sedangkan ibu memiliki rhesus
negatif (-), akan menimbulkan inkompatibilitas rhesus yang bisa mengakibatkan
kematian pada janin. Dengan mengetahui rhesus sebelum hamil, dokter dapat segera
mengatasinya.
Urinalisis lengkap
Pemeriksaan urin prnting dilakukan agar bisa diketahui adanya infeksi saluran
kemih (ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang menunjukkan
adanya penyakit tertentu. Penyakit ISK saat kehamilan beresiko baik bagi ibu maupun
bayi, seperti kelahiran prematur, berat janin yang rendah, bahkan resiko kematian saat
persalinan.
Jika hanya salah satu orang tua mengidap thalasemia minor, 50% kemungkinan
si anak akan mengidap thalasemia minor dan 50% akan normal. Rumus penurunan
thalasemia berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino. Dengan pengecekan
darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang muncul dan mencegah hal yang
tidak kita inginkan.
Hemofilia
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia
tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Penderita hemofilia lebih banyak
membutuhkan waktu proses pembekuan darahnya
Sickle Cell Disease
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan penyakit
kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan anemia. Secara
statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika, Timur Tengah dan
beberapa kasus di Asia,terutama India
sebelumnya. Untuk penderita Hepatitis B saat ini diperkirakan sebanyak 1,8 milyar
manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah mengalami infeksi kronis, dan
diperkirakan 170 juta jiwa di dunia terinfeksi virus Hepatitis C.
Penyakit HIV, Hepatitis B dan C adalah penyakit yang mengancam jiwa
manusia. Infeksi virus ini dapat ditularkan melalui darah,hubungan seksual dan
cairan tubuh. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah an transplantasi organ
tubuh. Sedangkan penularan virus Hepatitis B dan C rentan terjadi pada pemakai
obat-obatan terlarang melalui jarum suntik. Pemeriksaan tiga jenis penyakit infeksi
ini sangat penting karena virus-virus ini dapat ‘diam’ atau ‘tidur’ dalam jangka
waktu yang lama tanpa menunjukkan gejala apapun. Menikah dengan seseorang
yang membawa virus ini beresiko mrmbahayakan pasangan dan juga calon bayi.
Jika seorang laki-laki mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon istrinya
harus memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Caranya adalah dengan
mendapatkan imunisasi hepatitis B. Inilah manfaat pemeriksaan kesehatan pranikah.
TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh yang
terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi.
Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) dan IMS
Pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit lain yang ditularkan melalui
hubungan seksual – sexually transmitted infection (STI), infeksi saluran reproduksi
(ISR) atau infeksi menular seksual (IMS) selain dapat mendeteksi adanya penyakit
tersebut, juga sekaligus bisa melakukan pengobatan sekaligus mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat.
Penyakit seperti clamydia, gonorhea, dan HPV atau Human papillomavirus,
herpes, penyakit ini semua dapat menimbulkan masalah kesuburan dan masalah sat
kehamilan. Jika salah satu calon pengantin atau keduanya menderita ISR/IMS/STI,
sebelum menikah ia harus berobat dulu sampai sembuh.
12
E. Pemeriksaan Tambahan
Selain berbagai jenis pemeriksaan di atas,diperlukan juga beberapa pemeriksaan dan
tindakan kesehatan lainnya, seperti :
1. Alergi
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem kekebalan
tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi (alergen) yang tidak
berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan seseorang memiliki alergi
13
adalah karena faktor keturunan, walaupun tidak selalu orang tua yang memiliki bakat
alergi akan menurunkannya kepada anak-anaknya. Penting untuk membuat daftar
hal-hal yang memicu alergi dari kedua pasangan terutama bila pasangan ada yang
pernah mengalami reaksi anafilaksis yang dapat menyebabkan kematian.
2. Vaksinasi Dewasa
Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah vaksin hepatitis B,
tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), varisela (cacar air), influenza,serta
vaksin dewasa lainnya sesai jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh petugas Satgas
Imnunisasi Dewasa.
Hal ini dilakukan untuk memberikan penegtahuan pada pasangan pranikah agar
hubungannya tetap harmonis. Karena fakta membuktikan banyak pasangan yang
bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nikah. Pendidikan sex ini dapat
kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan tentang kesehatan
reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan yang
sehat dan lain-lain.
Personal Hygiene
Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan pranikah. Dimana
biasanya psangan pranikah terutama wanita lebih sering melakukan perawatan yang
terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut, kuku, genetalia, dan lain-lain.
Imunisasi CATIN
Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar tidak
terserang oleh virus clostridium tetani, apabila nanti wanita tersebut hamil dan terjadi
perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan
perdarahan postpartum.
B. Upaya Preventif
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang menderita
kelainan darah.seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella, virus toxoplasmadan
sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan karena
dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan
dapat dilakukan penanggulangan permasalahannya.
C. Upaya Kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker serviks pada wanita yang akan menikah dengan
memberikan pengobatan secara intensif. Meyakinkan pada pasangan kalau terjangkitnya
penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan menjalani hidup sebagai
seorang istri. Perbaikan nutrisi pada pasangan pranikah untuk memperbaiki tingkat
kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.
D. Upaya Rehabilitatif
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Pengkajian dilakukan pada:
Hari : Selasa,
Tanggal : 31 Mei 2022
Jam : 11.00 WITA
Tempat : RS PKT
No RM : 201188
Bidan : Mukarramah
Data Subjektif
a. Identitas pasien
Identitas Calon Istri Identitas Calon Suami
Nama : Nn. H Nama : Sdr. RZ
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Suku : Jawa Suku : Bugis
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Karyawan BUMN
Alamat : Jln. Kol No.21 Alamat : Jln. Sumatra No.09
Keluhan : Klien calon pengantin rencana menikah 4 bulan yang akan datang. Klien
rencana ingin melakukan konseling pranikah.
17
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu :
Klien tidak pernah menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, Diabetes
Militus, penyakit hati akut, jantung, stroke, anemia, Tuberculosis, hepatitis, Penyakit
Menular Seksual, dan asma.
d. Riwayat Kebidanan
Riwayat Haid :
Klien mengatakan haid teratur, siklus 28-30 hari, haid 5-7 hari, warna dan jumlah
dalam batas normal, memakai pembalut 2-3 kali ganti dalam sehari. Nyeri haid
kadang-kadang.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas :
Klien Belum pernah menikah
Riwayat KB :
Klien belum pernah ber KB
Makan 3 x sehari porsi sedang komposisi nasi, lauk bergantian (tahu, tempe,
ayam, telur, daging), sayur bergantian (wortel, bayam, kangkung), buah
bergantian (apel,pisang, jeruk, dll). Minum air putih 8-10 gelas sehari.
Eliminasi
BAB 1 kali sehari konsistensi lunak, warna kuning, BAK 6 - 8 kali sehari warna
kuning jernih. Tidak ada keluhan saat BAB ataupun BAK
Data Objektif
19
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Inspeksi : Bersih, simetris, rambut lurus, warna rambut hitam, persebaran rambut merata,
tidak ada benjolan abnormal
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
2) Muka : Simetris,bersih, tidak pucat, tidak oedem
3) Mata
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih, konjungtiva merah
muda, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Fungsi penglihatan baik.
4) Hidung
Simetris, Bersih tidak ada sekret, tidak ada polip dan pernafasan cuping hidung.
5) Telinga
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.
Fungsi pendengaran baik.
6) Mulut dan gigi
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada labioskisis, tidak ada labiopalatoskisis, mukosa bibir
lembab, tidak cyaosis, tidak ada stomatitis, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada caries
gigi, lidah bersih.
7) Leher
Inspeksi : Simetris, tidak tampak benjolan abnormal.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid. Tidak ada bendungan vena
jugularis.
20
8) Aksila
Inspeksi : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
9) Dada
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Paru-Paru : tidak ada wheezing dan ronchi.
Jantung : suara jantung normal lup dup.
10) Payudara
Inspeksi : Simetris, bersih, kedua puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada
areola mamae.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, konsistensi kenyal.
11) Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka.
Palpasi : turgor kulit baik.
12) Punggung
Inspeksi : Simetris, tidak ada lordosis, tidak ada kifosis
13) Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, kuku bersih tidak cyanosis, tidak ada gangguan gerak, jumlah jari
tangan dan kaki lengkap, tidak ada sindactyl dan polidactyl.
Palpasi : Pada ekstermitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises.
Assesment :
Nn. H usia 27 tahun dengan kebutuhan konseling pranikah
B. Penatalaksanaan
21
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, bahwa pemeriksaan TTV normal. Klien
mengetahui hasil pemeriksaan yaitu TD 110/80 mmHg, S 36,10C, RR 20x/menit, N 80
x/menit.
2. Menanyakan tentang kebutuhannya, pengetahuannya dan perasaan pasien tentang masalah
yang dihadapi. Klien menjawab
3. Menjelaskan informasi yang diinginkan klien tentang persiapan pranikah. Klien mengerti.
4. Membantu klien mengambil keputusan yang diinginkan, beri waktu dan dorong pasien
berpendapat. Sudah dilakukan
5. Menjelaskan kepada klien mengenai konseling pranikah, dan cek laboratorium yang harus
dilakukan sebelum menikah. Klien mengerti.
6. Menjelaskan tentang proses tindakan. Klien mengerti.
7. Memberitahu klien apabila ada yang mau ditanyakan kembali bisa direncanakan kunjungan
ulang.
8. Mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan. Pendokumentasian telah dilakukan
dan ditandatangani oleh pemberi asuhan/bidan yang melakukan tindakan.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian yang dilakukan dihasilkan dari data subyektif meliputi alasan pada waktu
masuk, karena calon pengantin ingin mengetahui persiapan pranikah. Data obyektif didapatkan
keadaan umum baik dan tidak ditemukan masalah pada kedua calon pengantin.
Pada kasus Nn. H dengan usia 27 tahun dimana usianya telah cukup bila akan menikah
dan merupakan pasangan usia subur untuk perencanaan kehamilan. Sehingga, tata laksana yang
diberikan, selain persiapan pernikahan sesuai panduan calon pengantin yang telah ditetapkan
oleh Kemenkes, juga diberikan tambahan konseling dan anjuran terkait dengan perencanaan
kehamilan. Adapun upaya kesehatan bagi pranikah yaitu upaya preventif penyuluhan gizi, sex
education, personal hygiene dan imunisasi catin. Konseling ini dapat membantu pasangan calon
pengantin mencapai tujuan secara optimal yakni segera memperoleh keturunan yang sehat atau
generasi platinum dalam ikatan pernikahan yang sah.
23
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang
menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan
dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal
dengan nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif
pranikah dan terapi pranikah.
Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang
pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat serta
menghadapi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan. Dan secara khusus
salah satu tujuan konseling pranikah ialah untuk memiliki sikap positif atau respek terhadap
diri sendiri, pasangan maupun orang lain.
Konseling pranikah ini dianggap penting karena banyak orang yang merasa salah
dalam menetapkan pilihannya, atau mengalami banyak kesulitan dalam penyesuaian diri
dalam kehidupan berkeluarga. Banyak orang yang terburu-buru membuat keputusan tanpa
mempertimbangkan banyak aspek sehubungan dengan kehidupan berumah tangga.
24
Konseling keluarga ini diselenggarakan dengan maksud membantu calon pasangan membuat
perencanaan yang matang dengan cara melakukan asesmen terhadap dirinya yang dikaitkan
dengan perkawinan dan kehidupan berumah tangga.
B. SARAN
Bagi para konselor profesional agar dapat menggali informasi yang lebih dalam,
benar dan akurat sehingga dapat membantu klien dalam pemecahan masalah yang dikeluhkan
saat konseling.
Tenaga Kesehatan memberikan Pendidikan Kesehatan serta konseling upaya
kesehatan bagi pasangan pranikah agar lebih mengerti kesehatan, dan bila ada masalah
kesehatan bisa segera teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Kesehatan Keluarga. (2017), Upaya Pemenuhan Hak Kesehatan Reproduksi Melalui
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT). Retrieved from
http://kesga.kemkes.go.id/
Evrianasari, N., & Dwijayanti, J. (2017). Pengaruh Buku Saku Kesehatan Reproduksi Dan
Seksual Bagi Catin Terhadap Pengetahuan Catin Tentang Reproduksi Dan Seksual Di
Kantor Urusan Agama (Kua) Tanjung Karang Pusat Tahun 2017. Jurnal Kebidanan, Vol
3(4), 157– 168.
Evrianasari, N., & Wahyudi, W. T. (2019). KIE Reproduksi dan Seksual Berbasis Android bagi
Calon Pengantin. 2, 157–165.
Kemenkes.(2015). Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin. Jakarta: Kemenkes
RI.
25
Kemenkes. (2017). Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan Kementerian
Agama.
Pratiwi, A. (2016). Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Peremuan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Setiawati, E., Yuli, V., Amran, A., & Sari, N. (2019). Pengetahuan Calon Pengantin tentang
Pemeriksaan Kesehatan Pranikah di Kota Padang, Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan
Cehadum, 1(4), 1–8.
Sinta, L. El, Yulizawati, Insani, A. A., & Nurdiyan, A. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Metode Peer Education Mengenai Skrining Prakonsepsi Terhadap Sikap dan Motivasi
Wanita Usia Subur. TunasTunas Riset Kesehatan, 4, 9–15.
https://doaj.org/article/f820bd6e28cf44988e96d72e946a06ff
Triningtyas, D. A., dkk. (2017). Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi Budaya
Pernikahan Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Konseling Indonesia.
Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. (2019). 006265, 2–6.
http://www.koalisiperempuan.or.id/wpcontent/uploads/2019/10/Salinan-UU-Nomor-16-
Tahun-2019-.pdf
Winardi, B. (2016). Konsep Asuhan Kebidanan pada Masa Prakonsepsi. Bahan Ajar Perkuliahan
Pendidikan Bidan FK UNAIR.
Zulaekha. (2013). Bimbingan Konseling Pra Nikah bagi “Calon Pengantin” di BP4 KUA Kec.
Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan. Skripsi. Fakultas Dakwah
dan Komunikassi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo.