Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan pada Remaja dan Pra nikah
Oleh:
NURWIN
NIM. 2282B1486
Laporan Praktik STASI I Askeb Holistik pada Remaja dan Pranikah dengan
Hari :
Tanggal :
NURWIN
NIM. 2282B1486
Mengetahui,
HARI
NO KETERANGAN TTD
TANGGAL
1
6
LEMBAR KONSUL
HARI
NO KETERANGAN TTD
TANGGAL
1
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.................................................................................. 1
2. Tujuan ............................................................................................... 2
3. Manfaat ............................................................................................. 4
2. Menstruasi..............................................................................................10
3. Gangguan Menstruasi.............................................................................11
4. Disminore...............................................................................................11
5. Disminore Primer...................................................................................13
8. Manajemen Kebidanan...........................................................................32
5.1 Kesimpulan.................................................................................................53
5.2 Saran...........................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
KB : Kontrasepsi Berencana
Nn : Nona
TB : Tinggi badan
TD : Tekanan Darah
Tn. : Tuan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Masa remaja atau juga disebut masa pubertas merupakan masa penghubung
antara masa anak-anak dan dewasa. Dalam siklus kehidupan pubertas merupakan
adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi
mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong, et al. 2014).
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap
transisi antara masa kanak – kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO
adalah 12 – 24 tahun. Remaja adalah anak usia 10 – 24 tahun yang merupakan usia masa
kanak – kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu
Keadaan yang sering ditakuti oleh remaja putri pertama kali adalah menstruasi
pertama, atau dalam bahasa medis disebut menarche. Kejadian ini menandakan awal
dimulainya kehidupan baru sebagai remaja dalam masa pubertas. Masa pubertas ditandai
psikis dan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder seperti timbulnya rambut pada daerah
kemaluan dan pembesaran payudara (Wahyuni dalam Atikah dan Siti, 2012).
Seorang remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami
siklus menstruasi tiap bulannya. Siklus menstruasi ini akan menimbulkan rasa tidak
nyaman seperti sakit kepala, pegal-pegal dikaki dan dipinggang untuk beberapa jam,
kram perut dan sakit perut. Kondisi ini disebut sebagai nyeri menstruasi atau disminorea.
Disminorea yang sering terjadi pada remaja adalah desminorea primer. Disminorea
primer adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan ginekologik. Desminorea primer ini ciri
Disminorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat
genital yang nyata, Disminorea primer terjadi beberapa waktu setelah menarche
biasanya setelah 12 bulan atau lebih oleh karena siklus- siklus haid pada bulan-bulan
setelah menarche umumnya pada permulaan haid dan berlangsung beberapa jam,
walaupun beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari (Sukarni dan Margareth,
2013).
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50%
berbeda-beda. Prevalensi di Amerika Serikat kurang lebih sekitar 85%, di Italia sebesar
84,1% dan di Australia sebesra 80%.4 Prevalensi rata-rata di Asia kurang lebih sekitar
84,2% dengan spesifikasi 68,7% terjadi di Asia Timur laut, 74,8% di Asia Timur
Tengah, dan 54,0% di Asia Barat laut. Prevalensi di negara-negara Asia Tenggara juga
berbeda, angka kejadian di Malaysia mencapai 69,4%, Thailand 84,2% dan di Indonesia
angka kejadian dismenore 64,25% terdiri dari 54, 89% dismenore primer dan 9,36%
atau berkunjung ke dokter. Rasa malu dan kecenderungan untuk meremehkan penyakit
tertentu di Indonesia tidak dapat dipastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90%
perempuan Indonesia mengalami desminorea (Wahyuni dalam Dito dan Ari, 2012).
Peran bidan pada kasus ini adalah konseling tentang kesehatan reproduksi dan
anamnesa yang benar serta pemeriksaan yang tepat agar dapat mengatasi keluhan yang
terjadi pada klien dengan desminorea primer, contohnya rasa nyeri, pegal pada
punggung dan paha, mual dan pusing. Tanpa memandang sebabnya, untuk sementara
waktu dapat diberikan analgesik (antalgin, novalgil, ibuprofen, asam mefenamat, dan
lain sebagainya). Bila pada pemeriksaan bidan dijumpai kelaianan anatomis yang
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul
Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja Dan Pranikah Pada Nn. E Dengan Kasus
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian latar belakang diatas ialah “ Bagaimana
Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja Dan Pranikah Pada Nn. E Dengan Kasus
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Terlaksananya Manajemen Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja Dan Pranikah Pada Nn. E
Dengan Kasus Dismenorea Primer” di BPM Pratiwi Desa Asao dengan menggunakan
manajemen SOAP sesuai dengan kompetensi dan wewenang bidan.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian pada Nn. E Dengan Kasus Dismenorea Primer” di BPM
Pratiwi Desa Asao.
b. Dapat merumuskan diagnosa/ masalah aktual Nn. E Dengan Kasus Dismenorea Primer” di
BPM Pratiwi Desa Asao.
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial pada Nn. E Dengan Kasus Dismenorea
Primer” di BPM Pratiwi Desa Asao.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera/kolaborasi Nn. E Dengan Kasus Dismenorea Primer”
di BPM Pratiwi Desa Asao.
e. Dapat menyusun rencana tindakan Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis Pada Nn. E
Dengan Kasus Dismenorea Primer” di BPM Pratiwi Desa Asao.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Nn. E Dengan Kasus Dismenorea
Primer” di BPM Pratiwi Desa Asao.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Nn. E Dengan Kasus
Dismenorea Primer” di BPM Pratiwi Desa Asao.
h. Dapat mendokumentasikan hasil tindakan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada
Nn. E Dengan Kasus Dismenorea Primer” di BPM Pratiwi Desa Asao.
A. Manfaat Penulisan
a. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi perkembangan ilmu kebidanan,
khususnya dalam pemberian asuhan pada remaja di Bpm BPM Pratiwi Desa Asao
b. Bagi institusi
Sebagai bahan informasi bagi rekan-rekan mahasiswa kebidanan dalam Penerapan Asuhan pada
Remaja
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
sosial, tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, dalam sistem, fungsi dan
pada semua penyakit yang mempengaruhi sistem reproduksi pada manusia dan
terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (younth) untuk mereka yang
berusia 15-24 tahun. (Marmi, 2013) Remaja merupakan periode transisi antara
kematangan. Hal ini berarti, secara anatomis, alat-alat kelamin maupun organ
tubuh yang lain akan memperoleh bentuknya yang sempurna. Masa pematangan
fisik berjalan kurang lebih selama dua tahun. Biasanya dihitung mulai haid yang
pertama pada wanita dan mimpi basah yang pertama pada pria (Dahro, 2012).
Secara etiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja
kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu
Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi
tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahu), remaja menengah (15-17 tahun), dan
remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam termiologi
kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran,2012).
1. Perkembangan Remaja
2. Perubahan fisik
penambahan lemak.
3. 2 Karakteristik sekssekunder
3. 4 Perkembangan otak
stabil.
3. 5 Perkembangan kognitif
3. 1 Remajaawal
3. 2 Remaja tengah
3. 3 Remajaakhir
1. Perkembangan psikologi
menurutmereka.
Transisi sosial yang dialami oleh ramaja ditunjukan dengan
1. Menstruasi
1. Pengertian menstruasi
merupakan pendarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ
menarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun, periode ini akan
mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya psikologi dan lainnya. Pada
wanita biasanya pertama kali mengalami menstruasi pada umur 12-16 tahun.
Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi
2013).
2. Gangguan menstruasi
Kebanyakan menstruasi terjadi mengikuti pola yang teratur dan bebas masalah
namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami kelainan saat haid. Gangguan
Hipermenorea atauMenoragia
danDisminorea.
3. Disminorea
1. Pengertian disminorea
Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi
pada perut bagian bawah yang bisa menjalar kepunggung bagian bawah, nyeri
dirasakan sebagai kram yang hilang timbul. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat
sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan
Disminorea sering terjadi hampir pada semua wanita rasa tidak enak pada
perut bagian bawah saat mentruasi. Namun, istilah disminorea hanya dipakai
bila nyeri begitu hebat, sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-
hari sebelum periode menstruasi mereka datang, kira-kira setengah dari seluruh
itu sendiri dapat digambarkan dengan nyeri ringan, nyeri sedang dan nyeri berat
2. Klasifikasi disminorea
1. Disminorea Primer
2. Dismenoresekunder
jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim,
(Kusmiran,2012).
4. Disminorea Primer
1. Pengertian DisminoreaPrimer
Disminorea primer adalah nyeri haid yang timbul sejak haid pertama dan
akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon
tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan (Kusmiran,
2012).
Disminorea primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh. Nyeri haid
itu normal tetapi dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik,
seperti stress, kurang darah, syok dan kondisi tubuh yang menurun (Kusmiran,
2012).
2. Penyebab Dismenorea
1. Faktorpsikis
nyeri menstruasi
2. Faktorretrovers
menghadap kebelakang.
3. Faktorprostaglandin
Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena
3. Akibat Dismenorea
Pada dasarnya disminorea primer tidak ada penyebab yang pasti walaupun
kadang tidak berbahaya, nyeri pada disminorea primer diduga berasal dari
hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks
Disminorea ditandai dengan nyeri perut bagian bawah yang bisa menjalar
ke punggung bagian bawah. Nyeri yang dirasakan sebagai kram yang hilang
timbul, biasanya nyeri timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan hilang (Nugroho dan
Utama, 2014).
Sedangkan menurut Sari (2012) ciri atau gejala disminore primer yaitu
nyeri berupa keram dan tegang pada perut bagian bawah, pegal pada mulut
vagina, nyeri pinggang, pegal – pegal pada paha, pada beberapa orang disertai
terdapat pada dismenore meliputi rasa nyeri yang tajam, rasa kram pada
abdomen bagian bawah yang biasanya menjalar ke bagian punggung, paha, lipat
paha, serta vulva. Rasa nyeri ini secara khas dimulai ketika keluar darah
menstruasi atau sesaat sebelum keluar darah menstruasi dan mencapai puncak
Menurut Kowalak (2011) dismenore dapat pula disertai tanda dan gejala
gejala sering kencing (urinary frequency), mual muntah diare, sakit kepala,
banyak dijual ditoko obat, tetapi dosisnya tidak lebih dari tiga
kalisehari.
seperti mual, muntah, dispepsia, diare, dan gejala iritasi lain terhadap
mukosa lambung, serta eritema kulit dan nyeri pada kepala. Untuk itu
1. Pengertinan Nyeri
Nyeri merupakan salah satu gangguan yang dirasakan setiap orang akibat
kerusakan jaringan yang actual dan potensial. Menurut smeltzer dan Bare
(2012), international Association for the Studyof pain (IASP) mengartikan nyeri
sebagai suatu gangguan yang dirasakan pada beberapa waktu yang disebabkan
karena adanya sensori subyektif dan keadaan emosional yang bukan berarti
jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereajsi dengan
meindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan
aktual dan potensial yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Seringkali
terbakar, melilt, seperti emosi, perasaan takut, mual dan takut (Judha, 2012).
2. Patofisiologi Nyeri
rangsangan termal, listrik, mekanik atau kimiawi. Rangsangan nyeri oleh zat
seperti asam lambung yang meningkat ataupun stimulasi lain yang di lepas
bebas yang tersebar di permukaan kulit dan pada struktur tubuh yang lebih
dalam seperti tendon, fasia serta organ interna lainnya ( Tamsuri, 2015).
kesumsum tulang belakang ileh dua jenis serabut yang berdiameter kecil yaitu
serabut A delta dan serabut C. Reseptor berdiameter kecil ini berfungsi untuk
mentransmisikan nyeri yang sifatnya keras. Disamping itu, tubuh juga memiliki
reseptor yang berdiameter besar atau yang disebut dengan serabut A Beta.
seperti sentuhan, getaran, panas, dingin, dan lain-lain. Implus serabut A Beta ini
dorsalis yang terdapat pada medula spinalis. Ketika sampai di medula spinalis
inilah terjadi interaksi antara serabut yang berdiameter besar dan serabut yang
berdiameter kecil pada area yang disebut dengan substansia gelatinosa (SG). Di
sensasi nyeri yang diterima oleh medula spinalis akan diteuskan ke otak atau
Bila tidak ada stimulasi atau rangsangan yang adekuat dari serabut besar,
maka implus nyeri dari serabut kecil akan langsung dihantar keotak yang
akhirnya menimbulkan sensasi rasa nyeri yang akan dirasakan oleh tubuh. Hal
ini menyebabkan sensasi nyeri yang di bawah serabut kecil akan berkurang atau
Keadaan seperti ini disebut dengan “Pintu Gerbang Tertutup” (Tamsuri, 2015).
1. Usia
2. Jenis Kelamin
Baik perempuan ataupun laki-laki dalam menggapai suatu nyeri
sebaliknya.
Makna terhadap nyeri ini berkaitan juga dengan kebudayaan yang ada
sebelumnya.
4. Perhatian
klien pada stimulus yang lain, maka perawat menempatkan nyeri pada
5. Keletihan
kemampuan koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap
keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa lebih berat
dan jika mengalami suatu proses periode tidur yang baik maka nyeri
berkurang.
6. Pengalaman sebelumnya
sembuh maka rasa takut akan muncul, dan juga sebaliknya. Akibatnya
tegang.
biasanya nyeri ini sifatnya sesaat, maka penggunaan yang tepat adalah
menggambarkan nyeri yang dialaminya. Beberapa hal yang harus dikaji untuk
1. Intensitas nyeri
verbal. Misal: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri berat,
hebat atau sangat nyeri, atau dengan membuat skala nyeri yang
sangat hebat.
2. Karakteristik nyeri
dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan
subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri
fisiologi tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik ini
juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. Penilaian
intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala yaitu Numeric
Numeric Rating Scale (NRS) adalah suatu alat ukur yang meminta pasien
untuk menilai rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyeriya pada skala
numeral dari 0-10 atau 0-100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau 100 berarti
“severe pain” (nyeri hebat). NRS lebih digunakan sebagai alat pendeskripsi kata.
NRS ini dilakukan oleh klien untuk menilai skala nyeri yang mereka rasakan.
Skala paling efektif di gunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan
setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka
3. 2 Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien masih dapat
3. 3 Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis,
3. 4 Skala 7-9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat mengikuti
perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon
terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi.
3.5 Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak dapt berkomunikasi
klien akan menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan
Dismenore ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut atau pinggul,
nyeri haid yang bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah. Nyeri kram
yang terasa sebelum atau selama menstruasi bisa juga nyeri pada pantat. Rasa
nyeri pada bagian dalam perut, mual, muntah, diare, pusing atau bahkan
orang yang diambil dengan metode total sampling dengan criteria inklusi remaja
putri, usia 16-19 tahun dan sudah pernah menstruasi. Pengambilan sampel
menggunakan obat merek dagang yang berfungsi sebagai analgetik seperti asam
umum efek samping obat analgetik tersebut adalah gangguan pada saluran cerna,
seperti mual, muntah, dispepsia, diare, dan gejala iritasi lain terhadap mukosa
lambung, serta eritema kulit dan nyeri pada kepala. Untuk itu ingin diketahui
menaggulanginya.
putri adalah tindakan non farmakologi (17,86%) dengan cara terbanyak adalah
Efek samping yang paling banyak dirasakan setelah meminum obat pereda nyeri
dismenore oleh remaja putri adalah karena obat tersebut cepat menghilangkan
nyeri (97,83%).
2. Menurut Penelitian Faridah dkk (2016) dengan judul Disminore primer dan
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi
selama haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan permulaan haid dan
berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri.
panggul.
Untuk mengatasi nyeri haid ini dapat digunakan obat anti inflamasi non-
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan terapi farmakologis dan terapi non-
cukup.
berbagai literatur dengan hasil prevalensi yang sangat beragam. Faktor risiko ini
risiko tersebut antara lain 1) menarke usia dini, 2) riwayat keluarga dengan
memakan makanan cepat saji, 5) durasi perdarahan saat haid, 6) terpapar asap
Haid yang pertama kali yang dialami oleh seorang wanita adalah menarke.
Menarke merupakan indeks dari pematangan fisik dari organ reproduksi seorang
wanita. Pada penelitian Charu et al. disebutkan bahwa ratarata usia menarke
umumnya pada umur 12-14 tahun. Berdasarkan survai nasional, rata-rata usia
menarke dini sebesar 10,3 % dan menarke terlambat sebesar 8,8%. Namun usia
menarke pada sebagian besar negara maju mengalami penurunan dengan variasi
berat badan dan hipotesis lemak yang memicu timbulnya menarke. Perbedaan
usia menarke dan pola siklus menstruasi dapat dijelaskan oleh perbedaan status
sosial dan demografis. Menarke usia dini memiliki kaitan dengan beberapa
menarke dibawah 12 tahun atau menarke dini memiliki 23% lebih tinggi
pada usia 12-14 tahun. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa pada anak wanita
yang mengalami menarke dini mengalami paparan prostaglandin yang lebih
dengan menarke dini memiliki konsentrasi hormon estradiol serum lebih tinggi
lebih rendah. Peningkatan hormon estradiol tersebut yang memiliki peran dalam
oleh tubuh dapat dipicu oleh tingginya asupan daging maupun susu dari sapi
ibu atau saudara kandung. Maka terdapat korelasi yang kuat antara predisposisi
familial dengan dismenore. Hal ini disebabkan adanya faktor genetik yang
cenderung mempengaruhi psikis wanita tersebut. Pada penelitian Mool Raj et al.
pada wanita dengan riwayat anggota keluarga (ibu atau saudara) dengan keluhan
Menurut Singh et al. dalam hasil penelitiannya, dari total wanita yang
kalori, tinggi lemak, tinggi gula, dan rendah serat. Kandungan asam lemak yang
peningkatan kadar prostaglandin yang akan menyebabkan rasa nyeri pada saat
dismenore. Prostaglandin terbentuk dari asam lemak yang ada dalam tubuh.
Setelah ovulasi terjadi penumpukan asam lemak pada bagian fospolipid pada sel
membran. Pada saat kadar progesteron menurun sebelum haid, asam lemak yaitu
prostaglandin yang dapat menimbulkan rasa nyeri saat haid. Selain dismenore,
Durasi pendarahan saat haid normalnya empat sampai dengan 5 hari. Pada
penelitian Kural et al. dilaporkan dari 100 wanita yang menderita dismenore
didapatkan 20% wanita tersebut memiliki durasi perdarahan lebih dari 5 sampai
durasi lebih dari 5 sampai 7 hari memiliki 1,9 kali lebih banyak kesempatan
untuk menderita dismenore. Lama durasi haid dapat disebabkan oleh faktor
tingkat emosional wanita yang labil ketika akan haid. Sementara secara fisiologi
lebih kepada kontraksi otot uterus yang berlebihan atau dapat dikatakan sangat
kopi. Pada penelitian Chen et al. pada 165 wanita yang terpapar asap rokok dan
terkena asap rokok secara pasif. Dilaporkan pada wanita yang terpapar asap
rokok secara pasif menderita dismenore dengan waktu yang lebih lama
berkurangnya aliran darah yang menuju endometrium. Selain itu, asap rokok
Pada penelitian Faramarzi et al. dari 360 siswi yang berpartisipasi 178
sensasi tubuh dari rangsangan emosional. Pada pasien alexithymia sulit untuk
menyebabkan kurang empati terhadap orang lain. Faktor risiko dismenore 3,3
kali lebih tinggi pada wanita dengan alexythimia. Pada penderita didapatkan
ciri-ciri sindrom pramenstruasi yang sangat menonjol. Gejala pramenstruasi
dialami oleh wanita reproduksi terjadi pada akhir fase luteal dari siklus haid.
secara fisik berupa nyeri punggung, sakit kepala, payudara membengkak, perut
saat haid dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami dismenore primer.
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama
Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis,
beberapa literatur faktor risiko yang sering berkaitan dengan dismenore yaitu
menarke usia dini, riwayat keluarga dengan keluhan dismenore, indeks masa
tubuh yang tidak normal, kebiasaan memakan makanan cepat saji, durasi
perdarahan saat haid, terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan alexythimia.
2. Manajemen Kebidanan
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan,
serta keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu
1. Standar I:Pengkajian
1. Pernyataan Standar
Kriteria Pengkajian :
sosialbudaya)
pemeriksaanpenunjang)
1. Pernyataan Standar
kolaborasi, danrujukan.
1. Standar III:Perencanaan
1. PernyataanStandar
komprehensif.
keluarga.
1. Standar IV:Implementasi
1. Pernyataan Standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
Kriteria
sosial-spiritual-kultural.
berkesinambungan.
sesuai.
2. Standar V:Evaluasi
1. Pernyataan Standar
sesuai kondisiklien.
ataukeluarga.
1. Pernyataan Standar
Kebidanan.
Pasien/BukuKIA).
3.7 PENGKAJIAN
1. DATA SUBYEKTIF
Tanggal : 22-02-2023
1. Identitas Klien
tenggara
2. Alasan Kunjungan Saat Ini
3. Keluhan utama
aktivitas
4. Riwayat menstruasi
3. 1 Menarche : ± 12 tahun
3. 3 Lama : ± 7 hari
3. 1 Pola Nutrisi
Makan 3 kali sehari,1 centong nasi putih, lauk pauk: telur, tempe, tahu,
3. 2 Pola Eliminasi
3. 4 Pola Aktivitas
dikamar
Tidak ada
3. 6 Perilaku Kesehatan
Personal hygiene :
3. 1 Istirahat yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan tidur malam 7 – 8 jam
berisi air panas diperut dan punggung bawah, serta minum-minuman yang
3. 3 Mengurangi rasa nyeri dengan aroma terapi dan pemijatan juga dapat
mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan
rasa nyeri.
3. 4 Memberikan obat analgetik (asam mefenamad tablet diminum 3x sehari per-
seimbang, seperti : nasi, sayur, lauk, buah jika perlu susu serta perbanyak
3. 6 Menganjurkan klien istirahat dan tidur yang cukup, serta olahraga yang
keringanan dengan olahraga, yang tidak hanya mengurangi stress tapi juga
1. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
3. 1 Kesadaran : Composmentis
3. 2 TD : 90/60 mmHg
3. 3 Suhu : ºC
3. 4 Nadi : 81 kali/menit
3. 5 RR : 21 kali/menit
3. 6 BB : 45 kg
3. 7 TB : 156 cm
3. 8 LILA : 23 cm
1. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
Bersih
3. 2 Mata
Sklera : Putih
Pupil : Normal
Tidak berlubang
Gusi : Merah muda,tidak berdarah
3. 4 Hidung
Kebersihan : Besih
3. 5 Telinga
Kebersihan : Bersih
3. 6 Leher :
3. 7 Dada
Kebersihan :Bersih
3. 8 Perut
3. 9 Ekstremitas :
1. Palpasi
3. 1Leher :
Pembesarankelenjargetahbening :Tidakadapembesaran
3. 2Dada
3. 3Perut :
2. Perkusi
1. Pemeriksaan Laboratorium
3. 1 Hb :-
3. 2 Golongan darah :B
3. 3 Albuminuria : -
3. 4 Reduksi Urine : -
1. Pemeriksaan Penunjang :
Tidak ada
3. 5 Analisa/Diagnosa :
3. 6 Intervensi :
3. 6 Berikan terapi
7. Penatalaksanaan :
3. 1 Memberitahu klien bahwa pemeriksaan sudah dilakukan dan keadaan klien baik.
proses yang normal yang akan dialami setiap wanita subur. Hal ini biasanya diikuti
oleh ketidaknyamanan yang timbul akibat perubahan kadar hormone dalam tubuh.
3. 3 Memberitahu klien tentang cara mengurangi rasa nyeri dan keteganggan selama
3. 1 Istirahat yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan tidur malam 7 – 8 jam serta
3. 2 Menggunakan heating pad (bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi
air panas diperut dan punggung bawah, serta minum-minuman yang hangat.
3. 3 Mengurangi rasa nyeri dengan aroma terapi dan pemijatan juga dapat
mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan
nyeri.
3. 4 Memberitahu klien tentang kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan dengan cara
meningkatkan pola makan, memakan makanan yang bergizi dan seimbang, seperti :
nasi, sayur, lauk, buah jika perlu susu serta perbanyak konsumsi makanan tinggi
3. 5 Memberikan support mental dan dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan
3. 7 Menganjurkan klien istirahat dan tidur yang cukup, serta olahraga yang teratur (
olahraga, yang tidak hanya mengurangi stress tapi juga meningkatkan produksi
endorfin otak, penawar sakit alami tubuh. Tidak ada pembatasan aktifitas selama
haid.
3. 8 Evaluasi :
3. 1 Sudah dilakukan pemeriksaan dan Nn. M mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa
keadaannya baik.
3. 3 Nn. M sudah mengerti dan tahu tentang cara mengurangi rasa nyeri yang dialaminya
3. 4 Nn. M sudah mengerti dan paham tentang nutrisi yang dibutuhkan selama menstruasi
3. 5 Klien dapat menerima saran dan masukan yang bidan berikan dan klien sudah sedikit
termotivasi
3. 6 Sudah diberi obat analgetik (asam mefenamad) dank lien bersedia meminumnya 3
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada
(Disminore Primer). Dalam pembahasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada
Remaja dengan Gangguan Reproduksi (Disminore Primer), maka dapat diperoleh data
sebagai berikut :
Pada Hari Senin tanggal 25 januari 2023 penulis melakukan pengkajian kepada
kali/menit,RR21 kali/menit, BB 45 kg, TB156 cm, LILA23 cm, IMT - <18,5 (Berat
nyeri haid/menstruasi hari ke-2 tetapi tidak mengganggu aktivitas. Langkah selanjutnya
disminore primer. Disminore primer itu sendiri adalah nyeri haid yang timbul sejak haid
pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya
hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan (Kusmiran,
2012).
Dismenore primer disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang
dimaksudkan untuk melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi.
Dismenore primer disebabkan oleh zat kimia alami yang diproduksi oleh sel-sel lapisan
dinding rahim yang disebut prostaglandin. Prostaglandin akan merangsang otot otot
halus dinding rahim berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin, kontraksi akan
makin kuat, sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya, pada hari
pertama menstruasi kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya,
lapisan dinding rahim akan mulai terlepas, dan kadar prostaglandin akan menurun. Rasa
sakit dan nyeri haid pun akan berkurang seiring dengan makin menurunnya kadar
Responden tidak memiliki riwayat pemyakit reproduksi dan dapat dikatakan klien
mengalami dismenore primer. Hal ini sesuasi dengan teori Sinaga (2017) dismenore
primer adalah proses normal yang dialami ketika menstruasi. Kram menstruasi primer
disebabkan oleh kontraksi otot rahim yang sangat intens, yang dimaksudkan untuk
melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi. Responden tidak
dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang terjadi setelah usia 25 tahun. Hal ini
radang panggul, polip endometrium, mioma submukosa atau interstisial (fibroid uterus),
Menarche pada klien terjadi pada usia 12 tahun. Lama siklus klien tersebut adalah
sama yaitu 28 hari, dalam satu kali selama 7 hari. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Anurogo (2011) bahwa menstruasi biasanya diawali pada usia remaja 9-12
tahun. Ada sebagian kecil yang mengalami lebih lambat dari itu, 13-15 tahun meski
sangat jarang terjadi. Masa rata-rata perempuan menstruasi antara 3-8 hari. Rata- rata
Reponden mengeluarkan volume darah paling banyak pada hari kedua dan ketiga
menstruasi karena terjadi penggantian pembalut paling banyak dibandingkan hari lain.
Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2012) yang menyatakan bahwa puncak
pendarahan menstruasi aadalah hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah
pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Perubahan sifat darah pada hari pertama sifat
masih encer dan berwarna merah dan jumlah darah masih sedikit. Sifat darah pada hari
kedua, ketiga dan keempat kental atau menggumpal, berwarna merah dan jumlahnya
banyak namun perlu digaris bawahi jumlah darah pada hari keempat tidak sebanyak
pada hari kedua dan ketiga, pada hari kelima sampai hari ketujuh sifat darah semakin
encer dan sudah tidak ada gumpalan, berwarna semakin merah gelap atau semakin
Hal ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa menstruasi biasanya antara
3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang
sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap. Jumlah darah
yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari)
sedangkan kontraksi uterus yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus
Nyeri yang dirasakan sejak hari pertama menstruasi, merasakan nyeri maksimal
pada hari kedua (nyeri skala 4), nyeri pada perut bagian bawah nyeri seperti diremas dari
dalam. Nyeri haid dapat di atasi dengan cara istirahat dan terkadang minum kunyit asam.
Hal ini sesuai dengan teori Nugroho (2014), dismenore menyebabkan nyeri pada perut
bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri
dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus
menerus ada. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi.
Asuhan yang diberikan yaitu Istirahat yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan
tidur malam 7 – 8 jam serta perbanyak minum air putih. Menggunakan heating pad
(bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air panas diperut dan punggung
bawah, serta minum-minuman yang hangat. Atau dengan mandi air hangat. Mengurangi
rasa nyeri dengan aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman.
Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan telunjuk pada bagian perut
akan membantu mengurangi rasa nyeri. Memberikan obat analgetik (asam mefenamad
tablet diminum 3x sehari per-oral, atau jika sakit). Memberitahu klien tentang kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan dengan cara meningkatkan pola makan, memakan makanan
yang bergizi dan seimbang, seperti : nasi, sayur, lauk, buah jika perlu susu serta
istirahat dan tidur yang cukup, serta olahraga yang teratur ( dengan memperbanyak jalan
kaki). Beberapa wanita mencapai keringanan dengan olahraga, yang tidak hanya
mengurangi stress tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakit alami
Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan
teori.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP dengan pola piker varney dan data
subjektif dan data objektif. Data subjektif diperoleh dari wawancara dengan pasien
dimana pasien mengeluh bahwa nyeri pada perut bagian bawahnya sehingga
mengganggu aktifitas pasien. Setelah diberikan asuhan dan diberikan terapi obat peroral
pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah nya berkurang dan pasien dapat
beraktifitas seperti biasanya. Dalam teori dan praktek terdapat kesenjangan dalam
melakukan pengkajian data subjektif dan objektif karena pada pengkajian data subjektif
Dalam analisa data yang didapatkan diagnose kebidanan pada Nn. M usia 20
tahun dengan gangguan reproduksi disminorea primer. Masalah yang timbul adalah
Pada kasus Nn. M dengan gangguan reproduksi disminorea primer dengan tetap
diberi terapi peroral dan konseling tentang pencegahan dan penanganan nyeri menstruasi
ketka datang serta menganjurkan untuk kunjungan ulang apabila nyeri belum kunjung
sembuh. Dalam perencanaan ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
didapatkan hasil yaitu bahwa pasien sudah tidak merasakan nyeri menstruasi pada perut
3. 2 Bagi Kampus
3. 3 Bagi Penulis
mengaplikasikan ilmu serta teori yang telah di dapat serta bisa lebih baik dari
peneliti sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, D., Ari, W. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Penerbit Andi: Yogyakarta
Beddu, S., Mukarramah, S., Lestahulu, V. 2015. Hubungan Status Gizi dan Usia Menarche
dengan Dismenore Primer pada Remaja Putri. The Southeast Asian Journal of
Midwifery, 1 (1) ; 16-21.
Charu S, Amita R, Sujoy R, Thomas GA. Menstrual characteristics and prevalence and effect
of dysmenorrhea on quality of life of medical students. International Journal of
Collaborative Research on Internal Medicine & Public Health. 2012; 4(4):276-94.
Chen C, Cho S, Damokosh AI, Chen A, Li G, Wang X, et al. Prospective study of exposure
to environmental tobbaco smoke and dysmenorrhea. Environmental Health
Perspectives. 2000; 108(11):1019- 22.
Dahro,A.(2012). Psikologi Kebidanan Analisis Perilaku Wanita Untuk Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Dito., &., Ari wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Penebit Andi: Yogyakarta.
Fajaryati ninik,2012. Hubungan kebiasaan olahraga dengan disminore primer remaja putri.
http://e-journal.akbid-purworejo.ac.id/index.php/jkk4/issue/view/4
Kowalak, J 2011, Buku Ajar Patofisiologi, EGC, Jakarta.
Kumalasari,I., & Andhyantoo,I. (2013). Kesehatan Repoduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan
Dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Kural MR, Noor NN, Pandit D, Joshi T, Patil A. Menstrual characteristics and prevalence of
dysmenorrhea in college going girls. J Family Med Prim Care [Internet]. 2015
[diakses tanggal 27 Oktober 2015]; 4(3):426–431. Tersedia dari :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Kusmiran,E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Malugada.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja.
http://www.mysearch.com/KTI+tentang+remaja.html 9 November, 2015
Marmi & Margiyati.(2013). Pengantar Psikologi kebidanan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar (
anggota IKAPI)
Marmi.2013. Kesehatan Reproduksi Remaja
Nugroho,T.(2010). Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Nugroho,T., & Indra,B. (2014). Masalah kesehatan Reproduksi Wanita.Yogyakarta : Nuha
Medika
Parson L, Sommer Sc. Gynaecology, Second Edition, W. B. Saunders Company,
Philadelalaphia,;2010.
Proverawati, A.,2011. Menarch: Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha
Medika
Romauli, 2015, Kesehatan Reproduksi, Nuha Medika, Yogyakarta.
Sari, D., Adnil, E. N., & Defrin. (2015). Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore Primer
pada Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 567–570. Retrieved from
https://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/301
Sukarni, I dan Margareth, Z.H. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Yogyakarta: Nuha
Medika
Sulistiyawati,A.,2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
Sulistyowati. (2014). Rahasia sehat dan cantik sampai usila. Yogyakarta : C.V ANDI
Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
Wahyuni dewi, 2012. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Nn. A dengan
Disminorea Primer di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr.Moewardi.
STIKES Kusuma Husada Surakarta. Surakarta : KTI tidak diterbitkan
Wong, L. P. & Khoo E, M. (2014). Dysmenorrhea in a multiethnic population of adolescent
asian girls. Journal Obsetetrics And Gynaecological, 108(2),139- 42. doi:
10.1016/j.ijgo.2009.09.018.