Anda di halaman 1dari 50

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.S USIA 30 PRAKONSEPSI DENGAN


DENGAN ANEMIA DI PMB SUSI SUSANTI

Nama : Susi Susanti


NIM : 07210400340

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEBIDANAN PROGRAM


SARJANA TERAPAN FAKULTAS VOKASI KEBIDANAN

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

TAHUN 2023

Departemen Kebidanan UIMA 1


LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.S USIA 30 PRAKONSEPSI DENGAN
DENGAN ANEMIA DI PMB SUSI SUSANTI

Oleh:
NAMA : SUSI SUSANTI

NPM : 07210400340

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal, 04 Februari 2023

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

((Shinta Mona Lisca, S.ST, M.KM)

NIDN

Departemen Kebidanan UIMA 2


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat
kemudahan, kemurahan, ketenangan dan ampunan-Nya yang telah diberikan, sehingga
penulis dapat menyelesaian Laporan Praktik Magang yang berjudul “Laporan Individu
Ny. S Usia 30 tahun Prakonsepsi Dengan anemia” di PMB Susi Susanti “. Dalam
penyusunan laporan individu ini penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik institusi, tempat penelitian, keluarga dan yang lainnya. Oleh karena
itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai ketua yayasan Universitas Indonesia Maju Jakarta
2. Dr. H. M. Hafizurrachman, M PH sebagai Pembina Yayasan universitas
indonesia Indonesia Maju.
3. Astrid Novita, SKM.,M,KM selaku pjs rektor universitas Indonesia Maju.
4. Hidayani A MD.Keb, SKM,M.KM sebagai kepala Dapartemen Kebidanan
universitas Indonesia Maju.
5. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes sebagai Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan universitas Indonesia Maju.
6. Shinta Mona Lisca, S.ST, M.KM sebagai dosen pembimbing dalam Praktik
Magang Asuhan Kebidanan Dalam Program Sarjana Terapan universitas
Indonesia Maju.
7. Dosen penguji responsip
8. Dosen penguji responsip CI
9. Serta dosen-dosen pembimbing dalam kelompok yang senantiasa mendampingi
penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan pengarahan serta dukungan
dalam membimbing penyusunan laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan individu ini

jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

Departemen Kebidanan UIMA 3


pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Pandeglang, …… 2023

penyusun

DAFTAR ISI

COVER i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 4
C. Manfaat 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Prakonsepsi 6
B. Konseling 8
C. Kehamilan 8
D. Anemia
E. Tinjauan Tentang Proses Manajemen Kebidanan 13
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif 26
B. Data Objektif 28
C. Analisis 29
D. Penatalaksanaan 29
BAB IV PEMBAHASAN

Departemen Kebidanan UIMA 4


A. pembahasan 31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 34
B. Saran 45
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kebidanan UIMA 5


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadikehamilan dengan rentang

waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus

mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum

konsepsi bagi seorang ibu. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat

bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan-

perubahan pada saat hamil, mencegah obesitas, mencegah risiko keguguran,

persalinan premature, berat bayi lahir rendah, menghindari stress, kematian janin

mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada

saat hamil.

Kehamilan merupakan suatu keadaan membahagiakan bagi seorang

wanita karena didalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga kelak

lahirnya janin, yang diperkirakan sekitar 40 minggu kemudian (Kuswanti,

2014). Ketika seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya

sebuah komit menuntut menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat ketika hamil

menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan

kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses persalinan, serta

mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat

didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan.

Pemeriksaan ini penting karena akan membantu mengatasi kemungkinan

terjadinya kelainan genetik pada janin dalam kandunga.

Departemen Kebidanan UIMA 1


Kematian ibu atau maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil

atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat

atau usia kehamilan. Salah satu penyebab komplikasi obstetri adalah Anemia,

menurut WHO (World Health Organisation) adalah kurangnya pengertian

tentang makanan sehat, bahkan waktu hamil banyak makanan yang dibutuhkan

karena kurangnya pengertian tentang makanan sehat yang bergizi sehingga

anemia menjadi semakin parah, dimana merupakan masalah yang masih

controversial dalam kebidanan. Anemia sering kali menimbulkan konsekuensi

yang berimbas pada mordibitas dan mortalitas pada ibu (4).

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh

jaringan tubuh (5).

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia

terutama bagi Wanita Usia Subur (WUS). Anemia sebagai suatu keadaan

dimana rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit berdasarkan

nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah

(eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit atau kehilangan darah yang

berlebihan. Anemi pada WUS diketahui berdampak buruk bagi kesehatan ibu

dan bayinya. Anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan

kesakitan ibu dan bagi bayi dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian

bayi serta BBLR (Fatmah, 2016:214). Menurut World Health Organization

(WHO), anemia pada WUS yang tidak hamil didefenisikan jika kadar

Departemen Kebidanan UIMA 2


hemoglobinnya kurang dari 12gr%. Prevalensi anemia pada WUS yang tidak

hamil di dunia masih cukup tinggi pada tahun 2012 sebesar 30,2 %, sementara

target nutrisi global pada tahun 2025 dapat menurunkan 50% anemia pada

WUS. Asia termasuk negara dengan peringkat kedua terbesar setelah afrika

terkait dengan prevalensi anemia pada WUS yang tidak hamil, yaitu 31,6%. Jika

dibandingkan dengan Asia Tenggara, prevalensi WUS tidak hamil dengan

anemia cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 40,1% (WHO, 2017). Anemia

merupakan keadaan jumlah eritrosit atau kadar Hb dalam darah kurang dari

Normal <12 gr/dL atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah tidak

mencukupi untuk kebutuhan fisiologi (kemenkes RI, 2013). Berdasarkan data

riskedas tahun 2018, prevalensi anemia di Indonesia masih cukup tinggi. Pada

ibu hamil, yaitu 48,9% sebagian besarnya adalah wanita berusia 15 – 24 tahun.

Selain itu, akibat anemia pada wanita prakonsepsi berdasarkan hasil penelitian

(Qalbi, 2014) terhadap 45 wanita prakonsepsi presentasi kadar Hb normal (tidak

anemia) paling tinggi adalah (88,9%) sebanyak 40 orang, sedangkan kadar Hb

rendah yang tergolong anemia sebanyak 5 orang (11,1%).

 Faktor penyebab anemia

pada wanita prakonsepsi yaitu kurangnya kesadaran, pengetahuan, status

pendidikan, keadaan lingkungan, kurangnya asupan zat besi dan me ngenai

nutrisi (Price, 2006). Faktor lain yang mempengaruhi anemia antara lain, kurang

memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat

hamil dan menyusui dan kehilangan banyak darah (Fatmah, 2016:219)

Departemen Kebidanan UIMA 3


 Penanggulangan dan pencegahan anemia

dapat dilakukan dengan strategi, pengobatan penyakit infkeksi yang

memperbesar resiko anemia, penyediaan pelayanan yang mudah dijangkau oleh

keluarga yang memerlukan tablet tambah darah dalam jumlah yang sesuai

(Parulina, 2016). Peran bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi

untuk mengoptimalkan kesehatan ibu selama kehamilan yang meliputi deteksi

dini, pengobatan seperti pemberian tablet zat besi, pengobatan, dan rujukan dari

komplikasi tertentu. Kenyataanya pemberian tablet zat besi pada ibu belum

efektif menurunkan angka (Kemenkes, 2007).

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Melakukan Asuhan Kebidanan Prakonsepsi pada Ny S usia 30 tahun

Prakonsepsi dengan Anemia

2. Tujuan khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian data subjektif kepada Ny S usia 30 tahun

Prakonsepsi dengan anemia

b. Dapat melaksanakan pengkajian data objektif kepada Ny S usia 30 tahun

Prakonsepsi dengan anemia

c. Dapat Melakukan analisis data kepada Ny S usia 30 tahun Prakonsepsi

dengan anemia

d. Dapat melakukan penatalaksanaan kie kepada Ny S usia 30 tahun

Prakonsepsi dengan anemia

Departemen Kebidanan UIMA 4


e. Evaluasi Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis ingin mengkaji,

mendalami dan mencoba menerapkan asuhan kebidanan pada wanita

prakonsepsi dengan anemia yang diharapkan dapat membantu dalam

mengurangi angka anemia yang terjadi pada wanita prakonsepsi.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi PMB Susi Susanti

Diharapkan dapat melaksanakan asuhan Kebidanan pada prakonsepsi dengan

anemia ringan secara tepat dan benar berdasarkan teori dan kenyataan.

2. Bagi Penulis

Diharapkan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan mahasiswi profesi

kebidanan UIMA dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada prakonsepsi

dengan anemia ringan.

3. Bagi pasien

Semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari2 serta

menambah pengetahuan pentingnya mengkonsumsi makanan yg mengandung

zat besi untuk mencegah anemia sehingga merencanakan kehamilan yg sehat.

Departemen Kebidanan UIMA 5


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PRAKONSEPSI

1. Pengertian Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti

sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga

terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel

sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil.

Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu

tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan

sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi (Susilowati dkk,

2016). Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi

diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi

seorang ibu. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS yang

perlu mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi

yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang

janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses

melahirkan. Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena

setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa

prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan (Paratmanitya, dkk. 2012).

Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara

keseluruhan selama masa reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko

Departemen Kebidanan UIMA 6


dan mengaplikasikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat

dan meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat (Yulizawati, dkk.

2016).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan

setiap pasangan suami istri, baik itu secara psikologi/mental, fisik dan

finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih,2016).

Perencanaan kehamilan pasangan suami istri, baik itu secara

psikologi/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan

(Kurniasih, 2016).

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang

optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan dan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka

kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu

dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan

psikologi keluarga (Mirza, 2013).

2. Asuhan Prakonsepsii

Asuhan pra konsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada

perempuan sebelum terjadi konsepsi. Asuhan prakonsepsi adalah asuhan yang

diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah wanita mencapai

tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil

3. Tujuan Asuhan Prakonsepsi

Departemen Kebidanan UIMA 7


Tujuan asuhan pra konsepsi adalah memfasilitasi perempuan untuk

menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang dilahirkannya dalam

keadaan sehat yang optimal.Tujuan asuhan prakonsepsi lainnya adalah

memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam statuskesehatan fisik

dan emosional yang optimal saat persaiapan kehamilan.

4. Manfaat Asuhan Prakonsepsi

Manfaat asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan

emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan

prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat

mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat

mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi,

sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi

dapat lahir dengan sehat.

Ada beberapa manfaat atau keuntungan dari asuhan pra konsepsi yaitu

sebagai berikut :

a. Identifikasi keadaan penyakit

b. Penilaian keadaan psikologis

c. Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup

d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk

membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di

hadapinya

5. Langkah- Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pra Konsepsi

a. Anjurkan gaya hidup sehat

Departemen Kebidanan UIMA 8


b. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi

c. Usahakan BB ideal

d. Pemeriksaan laboratorium rutin

e. Melakukan medical check up

f. Identifikasi masalah kesehatan

g. Diet makanan bergizi seimbang

h. Membersihkan lingkungandari bahan kimia

B. KONSELING

1. Pengertian

Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan

secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal,

teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik (Saifuddin, 2016)

2. Manfaat Konseling

Manfaat dari konseling adalah Meningkatkan kemampuan klien dalam

mengenal masalah, merumuskan alternative, memecahkan masalah dan

memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri. Konseling

prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan psikologi seorang

wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak Mencakup

topik-topik seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, bagaimana cara

mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau

pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua

Departemen Kebidanan UIMA 9


C. KEHAMILAN

1. Pengertian

Kehamilan adalah matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi,

migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi

(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai ater (Manuaba, 2017).

Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio

atau fetus didalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadiselama 40 minggu,

terjadi Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat perubahan

baik fisik maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan erosional yang

kompleks, memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi

mulai dari menstruasi terakhir sampai kelahiran (38 minggu dari

pembuahan)

Risiko pada masa reproduksi bagi wanita dan pasangannya sebelum

konsepsi. Komponen asuhan yaitu sebagai berikut

a. Penilaian risiko

b. Promosi kesehatan

c. Intervensi medis dan psikososial

d. Pendidikan kesehatan yang meliputi : konseling, tindakan rujukandan

follow up.

Departemen Kebidanan UIMA 10


Seorang ibu punya tanggung jawab yang besar untuk bisa membuat

anaknya yang terlahir adalah anak-anak yang sehat dan cerdas. Bagaimana

semua itu bisa terbentuk, salah satunya dengan mengupayakan persiapan

kehamilan sehat. Kesehatan sudah diawali dari sebelum bayi dilahirkan dari

kandungan. Masa-masa kehamilan merupakan masa yang cukup rentan dan

akan menentukan bagaimana kesehatan bayi setelah lahir, bahkan ketika ia

mulai besar. persiapan kehamilan sehat juga terkait bagaimana proses

persalinan yang baik dan sehat. Masa kehamilan yang tidak dijaga dan

persiapkan akan memberikan pengaruh pada proses persalinan atau

melahirkan.

2. Persiapan kehamilan yang harus diperhatikan oleh calon ibu atau calon

bapak.

a. Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit

yang diderita sebelum hamil sampai dinyatakan sembuh atau

diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam pengawasan

b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga teratur.

Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas (kegemukan) dan

menambah berat badan bila terlalu kurus. berkonsultasi dengan bidan dan

dokter untuk dilakukan penilaian IMT atau indeks massa tubuh.

c. Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat, morfinis,

pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya, kecanduan alkohol, gaya

hidup dengan perilaku seks bebas.

Departemen Kebidanan UIMA 11


d. Meningkatkan asupan makanan bergizi dengan mengkonsumsi makanan

yang mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh dalam persiapan

kehamilan , misalnya protein,vitamin E, vitamin C, asam folat, zat besi

dan sebagainya.

e. Persiapan secara psikologis dan mental agar kehamilan yang akan

dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal - hal yang akan

memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Misalnya

tekanan psikis dalam rumah tangga, kehamilan yang menjadi beban

misalnya tuntutan keluarga untuk mendapat jenis kelamin tertentu pada

anak pertama, masalah ekonomi keluarga, kekerasaan dalam rumah

tangga dan sebagainya.

f. Perencanaan financial/keuangan yang matang untuk persiapan

pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan

persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena

timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi

yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan

pasangan dalam hal financial/keuangan.

g. Pemberian imunisasi TT Catin dengan dosis 0,5 ml secara Intarmusculer

atau subcutan, Vaksin tetanus toksoid (TT) adalah vaksin untuk

mencegah penyakit tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan tetanus

pada sang ibu. Vaksin tetanus toksoid wajib diberikan sebanyak 5 kali

suntikan dengan detail sebagai berikut:

1) Suntikan pertama: 2 minggu sebelum menikah,

Departemen Kebidanan UIMA 12


2) Suntikan kedua: sebulan setelah suntikan pertama, dengan

perlindungan 3 tahun

3) Suntikan ketiga: 6 bulan sesudah suntikan kedua, dengan

perlindungan 5 tahun

4) Suntikan keempat: 12 bulan sesudah suntikan ketiga, dengan

perlindungan 10 tahun

5) Suntikan kelima: 12 bulan setelah suntikan keempat, dengan

perlindungan lebih dari 25 tahun.

h. Melakukan pemeriksaan skrining laboratorium lanjutan, pemeriksaan ini

bertujuan untuk mengetahui secara dini kondisi kesehatan catin jika

ditemukan penyakit atau kelainan segera dilakukan pengobatan dan bila

penyakit tersebut tidak diatasi maka diupayakan masalah tersebut tidak

bertambah berat atau menular kepada pasangannya, jenis pemeriksaan

kesehatan pranikah yang perlu dilakukan yaitu :

1) Pemeriksaan hematologi rutin (Hb)

2) Pemeriksaan urinalisa lengkap

3) Pemeriksaan glukosa darah

4) Pemeriksaan HbsAg

5) Pemeriksaan VDRL

6) Pemeriksaan TORCH

D. ANEMIA

1. Pengertian Anemia

Departemen Kebidanan UIMA 13


Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam

darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah

kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan

III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II . Fatimah, Hadju et al (2017).

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke

seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya

zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis

tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-

mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan transferin menurun,

kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan

cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang

atau tidak ada sama sekali.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr%

pada trimester II ( Depkes RI, 2018 ). Anemia adalah penurunan jumlah sel

darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi

darah. Kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil

dan kurang dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Varney, 2017).

2. Tanda gejala anemia zat besi

Departemen Kebidanan UIMA 14


Gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar

yaitu : gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, gejala

penyakit dasar:

a. Gejala umum anemia Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah,

mata berkunang- kunang, serta telinga berdenging. Anemia bersifat

simtomatik jika hemoglobin telah turun dibawah 7 g/dl. Pada pemeriksaan

fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan

dibawah kuku.

b. Gejala Khas Defisiensi Besi, gejala yang khas dijumpai pada defisiensi

besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah koilonychia,

atropi papil lidah, stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster

sehingga menimbulkan akhloridia, pica. c. Gejala penyakit dasar. Pada

anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala gejala penyakit yang menjadi

penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Misalnya pada anemia akibat

cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak

tangan berwarna kuning seperti jerami.

c. Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu

makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia

parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan

jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah,

disphagia dan pembesaran kelenjar limpa

3. Patofisiologi Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil

Departemen Kebidanan UIMA 15


Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena

perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan

pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45 - 65% pada awal

kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan menurun sedikit menjelang

aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Rukiyah, 2010).

4. Penyebab anemia

Penyebab anemia yaitu karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan

darah, seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering

terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah,2014).

Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi

yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan

darah tepi. Penyebab anemia umumnya adalah Kurang gizi (malnutrisi),

Kurang zat besi dalam diet, Malabsorbsi, Kehilangan darah yang banyak :

persalinan yang lalu, haid, dan lainlain, Penyakit-penyakit kronik : TBC,

paru, cacing usus, malaria, dan lainlain (Mochtar, 2012).

5. Faktor yang mempengaruhi anemia

a. Umur Ibu

Menurut Amiruddin (2017), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20

tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil

yang berumur 20 - 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang

berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko

Departemen Kebidanan UIMA 16


yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan

keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan

dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.

b. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik

lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan

mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila

tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi

akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.

Menurut Arisman (2014) bahwa jumlah paritas lebih dari 3 merupakan

factor terjadinya anemia yang berhubungan dengan jarak kehamilan yang

terlalu dekat yaitu < 2 tahun yang disebabkan karena terlalu sering hamil

dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu.

c. Kurang Energi Kronis (KEK)

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk

mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur

(WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau

perubahan tatus gizi dalam jangka pendek.

d. Infeksi dan penyakit

Seseorang dapat terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh

akibat kondidi fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan,

pascabedah atau menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi

Departemen Kebidanan UIMA 17


cacing tambang, malaria, TBC) Ibu yang sedang hamil sangat peka

terhadap infeksi dan penyakit menular.

e. Jarak kehamilan

Menurut Ammirudin (2012) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu

dengan prioritas 1 - 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan

ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal

lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu

mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa

kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu

dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan.

f. Pendidikan

Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang

di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di

daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan

persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan

pendidikan dan tingkat social ekonomi rendah (Manuaba, 2017). Menurut

penelitian Amirrudin dkk (2012), faktor yang mempengaruhi status anemia

adalah tingkat pendidikan rendah.

6. Klasifikasi anemia

Pembagian anemia pada ibu hamil menurut Manuaba (2017) yaitu:

a. Tidak anemia Hb 11 gr/dl

b. Ringan Hb 9-10 gr/dl

c. Sedang Hb 7-8 gr/dl

Departemen Kebidanan UIMA 18


d. Berat Hb < 7 gr/dl

7. Bahaya anemia pada kehamilan dan janin.

a. Bahaya anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas

Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas,

hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi,

ancaman dekompensasi kordis (Hb <6gr%), mola hidatidosa, hiperemesis

gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Bahaya

saat persalinaan yaitu gangguan his (kekuatan mengejan), kala pertama

dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung

lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi

kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post

partum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan post

partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas yaitu terjadi

subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan

infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompesasi

kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi

infeksi mamae.

b. Bahaya anemia terhadap janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari

ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme

tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan yaitu abortus,

kematian intra uterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir

Departemen Kebidanan UIMA 19


rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah

mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensia rendah

(Manuaba, 2017).

8. Pencegahan anemia

Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :

a. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna

hijau, kacang - kacangan, protein hewani, terutama hati.

b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat,

mangga dan lain-lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

9. Penanganan anemia Ringan

Penatalaksanaan Anemia \ingan Menurut Manuaba (2017), penatalaksanaan

anemia ringan antara lain :

a. Meningkatkan gizi penderita Faktor utama penyebab anemia adalah faktor

resiko gizi, terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat

besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami anemia ringan.

b. Memberi suplemen zat besi 1) Peroral Pengobatan dapat dimulai dengan

preparat besi sebanyak 600-1000 mg seperti sulfas ferrosus atau glukonas

ferrosus. Hemoglobin dapat dinaikkan sampai 0,1 gr/100 ml atau lebih. 2)

Parental Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi peroral,

ada gangguan absorbsi, penyakit saluran pencernaan. Besi parental

diberikan dalam bentuk ferri secara intramuscular/intravena. Diberikan

ferum dekstran 100 dosis total 1000 - 2000 mg intravena.

E. Tinjauan Tentang Proses Manajemen Kebidanan

Departemen Kebidanan UIMA 20


1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang di gunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,
mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk yang
digunakan oleh bidan dalam memberi asuahn kebidanan. Langkah-
langkah dalam manajemen kebidanan menggambarkan alur pola berfikir
dan bertindak bidan dalam pengambilan keputusan klinis untuk
mengatasi masalah.
Menurut Helen Varney, proses penyelesaian masalah merupakan
salah satu upaya yang dapat digunakan dalam manajemen kebidanan.
Varney berpendapat bahwa dalam melakukan manajemen kebidanan,
bidan harus memiliki kemampuan berfikir secara kritis untuk
menegakkan diagnosa atau masalah potensial kebidanan. Selain itu,
diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerja sama. Hal ini dapat
digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya.
Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang diaplikasikan dalam
situasi apapun. Akan tetapi langkah dapat diuraikan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih rinci dan bisa berubah sesuai dengan kondisi
klien.

2. Tahapan Dalam Manajemen Kebidanan

Adapun dalam tahapan Manajemen Kebidanan yaitu :


a. Langkah I. Identifikasi data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien untuk memperoleh data dilakukan dengan

Departemen Kebidanan UIMA 21


cara : Pertama yaitu anamnesis, dimana akan didapatkan data
subjektif dari pasien seperti ibu akan mengeluhkan mudah lelah,
pusing, ibu tidak nafsu makan dan terasa lemas dan lemah.
Kedua, yaitu akan didapatkan data objektif dengan melakukan
pemeriksaan fisik sesuai dengan keluhan pasien yaitu
pemeriksaan TTV : TD 90/60 mmhg, pemeriksaan Hb dengan
cek lab digital dan manual (hb sahli) Dan pemeriksaan insfeksi
dengan melihat konjungtiva pasien
b. Langkah II. Identifikasi diagnosa/Masalah aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar
tehadap diagnosa atau masalah kebutuhan klien beradarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulakan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan, sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Diagnosa anemia ditegakkan berdasarkan data subjektif dari
pasien dan data objektif yang telah didapatkan, serta pada
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan. Anemia ditegakkan jika
didapatkan dengan keluhan pasien dan hasil pemeriksaan lab.
Jika ibu anemia , maka kemungkinan besar janin dalam
kandungan kekurangan nutrisi dan suplai zat besi dan dapat
menyebabkan masalah yg fatal pada janin yg dikandung.

c. Langkah III. Antisipasi diagnosa/Masalah potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa atau
masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada
langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial yang berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasikan. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan 33 dapat
bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar

Departemen Kebidanan UIMA 22


terjadi. Langkah ini sangat penting dalam melakukan asuhan
yang aman.
Pada kasus anemia kehamilan, maka perlu dilakukan
antisipasi terjadinya anemia berat karena pada kasus ini, anemia
merupakan gejala awal akan terjadinya anemia berat dan jika
tidak ditangani dengan baik kemungkinan akan terjadi anemia
berat, sehingga perlu untuk dilakukan antisipasi.
d. Langkah IV. Tindakan segera/Kolaborasi
Pada langkah ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan. Bidan menetapkan kebutuhan
terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan yang lain berdasarkan kondisi klien,
pada langkah ini bidan juga harus merumuskan tindakan
emergency untuk menyelamatkan ibu, yang mampu dilakukan
secara mandiri dan bersifat rujukan.
e. Langkah V. Rencana asuhan kebidanan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya dan merupakan
lanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diadaptasi. Setiap rencana asuhan harus
disertai oleh klien dan bidan agar dapat melaksanakan dengan
efektif (Jannah, 2012: 208-209).
Rencana asuhan yang akan dilakukan yaitu lakukan
kunjungan rumah, edukasi ibu tentang makanan yg bergizi yg
mengandung zat besi tinggi,berikan tablet fe sebanyak 90gr%,
anjurkan ibu untuk rutin datang ke posyandu 1 bulan sekali dan
jika ada keluhan dapat menhubungi bidan atau tenaga Kesehatan
dengan segera.
f. Langkah VI. Implementasi asuhan kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan
menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan

Departemen Kebidanan UIMA 23


keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja sama dengan kesehatan
lain. Bidan harus melakukan implementasi yang efisien dan akan
mengurangi waktu pemeriksaan serta akan meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan klien (Jannah, 2012: 211).

g. Langkah VII. Evaluasi kebidanan


Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan
yang diberikan kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus
melakukan pengamatan dan observasi terhadap masalah yang
dihadapi klien, apakah masalah diatasi seluruhnya, sebagian telah
dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru. Pada prinsipnya
tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk
menjawab pertanyaan sejauh mana tercapainya rencana yang
dilakukan.

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


Pendokumentasian adalah catatan tentang interaksi antara tenaga
kesehatan, pasien, keluarga pasien, dan tim kesehatan yang mencatat
tentang hasil pemeriksaan, prosedur pemberian tablet fe pada pasien
dan pendidikan kepada pasien, serta respon pasien tehadap semua
kegiatan yang dilakukan. Alur berfikir bidan dalam menghadapi klien
meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
seorang bidan melalui proses berfikir sistematis di dokumentasikan
dalam bentuk SOAP, yaitu :
a. S: Subjektif
Menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.
b. O: Objektif

Departemen Kebidanan UIMA 24


Menggambarkan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan
dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I
Varney.
c. A: Assesment
Menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:
- Diagnosis/Masalah
- Antisipasi diagnosis/ Kemungkinan Masalah
- Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/kolaborasi, dan atau perujukan sebagai langkah 2,
3, dan 4 varney
d. P: Planning
Menggambarkan dokumentasi tingkatan
dan evaluasi perencanaan (E) berdasarkan pengakjian
langkah 5, 6, dan 7 Varney.
Soap ini dilakukan pada asuhan tahap berikutnya, dan
atau pada evaluasi hari berikutnya. Karena pada kasus ini
memerlukan asuhan yang diberikan setiap harinya sampai ibu
sehat dan zat besi terpenuhi.

Departemen Kebidanan UIMA 25


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI

No. Registrasi :
Tanggal Pengkajian : 20 Januari 2023
Waktu Pengkajian : 13.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Susi Susanti
Pengkaji : Susi Susanti

A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny S Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 Tahuan Umur : 33 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Kp. Erjeruk Rt.003/Rw.00 3 kec. Cimanggu -
Pandeglang

1. Alasan datang
Ny S mengatakan ingin konsultasi mengenai kesehatan untuk merencanakan
kehamilan
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering pusing, lemes dan mudah cape

3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus menstruasi : 28hari, teratur
Lama menstruasi : 6-7 hari
Sifat darah : Encer
Jumlah/banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Bau : Amis khas
Warna darah : Merah kehitaman
Disminore : Tidak pernah
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Departemen Kebidanan UIMA 26


Penyuli Anak

Tgl / Penolo
Tempat Usia Jenis kehamil

Ana Thn ng Jenis


persalin kehamil persalin an
BB/ Keada
k ke persalin persalin kelam
an an an / PB an
an an in
persalin

an

1 2015 BPM 39 Normal Bidan Tidak L 3000/ Baik

minggu ada 49

4. Riwayat ginekologi
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginekologi seperti kista, mioma,
endometritis, dll.

5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu

Departemen Kebidanan UIMA 27


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu maupun
sekarang, dan pasien mengatakan tidak pernah operasi apapun

b. Riwayat kesehatan keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan pernah
menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti Jantung, DM,
Asma, Hipertensi, Hepatitis,Epilepsi, TBC, tidak ada riwayat infertil

6. Riwayat pernikahan
Riwayat perkawinan ke : 1
Umur kawin istri : 21
Umur kawin Suami : 24
Lama Kawin : 7 tahun

7. Riwayat psikososial
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karna mudah cape
dan pusing padahal ibu berencana untuk melakukan program hamil

8. Riwayat KB
Kb suntik

9. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
lama tidur : 7-8 jam/hari
keluhan : Tidak ada

b) Pola aktivitas
mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu dll.

c) Pola eliminasi
Frekuensi BAK : 4-5 x/hari, warna kuning jernih, bau khas
Frekuensi BAB : 1x sehari, Warna kecoklatan, bau khas

d) Pola nutrisi
Frekuensi : 3kali sehari, porsi 1 piring, jenis makanan nasi, lauk
ikan, sayur Tidak ada pantangan makanan

Departemen Kebidanan UIMA 28


e) Pola personal hygiene: mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari, keramas
3x/seminggu,baju ganti 2x sehari atau bila kotor
f) Pola hubungan seksual : 3-4 kali/minggu

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lelah
Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Denyut nadi : 84 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 X/menit
Suhu tubuh : 36,50C

3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 49 kg
Tinggi badan : 153cm
LILA : 24,5cm
IMT : 20,9 kg/m2

4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Pucat,
Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterus
Mulut : Tidak stomatitis, gusi tudak berdarah, gigi tidak caries
Leher : Kelenjar tyroid tidak ada pembesaran, kelenjar limfe
tidak ada pembesaran, vena jogularis tidak ada
pembengkakan
Dada : simetris
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, tidak ada tumor, nyeri
tekan tidak ada
Ekstremitas Atas : simetris, tidak ada kelainan
Ekstremitas Bawah : simetris tidak ada oedema
Anogenitalia : tidak dilakukan

5. Pemeriksaan Penunjang : HB 10 gr/dl

C. Analisis Data

Departemen Kebidanan UIMA 29


Diagnosa kebidanan : Ny. S umur 30 Tahun prakonsepsi dengan Anemia
ringan
Masalah : Cemas dengan keadaanya
Diagnosa potensial : Gangguan psikologis (stres/depresi)
Kebutuhan : - Penkes tentang Gizi
- Dukungan spiritual, emosional dan sosial

D. Penatalaksanaan
Tanggal 20 Januari 2023, pukul 13.00 WIB

1. Melakukan informed consent


- Informed consent telah di lakukan
2. Melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan Hb dengan Teknik
6 langkah
3. Memakai APD yaitu handscoon sebelum pemeriksaan Hb
4. Menginformasikan hasil pemeriksaan, TTV : TD 100/60 Mmhg, ND :
84x/menit, R: 20x/menit BB : 49 kg, TB :153 cm, LILA:24.5 cm, IMT :
20,9 kg/m2, Hb (10 gr/dl), bahwa klien mengalami anemia yang
menyebabkan ibu mudah lelah dan pusing
- pasien memahami hasil pemeriksaan dan mengerti
5. Menjelaskan tentang anemia (anemia adalah kondisi dengan kadar Hb dalam
darah dibawah normal dan penyebab anemia adalah kekurangan zat bezi)
- Pasen menerima dan memahami penjelasan petugas kesehatan.
6. Mengan jurkan ibu untuk meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
dengan pola makan bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam
makanan, terutama sumber pangan hewani yang kaya zat besi dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan AKG, seperti hati, ikan, daging dan unggas.
- Pasien bersedia melakukan nya di rumah
7. Menganjurkan klien mengkonsumsi sayur-sayuran yang berwarna hijau
(daun kelor) dan makanan yang mengandung zat besi seperti ( bayam,
kangkug dan kacang- kacangan)
- pasien mengerti dan akan melakukannya dirumah.

Departemen Kebidanan UIMA 30


8. Menganjurkan ibu mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C,
seperti jeruk, jambu, untuk membantu penyerapan zat besi.
- Ibu mengerti dan bersedia mealkukannya di rumah
9. Memberikan tablet Fe dengan dosis 1X1 tablet sebanyak 30 tablet,
- pasien bersedia meminumnya dirumah.
10. Menganjurkan pasien control ulang 1 bulan lagi
- pasien bersedia kontrol ulang
11. Melakukan pendokumentasian.
- pendokumentasian sudah di lakukan

Pandeglang, 20 Januari 2023

Pengkaji

Susi Susanti

Departemen Kebidanan UIMA 31


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis menjelaskan tentang manajemen Asuhan

Kebidanan Komunitas Pada Ny. S usia 30 Tahun Prekonsepsi dengan anemia

akan dilakukan pembahasan mengenai kesenjangan dan perbandingan antara

teori dan praktek dilapangan dengan manajemen pola pikir SOAP, yang

dilakukan pada tanggal periode 20 Januari 2023.

Dari pembahasan yang di angkat penulis, di peroleh hasil Ny. S usia 30,

tahun

1. Data subjektif

 Ny. S mengatakan ingin konsultasi mengenai kesehatan untuk

merencanakan kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori (Paratmanitya.

2012) Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam mencapai

hidup yang sehat, terutama bagi pasangan yang akan membangun

rumah tangga. Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan

konsepsi. Pra berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel

ovum dan sel sperma sehingga terjadi pembuahan. Secara harfiah

prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya pembuahan yaitu

pertemuan sel sperma dengan ovum. Periode prakonsepsi memiliki

rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi,

Departemen Kebidanan UIMA 32


tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur,

yaitu 100 hari sebelum konsepsi.

 Pada keluhan utama Ny. S mengatakan mengatakan sering pusing,

lemes dan mudah cape hal ini sesuai dengan teori Menurut (Yunita.,

2015) yang menyatakan bahwa Gejala anemia pada kehamilan yaitu

ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-

kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),

konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan

mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel

kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia

dan pembesaran kelenjar limpa.

2. Data objektif

 Pada Ny.S dilakukan pengkajian seperti pemeriksaan umum,

pemeriksaan fisik hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Halen Varney

pertama (pengkajian data), terutama yang diperoleh melalui hasil

observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan

laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain. Pencatatan dilakukan dari

hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data

penunjang yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah (Sih Rini

Handayani, 2017)

 Pada pemeriksaan TD pada Ny. S ditemukan hasil TD 100/60

mmHg dan Hb 10 gr/dl, hal ini sesuai dengan teori diamana Menurut

Departemen Kebidanan UIMA 33


(Proverawati, 2013), Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%..

3. Analisis

 Menganalisis data asuhan kebidanan prakonsepsi pada Ny. S

sehingga didapatnya diangnosa. Hal ini sesuai dengan teori dimana

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut soap

langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencangkup hal-hal

berikut ini: diagnosis/masalah kebidanan diagnosis/masalah potensial

serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk

antisipasi diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera

harus diidentifikasi manurut kewenangan bidan meliputi : tindakan

mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien ( Sih Rini

Handayani, 2017)

4. penatalaksanaan

 Pada penatalaksanaan kepada Ny. S Menganjurkan ibu untuk

meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan

bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama

sumber pangan hewani yang kaya zat besi dalam jumlah yang cukup

sesuai dengan AKG, seperti hati, ikan, daging dan ungas dan

memberikan tablet Fe. Hal ini sesuai dengan teori (Manuaba, 2016)

Meningkatkan gizi penderita Faktor utama penyebab anemia adalah

faktor resiko gizi, terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian

asupan zat besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami

Departemen Kebidanan UIMA 34


anemia ringan 2) Memberi suplemen zat besi 1) Peroral Pengobatan

dapat dimulai dengan preparat besi sebanyak 600-1000 mg

 Penulis juga menganjurkan Ny. S untuk melakukan.kunjungan ulang

apa bila masih ada keluhan

Departemen Kebidanan UIMA 35


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S usia 30 tahun

Prakonsepsi Dengan Anemia maka di dapatkan kesimpulan :

1. Penulis Telah mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada

Ny. S usia 30 tahun Prakonsepsi Dengan Anemia

2. Penulis Telah mampu melakukan Interpretasi data pada Ny. S usia 30 tahun

Prakonsepsi Dengan Anemia

3. Penulis Telah mampu melakukan penatalaksanaan anemia Ny. S usia 30

tahun Prakonsepsi Dengan Anemia

4. Penulis Telah mampu melakukan Telaah kasus dengan teori pada Ny. S usia

30 tahun Prakonsepsi Dengan Anemia

Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan keluarga binaan yang sudah diberikan

kepada Ny.S sudah dilakukan sesuai dengan Standar kewenangan Bidan dan tidak

ditemukan kesenjangan.

Departemen Kebidanan UIMA 36


A. SARAN

1. Bagi Penulis

Bagi penulis sendiri dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh

selama kuliah dan menambah pengetahuan penulis tentang laporan seminar

kasus.

2. Bagi Klien

Diharapkan klien lebih memperhatikan lagi tentang Pola hidup sehat di masa

prakonsepsi seperti cek kesehatan secara berkala, makan makanan yang begizi

seimbang sehingga dapat mencegah dan mengatasi masalah anemia sedini

mungkin.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan bermanfaat untuk dijadikan

perbandingan untuk laporan selanjutnya

Departemen Kebidanan UIMA 37


DAFTAR PUSTAKA

1) Susilowati dan Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung :


Refika Aditama

2) Pudiastuti, R, D. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal dan Patologi.


Yogyakarta: Nuha Medika

3) Chandranipapongse, W., & Koren, G. (2013). Preconception counseling for


preventable risks. Canadian Family Physician Medecin de Famille Canadien,
59(7), 737–739.

4) WHO. (2012). Meeting to develop a global consensus on preconception care to


reduce maternal and childhood mortality and morbidity.

5) Proverawati A. 2013. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medika

6) BKKBN. 2019. Kebijakan Program Kependudukan , Keluarga Berencana , dan


Pembangunan Keluarga. Jakarta: BKKBN.

7) World Health Organization. Guideline: Intermittent iron supplementation in


preschool and school-age children. World Heal. Organ. 28 (2019).
doi:10.1100/tsw.2010.188

8) Mochtar R. 2012. Sinopsis Obsetri. Jakarta : EGC

9) Paratmanitya, Y. 2012. Citra Tubuh, Asupan Makan dan Status Gizi Wanita
Usia SuburPranikah. Stikes Alma Ata. Yogyakarta

10) Makalah “Evidence based terkait asuhan remaja, pranikah, dan prakonsepsi
https://www.scribd.com/document/450002607/MAKALAH-EVIDENCE-
BASED-REMAJA-PRANIKAH-PRAKONSEPSI-docx

11) Evidence based practice and midwifery based


http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/makalah-evidence-based-
kebidanan-dalam.html

12) Rukiyah dan Yulianti, (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Trans Info Media.

13) Sih Rini Handayani MM. DOKUMENTASI KEBIDANAN. In: Kemenkes RI

Departemen Kebidanan UIMA 38


2017. 2017. p. 232

.
14) Pudiastuti, R, D. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal dan Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika

15) Manuaba, I.B.G. 2017. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, Edisi 2, Jakarta : EGC

16) Kusnawati, I. 2019. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Belajar

17) Kurniasih, Dedeh, dkk. 2010. Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Penerbit
Buku Gramedia . Jakarta.

18) Amirudin. 2012. Anemia Defisiensi Besi pada IbuHamil di Indonesia UNHAS.

19) Mochtar R. 2012. Sinopsis Obsetri. Jakarta : EGC

20) aifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2016

21) Yulizawati, El Sinta, L., Nurdiyan, A., & Insani, A. A. (2016). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education Mengenai Skrining Prakonsepsi
terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur di Wilayah Kabupaten
Agam Tahun 2016. Journal of Midwifery, 1(2), 11–20

Departemen Kebidanan UIMA 39


DOKUMENTASI

Departemen Kebidanan UIMA 40


Departemen Kebidanan UIMA 41
Departemen Kebidanan UIMA 42
Departemen Kebidanan UIMA 43
Departemen Kebidanan UIMA 44
Departemen Kebidanan UIMA 45

Anda mungkin juga menyukai