Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAK WEDI SURABAYA

Laporan ini disusun untuk memenuhi target Blok 1 (Remaja) pada


Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Disusun Oleh:
ANJAR ARUM SITI MASITOH
P27824620005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES S URABAYA JURUSAN
KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2020
BLOK 1 : PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA .

 Target Laporan Komprehensif


1. Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Remaja dengan Kehamilan Usia Dini
di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi, Surabaya
Ny.“P” G1P00000 usia 18 tahun UK 36-37 minggu dengan kehamilan usia dini

 Target Laporan SOAP


2. Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Remaja dengan Oligonerhea di
Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi, Surabaya
Nn.”L” usia 16 tahun dengan oligomenorhea
LAPORAN

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA


NY.P USIA 18 TAHUN G1P000 USIA KEHAMILAN 36-37 MINGGU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAK WEDI SURABAYA

Disusun Oleh:
ANJAR ARUM SITI MASITOH
P27824620005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI
TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja ini dilaksanakan sebagai


dokumen/laporan praktik Blok 1 yang telah dilaksanakan di Puskesmas Tambak Wedi
Surabaya
Periode praktik tanggal 28 September 2020 s.d 10 Oktober 2020

Surabaya, 28 September 2020

Anjar Arum Siti Masitoh

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan Pembimbing Pendidikan

Istiqomah, SST, Dwi Purwanti, S.Kp., SST, M.Kes Novita Eka K. W., SST., M.Keb.
NIP. 196410281988022002 NIP. 196702061990032003 NIP. 198411302009122001

Mengetahui

Kepala Puskesmas Ketua Program Studi

drg. Ilfin Martiana Evi Pratami, SST., M. Keb


NIP. 197003112006042004 NIP. 197905242002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu yang berjudul “ Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik pada Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di Wilayah Kerja
Puskesmas Tambak Wedi Surabaya”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
menyelesaikan tugas blok 1 (remaja) pada Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk dan
saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. drg. Ilfin Martiana selaku Kepala Puskesmas Tambak Wedi Surabaya
2. Istiqomah, SST selaku pembimbing lahan sekaligus Bidan Koordinator Puskesmas
Tambak Wedi Surabaya
3. Evi Pratami, M.Keb. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Surabaya
4. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes. selaku Pembimbing Pendidikan 1 dalam praktik
lapangan Poltekkes Kemenkes Surabaya
5. Novita Eka K, SST, M.Keb. selaku Pembimbing Pendidikan 2 dalam praktik
lapangan Poltekkes Kemenkes Surabaya
6. Serta semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan laporan praktik kerja
lapangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Surabaya, 28 September 2020

Penyusun

iii
0

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan............................................................................................... ii
Kata Pengantar...................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktik....................................................................................................3
1.3 Lama Praktik......................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 5


2.1 Konsep Dasar Kehamilan Usia Dini................................................................ 5
2.2 Konsep Dasar Remaja...................................................................................... 9
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan....................................................................16

BAB 3 TINJAUAN KASUS..................................................................................23


3.1 Pengkajian....................................................................................................... 23
3.2 Assasment....................................................................................................... 27
3.3 Penatalaksanaan...............................................................................................28

BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................32

BAB 5 PENUTUPAN............................................................................................33
5.1 Kesimpilan.......................................................................................................33
5.2 Saran.................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 35

LAMPIRAN ........................................................................................................ 36

iv
BAB 1
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju kehidupan
dewasa. Masa remaja menurut WHO antara usia 10-19 tahun. Pengetahuan dan
pemahaman yang buruk tentang seks pada remaja dapat beresiko terjadi kehamilan pada
usia dini atau tertular penyakit menular seksual karena remaja cenderung menunjukkan
minat tinggi pada seks saat masa pubertas. Kehamilan remaja sangat berdampak
negative bagi ibu dan janin. Resiko pada ibu akan terjadi anemia, hipertensi gestasional,
kemungkinan depresi, perasaan kehilangan masa muda, dan status pendidikan buruk.
Sedangkan resiko pada janin adalah prevalensi prematuritas lebih tinggi, BBLR, kurang
mendapatkan ASI, dan kematian (Martos Sebastian, 2018).
Kehamilan remaja didefinisikan sebagai kehamilan yang terjadi pada anak
perempuan dengan usia di antara 10-19 tahun. Sebanyak 16 juta anak perempuan usia
15-19 tahun dan 2.5 juta anak perempuan kurang dari 16 tahun melahirkan setiap
tahunnya di negara berkembang dan menyumbang hampir sebanyak 11% untuk seluruh
kelahiran di dunia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Indonesia mengatakan pada tahun 2017 sekitar 35% remaja Indonesia usia kurang
dari 15 tahun mengalami kehamilan yang pertama baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan.
Menurut Kartono (1999) kehamilan pranikah adalah kehamilan yang pada
umumnya tidak direncanakan dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu
pada remaja yang mengalaminya, ditambah lagi dengan adanya sanksi sosial dari
masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan. Kehamilan
yang terjadi di usia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah atau seks bebas
adalah kehamilan yang tidak diharapkan (KTD) (Lesnapurnawan. 2009).
Kelompok umur remaja sangat rentan dan mudah terpengaruh terhadap
kegiatan-kegiatan yang berisiko. Gaya hidup yang sudah mengalami pergeseran nilai
dari tahun ke tahun membuat remaja pada usia dini sudah terjebak dalam perilaku
reproduksi tidak sehat dan seksual pra nikah. Perilaku seksual pranikah remaja dapat
didefinisikan sebagai segala tingkah laku yang di dorong hasrat seksual, baik dengan
lawan jenis maupun sesama jenis tanpa ikatan pernikahan yang sah dimata hukum dan
agama. Perilaku seksual pranikah remaja ini mulai dari bergandengan tangan,
berpelukan, ciuman sampai bersenggama yang dapat menimbulkan permasalahan
2

seperti KTD (kehamilan tidak diinginkan), aborsi dan IMS (infeksi menular seksual).
Kehamilan yang terjadi di usia dini merupakan salah satu risiko seks pranikah atau
kehamilan yang tidak diharapkan. Kehamilan yang pada umumnya tidak direncanakan
dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang
mengalaminya ditambah sanksi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan
kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan.
Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja
berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial, baik terhadap
ibu maupun bayinya. Faktor kondisi fisiologis dan psikososial secara intrinsik remaja,
bila diperberat lagi dengan faktor-faktor sosiodemografi seperti : kemiskinan,
pendidikan yang rendah, belum menikah, asuhan prenatal yang tidak adekuat akan
mengakibatkan resiko kehamilan dan kehidupan keluarga yang kurang baik (Anggraeni,
2015)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan akses dan pelayanan kesehatan pada remaja
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
2. Meningkatkan pendidikan keterampilan hidup sehat
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja kesehatan
reproduksi bagi remaja tentang kesehatan
4. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan penyalahgunaan
NAPZA
5. Meningkatkan upaya perbaikan gizi remaja
6. Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
7. Melakukan deteksi dini pencegahan penyakit menular
8. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan
1.3 Lama Praktik
Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Remaja dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Tambak Wedi, Surabaya pada tanggal 28 September 2020 s/d 10 Oktober
2020.

BAB 2
3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan Usia Dini


2.1.1 Definisi Kehamilan Usia Dini
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada
remaja putri berusia <20 tahun. Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalah
usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Proses pertumbuhan
berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah
pada usia minimal 20 tahun (BKKBN, 2012). Reproduksi sehat untuk hamil dan
melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia
tersebut maka akan dikatakan beresiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4 x
lebih tinggi dari reproduksi sehat (Manuaba, 2010).
2.1.2 Faktor-faktor penyebab kehamilan usia dini
Menurut Unicef (2008) dalam Tuti (2015), faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap kehamilan usia dini meliputi :
1) Tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara berkembang)
2) Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan obat-obatan
3) Kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan seksual reproduksi
terutama dari orang tua.
4) Tekanan teman untuk terlibat dalam aktivitas seksual
5) Kemiskinan
6) Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan tujuan dalam hal
pendidikan.
2.1.3 Masalah yang Terjadi pada Kehamilan Usia Dini
Menurut Unicef (2008) dalam Tuti (2015) Kehamilan pada masa remaja dan menjadi
orang tua pada usia remaja berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan
psikososial, baik terhadap ibu maupun bayinya. Perkawinan dan kehamilan yang
dilangsungkan pada usia muda (remaja) umumnya akan menimbulkan masalah-masalah
sebagai berikut: (Lesnapurnawan, 2009, Romauli, 2011)
1. Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai
kesehatan reproduksi yang sehat sehingga dapat menurunkan generasi penerus yang
sehat. Untuk itu memerlukan perhatian karena belum siapnya alat reproduksi untuk
menerima kehamilan yang akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk komplikasi.
4

Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20
tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia
20-29 tahun.
2. Masalah Psikologis
Umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang,
sehingga masih lebih dalam menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan.
Universitas Sumatera Utara Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian, karena kawin
cerai biasanya terjadi pada pasangan yang umurnya pada waktu kawin relatif masih
muda. Tetapi untuk remaja yang hamil di luar nikah menghadapi masalah psikologi
seperti rasa takut, kecewa, menyesal, rendah diri dan lain-lain, terlebih lagi masyarakat
belum dapat menerima anak yang orang tuanya belum jelas.
3. Masalah Sosial Ekonomi
Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan dalam
bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya dengan bertambahnya
umur akan makin kuatlah dorongan mencari nafkah sebagai penopang. Ketergantungan
sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stres (tekanan batin). Menurut Manuaba
(2010), penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan dengan kurun
reproduksi sehat yaitu umur 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat
reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila
ditambah dengan tekanan (stress psikologis, sosial, ekonomi), sehingga memudahkan
terjadinya :
a. Keguguran
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan
remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga non
profesional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan
kemandulan.
b. Persalinan prematur, BBLR dan kelainan bawaan
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat
bawaan.

c. Mudah terjadi infeksi


5

Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stres memudahkan
terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia
pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan
sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber
daya manusia.
e. Keracunan kehamilan
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan, dalam bentuk preeklampsia atau
eklampsia. Preeklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian yang serius karena dapat
menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi
` Remaja putri yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas
untuk melakukan gugur kandung oleh tenaga dukun. Angka kematian karena gugur
kandung yang dilakukan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui.
Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi.
2.1.4 Pencegahan kehamilan remaja
1) Mengurangi kemiskinan Angka kehamilan remaja yang paling tinggi terdapat di
daerah-daerah yang keadaan sosial ekonominya kurang. Strategi yang menurunkan
kemiskinan dan memperbaiki prospek sosioekonomi keluarga muda besar
kemungkinannya akan menurunkan angka kehamilan usia dini.
2) Memperbaiki penyediaan kontrasepsi Layanan yang menawarkan kontrasepsi
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan kaum muda, disertai dengan ekspansi lokal
fasilitas-fasilitas yang ditujukan untuk remaja. Arus disediakan suatu layanan terpadu
yang menawarkan layanan kesehatan umum dan seksual bagi kaum muda, dan layanan
tersebut diberitahukan secara luas.
3) Meningkatkan pendidikan Pendidikan seks disekolah berperan penting dalam
menurunkan kehamilan usia dini. Program pendidikan seks lebih besar
kemungkinannya berhasil apabila terdapat pendekatan terpadu antara seklah dan
layanan kesehatan.

2.2 Konsep Dasar Remaja


6

2.2.1 Definisi
Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak- kanak dan masa dewasa
yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12
sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda (Soetjiningsih, 2010 )
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun (WHO,2007). Batasan remaja menurut
WHO . Remaja adalah suatu masa dimana:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda – tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak –
kaank menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh dengan keadaan
yang relatif lebih mandiri.
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa diaman terjadi
pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadinya
perubahn-perubahan psikologik serta kognitif. Remaja tidak mempunyai tempat yang
jelas yaitu bahwa mereka tidaktermasuk golongan anak –anak tetapi juga tidak termasuk
golongan orang dewasa (Soetjiningsih, 2010).
2.2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Remaja
Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan-tahapan
yang dalam hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap lingkungan atau
sekitarnya. Masa remaja dibedakan menjadi:
1. Masa remaja awal (10-13 tahun)
a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
b. Tampak dan merasa ingin bebas
c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berfikir khayal (abstrak)
2. Masa remaja tengah (14-16 tahun)
a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
b. Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam
d. Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
e. Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
3. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
7

a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri


b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta
e. Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
2.2.3 Perubahan pada remaja
1. Perubahan Fisik
Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan 
dan laki-kali memasuki usia antara 9 – 15 tahun, pada saat itu mereka tidak
hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga
perubahan-perubahan di dalam tubuh yg memungkinkan untuk bereproduksi
atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau
sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya
menstruasi pada perempuan atau mimpi basah pada laki-laki.
a. Tanda-tanda perubahan seks primer : Mimpi basah (laki-laki), terjadinya
menstruasi (perempuan)
b. Tanda-tanda perubahan seks sekunder
Pada masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi,
termasuk pertumbuhan seks sekunder. Pada masa ini juga remaja mengalami
pertumbuhan fisik yang sangat cepat (BKKBN, 2010). Tanda-tanda seks
sekunder pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun,
penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada
lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar
kemaluan dan ketiak. Ciri-ciri seksual pada remaja putri seperti pinggul
menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan pori-pori bertambah
besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya ditandai oleh kelenjar lemak dan
keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan kelenjar lemak dapat
menyebabkan jerawat (Al-Mighwar, 2006).
2. Perkembangan Psikis Masa Remaja
Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan pada
masa remaja. Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada
remaja adalah:
a. Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:
8

- Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan


sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi
pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.
- Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar
yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian.
Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
- Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi
bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah.
b. Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:
- Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan
kritik.
- Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku
ingin mencoba-coba. Tetapi dari semua itu, proses perubahan kejiwaan
tersebut berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisiknya.
2.2.4 Faktor-faktor terjadinya masalah remaja
Faktor-faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya masalah remaja adalah :
1. Adanya perubahan-perubahan biologik dan psikologik yang akan memberikan
dorongan-dorongan tertentu, yang seringkali tidak diketahui.
2. Instistusi pendidik langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah kurang siap untuk
memberikan informasi yang benar dan tepat waktu.
3. Perbaikan gizi yang menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini. Di
daerah pedesaan yang masih berpola tradisional kejadian kawin muda masih
banyak. Sebaliknya, di daerah perkotaan dimana kesempatan sekolah dan
ebkerja semakin terbuka bagi perempuan, amka usia kawin cenderung
bertambah. Kesenjangan antara umur haid pertama dan umur perkawinan dalam
suasana pergaulan yang lebih bebas seringkali menimbulkan akses dalam
masalah seskual.
4. Semakin majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi mengakibatkan
membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi.
5. Kemajuan pembangunan, pertumbuhan penduduk dan transisi ke daerah
industrialisasi memberi dampak pada meningkatnya urbanisasi, berkurangnya
sumber daya alam dan perubahan tata nilai. Ketimpangan sosial dan
individualisme seringkali memicu timbulnya konflik perorangan maupun
kelompok. Depresi dan frustasi remaja kibat menyempitnya lapangan kerja
9

menyebabkan remaja mengambil jalan pintas, terjerumus dalam kenakalan,


tindak kriminal, narkotik dan penggunaan zat/obat berbahaya.
6. Salah satu peluang yang dapat berfungsi sunstistusi untuk menyalurkan gejolak
remaja belum sepenuhnya dimanfaatkan, yaitu upaya terarah untuk
meningkatkan kebugaran jasmani .
7. Kurangnya pengetahuan seks dan kehidupan rumah tangga serta adanya adat
istiadat yang meras malu kawin tua /“cap perawan tua” menyebabkan
meningkatnya perkawinan dan kehamilan usia remaja. Adanya UU Perkawinan
No. 1 1974 dengan usia kawin perempuan 16 tahun menyebabkan perkawinan
usia remaja semakin meningkat. (Soetjiningsih, 2010).
2.2.5 Gejala yang sering menimbulkan masalah pada remaja
Gejala yang sering dilihat dan kemudian menimbulkan masalah adalah :
1. Hubungan seks pranikah
2. Ketidaksiapan remaja mengatasi kehamilan yang diakibatkannya,telah memicu
masalah yang luas, diantaranya ; aborsi, kekejaman terhadap bayi baru lahir,
atau masalah dalam perawatan anak. Dampak sosial lain adalah adopsi oleh
orang tua remaja dengan konsekuensi sosial dan tambahan beban ekonomi.
3. Ketakutan yang tidak wajar.
4. Gangguan kesehatan akibat ketidaktahuan disertai kurangnya pengendalian diri
dan kurangnya bimbingan.
5. Tingkat kebugaran yang rendah.
6. Lambatnya perkembangan prestasi olahraga merupakan salah satu indikasi dari
derajat kesegaran jasmani kelompok remaja.
2.2.6 Jenis Masalah Remaja
Dari gejala yang tampak, masalah remaja dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu :
1. Masalah reproduksi dan penyakit yang berkaitan dengan reproduksi.
2. Masalah psikososial.
3. Masalah kebugaran.
2.2.7 Kehamilan yang tak diharapkan dan akibatnya
Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas adalah terjadi kehamilan
yang tidak diharapakan. Respon remaja dan keluarga dapat membawa risiko baik
fisik, psikis, maupun sosial :
10

1. Bila Kehamilan dipertahankan


a. Resiko fisik
Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan berbagai komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan kematian.
b. Resiko psikis atau psikologis
Ketidaksiapan menjadi orang tua merupakan masalah psikis bagi pihak
perempuan terutama. Karena kondisi psikologis remaja sendiri belum
matang/mengalami perubahan ditambah dengan masalah kehamilan,
kemiskinan, tekanan lingkungan dapat membuat remaja merasa
stress/depresi. Ketidak siapan untuk “menikah” karena keduanya belum
dewasa juga dapat menimbulkan masalah (pertengkaran, kekerasa, hingga
perceraian di kemudian hari).
c. Risiko sosial
Salah satu risiko sosial adalah berhenti/putus sekolah karena berbagai sebab
(sekolah tidak mengijinkan, atau tekanan dari lingkungan sekolah dan sosial,
keharusan mencari nafkah). Risiko sosial lain adalah menjadi objek
pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati, dan
terkena cap buruk karena menlahirkan anak “ di luar nikah”. Kenyataannya,
di Indonesia, kelahiran anak di luar nikah menjadi tanggung jawab/beban
orang tua.
d. Risiko Ekonomi
Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi membutuhkan biaya
yang besar.
2. Bila kehamilan diakhiri
a. Risiko Fisik
Perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu resiko aborsi. Aborsi
yang berulang selain bisa mengakibatkan komplikasi juga bisa menyebabkan
kemandulan. Aborsi yang tidak aman dapat menyebabkan kematian.
b. Risiko Psikis
Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan takut, cemas, panik, tertekan,
merasa bersalah, trauma proses aborsi, kesakitan, gangguan rasa percaya
diri.
c. Risiko Sosial
11

Ketergantungan pada pasanga karena rasa “tidak perawan”, hingga


mengalami KTD. Selanjutnya, remaja perempuan lebih sukar menolak
ajakan pasangannya untuk melakukan hubungan seksual.
d. Risiko Ekonomi
Biaya aborsi cukup tinggi, apalagi bila dengan komplikasi (Soetjiningsih,
2010).
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Remaja
2.3.1 Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Nama klien dan suami : Identifikasi klien.
b. Usia klien dan suami
Remaja adalah kelompok usia usia 11 atau 12 sampai dengan 20 tahun yaitu
menjelang masa dewasa muda (Soetjiningsih, 2010 )
c. Agama
Untuk memberikan motivasi pada pasien sesuai dengan agama yang
dianutnya
d. Suku/bangsa
Adat istiadat yang merasa malu kawin tua /“cap perawan tua”
menyebabkan meningkatnya perkawinan dan kehamilan usia remaja.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting dalam
memberikan pendidikan kesehatan pada klien sesuai dengan tingkat
pendidikannya
f. Pekerjaan
Pekerjaan berkaitan dengan keadaan sosio-ekonomi. Dorongan keluarga
dengan sosio-ekonomi rendah terkadang membuat anak merasa depresi
sehingga mencari jalan pintas, dengan kenakalan remaja termasuk perilaku-
perilaku seksual. Kehamilan remaja juga “memaksa” remaja untuk mencari
nafkah karena kebutuhan untuk membesarkan sangat tinggi (Soetjiningsih,
2010).
g. Alamat
Di daerah pedesaan yang masih berpola tradisional kejadian kawin muda
masih banyak (Soetjiningsih, 2010).
12

2. Keluhan Utama
Masalah masalah yang sering timbul padakehamilan di usia muda antara
lain adalah masalah kesehatan reproduk, masalah psikososial dan masalah sosial
ekonomi (Lesnapurnawan, 2009, Romauli, 2011).
3. Riwayat Menstruasi
Tidak ada permasalahan dalam riwayat menstruasi. Terkadang sulit mengkaji
HPHT pada kehamilan remaja.
4. Riwayat Obstetri yang Lalu
Kehamilan Persalinan Bayi/Anak Nifas
K Ke
No Sua Anak U Jeni Tmp Pn BB Hidup Pny AS
Pnylt Penol Seks B t
mi ke K s t ylt PB Mati lt I

Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan karena adanya


komplikasi obstetrik, partus lama, seksio sesaria dapat meningkatkan resiko
terjadinya kecemasan/depresi.

Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan berbagai komplikasi dalam


kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan kematian (Soetjiningsih,
2010).
5. Riwayat kehamilan ini
Terjadinya perubahan psikologis ibu hamil pada kehamilan trimester 1
menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mecapai peran
ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas
seperti perubahan suasana hati dan proses penerimaan diri. Pada kehamilan
remaja, hal ini tidak mudah untuk dilewati sehingga dapat mempengaruhi
riwayat kehamilan ini seperti seringnya periksa, dan masalah pada tiap trimester
kehamilan (Soetjiningsih, 2010).
6. Riwayat Kesehatan
Kehamilan remaja rentan mengalami berbagai komplikasi dan masalah
kesehatan. Perilaku kenakalan remaja berhubungan dengan perilaku seksual
remaja memungkinkan remaja menderita IMS.

7. Riwayat Kesehatan Keluarga


13

Pasien yang mempunyai riwayat penyakit keturunan keluarga dengan


gangguan psikologis dapat menyebabkan terjadinya kecemasan/ depresi.
8. Pola Fungsional Kesehatan
a. Pola Nutrisi
Ibu dengan kecemasan cenderung mengalami penurunan nafsu makan
sehingga dapat menyebabkan anemia, KEK, dan IUGR.
b. Pola Eliminasi
Terjadi perubahan pada pola eliminasi, baik BAB atau BAK saat usia
kehamilan semakin bertambah
c. Pola Istirahat
Ibu dengan Kecemasan cenderung mengalami gangguan tidur, insomnia dan
mimpi buruk.
d. Pola Aktivitas
Pola aktifitas yang berlebihan memicu untuk terjadinya resiko kehamilan
usia dini
e. Pola Kebiasaan
Kehamilan remaja terkait erat dengan perilaku seksual remaja dan kenakalan
remaja. Dapat ditemukan riwayat merokok, minum minuman keras,
narkotika, penggunaan tatto. Terkadang juga ditemukan usaha untuk
menghentikan kehamilan seperti minum obat/jamu peluntur haid, hingga
pijat perut (Soetjiningsih, 2010).
f. Pola Hubungan seksual
Dapat ditemukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan.
9. Pola Psiko, sosio dan spiritual
a. Menikah : kehamilan remaja umumnya belum menikah.
b. Lama menikah : lama menikah yang tidak sesuai dengan usia kehamilan
menunjukkan adanya hubungan seksual pranikah.
c. Kehamilan ini direncanakan : tidak direncanakan.
d. Penerimaan keluarga tentang kehamilan ini : tidak menerima.
e. Pengambil keputusan : orang tua.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum: Ttidak ditemukan gangguan pada keadaan umum.
b. Kesadaran: Tidak ditemukanj pada gangguan kesadaran
14

c. Tanda-Tanda Vital
- TD : sistolik kurang dari 110 dan diastolic <90 mmHg
- Suhu : Normal antara 360C – 370C
- Nadi : Nadi cenderung lemah < 80 x
- RR : Pernafasan normal antara 18-24 x/menit (Robert Priharjo,
1996).
d. Tinggi Badan : bila < 145cm menjadi beresiko
e. Berat badan
f. Lila : bila < 23 cm termasuk KEK.
g. Deteksi Dini Pre-eklampsi : dilakukan bila UK >18 minggu dengan
menghitung MAP, ROT, dan BMI.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : tidak oedema, tidak pucat
b. Mata : kongjungtiva merah muda, sclera putih
a. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan
tidak ada bendungan vena jugularis
b. Abdomen :tidak ada pembesaran hati, bekas operasi, tidak ada nyeri
tekan
Leopold 1 : menentukan Tinggi Fundus Uteri(TFU). Pada
kehamilan remaja dengan masalah, dapat terjadi TFU tidak sesuai
dengan usia kehamilan. Berikut adalah perbadingan TFU dengan
usia kehamilan.
Mc-Donald : Pengukuran TFU menggunakan medlin
- Leopold II : menentukan letak punggung dan menentukan letak
bagian kecil
- Leopold III : menentukan presentasi dan seberapa jauh masuk ke
panggul
- Leopold IV : menentukan bagian bawah, seberapa jauh masuk
panggul
o konvergen : bagian kecil dari kepala turun ke rongga
o Sejajar : kepala masuk PAP
o Divergen : bagian besar kepala masuk PAP
- Taksiran Berat Janin
o Jika kepala sudah masuk PAP = (TFU-11)x155
15

o Jika kepala belum masuk PAP = (TFU-12)x155


c. Ekstremitas : tidak odeme, tidak ada varises
c. Genetalia : tidak odem, tidak ada varises, tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium dan hasil USG
2.3.2 Interpretasi Data Dasar
1. Diagnosa kebidanan
G.....P.......usia kehamilan.........minggu, hidup/mati, tunggal/ganda,
intrautrin/ekstrauterin, letak janin, keadaan ibu dan janin
2. Masalah
Kecemasan/ketidaksiapan menjadi orangtua
2.3.3 Diagnosa dan Masalah Potensial
1. Diagnosa potensial
Abortus
Preeklamsia
persalinan prematur
BBLR
Anemia
Kematian
2. Masalah Potensial
Depresi
2.3.4 Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter dan dilakukan rujukan.
2.3.5 Perencanaan
Pertemuan 1
1. Jalin komunikasi interpersonal pada ibu
2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan antopometri
3. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
4. Berikan HE tentang tanda-tanda persalinan
5. Menjelaskan perubahan fisiologis pada trimester 3
6. Berikan terapi obat
7. Berikan HE keterampilan hidup sehat (PKHS)
8. Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
16

1. Ukur kecerdasan majemuk


2. Berikan HE tentang kesehatan reproduksi remaja
3. Berikan HE tentang gizi seimbang untuk remaja hamil
4. Berikan HE pentingnya melakukan aktivitas fisik secara rutin
5. Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya
Pertemuan 3
1. Berikan pelayanan terkait kesehatan jiwa (menggunakan pediatric symptom
checklist ) dan memberikan edukasi mengenai NAPZA
2. Berikan pelayanan tentang penyakit tidak menular (Diabetes Mellitus,
Hipertensi) dan pencegahan kekerasan pada remaja
3. Memberikan HE tentang pola hidup sehat dengan menerapkan CERDIK :
1) Cek kesehatan secara rutin
2) Enyahkan asap rokok
3) Rajin aktifitas fisik
4) Diet seimbang
5) Istirahat cukup
6) Kelola stress
4. Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya
Pertemuan 4
1. Berikan pelayanan lain terkait isu kesehatan lain
2. Lakukan evaluasi terkait pelayanan yang diberikan
2.3.6 Pelaksanaan/Implementasi
Menurut Kemenkes RI (2011:6). Bidan melaksanakan rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
2.3.7 Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah
selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat

BAB 3
17

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Tanggal : 08 Oktober 2020


Pukul : 10.30
Tempat : Puskesmas Tambak Wedi Surabaya

3.1.1 Data Subjektif


1. Biodata Pasien: Biodata Suami:
Nama : Nn. P Tn. I
Umur : 18 th 22 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK SMK
Pekerjaan : IRT Pedagang
Alamat : Jl. Tambak Wedi Tengah

Biodata Orangtua:
Nama Orangtua : Ny. S / Tn. G
Usia : 54 th / 57 th
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Tambak Asri
2. Keluhan Utama : Nyeri punggung dan sering BAK
3. Status Dalam Keluarga : Anak Kandung
4. Jumlah saudara dalam keluarga:
Anak ketiga dari 4 bersaudara
5. Riwayat pernikahan orangtua Anak dari pernikahan ke-1
6. Lama Pernikahan Orang Tua : 32 th
7. Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami abortus, tidak pernah menderita penyakit
menular seperti hepatitis, asma, TBC, HIV, penyakit menurun seperti hipertensi,
DM, penyakit menahun seperti jantung.
8. Riwayat penyakit keluarga
18

Ibu mengatakan di dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit
menular seperti hepatitis, asma, TBC, HIV, penyakit menurun seperti hipertensi,
DM, penyakit menahun seperti jantung.
9. Riwayat Menstruasi
Teratur/tidak : teratur Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 5-7 hari Banyak haid : 4-5 softex/hari
HPHT : 09-01-2020 HPL : 16-10-2020
Fluor Albus: kadang, gatal (-), bau (-)
No Kehamilan Persalinan Nifas Anak
Suam Penyuli UK Peno- Jenis Penyu Penyuli Sex BB Umur Lama
i t long lit t menetek
Ke
1 1 Hamil ini
10. Riwayat Obstetri
11. Riwayat Kehamilan Sekarang
Periksa hamil di Bidan 4x di Puskesmas Tambak Wedi 1x, dengan masalah :
Trimester 1 : mual, muntah (kadang)
Trimester 2 : tidak ada keluhan
Trimester 3 : kenceng-kenceng
Pergerakan anak pertama kali keamilan 4 bulan. Pergerakan aktif
BB sebelum hamil 43 kg
12. Pola Psikososial
Menikah : sudah menikah
Status Pernikahan : Menikah siri pada tanggal 29 Desember 2019 dan menikah sah
pada 26 Juli 2020
Lama menikah : 10 bulan
Penerimaan keluarga tentang kehamilan ini : menerima
Pengambil keputusan : orang tua
13. Aktifitas Sehari-hari
Kegiatan Sehari-hari : Nn. P mengatakan aktivitasnya dihabiskan dirumah dan sebagai
ibu rumah tangga seperti menyapu, menyuci, dan Nn. P masih
sering keluar jalan-jalan dengan temannya.
Apakah merokok : tidak merokok
Aktifitas olahraga : Nn. P melakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan di pagi hari.
19

Seksual : pernah melakukan hubungan seksual sebelum nikah, selama


hamil Nn. P terakhir berhubungan seksual pada usia kehamilan
sekitar 5 bulan
Obat-obatan terlarang : tidak tahu dan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
Pola makan : tidak ada gangguan nafsu makan, makan 3-4 kali sehari dengan
1 porsi terdiri dari nasi, sayur, lauk, dan buah.
Pola Istirahat : tidur malam 6 jam dan tidur siang 1 jam
Pola Personal Hygiene : mandi 2x sehari, ganti celana dalam 3x sehari

Pola Eliminasi : BAB 1x/hari, tidak ada keluhan seperti konstipasi, dll
BAK 7-8 x/hari, tidak ada keluhan

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah: 110/70

Suhu : 36,7 °C

Nadi : 82 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat
b. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
c. Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid.
d. Payudara : Tidak dilakukan pengkajian
e. Abdomen :
Leopold 1 : teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting pada bagian fundus.
Leopold 2 : Teraba bagian keras, memanjang seperti papan pada abdomen bagian
kiri (puki) teraba bagian kecil janin pada abdomen bagian kanan.
Leopold 3 : teraba bagian keras, bulat (presentasi kepala), tidak dapat digoyangkan
(sudah masuk PAP)
Leopold 4 : divergen, WHO : 4/5
20

DJJ 132x/menit
TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x 155 = 2480 gram
Genetalia : Tidak dilakukan
f. Ekstremitas Atas ki/ka: tidak oedema -/-, terdapat tattoo.
Ekstermitas Bawah ki/ka: tidak oedema -/-,
3. Pengukuran Antopometri :

IMT : 19,6

LILA : 23,5 cm

BB Sebelum hamil : 43 kg

TB : 148 cm

4. Pemeriksan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 08-10-2020


1) Hemoglobin : 11.4 gr/dL
2) Golongan darah :O
3) Protein urine : Negatif
4) Reduksi urine : Negatif
5) HbsAg : Non Reaktif
6) Syphilis : Non Reaktif

5. Program terapi yang diperoleh


Fe
Kalk
Vitamin C
3.2 Analisa Data

Ny.R G1P00000 usia 18 tahun UK 36-37 minggu dengan kehamilan usia dini
21

3.3 Penatalaksanaan

Tanggal TTD
No. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Pelaksana

1. 08-10-2020  Menjalin komunikasi interpersonal dengan


pasien
e/ pasien kooperatif dan mengetahui maksud
serta tujuan dari pengkajian yang dilakukan
 Melakukan Pemeriksaan ANC terpadu,
konsultasi poli gigi, poli psikologi, dan
pemeriksaan laboratorium
e/ pasien sudah dilakukan ANC terpadu
 Menjelaskan kepada pasien tentang hasil
pemeriksaan
e/ pasien telah mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
 Menganjurkan pasien untuk melakukan tes
swab pada tanggal 07-10-2020
e/ Pasien bersedia untuk melakukan test swab pada
tanggal 07-10-2020
 Memberikan HE tentang Keterampilan
Hidup Sehat (PKHS)
e/ pasien mengerti mengenai PKHS dan
bersedia menerapkannya
 Menjelaskan bahwa keluhan yang dialami
adalah hal wajar pada kehamilan TM 3
e/ pasien mengerti
 Menjelaskan tentang resiko kehamilan usia
dini
e/ Klien mengerti resiko kehamilan dini
 Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya
yaitu hari Jumat, 09 Oktober 2020
 e/ Klien menyetujui pertemuan selanjutnya
2 09-10-2020  Mengukur kecerdasan majemuk dan
22

menjelaskan hasilnya
e/ Dari hasil pengkajian score tertinggi adalah
kecerdasan musik dengan score 28
 Memberikan HE mengenai kesehatan
reproduksi remaja, antara lain: tanda-tanda
primer dan sekunder pubertas pada perempuan
beserta fungsinya, cara merawat kesehatan
organ reproduksi
e/ Klien mengerti mengenai penjelasan yang telah
diberikan dan bersedia menerapkan pesan
kesehatan yang diberi.
 Memberikan HE mengenai gizi seimbang
untuk remaja: makanan yang dimakan
dianjurkan merupakan makanan yang beragam.
Setiap kali makan terdiri dari makanan pokok,
lauk-pauk, buah- buahan, dan air. Yang
divisualisasikan dalam “Isi Piringku”, yaitu
antara lain:
 Porsi makanan pokok adalah 1/3 dari total
porsi makanan di piring.
 Porsi sayuran sebanding dengan porsi
makanan pokok (1:1) atau 1/3 dari total
porsi makanan di piring.
 Porsi lauk pauk + buah-buahan 1/3 dari total
porsi makanan di piring.
e/ pasien telah mengerti penjelasan yang
diberikan mengenai gizi seimbang untuk remaja
 Memberikan HE pentingnya melakukan
aktivitas fisik secara rutin yang ringan,
minimal 15 menit sehari. Aktivitas fisik dapat
berupa berbagai macam berjalan kaki, dan
melakukan pekerjaan rumah (menyapu,
mengepel, dan sebagainya).
e/ pasien mengerti mengenai pentingnya
melakukan aktivitas fisik
23

3. 10-10-2020  Memberikan pelayanan terkait kesehatan jiwa


(menggunakan pediatric symptom checklist )
dan memberikan edukasi mengenai NAPZA. e/
Hasil tes terlampir, dengan total skor 22 yang
artinya < 28 yaitu tidak ada masalah
psikososial
 Memberikan pelayanan tentang penyakit tidak
menular Diabetes Mellitus, Hipertensi) dan
pencegahan kekerasan pada remaja
e/ pasien mengerti
 Memberikan HE mengenai pola hidup sehat
dengan menerapkan CERDIK :
1. Cek kesehatan secara rutin
2. Enyahkan asap rokok
3. Rajin aktifitas fisik
4. Diet seimbang
5. Istirahat cukup
6. Kelola stress
e/ pasien mengerti mengenai tips pola hidup
sehat dengan menerapkan CERDIK, dan
bersedia menerapkannya
 Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya
yaitu hari Senin, 12 Oktober 2020 pukul 18.00
WIB via daring
e/ pasien menyetujui pertemuan selanjutnya

4. 12-10-2020  Memberikan informasi terkait isu kesehatan di


masyarakat berupa kecelakaan lalu lintas dan
penyakit menular yang sedang terjadi di
masyarakat seperti Covid-19
e/ Nn. P mengerti penjelasan petugas
 Melakukan evaluasi terkait pelayanan
yang telah didapatkan.
e/ Klien sangat kooperatif dan mudah dalam
mengerti penjelasan petugas.
24

BAB 4
PEMBAHASAN

Dari asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap Ny. P dapat diambil beberapa

pembahasan sebagai berikut: Pasien berusia 18 tahun. Hal ini sesuai dengan definisi
25

remaja yang dikemukakan oleh Soetjiningsih, yang menyatakan bahwa remaja secara

umum dapat dibagi dalam tiga tahap, remaja awal 11-13 tahun, remaja tengah 14-16

tahun, dan remaja akhir 17-20 tahun (Soetjiningsih, 2010). Dengan demikian Ny. R

tergolong dalam kategori remaja akhir (17-20 tahun).

Berdasarkan data subjektif didapatkan informasi bahwa pasien mengatakan

sering BAK dan nyeri punggung. Menurut Rukiyah (2013) pada akhir kehamilan, jika

kepala sudah masuk PAP keluhan sering BAK akan timbul. Sedangkan dari data

obyektif KU baik, kesadaran composmentis, TTV dan pemeriksaan fisik dalam batas

normal, pemeriksaan antopometri didapatkann BB: 43 kg, TB: 148 cm, LILA: 23,5 cm ,

IMT: 19,6.

Setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif, diagnosa pada

Ny. P adalah Ny.P G1P00000 usia 17 tahun UK 36-37 minggu dengan kehamilan usia

dini. Kehamilan usia dini pada remaja tersebut dapat disebabkan oleh karena hubungan

seksual (hubungan intim) dengan pacar, dengan suami, pemerkosaan, maupun faktor-

faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim. Kehamilan

pada remaja dapat menimbulkan berbagai resiko yang perlu diwaspadai.

BAB 5
PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan
26

Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny. P G1P000 UK 36-37 minggu


diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa
dewasa, rentang usia antara 11-20 tahun
2. Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada
remaja putri berusia <20 tahun Penulis dapat menentukan diagnos dan masalah
potensial yang dapat terjadi pada kehamilan usia remaja
3. Kehamilan pada usia <20 maka akan dikatakan beresiko akan menyebabkan
terjadinya kematian 2-4 x lebih tinggi dari reproduksi sehat
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan dengan asuhan kebidanan ini, mahasiswa dapat menjadikan
suatu pelajaran, pengalaman sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
mengasah keterampilan dalam memberikan asuhan serta meningkatkan mutu
asuhan kebidanan dengan asuhan yang komprehensif.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam
memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif. Untuk tenaga
kesehatan agar dapat memberikan ilmu yang dimiliki untuk membimbing
mahasiswa sehingga mahasiswa dapat lebih terampil dalam memberikan asuhan
kebidanan terutama kepada pasien dengan kehamilan usia remaja
3. Bagi Pembaca
Diharapkan laporan asuhan kebidanan ini dapat menambah pengetahuan
mengenai preeklamsia pada masa nifas sehingga dapat meningkatkan mutu
asuhan kebidanan dan perbaikan laporan asuhan kebidanan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sulistyono.http://fik.um-surabaya.ac.id/sites/default/files/dr%20Agus.pdf.
Surabaya
27

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Profil


anak Indonesia. 2018; Available from:
https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/74d38-buku-pai-2018.pdf

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2014.

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta. CV Trans Into


Medika

Sanz-Martos, Sebastián dkk. 2018. Efectividad de las intervenciones educativas


para la prevención del embarazo en la adolescencia. Atencion Primaria

Sotjiningsih, 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung


Set

Varney H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. jakarta: EGC; 2007.

LAMPIRAN

Lampiran 1

KARTU KECERDASAN MAJEMUK


28

Kuis Temukan Kecerdasanmu

Nama : Ny. P

Umur : 18 tahun

Pendidikan : SMK

Cara Pengerjaan

a. Berilah skor pada setiap pernyataan yang ada pada 8 (delapan) kelompok
pernyataan berikut.
b. Berikan skor dengan melingkari salah satu dari kode angka.
1. Jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri saya.
2. Jika pernyataan tersebut tidak terlalu sesuai dengan diri saya.
3. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan diri saya.
4. Jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan dir saya.
c. Jumlahkan skor yang di proleh pada setiap kelompok pernyataan.

KECERDASAN KINESTETIK

Jawab Pernyataan

1 2 3 4 Saya menikmati olahraga

1 2 3 4 Saya suka bekerja menggunakan tangan

1 2 3 4 Saya lebih paham ketika saya ‘bekerja dengan tangan’


dalam mengerjakan sesuatu

1 2 3 4 Saya menyukai acting

1 2 3 4 Saya suka bergerak saat bekerja

1 2 3 4 Saya lebih menyukai program olahraga di televisi

1 2 3 4 Jika di beri hadiah, saya lebih menyukai alat olahraga

1 2 3 4 Saya suka menari

1 2 3 4 Kegiatan favorit saya disekolah adalah drama

SKOR = 17

KECERDASAN MUSIK
29

Jawab Pernyataan

1 2 3 4 Saya senang menyanyi

1 2 3 4 Saya menikmati mendengarkan musik

1 2 3 4 Saya merasa suara adalah hal yang menarik

1 2 3 4 Saya memainkan alat musik

1 2 3 4 Kadang saya menciptakan lagu sendiri

1 2 3 4 Saya sering menggerakkan kaki atau jemari mengikuti irama saat


mendengar musik

1 2 3 4 Program televisi favorit saya adalah acara musik

1 2 3 4 Jika di beri hadiah, saya lebih menyukai kaset atau CD lagu-lagu

1 2 3 4 Mata pelajaran favorit saya adalah music

SKOR = 28

KECERDASAN INTERPERSONAL

Jawab Pernyataan

1 2 3 4 Saya sangat menyukai bekerja sama orang lain

1 2 3 4 Saya suka menolong orang lain

1 2 3 4 Saya senang bertemu orang-orang baru

1 2 3 4 Saya suka olahraga dalam tim

1 2 3 4 Saya memiliki banyak teman

1 2 3 4 Saya mempunyai banyak ide bagus untuk kelas kita

1 2 3 4 Acara tv favoritku adalah drama

1 2 3 4 Jika di beri hadiah, saya memilih untuk di beri paket wisata atau
berlibur bersama teman-teman

1 2 3 4 Saat-saat menyenangkan di sekolah adalah saat bekerja


kelompok

SKOR = 20
30

KECERDASAN INTRAPERSONAL

Jawab Pernyataan

1 2 3 4 Saya senang mengerjakan sendiri

1 2 3 4 Saya senang memikirkan hal-hal melalui pikiran

1 2 3 4 Saya menulis buku atau jurnal harian

1 2 3 4 Saya sering mengevaluasi diri

1 2 3 4 Saya suka memikirkan perasaan saya

1 2 3 4 Saya sering mengira-ngira apa yang di fikirkan orang

1 2 3 4 Saya suka menetapkan tujuan

1 2 3 4 Jika di beri hadiah, saya lebih menyukai di beri diary atau buku
harian

1 2 3 4 Saat-saat menyenangkan di sekolah adalah ketika boleh memilih


tugas sendiri

SKOR = 17

KECERDASAN LINGUISTIK

Jawab Pernyataan

1 2 3 4 Saya suka membaca

1 2 3 4 Saya suka menulis cerita dan puisi untuk di baca orang lain

1 2 3 4 Saya memiliki banyak perbendaharaan kata

1 2 3 4 Saya suka mengisi acak kata, tekateki silang dan mencari kata

1 2 3 4 Saya suka menceritakan humor, tekateki dan dongeng

1 2 3 4 Saya suka berpidato dan berdebat

1 2 3 4 Acar telivisi favorit ku adalah acara-acara komedi

1 2 3 4 Jika di beri hadiah, saya memilih untuk di beri buku

1 2 3 4 Mata pelajaran favorit ku adalah bahasa

SKOR = 15
31

KECERDASAN LOGIKA MATEMATIK

Jawab Pernyataan

1 2 3 4 Saya senang belajar secara bertahap

1 2 3 4 Saya suka menyelesaikan masalah

1 2 3 4 Saya senang menjelaskan bagaimana suatu hal bekerja kepada


orang lain

1 2 3 4 Bekerja dengan angka itu menyenangkan

1 2 3 4 Saya suka melakukan ekspresimen ilmiah

1 2 3 4 Saya merasa senang segala sesuatu yang logis

1 2 3 4 Acara televisi favorit saya adalah acara dokumenter

1 2 3 4 Kalau ada yang ingin memberi hadiah, saya memilih untuk


diberi game computer

1 2 3 4 Mata pelajaran favorit ku adalah matematika dan ilmu


pengetahuan alam

SKOR = 18

KECERDASAN SPASIAL

Jawab Pernyataan

1 2 3 4 Saya suka menggambar dan menulis

1 2 3 4 Saya senang membuat model, mural, dan kolase

1 2 3 4 Saya senang menggunakan gambar dan diagram untuk belajar

1 2 3 4 Saya bisa membayangkan produk akhir dalam pikiran saya

1 2 3 4 Warna sangat penting bagi saya

1 2 3 4 Saya bisa menggambar peta dalam pikiran saya

1 2 3 4 Saya lebih memilih acara televisi yang mengandung unsur seni


dan peragaan kerajinan tangan
32

1 2 3 4 Kalau ada mau memberi hadiah , saya memilih untuk diberi


puzzle

1 2 3 4 Mata pelajaran favorit ku adalah seni

SKOR = 14

KECERDASAN NATURAL

Jawab Pernyataan

1 2 3 4 Saya menyukai fotografi

1 2 3 4 Saya suka mendaki bukit

1 2 3 4 Saya mempunyai hewan peliharaan yang saya rawat sendiri

1 2 3 4 Saya senang berkebun

1 2 3 4 Saya lebih memilih acara televisi tentang alam

1 2 3 4 Saya suka berkemah dan mendaki gunung

1 2 3 4 Kalau ada yang ingin memberi hadiah, saya memilih pergi ke


kebun binatang atau outbound

1 2 3 4 Saya lebih suka berada diluar ruangan

1 2 3 4 Saya peduli lingkungan dengan cara daur ulang

SKOR = 22

Cara perhitungan:

1. Hitung total score pada setiap jenis kecerdasan


2. Jenis kecerdaan yang memiliki score tertinggi adalah potensi utama kecerdasan
anda
33

Total score tertinggi ke – 1 : Kecerdasan Musik Total Score 28


Total score tertinggi ke – 2 : Kecerdasan Natual Total Score 22
Total score tertinggi ke – 3 : Kecerdasan Interpersonal Total Score 20
Total score tertinggi ke – 4 : Kecerdasan Logika dan Matematika Total Score 18
Total score tertinggi ke – 5 : Kecerdasan Kinesttik dan Kecerdasan Intrapersonal
Total Score 17
Total score tertinggi ke – 6 : Kecerdasan Linguistik Total Score 15
Total score tertinggi ke – 7 : Kecerdasan Spasial Total Score 14

Lampiran 2

KUISIONER PEDIATRIC SYMPTOM CHECKLIST (PSC)

Panduan Pengisian dan Skoring Pediatric Sympton Checklist (PSC)


34

Pediatric Sympton Checklist (PSC) adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan
sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelaianan/masalah psikososial pada anak berusia 4-18
tahun.

Cara menilai :

1. Tentukan apakah perilaku di bawah ini tidak pernah, kadang-kadang atau sering pada peserta
yang diperiksa.
2. Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan data perilaku anak
Tidak pernah, bernila :0
Kadang-kadang, bernilai :1
Sering, bernilai :2
3. Penilaian yaitu jumlahkan nilai jawaban sesuai dan data perilaku anak,
a. Untuk anak yang berusia > 6 tahun, jumlah nilai < 28 : Tidak ditemukan masalah
psikososial. Bila jumlah nilai adalah ≥ 28 : Terdapat masalah psikososial.
b. Apabila nilai ≥ 28 diperlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunkan Kuesioner
Strenght and Difficulties Quesionnare (SDQ).

No. Perilaku Anak Tidak Pernah Kadang-Kadang Sering

1. Sering mengeluh nyeri (lokasi


berpindah, tanpa sebab yang 2
jelas)

2. Lebih sering menyendiri 1

3. Mudah lelah, kurang energik 2

4. Gelisah, tidak bisa duduk


1
tenang

5. Sering bermasalah dengan


0
guru

6. Kurang perhatian pada


0
kegiatan keseharian

7. Berperilaku seolah-olah
0
dikendalikan oleh mesin

8. Banyak melamun 1

9. Mudah beralih perhatian,


1
bingung

10. Takut pada suasana baru 0

11. Sering terlihat sedih, tidak


0
gembira

12. Mudah marah 1

13. Mudah putus asa 0


35

14. Sukar berkonsentrasi 1

15. Tidak suka berteman 0

16. Sering berkelahi dengan anak


0
lain

17. Membolos di sekolah 0

18. Penurunan prestasi di sekolah 1

19. Merendahkan atau


1
menyalahkan diri sendiri

20. Sering ke dokter tetapi tidak


0
ditemukan kelainan

21. Sukar tidur 0

22. Sering merasa kuatir yang


2
tidak beralasan

23. Lebih sering ingin selalu di


2
dekat orang tua

24. Merasa dirinya jelek 0

25. Nekat, mengambil risiko yang


0
tidak ada manfaatnya

26. Ceroboh 1

27. Merasa kurang bahagia 1

28. Bertingkah seperti anak yang


0
lebih muda usianya

29. Tidak memperdulikan aturan 0

30. Tidak menunjukkan perasaan 1

31. Tidak dapat merasakan


1
perasaan orang lain

32. Sering mengganggu orang lain 0

33. Menyalahkan diri sendiri 2

34. Mengambil barang orang lain 0

35. Menolak untuk berbagi dengan


0
orang lain

Total PSC : 22

Anda mungkin juga menyukai