Disusun Oleh :
1
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA INOVASI PELAYANAN KEBIDANAN
POSYANDU REMAJA SERASI
(SANGGAR REMAJA SEHAT AKTIF DAN BERKREASI)
DI DESA TANJUNGSARI, MANISRENGGO, KLATEN
Disusun oleh:
Mahasiswa Profesi Bidan
Kelas IBI Klaten
Disetujui:
Pembimbing Lapangan
Tanggal: ___________
Di: ________________ (________________________)
NIP.
Pembimbing Institusi
Tanggal: ___________
Di: ________________ (________________________)
NIP.
Pembimbing Kasus
Tanggal: ___________
Di: ________________ (________________________)
NIP.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas semua kehendakNya
bahwa Buku Pentunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja ini dapat
tersusun dengan baik.
Remaja sebagai penerus dan calon pemimpin bangsa di masa depan,
mendapatkan hak dan kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal, terjamin kelangsungan hidupnya, bebas dari tindakan diskriminasi
dan perlakuan yang salah, termasuk terlindungi dari berbagai masalah kesehatan.
Masalah kesehatan pada kelompok ini terutama disebabkan kecenderungan untuk
perilaku yang beisiko.
Kompleksnya permasalah kesehatan pada remaja, tentunya memerlukan
penanganan yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur
dari lintas program dan sektor terkait. Kementerian Kesehatan telah
mengembangkan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas,
dengan paket pelayanan komprehensif untuk kesehatan remaja meliputi KIE,
konseling, pembinaan konselor sebaya, layanan klinis atau medis dan rujukan
termasuk pemberdayaan masyarakat. Namun, pelayanan di dalam gedung yang
diberikan oleh tenaga kesehatan masih memiliki keterbatsan jumlah sarana dan
hambatan terkait akses karena geografisnya yang beragam, hal tersebut
membutuhkan upaya memberdayakan masyarakat berupa turut sertanya
masyarakat secara mandiri dalam upaya promotif serta preventif, misalnya
kegiatan seperti posyandu.
Melihat keberhasilan posyandu dalam memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan bayi dan balita, perlu juga dikembangkan model
yang sama bagi sasaaran anak remaja. Posyandu remaja diharapkan menjadi
sebuah wadah masyarakat yang memfasilitasi remaja dalam memahami
permasalahan kesehatan mereka, memperluas jangkauan Puksemas PKPR dalam
memberikan pelayanan promotif dan preventif kepada sasaran remaja, terutama
bagi remaja di daerah yang memiliki keterbatasan akses maupun hambatan
geografis seperti daerah terpencil, daerah kepulauan atau terisolasi atau terasing
lainnya.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang terlibat, sehingga kami bisa menyelesaikan pedoman ini.
Semoga buku petunjuk teknis ini bermanfaat bagi kita semua sebagai pengelola
program kesehatan remaja khususnya dan bagi remaja Indonesia umumnya.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna dan masih
membutuhkan masukan dari para pakar maupun pelaksana teknis di lapangan,
iv
namun juknis ini dibuat untuk menjadi panduan bagi pelaksanaan di lapangan
ketika membentuk posyandu remaja.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Cover.....................................................................................................................i
Halaman Persetujuan .........................................................................................ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................... v
BAB I (Pendahuluan)
A. Apa masalah yang melatarbelakangi munculnya inovasi ini?..........................1
B. Siapa inisiator inovasi ini?................................................................................3
BAB II (Tinjauan Pustaka)
A. Bagaimana inovasi berhasil memecahkan masalah yang dihadapi?................5
B. Apa saja aspek kreatif dan inovatif dari inovasi ini?........................................6
BAB III (Tinjauan Inovasi dan Pembahasan)
A. Bagaimana inovasi ini dilaksanakan?...............................................................7
B. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?..............7
C. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan inovasi ini dan
bagaimana sumber daya itu dimobilisasi? ............................................................8
D. Apa saja output/keluaran yang diharapkan oleh inovasi ini?...........................8
E. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi
kegiatan dalam inovasi ini?...................................................................................9
F. Apa saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi dan
bagaimana kendala tersebut diatasi?.....................................................................9
G. Apa saja manfaat yang dihasilkan dari inovasi ini?.........................................9
H. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi?....................................................10
I. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik dari penerapan inovasi ini?.............11
J. Apakah inovasi ini berkelanjutan dan sedang atau sudah direplikasi di tempat
lain?.......................................................................................................................11
BAB IV (Kesimpulan dan rekomendasi)...........................................................12
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
hidup bersih dan sehat, memiliki keterampilan hidup sehat, dan keterampilan
sosial yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja sebagaimana dimaksud
pada Pasal 28 ayat 3 bahwa pelayanan itu dilakukan paling sedikit melalui:
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja(PKPR). Pelayanan PKPR diberikan kepada semua remaja,
dilaksanakan di dalam atau di luar gedung untuk perorangan atau kelompok.
Pengembangan PKPRdi Puskesmassampai tahun 2017 sudah mencapai 5015
Puskesmas yang tersebar di 514 kabupaten/kota. Puskesmas PKPR
memberikan layanan mulai dari KIE, konseling, pembinaan konselor sebaya,
layanan klinis/medis dan rujukan serta pemberdayaan remajadalam bentuk
keterlibatan aktif dalam kegiatan kesehatan. Sesuai dengan data BPS tahun
2016 tentang Angka Partisipasi Murni, tingkat pendidikan SMP sebesar
77,89% dan tingkat pendidikan SMA 59,85%, artinya mereka berada di
sekolah dan mendapatkan pembinaan kesehatan melalui UKS, tetapi
kadangkala kegiatan tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan remaja
akan kesehatannya.
Dari data yang sama menunjukkan bahwa sekitar 23% usia SMP dan 41%
usia SMA tidak bersekolah, artinya mereka tidak mendapat pembinaan
kesehatan seperti anak-anak yang bersekolah.Hal ini menunjukkan begitu
besar jumlah remaja yang membutuhkan tempat yang dapat diakses dengan
mudah untuk menyelesaikan dan mendiskusikan masalah kesehatannya selain
dari fasilitas kesehatan yang sudah tersedia. Pembentukan Posyandu Remaja
diharapkan dapat menjadi wadah untuk memfasilitasi remaja dalam
memahami permasalahan kesehatan remaja, menemukan alternatif pemecahan
masalah, membentuk kelompok
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bagaimana inovasi berhasil memecahkan masalah yang dihadapi?
Strategi keberhasilan dimulai dengan:
a) Mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan pemangku
kepentingan utama untuk mengadakan diskusi tentang masalah masalah
yang berkaitan dengan remaja. Masalah - masalah tersebut dibahas
bersama untuk mencari solusi yang bisa dilakukan di wilayah puskesmas.
b) Membentuk Tim Pelayanan Publik yang bertugas untuk menangani
pengaduan masyarakat serta melakukan evaluasi untuk perbaikan.
c) Membentuk Forum Peduli Kesehatan (FPK) tingkat kecamatan yang
merupakan forum multi pihak/ Multi Stakeholder Forum (MSF) yang
berfungsi menjembatani pihak pemberi layanan dan penerima layanan agar
tujuan peningkatan kesehatan dapat dirasakan manfaatnya. Forum tersebut
terdiri dari unsur pemerintah (Camat, Kepala Desa, Tim Penggerak PKK)
dan non pemerintah (tokoh agama, tokoh masyarakat, tenaga relawan
kesehatan).
d) Sosialisasi kepada masyarakat dan lintas sektor di tingkat kecamatan.
Sosialisi ini sebagai upaya mendorong kepedulian masyarakat serta
pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan terpadu dan
berkualitas untuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
menuju persalinan yang aman dan selamat.
e) Inovasi ini menggunakan media sederhana, yang dikenal dengan Booklet
Posyandu Remaja dan leaflet, booklet tersebut memiliki bebrapa fungsi.
Yang pertama fungsi untuk media edukasi kepada remaja selain itu
memudahkan dalam pemberian materi atau penyampaian materi. Fungsi
yang kedua untuk remaja, untuk mengetahui kesehatan pada usia remaja.
Dengan cara ini para remaja memahami pentingnya edukasi tersebut
dilakukan
f) Dengan diadakannya posyandu remaja menggunakan media booklet dan
leaflet diharapkan remaja dapat lebih peduli terhadap kesehatannya.
6
BAB III
TINJAUAN INOVASI DAN PEMBAHASAN
C. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan inovasi ini
dan bagaimana sumber daya itu dimobilisasi?
Untuk melaksanakan inisiatif ini, sumber daya yang digunakan yaitu:
1. Sumber daya manusia
SDM yang terlibat dalam pelayanan langsung inovasi posyandu remaja
serasi ini, adalah:
a. Bidan desa di wilayah tersebut
b. Seluruh kader Desa.
c. Tokoh masyarakat, tokoh agama.
2. Media yang digunakan adalah booklet dan leaflet
F. Apa saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi dan
bagaimana kendala tersebut diatasi?
1. Di Masa Pandemi Covid-19 ini, semua kegiatan harus menerapkan protokol
kesehatan yaitu : Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir / dengan hand
sanitizer, memakai masker, jaga jarak dan pembatasan jumlah orang
berkumpul. Sehingga dalam kegiatan yang sifatnya koordinatif dan
konsolidatif harus membatasi jumlah orang yang terlibat/dihadirkan.
2. Cara mengatasi kendala ini, adalah dengan membangun komunikasi yang
intensif sehingga dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan
launching berjalan dengan lancar. Selain itu dengan menerapkan protokol
kesehatan yang ditentukan.
I. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik dari penerapan inovasi ini?
11
Inisiatif ini berhasil berkat adanya komitmen yang kuat dari mahasiswa
profesi kebidanan poltekkes surakarta, bidan desa, kader, remaja beserta
keluarga. Tanpa kerjasama dari mereka, inisiatif ini tidak akan diterima oleh
remaja dan para orang tua sehingga timbul konsekuensi.
Pembelajaran yang dipetik dari Inovasi Posyandu Remaja Serasi antara lain :
1. Partisipasi Remaja dan karang taruna sangat penting untuk keberhasilan.
Komitmen yang kuat dari para kader dan bidan desa merupakan kunci
keberhasilan dalam pelaksanaan inisiatif ini. Tanpa adanya partisipasi aktif,
kesadaran dan komitmen dari remaja, kader dan bidan maka inisiatif ini
tidak akan terwujud.
2. Melalui pembentukan posyandu remaja ini, upaya promotif dan preventif
lebih tajam menyasar pada tujuan meningkatkan derajat kesehatan remaja
dan dalam jangka panjang penurunan AKI -AKB melalui upaya dini yang
komprehensif.
3. Menjelaskan peranan setiap pihak merupakan pendorong yang besar bagi
keberhasilan inisiatif ini, sekaligus mampu merubah perilaku remaja.
4. Komunikasi yang terus – menerus dibutuhkan untuk menjaga hubungan
kerjasama. Kunjungan bidan desa dalam kegiatan posyandu remaja
minimal dua kali untuk mengfollow-up peran serta partisipasi remaja,
membantu jalur komunikasi tetap terbuka, yang menjadi kunci dalam
mengidentifikasi dan menyediakan kendala yang timbul.
5. Posyandu Remaja Serasi merupakan strategi yang tepat untuk
mengupayakan perubahan kesadaran dan peranan remaja dalam kepedulian
terhadap kesehatan dirinya
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
LAMPIRAN
13