Anda di halaman 1dari 26

i

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

KONSELING PRANIKAH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2

1.3 RUANG LINGKUP.............................................................................................2

1.4 TUJUAN..............................................................................................................2

1.5 MANFAAT..........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................3

BAB III KASUS...................................................................................................................16

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................23

BAB V PENUTUP...............................................................................................................24

5.1 KESIMPULAN..................................................................................................23

5.2 SARAN..............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah
menemukan belahan jiwa, setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita
dan berusaha menyatukan ide-ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi. Tentulah
persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah
layak untuk dilakukan. Saat ini, pendidikan pranikah belum menjadi prioritas bagi keluarga
maupun calon pengantin. Padahal dalam kursus diajarkan banyak hal yang dapat mendukung
suksesnya kehidupan rumah tangga pengantin baru. Angka perceraian pun dapat
diminimalisir dengan adanya pendidikan pranikah (Triningtyas, 2017).
Menurut Green & Keruter (2015) Pendidikan Kesehatan merupakan proses yang
menghubungkan informasi kesehatan dengan praktek kesehatan. Idealnya tes kesehatan
pranikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan tetapi tes kesehatan pranikah
dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Upaya kesehatan terhadap
pasangan pranikah yaitu upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pemeriksaan kesehatan bagi pasangan pranikah sangat penting untuk mengetahui
tingkat kesehatan dari pasangan, jika ditemukan masalah kesehatan maka dapat langsung
intervensi untuk pengobatan. Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau hamil khususnya
pada wanita akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Pemeriksaan
Kesehatan sebelum hamil merupakan sesuatu yang sangat penting agar kehamilan dapat
berjalan dengan baik. Kesadaran akan hal ini masih sangat rendah sehingga angka kesakitan
dan komplikasi kehamilan masih sangat tinggi. Beberapa penyakit yang kemungkinan
mengganggu proses kehamilan dapat dideteksi secara dini sehingga keadaan yang lebih
buruk dapat cepat dihindari.
Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus
diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pranikah adalah persiapan kesehatan pasangan.
Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan
2

sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan (Zulaekha, 2013).
Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat
mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal
apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat
melakukan upaya yang maksimal. Prakonsepsi terdiri dari dua kata pra dan konsepsi. Pra
berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi
pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum
atau pembuahan atau sebelum hamil (Zulaekha, 2013)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanakah konsep dari konseling pranikah?
2. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan konseling pranikah?
3. Bagaimana menganalisa asuhan kebidanan pada Nn. H?

1.3 RUANG LINGKUP


Lokasi yang dilakukan penulis dalam pembuatan makalah adalah di RS PKT Bontang,
sedangkan waktu dan pengerjaannya tanggal 31 Mei 2022 Jam 11.00.

1.4 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menjalankan Praktik Klinik Kebidanan, mahasiswa profesi kebidanan diharapkan
mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa pranikah.
2. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu melakukan pendidikan kesehatan pranikah.
- Mahasiswa mampu melakukan konseling pranikah.
- Mahasiswa mampu menganalisa asuhan kebidanan pranikah pada Nn. H.

1.5 MANFAAT
1. Menambah wawasan tentang konseling pranikah
3

2. Menambah pengalaman bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan kepada Nn.
H.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Reproduksi

Pada peraturan pemerintah pun dijelaskan bahwa pada Pasal 13 telah diatur tentang
kesehatan reproduksi khususnya untuk pranikah.

1. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil bertujuan untuk mempersiapkan perempuan


dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat,serta memperoleh bayi
yang sehat.
2. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit:
a.Pemeriksaan fisik
b. Imunisasi, dan
c.Konsultasi kesehatan.
3. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berupa pemeriksaan fisik dan imunisasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan.
4. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berupa konsultasi kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi
dan kewenangannya dan /atau tenaga nonkesehatan terlatih.

Melihat dari program atau peraturan pemerintah tentang kesehatan reproduksi


khususnya pra nikah,kita sebagai bidan atau tenaga kesehatan yang terlatih mempunyai
andil dalam melaksanakan program ini.

2.2 Pengertian Pendidikan Pranikah


4

Pendidikan dalam arti luas dijelaskan sebagai suatu tindakan dan pengalaman seseorang
yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan jiwa, fisik serta wataknya. Adapun
pendidikan dalam arti sempit menurut George adalah sebuah proses mengubah
pengetahuanm nilai, serta keterampilan dari suatu generasi ke generasi setelahnya yang
diwariskan oleh masyarakat melalui Lembaga Pendidikan baik formal maupun nonformal
seperti sekolah, perguruan tinggi dan sebagainya.
Pra nikah tersusun dari kata yaitu “pra” dan “nikah”. Pra ialah sebuah awalan yang
memiliki makna sebelum. Sedangkan kata nikah ialah sebagai sebuah ikatan atau perjanjian
(akad) perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilaksanakan
seusai dengan ketentuan hukum Negara dan Agama.

2.3 Tujuan Asuhan Pranikah


Menurut Kemenkes (2015), penyelenggaraan pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil
atau pranikah bertujuan untuk:
 Menjamin Kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas.
 Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
 Menjamin tercapainya kualitas hidup dan pemenuhan hak-hak reproduksi
 Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan ibu dan bayi baru
lahir yang bermutu, aman dan bermanfaat sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

2.4 Pendidikan Kesehatan dan Konseling


a. Pendidikan Kesehatan

Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu
sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,
lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu
tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu mengatasi
masalah-masalah kesehatannya sendiri. Selanjutnya dalam kegiatan belajar terdapat tiga
persoalan pokok yang saling berkaitan yaitu:
5

Persoalan masukan (input) yang menyangkut sasaran belajar itu sendiri dengan latar
belakangnya.

1. Proses (process) yaitu mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan


pada diri subyek belajar, dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antar berbagai
faktor antara lain subyek belajar, pengajar, metode dan teknik belajar,alat bantu belajar
dan materi yang dipelajari,
2. Keluaran (output) adalah merupakan hasil belajar. Pendidikan kesehatan pada
dasarnya ialah suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses
pendidikan lainnya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan yang
setelah diolah dengan teknik-teknik tertentu akan menhasilkan keluaran yang sesuai
dengan harapan atautujuan kegiatan tersebut. Dengan demikian pendidikan kesehatan
merupakan suatu proses yang dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah
satu-satunya cara merubah perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang
cukup penting dalam perubahan pengetahuan setiap individu
Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan dan merupakan suatu
disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas. Pendidikan kesehatan merupakan proses
yang menghubungkan informasi kesehatan dengan praktik kesehatan. Cara penyampaian
informasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dengan melibatkan ilmu lain
termasuk psikologi sosial yang diperlukan ketika melakukan promosi.

b. Konseling

Konseling adalah suatu hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan
seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan orang per orang. Hubungan dirancang
untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, belajar
mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna dan
penyelesaian masalah emosional atau antar pribadi.

Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan


secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang
6

mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan
keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien.

Tujuan konseling dimaksudkan sebagai pemberian layanan untuk membantu


masalah klien, karena masalah klien yang benar-benar telah terjadi akan merugikan diri
sendiri dan orang lain, sehingga harus segera dicegah dan jangan sampai timbul masalah
baru.

2.5 Promosi Kesehatan Pranikah


Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan
lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang menurut
perundang-undangan yang berlaku. Menikah merupakan tahapan yang penting bagi setiap
pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa. Setelah cukup lama saling mengenal satu
sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-ide. Hubungan akhirnya mencapai
titik tertinggi. Tentulah persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang
paling indah adalah layak untuk dilakukan. Waktu, tenaga dan dana yang bersar diberikan
untuk melakukan persiapan pernikahan. Kesibukan menjelang pernikahan tidak hanya
dirasakan oleh pasangan yang akan menikah namun pihak keluarga juga dibuat pusing
olehnya.
Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain persiapan pesta
pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi bahtera
rumah tangga yang akan dijalaninya. Pernikahan tidak semudah apa yang diceritakan oleh
cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil. Putri yang cantik dan baik hati yang bertemu
dengan pangeran yang tampan akhirnya menikah dan bahagia selama hidupnya (“happly
ever after’’).
7

Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus
diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pranikah adalah persiapan kesehatan
pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat
menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia
(WHO) adalah keadaan sejahtera fisik,mental, dan sosial secara utuh dan tidak semata-
mata bebas dari penyakit atau kecatatan. Jadi kesehatan pasangan pranikah penting sekali
untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan
yang bisa saling mengisi dan beradaptasi,bisa mengatasi masalah yang dihadapinya
dengan bijaksana dan dewasa.
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum
berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan
dapat dilakukan setelah menikah

2.6 Tes Kesehatan Bagi Pasangan Yang Akan Menikah


Program Pre-Marital Screening

Pre-Marital Screening atau Pre-Marital Check Up terdiri atas beberapa kelompok tes
yang dirancang untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan saat ini atau masalah
kesehatan yang akan muncuk di kemudian hari saat passangan hamil dan memilki anak.
Rangkaian pemeriksaan kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Pemeriksaan secara umum


Pemeriksaan Kesehatan secara umum terdiri dari:
 Pemeriksaan fisik/klinis lengkap
Diantara manfaat pemeriksaan fisik adalah untuk mengetahui status tekanan darah
seseorang. Tekanan darah yang normal adalah salah satu kunci kesehatan. Tekanan
darah tinggi atau hipertensi berbahaya saat perempuan hamil, karena dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
Pemeriksaan fisik juga bisa mendeteksi gejala obesitas, karena obesitas dapat
memepengaruhi tingkat kesuburan. Obesitas selama kehamilan dapat menyebabkan
munculnya beberapa resiko seperti diabetes, pre-eklampsia, infeksi saluran kemih,
8

sulit untuk melahirkan tepat waktu , juga meningkatkan resiko keguguran dan
kesulitan saat melahirkan.

 Pemeriksaan darah rutin


Pemeriksaan darah rutin ini meliputi kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, sel
darah putih (leukosit) dan faktor pembekuan darah (trombosit). Para calon ibu perlu
mengetahui kadar Hb-nya untuk mendeteksi gejala anemia,juga perlu mengetahui
adanya gangguan faktor pembekuan darah. Dari hasil pemeriksaan darah yang dapat
diketahui kondisi kadar kolesterol tinggi yang meningkatkan resiko penyakit jantung
koroner dan stroke.
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan sewaktu puasa dan tidak puasa, dapat
mengetahui adanya diabetes melitus, atau adanya kelainan yang dapat berkembang
menjadi diabetes melitus, seperti intoleransi glukosa. Ibu hamil yang menderita
diabetes tidak terkontrol dapat mengalami beberapa masalah seperti janin yang tidak
sempurna atau cacat, hipertensi, hydramnions atau meningkatnya cairan ketuban,
meningkatkan resiko kelahiran preatur, serta macrosomia yaitu bayi menerima kadar
glukosa yang tinggi dari ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat besar.
 Golongan darah dan rhesus
Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi antigen-D
pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah dan rhesus
negatif berarti tidak ada anigen –D. Kebanyakan warga bangsa Asia memiliki rhesus
positif (+), sedangkan kebanyakan warga bangsa Eropa memiliki negatif (-). Banyak
pasangan suami istri tidak mengetahui rhesus darah pasangan masing-masing.
Padahal, jika rhesus mereka bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan. Jika
seorang perempuan (rhesus negatif) menikah dengan laki-laki (rhesus positif), bayi
pertamanya memiliki kemungkinan untuk memiliki rhesus negatif atau positif.
Jika bayi mempunyai rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika bayi memiliki
rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata
kehamilan yang kedua merupakan janin yang memiliki rhesus positif, kehamilan ini
berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah
9

janin. Sebaliknya, tidak masalah jika perempuan memiliki rhesus positif dan lelaki
rhesus negatif.
Apabila ibu bergolongan darah O sedangkan bayi bukan bergolongan darah O
adalah salah satu faktor resiko jaundice atau kuning pada bayi (ABO Incompatibility).
Bila diketahui janin memiliki rhesus positif (+) sedangkan ibu memiliki rhesus
negatif (-), akan menimbulkan inkompatibilitas rhesus yang bisa mengakibatkan
kematian pada janin. Dengan mengetahui rhesus sebelum hamil, dokter dapat segera
mengatasinya.
 Urinalisis lengkap
Pemeriksaan urin prnting dilakukan agar bisa diketahui adanya infeksi saluran
kemih (ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang menunjukkan
adanya penyakit tertentu. Penyakit ISK saat kehamilan beresiko baik bagi ibu maupun
bayi, seperti kelahiran prematur, berat janin yang rendah, bahkan resiko kematian saat
persalinan.

B. Pemeriksaan penyakit hereditas


Yang dimaksud dengan penyakit hereditas adalah yang diturunkan dari orangtua.
Calon pengantin harus memiliki pemahaman bahwa bila orangtua atau garis
keturunannya mengidap penyakit genetik, maka anak yang akan lahir nanti bisa beresiko
mengidap penyakit yang sama. Pemeriksaan ini meliputi:
 Thalasemia
Thalasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah.Penderita penyakit ini
tidak mampu memproduksi hemoglobin yng normal. Thalasemia telah menjadi salah
satu isu kesehatan di Indonesia karena 3-10% populasi di Indonesia adalah carrier
atau pembawa gen thalasemia beta, dan 2,6-11% adalah pembawa gen thalaemia alfa.
Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka kelahiran 23 per mil dari
total populasi 240 juta jiwa di Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000 bayi
penderita thalasemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000 pasien
thalasemia di Indonesia dan diperkirakan di Indonesia angka ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penderita thalasemia di Indonesia yang tidak terdata.
10

Thalasemia mayor merupakan jenis thalasemia yang disebabkan “sifat” darah


yang dibawa kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi tergantung
pada transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Di sisi lain, thalasemia minor
tidak menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup normal, tapi ia tetap
membawa “sifat” penyakit thalasemia dalam tubuhnya.jika kedua orang tua mengidap
thalasemia minor, 25% kemungkinan anaknya akan mengidap thalasemia mayor,
50% akan mengidap thalasemia minor, dan 25% akan normal.

Jika hanya salah satu orang tua mengidap thalasemia minor, 50% kemungkinan
si anak akan mengidap thalasemia minor dan 50% akan normal. Rumus penurunan
thalasemia berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino. Dengan pengecekan
darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang muncul dan mencegah hal yang
tidak kita inginkan.

 Hemofilia
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia
tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Penderita hemofilia lebih banyak
membutuhkan waktu proses pembekuan darahnya
 Sickle Cell Disease
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan penyakit
kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan anemia. Secara
statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika, Timur Tengah dan
beberapa kasus di Asia,terutama India

C. Pemeriksaan Penyakit Menular


Beberapa penyakit menular bisa terdeteksi melalui pemeriksaan pranikah diantaranya:
 HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV)
Menurut WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang terinfeksi HIV,
dimana 95% diantaranya berada di negara berkembang seperti sub-sahara Afrika dan
Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, pada tahun 2012
ditemukan 21.511 penderita HIV, dan jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun
11

sebelumnya. Untuk penderita Hepatitis B saat ini diperkirakan sebanyak 1,8 milyar
manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah mengalami infeksi kronis, dan
diperkirakan 170 juta jiwa di dunia terinfeksi virus Hepatitis C.
Penyakit HIV, Hepatitis B dan C adalah penyakit yang mengancam jiwa
manusia. Infeksi virus ini dapat ditularkan melalui darah,hubungan seksual dan
cairan tubuh. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah an transplantasi organ
tubuh. Sedangkan penularan virus Hepatitis B dan C rentan terjadi pada pemakai
obat-obatan terlarang melalui jarum suntik. Pemeriksaan tiga jenis penyakit infeksi
ini sangat penting karena virus-virus ini dapat ‘diam’ atau ‘tidur’ dalam jangka
waktu yang lama tanpa menunjukkan gejala apapun. Menikah dengan seseorang
yang membawa virus ini beresiko mrmbahayakan pasangan dan juga calon bayi.
Jika seorang laki-laki mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon istrinya
harus memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Caranya adalah dengan
mendapatkan imunisasi hepatitis B. Inilah manfaat pemeriksaan kesehatan pranikah.
 TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh yang
terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi.
 Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) dan IMS
Pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit lain yang ditularkan melalui
hubungan seksual – sexually transmitted infection (STI), infeksi saluran reproduksi
(ISR) atau infeksi menular seksual (IMS) selain dapat mendeteksi adanya penyakit
tersebut, juga sekaligus bisa melakukan pengobatan sekaligus mengubah gaya hidup
menjadi lebih sehat.
Penyakit seperti clamydia, gonorhea, dan HPV atau Human papillomavirus,
herpes, penyakit ini semua dapat menimbulkan masalah kesuburan dan masalah sat
kehamilan. Jika salah satu calon pengantin atau keduanya menderita ISR/IMS/STI,
sebelum menikah ia harus berobat dulu sampai sembuh.
12

Sebuah survei yang dilakukan Durex, mengungkapkan fakta bahwa


21%masyarakat Indonesia tidak mengetahui apakah pasangan mereka pernah
mengidap infeksi menular seksual (IMS) atau tidak. Sekitar 27% laki-laki tidak
mengetahui bahwa pasangan mereka pernah menderita IMS dan hanya 13%
perempuan yang tidak mengetahui bahwa pasangannya pernah mengidap IMS.

D. Pemeriksaan yang Berhubungan dengan Organ Reproduksi dan Kesuburan


Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan organ reproduksi dan kesuburan ini
dilakukan baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan.
 Untuk perempuan.
Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi rahim,
saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG
(Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba fallopi dan adakah sumbatan
akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain.
Pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk perempuan yang siklus haidnya tidak
teratur atau sebaliknya berlebihan. Hormon yang diperiksa misalnya hormon FSH
(follicle stimulating hormone), LH (lutenizing hormone) dan Estradiol (hormone
esterogen)
 Untuk laki-laki
Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis, skrotum, prostat
juga diakukan pemeriksaan hormon FSH yang berperan dalam proses pembentukan
sperma serta kadar hormon testosteron. Dapat dilakukan juga analisis semen dan
sperma.

E. Pemeriksaan Tambahan
Selain berbagai jenis pemeriksaan di atas,diperlukan juga beberapa pemeriksaan dan
tindakan kesehatan lainnya, seperti :
1. Alergi
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem kekebalan
tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi (alergen) yang tidak
berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan seseorang memiliki alergi
13

adalah karena faktor keturunan, walaupun tidak selalu orang tua yang memiliki bakat
alergi akan menurunkannya kepada anak-anaknya. Penting untuk membuat daftar
hal-hal yang memicu alergi dari kedua pasangan terutama bila pasangan ada yang
pernah mengalami reaksi anafilaksis yang dapat menyebabkan kematian.
2. Vaksinasi Dewasa
Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah vaksin hepatitis B,
tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), varisela (cacar air), influenza,serta
vaksin dewasa lainnya sesai jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh petugas Satgas
Imnunisasi Dewasa.

F. Pemeriksaan Kesehatan untuk Ibu dan Calon Ibu.


Selain pemeriksaan diatas, ada lima pemeriksaan yang juga direkomendasikan untuk
dilakukan oleh calon pengantin perempuan karena mereka akan menjadi calon ibu, juga
penting dilakukan oleh para ibu yang sudah memiliki anak yaitu:
 Pemeriksaan periodontal
Pemeriksaan ini meliputi pembersihan rutin dan pemeriksaan gusi untuk
menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat dan bebas dari infeksi serta penyakit. Bagian
yang diperiksa adalah sambungan antara gusi dan gigi serta kemungkinan adanya
peradangan disekitar gusi.Hal ini menjadi penting karena perempuan yang memiliki
penyakit gusi beresiko 7 kali lipat lebih tinggi melahirkan prematur. Selain itu pada
ibu hamil lebih rentan mengalami peradangan gusi akibat adanya perubahan hormon.
Karenanya ibu hamil harus lebih sering memeriksakan diri ke dokter yaitu setiap 3-4
bulan sekali, terutama jika sering mengalami gusi berdarah.
 Pemeriksaan tyroid stimulating hormon (TSH)

Pemeriksaan ini akan meninjukkan apakah kadar hormon tiroid seseorang


kurang aktif (hipotiroid) atau justru aktif (hipertiroid). Karena kadar hormon ini bisa
mempengaruhi kesehatan perempuan. Pemeriksaan ini penting karena gangguan
tiroid dapat mengganggu kesempatan seseorang untuk hamil, misalnya perempuan
yang mengalami hipotiroid akan terganggu proses ovulasinya sedangkan hipertiroid
bisa meningkatkan resiko keguguran atau kelahiran prematur.

 Hitung darah lengkap (complete blood count/CBC)


14

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi seberapa baik sumsum tulang


belakang dan sistem kekebalan tubuh bekerja. Jika sel darah putihnya tinggi, hal in
menunjukkan adanya infeksi, jika kadar hemoglobin rendah, menunjukkan adanya
anemia, dan jika kadar platelet rendah menunjukkan adanya masalah dalam
pembekuan darah. Setelah seseorang perempuan memiliki anak,cenderung memiliki
periode menstruasi yang berat sehingga membuat seseorang rentan terhadap
anemia. Selain itu untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam jumlah komponen
darahnya.

 Pemeriksaan kepadatan mineral tulang


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kepadatan mineral tulang yang
dapat memicu osteoporosis. Kondisi ini terjadi saat tulang mulai tipis dan lemah.
Untuk memeriksanya biasanya digunakan mesin yang disebut dengan dual energy
photon absorptiometer (DEXA). Pemeriksaan ini lebih penting lagi untuk dilakukan
bagi perempuan yang memiliki riwayat osteoporosis, atau mengkonsumsi obat tiroid
dan steroid. Masalah bisa bertambah parah saat seorang ibu menyusui. Jika ia tidak
mendapatkan kalsium yang cukup, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang yang
diberikan pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah kepadatan mineral
tulangnya masih baik atau sudah berkurang.

2.7 Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah


Menurut Pratiwi (2015), upaya-upaya promosi kesehatan pada pasangan pranikah sbb:
A. Upaya promotif
 Penyuluhan tentang gizi pada pranikah
Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisinya dengan alasan sibuk
mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak perlu terlalu dipusingkan. Hal
ini sering terjadi pada wanita yang sibuk dengan program dietnya yang nanti akan
berdampak pada psikologinya. Untuk itu penyuluhan tentang gizi seimbang sangat
diperlukan agar tidak terjadi kekurangan nutrisi.
 Sex Education
15

Hal ini dilakukan untuk memberikan penegtahuan pada pasangan pranikah agar
hubungannya tetap harmonis. Karena fakta membuktikan banyak pasangan yang
bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nikah. Pendidikan sex ini dapat
kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan tentang kesehatan
reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan yang
sehat dan lain-lain.
 Personal Hygiene
Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan pranikah. Dimana
biasanya psangan pranikah terutama wanita lebih sering melakukan perawatan yang
terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut, kuku, genetalia, dan lain-lain.
 Imunisasi CATIN
Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar tidak
terserang oleh virus clostridium tetani, apabila nanti wanita tersebut hamil dan terjadi
perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan
perdarahan postpartum.

B. Upaya Preventif
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang menderita
kelainan darah.seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella, virus toxoplasmadan
sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan karena
dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan
dapat dilakukan penanggulangan permasalahannya.

C. Upaya Kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker serviks pada wanita yang akan menikah dengan
memberikan pengobatan secara intensif. Meyakinkan pada pasangan kalau terjangkitnya
penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan menjalani hidup sebagai
seorang istri. Perbaikan nutrisi pada pasangan pranikah untuk memperbaiki tingkat
kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.

D. Upaya Rehabilitatif
16

Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat mengenai


perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita yang akan
menikah dan telah menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan pemulihan fisik dan
mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien sehingga dapat menjalani
hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya

BAB III

TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Pengkajian dilakukan pada:
Hari          : Selasa,
Tanggal    : 31 Mei 2022
Jam           : 11.00 WITA
Tempat     : RS PKT
No RM     : 201188
Bidan : Mukarramah

Data Subjektif
a. Identitas pasien
Identitas Calon Istri Identitas Calon Suami
Nama : Nn. H Nama : Sdr. RZ
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Suku : Jawa Suku : Bugis
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Karyawan BUMN
Alamat : Jln. Kol No.21 Alamat : Jln. Sumatra No.09

Keluhan  : Klien calon pengantin rencana menikah 4 bulan yang akan datang. Klien
rencana ingin melakukan konseling pranikah.
17

b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu :
Klien tidak pernah menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, Diabetes
Militus, penyakit hati akut, jantung, stroke, anemia, Tuberculosis, hepatitis, Penyakit
Menular Seksual, dan asma.

Riwayat kesehatan sekarang :


Klien tidak sedang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, Diabetes
Militus, penyakit hati akut, jantung, stroke, anemia, Tuberculosis, hepatitis, Penyakit
Menular Seksual, dan asma.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga klien, orang tua tidak sedang atau pernah menderita kanker payudara
atau riwayat kanker payudara, Diabetes Militus, penyakit hati akut, jantung dan stroke,
anemia, Tuberculosis, Hepatitis, Penyakitr Menular Seksual, dan asma.

d. Riwayat Kebidanan
 Riwayat Haid :
Klien mengatakan haid teratur, siklus 28-30 hari, haid 5-7 hari, warna dan jumlah
dalam batas normal, memakai pembalut 2-3 kali ganti dalam sehari. Nyeri haid
kadang-kadang.
 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas :
Klien Belum pernah menikah
 Riwayat KB :
Klien belum pernah ber KB

e. Pola Kehidupan sehari-hari :


 Nutrisi
18

Makan 3 x sehari porsi sedang komposisi nasi, lauk bergantian (tahu, tempe,
ayam, telur, daging), sayur bergantian (wortel, bayam, kangkung), buah
bergantian (apel,pisang, jeruk, dll). Minum air putih 8-10 gelas sehari.
 Eliminasi
BAB 1 kali sehari konsistensi lunak, warna kuning, BAK 6 - 8 kali sehari warna
kuning jernih. Tidak ada keluhan saat BAB ataupun BAK

 Istirahat dan Tidur


Tidur malam ± 6-7 jam antara pukul 22.00–04.00 WIB, jarang tidur siang karena
bekerja, namun kalau hari libur ± 1 jam antara pukul 13.00–14.00 WIB.
 Personal Hygiene
Setiap hari mandi 2x, keramas seminggu 2-3 kali, gosok gigi tiap mandi, ganti
pakaian dan celana dalam tiap habis mandi, kotor ataupun basah. Setiap selesai
BAB/BAK selalu cebok dari arah depan ke belakang dengan sabun dan air.
 Aktifitas
Ibu melakukan aktifitas seperti biasanya, pagi berangkat kerja-sore pulang kerja.
Kadang-kadang melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel,
memasak.
 Kehidupan seksual
Klien belum pernah melakukan aktifitas seksual.
 Riwayat ketergantungan
Klien tidak mempunyai kebiasaan merokok, calon suami tidak merokok, tidak ada
kebiasaan minum-minuman alkohol maupun ketergantungan pada obat-obatan
tertentu.
 Latar belakang sosial budaya
Di dalam keluarga klien maupun di masyarakat semua orang menerima adanya
penggunaan alat kontrasepsi dan tidak ada larangan bagi yang ingin
menggunakan.

Data Objektif
19

a.      Keadaan Umum   : Baik


b.      Kesadaran           : Composmentis
c. Status emosional : Stabil
d. Tanda-Tanda Vital :
- TD  110/80 mmHg, S 36,10C,
- RR 20x/menit, N 80 x/menit.
- BB 55 Kg, TB 158 cm
- HT : 12 Mei 2022

e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Inspeksi : Bersih, simetris, rambut lurus, warna rambut hitam, persebaran rambut merata,
tidak ada benjolan abnormal
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
2) Muka :  Simetris,bersih, tidak pucat, tidak oedem
3) Mata
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih, konjungtiva merah
muda, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Fungsi penglihatan baik.
4) Hidung
Simetris, Bersih tidak ada sekret, tidak ada polip dan pernafasan cuping hidung.
5) Telinga
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.
Fungsi pendengaran baik.
6) Mulut dan gigi
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada labioskisis, tidak ada labiopalatoskisis, mukosa bibir
lembab, tidak cyaosis, tidak ada stomatitis, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada caries
gigi, lidah bersih.
7) Leher
Inspeksi : Simetris, tidak tampak benjolan abnormal.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid. Tidak ada bendungan vena
jugularis.
20

8) Aksila
Inspeksi : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
9) Dada
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Paru-Paru : tidak ada wheezing dan ronchi.
Jantung : suara jantung normal lup dup.

10) Payudara
Inspeksi : Simetris, bersih, kedua puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada
areola mamae.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, konsistensi kenyal.
11) Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas luka.
Palpasi : turgor kulit baik.
12) Punggung
Inspeksi : Simetris, tidak ada lordosis, tidak ada kifosis
13) Ekstremitas
Inspeksi : Simetris, kuku bersih tidak cyanosis, tidak ada gangguan gerak, jumlah jari
tangan dan kaki lengkap, tidak ada sindactyl dan polidactyl.
Palpasi : Pada ekstermitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises.

Pemeriksaan Penunjang : Tidak Ada

Assesment :
Nn. H usia 27 tahun dengan kebutuhan konseling pranikah

B. Penatalaksanaan
21

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, bahwa pemeriksaan TTV normal. Klien
mengetahui hasil pemeriksaan yaitu TD  110/80 mmHg, S 36,10C, RR 20x/menit, N 80
x/menit.
2. Menanyakan tentang kebutuhannya, pengetahuannya dan perasaan pasien tentang masalah
yang dihadapi. Klien menjawab
3. Menjelaskan informasi yang diinginkan klien tentang persiapan pranikah. Klien mengerti.
4. Membantu klien mengambil keputusan yang diinginkan, beri waktu dan dorong pasien
berpendapat. Sudah dilakukan
5. Menjelaskan kepada klien mengenai konseling pranikah, dan cek laboratorium yang harus
dilakukan sebelum menikah. Klien mengerti.
6. Menjelaskan tentang proses tindakan. Klien mengerti.
7. Memberitahu klien apabila ada yang mau ditanyakan kembali bisa direncanakan kunjungan
ulang.
8. Mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan. Pendokumentasian telah dilakukan
dan ditandatangani oleh pemberi asuhan/bidan yang melakukan tindakan.
22

BAB IV

PEMBAHASAN

Pengkajian yang dilakukan dihasilkan dari data subyektif meliputi alasan pada waktu
masuk, karena calon pengantin ingin mengetahui persiapan pranikah. Data obyektif didapatkan
keadaan umum baik dan tidak ditemukan masalah pada kedua calon pengantin.

Pada kasus Nn. H dengan usia 27 tahun dimana usianya telah cukup bila akan menikah
dan merupakan pasangan usia subur untuk perencanaan kehamilan. Sehingga, tata laksana yang
diberikan, selain persiapan pernikahan sesuai panduan calon pengantin yang telah ditetapkan
oleh Kemenkes, juga diberikan tambahan konseling dan anjuran terkait dengan perencanaan
kehamilan. Adapun upaya kesehatan bagi pranikah yaitu upaya preventif penyuluhan gizi, sex
education, personal hygiene dan imunisasi catin. Konseling ini dapat membantu pasangan calon
pengantin mencapai tujuan secara optimal yakni segera memperoleh keturunan yang sehat atau
generasi platinum dalam ikatan pernikahan yang sah.
23

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang
menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan
dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal
dengan nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif
pranikah dan terapi pranikah.
Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang
pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat serta
menghadapi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan. Dan secara khusus
salah satu tujuan konseling pranikah ialah untuk memiliki sikap positif atau respek terhadap
diri sendiri, pasangan maupun orang lain.
Konseling pranikah ini dianggap penting karena banyak orang yang merasa salah
dalam menetapkan pilihannya, atau mengalami banyak kesulitan dalam penyesuaian diri
dalam kehidupan berkeluarga. Banyak orang yang terburu-buru membuat keputusan tanpa
mempertimbangkan banyak aspek sehubungan dengan kehidupan berumah tangga.
24

Konseling keluarga ini diselenggarakan dengan maksud membantu calon pasangan membuat
perencanaan yang matang dengan cara melakukan asesmen terhadap dirinya yang dikaitkan
dengan perkawinan dan kehidupan berumah tangga.

B. SARAN
Bagi para konselor profesional agar dapat menggali informasi yang lebih dalam,
benar dan akurat sehingga dapat membantu klien dalam pemecahan masalah yang dikeluhkan
saat konseling.
Tenaga Kesehatan memberikan Pendidikan Kesehatan serta konseling upaya
kesehatan bagi pasangan pranikah agar lebih mengerti kesehatan, dan bila ada masalah
kesehatan bisa segera teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Kesehatan Keluarga. (2017), Upaya Pemenuhan Hak Kesehatan Reproduksi Melalui
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT). Retrieved from
http://kesga.kemkes.go.id/

Evrianasari, N., & Dwijayanti, J. (2017). Pengaruh Buku Saku Kesehatan Reproduksi Dan
Seksual Bagi Catin Terhadap Pengetahuan Catin Tentang Reproduksi Dan Seksual Di
Kantor Urusan Agama (Kua) Tanjung Karang Pusat Tahun 2017. Jurnal Kebidanan, Vol
3(4), 157– 168.

Evrianasari, N., & Wahyudi, W. T. (2019). KIE Reproduksi dan Seksual Berbasis Android bagi
Calon Pengantin. 2, 157–165.

Hasanah, H. (2017). PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI PEREMPUAN: Sebuah


Strategi Mencegah Berbagai Resiko Masalah Reproduksi Remaja. Sawwa: Jurnal Studi
Gender, 11(2), 229. https://doi.org/10.21580/sa.v11i2.1456

Kemenkes.(2015). Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin. Jakarta: Kemenkes
RI.
25

Kemenkes. (2017). Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan Kementerian
Agama.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan


Reproduksi.

Pratiwi, A. (2016). Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Peremuan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Setiawati, E., Yuli, V., Amran, A., & Sari, N. (2019). Pengetahuan Calon Pengantin tentang
Pemeriksaan Kesehatan Pranikah di Kota Padang, Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan
Cehadum, 1(4), 1–8.

Sinta, L. El, Yulizawati, Insani, A. A., & Nurdiyan, A. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Metode Peer Education Mengenai Skrining Prakonsepsi Terhadap Sikap dan Motivasi
Wanita Usia Subur. TunasTunas Riset Kesehatan, 4, 9–15.
https://doaj.org/article/f820bd6e28cf44988e96d72e946a06ff

Triningtyas, D. A., dkk. (2017). Konseling Pranikah: Sebuah Upaya Meredukasi Budaya
Pernikahan Dini di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Jurnal Konseling Indonesia.

Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. (2019). 006265, 2–6.
http://www.koalisiperempuan.or.id/wpcontent/uploads/2019/10/Salinan-UU-Nomor-16-
Tahun-2019-.pdf

Winardi, B. (2016). Konsep Asuhan Kebidanan pada Masa Prakonsepsi. Bahan Ajar Perkuliahan
Pendidikan Bidan FK UNAIR.

Zulaekha. (2013). Bimbingan Konseling Pra Nikah bagi “Calon Pengantin” di BP4 KUA Kec.
Mranggen (Studi Analisis Bimbingan Konseling Perkawinan. Skripsi. Fakultas Dakwah
dan Komunikassi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo.

Anda mungkin juga menyukai