KELAS: D IV 2C
JURUSAN KEBIDANAN
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya, karena hanya dengan karuniaNya itulah penyusunan makalah ini dapat
disesuaikan dengan rencana.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itulah, Penyusun
menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat Ibu Julietta Hutabarat SST,M.Keb sebagai
Dosen Keterampilan dasar Praktek Kebidanan dapat terselesaikannya makalah ini yang berjudul
“KEGUGURAN,PENGGUNAAN KONTRASEPSI SEBELUMNYA,HAID TIDAK TERATUR’’
Kelompok kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Atas perhatian dan
tanggapan dari pembaca kami ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................... 1
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
I.1. Latar Belakang .............................................................................................. 4
I.2. Rumusan Masalah............................................................................................ 4
I.3. Tujuan.. .......................................................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
keguguran (abortus) adalah kematian embrio atau janin secara tiba-tiba sebelum usia kehamilan 20
minggu atau sebelum 5 bulan. Sebagian besar kasusnya terjadi sebelum minggu ke-13 kehamilan.
Lewat dari usia 20 minggu, risikonya biasanya akan semakin kecil. Abortus menjadi pertanda ada
sesuatu yang salah dalam kehamilan atau janin gagal berkembang dengan baik. Pada saat keguguran,
biasanya wanita akan mengalami perdarahan dan kram. Hal ini disebabkan oleh kontraksi yang bekerja
untuk meluruhkan isi rahim, yaitu gumpalan darah besar dan jaringan. Jika terjadi dengan cepat,
keguguran biasanya dapat diselesaikan oleh tubuh tanpa komplikasi. Jika terjadi abortus tetapi wanita
tersebut tidak tahu kalau dirinya mengalami kondisi ini, obat dapat diberikan untuk merangsang
kontraksi
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa arti keguguran
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari keguguran
3. Untuk mengetahui tanda-tanda daro keguguran
4. Untuk mengetahui faktor resiko keguguran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI KEGUGURAN
Keguguran adalah komplikasi kehamilan yang umum terjadi. Setidaknya sekitar 10-20 persen
kehamilan gugur sebelum waktunya. Ada lebih dari 80 persen kasus keguguran yang
dilaporkan terjadi dalam trimester pertama kehamilan.Masih mengutip dari Mayo Clinic, sekitar
50 persen kehamilan gugur saat wanita tersebut bahkan belum sadar dirinya hamil. Ibu hamil
bisa menghindari komplikasi abortus ini dengan menghindari faktor risikonya dan melakukan
pencegahan lebih lanjut.
Keguguran ada banyak jenisnya. Tiap ibu hamil mungkin bisa mengalami jenis yang berbeda,
tergantung sudah sejauh mana usia kehamilannya. Setiap jenisnya pun dapat menunjukkan
gejala yang berbeda. Berikut jenis keguguran yang harus dipahami:
1. Abortus iminens
2. Abortus insipiens
3. Abortus inkomplet atau tidak menyeluruh (incomplete miscarriage)
4. Abortus komplet atau menyeluruh (complete miscarriage)
5. Missed abortus (keguguran diam-diam)
Perbedaan jenis abortus didasari pada tingkat nyeri pada perut, gejala yang khas, dan kondisi
serviksnya apakah tertutup atau tidak.
Keguguran dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar karena tidak muncul tanda-tanda
yang mungkin jelas.
Paparan racun lingkungan yang lebih tinggi seperti asap industri, asap dari pembakaran
barang laboratorium rumah sakit, atau asap pabrik juga dapat menyebabkan janin gugur
dalam kandungan.
Ada banyak faktor risiko yang bisa menyebabkan kondisi ini terjadi:
Di atas adalah gambaran septate uterus atau kelainan bentuk rahim. yang merupakan kondisi
bawaan lahir.
Wanita pemilik septate uterus berisiko mengalami keguguran hingga 25-47 persen. Sementara
risiko keguguran pada wanita yang bentuk rahimnya normal berkisar sekitar 15 sampai 20
persen.
Dokter menyarankan asupan 600 mg asam folat tiap hari juga untuk menghilangkan bayi
kemungkinan cacat lahir.
2. Imunisasi rutin
Beberapa kondisi kronis meningkatkan risiko keguguran. Anda dapat mencegah penyakit
seperti itu melalui vaksinasi.
Hindari olahraga terlalu berat karena dapat meningkatkan suhu tubuh Anda dan mengurangi
jumlah suplai darah ke janin.
Asam lemak omega-3 yang terkandung dalam ikan dapat membantu meningkatkan produksi
hormon untuk mengurangi peradangan rahim.
Selain itu, konsumsi juga makanan yang mengandung biji-bijian seperti gandum utuh dan
sereal yang baik untuk menjaga kadar gula darah dalam tubuh tetap sehat.
2.7 Defenisi Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun
menetap.Kontasepsi ditujukan untuk wanita dengan tujuan agar tidak mempunyai anak lebih
dari 2 sesuai dengan program KB yang dicanangkan oleh pemerintah.
2.9. Macam-macam kontrasepsi
1. Kontrasepsi Alamiah : -metode lendir serviks
-metode suhu tubuh basal
: -kondom
-diafragma
-obat spermatisid
3. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
4. Kontrasepsi Hormonal : -pil
-suntik
- susuk norplant
- susuk implanon
2.10 . Cara Penggunaan Alat Kontrasepsi
1. Kontrasepsi Alamiah
Pantang berkala
Prinsip system ini ialah tidak melakukan sanggama pada masa subur. Ovulasi terjadi
14+-2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Ovum mempunyai kemampuan untuk
dibuahai dalam 24 jam setelah evulusi. Yang disebut masa subur atau ‘fase ovulasi’ terjadi
mulai 48 jam sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi. Karena itu, jika konsepsi ingin
dicegah, sanggama harus dihindarkan sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam
sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi.
Untuk menetapkan saat ovulasi, metode yang dianjurkan ialah sebagai berikut :
a. Metode Lendir Serviks
Dalam metode ini dilakukan penilaian lender serviks. Sifat cairan vagina bervariasi
selama siklus haid. Lendir di vagina diperiksa dengan cara memasukkan jari tangan klien
sendiri kedalam vagina dan mencatat bagaimana lender itu dirasakan setiap hari.
Cara kerja :
Dimulai dari hari pertama setelah haid berakhir, klien harus mencatat pola lendimnya terus
menerus sampai 8-10 hari setelah hari terakhir dengan lendir yang licin dan basa, atau hari
puncak (peak day). Hari puncak menunjukkan bahwa ovulasi telah dekat atau bahkan sering
terjadi, dan pencatatan harus diteruskan sampai ia yakin bahwa ia tidak subur lagi. Ia harus
terus mencatatat pola lendimnya setiap siklus sampai ia terbiasa memeriksa dan menilai pola
lendirnya yang dapat memakan waktu beberapa bulan. Setelah terbiasa dengan hal ini, klien
tidak perlu lagi memeriksa lendimnya setiap hari siklus haidnya ; ia dapat berhenti setelah
menjalankan Aturan Hari Puncak (Peak Day Rule) karena ia telah mencapai masa tidak
subur. Karena lendir mungkin berubah sepanjang hari, yang terbaik adalah mencatatnya pada
malah hari dan selalu mencatat lendir yang dirasakan paling subur pada hari itu.
b. Metode Suhu Tubuh Basal
Cara kerja :
Hormone progesterone, yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat termogenik
atau memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05 o sampai 0,2oC (0,4o sampai
IoF) dan mempertahankannya pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya. Peningkatan suhu
tubuh ini disebut sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar dari Metode Suhu
Tubuh Basal (STB). Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan suhu tubuh.
2. Kontrasepsi Barier
Kondom
Kondom adalh selaput karet yang dipasang pada penis selama hubungan seksual.
Kondom terbuat dari karet sintetis tipis, berbentuk silindris, dengan muaranya bepinggir tebal,
bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting susu. Kondom juga
membantu pencegahan penularan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk AIDS.
Intruksi pemakaian :
- Kondom digunakan pada penis yang ereksi sebelum penis masuk ke vagina.
- Jika kondom tak ada penampung di ujungnya, sisakan 1-2 cm di ujung kondom untuk
menampung ejakulat.
- Lepaskan kondom sebelum penis selesai ereksi, pegang kondom
pada pangkalnya dengan jari untuk mencegah sperma tumpah atau
merembes.
- Tiap kondom hanya sekali pakai dan langsung dibuang
- Jangan menyimpan kondom di tempat panas, serta jangan memakan
minyak goreng, baby oil atau jelly minyak untuk pelicin kondom, karena
akan menyebabkan kerusakan kondom.
4. Kontasepsi Hormonal
Macam-macam kontrasepsi hormonal
a. Pil
Ada tiga macam pil kontrasepsi, yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil
pascasanggama (morning after pill). Yang umum digunakan ialah pil kombinasi antara
estrogen dan progesterone. Minipil yang hanya mengandung progestin dosis rendah biasanya
diberikan pada ibu yang menyusui (hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan),
Cara menggunakan pil kombinasi
Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari 1 pil terus menerus atau sesuai
hari di dalam bungkus. Sebaiknya pil diminum dalam waktu yang kurang lebih sama tiap
harinya, misalnya malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya
terjadi withdrawal bleeding, lalu pil bungkus ke-2 diminum mulai hari ke-5 perdarahan tersebut.
Jika tidak terjadi withdrawal bleeding, pil bungkus ke-2 diminum mulai 7 hari setelah pil
bungkus pertama habis. Sedangkan pil yang berjumlah 28 diminum terus menerus tiap
malam. Tujuh pil terakhir mengandung zat besi atau gula.
b. Suntik
Saat ini terdapat 2 macam kontrasepsi suntikan, yaitu golongan progestin dan golongan
progestin dengan campuran estrogen propionate. Suntikan diberikan mulai hari ke-3 sampai
ke-5 pascapersalinan, segera setelah keguguran, atau pada interval lima hari pertama
haid. Hormone disuntikkan secara intramuskuler dalam didaerah gluterus maksimus atau
deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan, Noristerat tiap 2 bulan, dan Depo
Provera tiap 3 bulan sekali.
c. Susuk KB/Implan
Cara kerja
Menghambat terjadinya ovulasi
Menyebabkan endometrium/selaput lendir tidak siap untuk nedasi/menerima pembuahan
Mempertebal lendir serviks/rahim.
Menipiskan lapisanendometrium/selaput lendir
d. Susuk norplan
Cara kerja :
Klien diminta mencuci lengan kirinya secara bersih dengan sabun sementara peralatan
dipersiapkan.
Klien diminta berbaring dan dilakukan konseling intuk memantapkan dan menjelaskan apa
yang akan dilakukan, juaga apakah menderita alergi.
Cari daerah dilengan kiri yang tidak ada vena dan lembut 8 cm dari lipat siku, dan titik
sesuai/seperti kipas atau sesuai model mack dengan spidol.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk bersih
dan kering. Kenakan sarung tangan steril, bila diberi bedak maka hapus bedak dengan kasa
yang telah dicelup dalam air steril.
Lakukan antisepsis dengan kasa yang dibasahi betadin dengan gerakan melingkar ke arah
luar 2-3 kali seluas 8-13 cm. pasang duk steril
Suntikan anestesi infiltrasi 0,4 ml tepat dibawa kulit pada tempat insisi yang telah
ditentukan sampai insisi sedikit menggelembung. Teruskan suntikan ke lapisan dibawa kulit
kurang lebih 4 cm dan masukkan anestesi antara garis 1-2, 3-4, 5-6 masing-masing 1 ml
sambil ditarik keluar, kemudian di-massase, uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi
dengan skapel.
Buat insisi dangkal dengan skapel selebar 2 mm. Masukkan trokar dan pendorongnya
melalui tempat insisi dengan sudut 45 o sambil mengungkit kulit, sampai garis batas pertama
trokar tepat berada di luka insisi.
Pendorong dikeluarkan dan diletakkan di tempat steril. Angkat tabung dengan jari telunjuk
kanan.
Tangkap tabung dengan tangan kiri dalam posisi menadah dengan rapat. Masukkan
kapsul implant pertama dalam trokar.masukkan pendorong dan dorong sampai terasa ada
tahanan.
Lepaskan kedua tangan , periksa kelurusan posisi trokar dan periksa tahanan pada
pendorong dengan mendorong dari luar.
Tahan pendorong di tenpatnya dengan satu tangan, dan tarik keluar trokar sampai
mencapai pegangan pendorong, dorong 3 kali.
Tarik trokar dan pendorongnya secara bersamaan sampai batas tanda ke dua (pada ujung
trokar ) terlihat pada luka insisi.jangan sampai trokar keluar dari luka insisi
Tahan kapsul yang telah terpasang dengan 1 jari dan masukkan kembali trokar serta
pendorong ke arah kanan lalu ke kiri ke tujuan berikutnya.
Bila telah dipasang semua, periksa seluruh kapsul dari atas dan bawah (ingat-ingat, karena
akan digambar dalam status ). Pastikan tidak berada didekat luka insisi. Keluarkan trokar
dengan hati-hati.
Tutup dan tekan luka bekas insisi dengan kasa, lepaskan duk. Bersihkan coretan spidol
dan sekitar dengan kapas alcohol. Tarik kulit sekitar insisi agar luka tertutup dengan rapi
kemudian tutup dengan plester. Tutup dengan kasa diatasnya lalu balut sekitar lengan dengan
perban.
Setelah selesai, pasien diperbolehkan turun dan dinasihati untuk tidak terkena air sampai
perban dilepas (3 hari kemudian), bila ada keluhan diminta secepatnya datang kembali,
jangan berhubungan dengan suami dulu selama 3 hari, control seminggu lagi, dan diminta
menunggu dulu 10-15 menit diruang tunggu. Bila tidak ada keluhan, pasien boleh pulang.
e. Susuk implanon
Cara insersi implanon :
Bersihkan daerah suntikan dengan antiseptik. Lepaskan inserter steril sekali pakai dari
pembungkus aluminium, lalu lepaskan penutup jarum.
Masukkan jarum di bawah kulit di bagian dalam dan lengan atas (yang tidak dominan
sampai dengan batas sempit).
Lepaskan pengikat topangan pendorong suntikan dengan semprit sambil
mempertahankan inserter dengan tangan yang lain.
Putar pendorong suntikan 180 0. Pertahankan pendorong suntikan di tempat dengan
menekannya pada lengan dan tarik semprit dengan tangan yang lain untuk melepaskan
susuk.
Aplikasikan kasa steril dan balut tekan yang dipertahankan selama 3 hari.
Menstruasi atau haid adalah perdarahan uterus secara periodik dan siklik, yang disertai
pelepasan endometrium.3 Umumnya panjang siklus menstruasi adalah 28±7 hari, dengan
lama menstruasi 4±2 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata 20–60 ml. 14 Menstruasi pertama
kalinya pada remaja perempuan disebut menarche. Usia menarche bervariasi antara 10–16
1) Fase menstruasi
Fase paling jelas, ditandai dengan pengeluaran darah dan sisa endometrium melalui
vagina.Fase ini bersamaan dengan fase folikular ovarium. Saat korpus luteum
berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi, kadar progesteron dan estrogen menurun
ini membilas jaringan yang mati ke lumen uterus dan hanya menyisakan sebuah
lapisan tipis epitel dan kelenjar yang nantinya menjadi asal regenerasi
uterus yang membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium melalui vagina.
Kontraksi yang terlalu kuat akibat produksi prostaglandin berlebih dapat menyebabkan
disebut dismenorea.3,14,15
2) Fase proliferasi
proliferasi sel epitel, kelenjar, dan vaskular endometrium. Fase ini berlangsung dari
akhir menstruasi hingga ovulasi, kadar puncak estrogen memicu lonjakan LH yang
menjadi
penyebab ovulasi.
3) Fase sekretorik
korpus luteum baru yang mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen.
Progesteron mengubah endometrium menjadi kaya vaskular dan glikogen yang mana
dipersiapkan untuk
implantasi.
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:
2.14.1 Gangguan siklus haid
a. Polimenorea
Siklus haid lebih pendek dari normal, yaitu kurang dari 21 hari, perdarahan
kurang lebih sama atau lebih banyak daripada haid normal. Penyebabnya adalah
hormonal dan
laboratorium lain.3
b. Oligomenorea
Siklus haid lebih panjang dari normal, yaitu lebih dari 35 hari, dengan
c. Amenorea
primer ialah kondisi dimana seorang perempuan berumur 18 tahun atau lebih tidak
haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya merujuk pada gangguan
gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Ada pula
1) Hipermenorea (menoragia)
Merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari
endometrium, dan sebagainya. Terapi kelainan ini ialah terapi pada penyebab
utama.3 2) Hipomenorea
Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih sedikit dari
1) Dismenorea
a. Pengertian
umumnya berupa kram dan terpusat di bagian perut bawah. 17 Rasa kram ini seringkali
disertai dengan nyeri punggung bawah, mual muntah, sakit kepala atau diare. 14 Istilah
dismenorea hanya dipakai jika nyeri terjadi demikian hebatnya, oleh karena hampir
semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bagian bawah sebelum dan selama
haid. Dikatatakan demikian apabila nyeri yang terjadi ini memaksa penderita untuk
i. Dismenorea primer
Merupakan nyeri menstruasi yang diasosiasikan dengan siklus ovulasi dan
sekunder
Merujuk pada nyeri saat menstruasi yang diasosiasikan dengan kelainan pelvis,
seperti endometriosis, adenomiosis, mioma uterina dan lainnya. Oleh karena itu,
b. Epidemiologi
studi di dunia, dimana perempuan usia remaja memiliki angka yang lebih
Canada yang diikuti oleh lebih dari 1.500 perempuan menstruasi yang dipilih acak
menyebutkan bahwa angka kejadian dismenorea sedang hingga berat terjadi pada
60% responden, yang menyebabkan penurunan aktivitas pada 50% responden serta
absen pada sekolah atau pekerjaan pada 17% responden. 19 Studi lain pada populasi
massa tubuh kurang dari 20, menarche dini(sebelum usia 12 tahun), serta jarak antar
menstruasi dan durasi menstruasi yang lebih panjang. Sedangkan kontrasepsi oral,
olahraga dan
c. Patofisiologi
Berbagai studi menghasilkan fakta bahwa iskemik miometrium oleh karena
Endometrium pada fase sekretori mengadung simpanan besar asam arakidonat, yang
Kontraksi otot polos uterus menyebabkan rasa kram, spasme perut bagian bawah,
nyeri punggung bawah serta persalinan atau aborsi yang diinduksi prostaglandin. Pada
saat peningkatan level tonus basal(>10 mmHg), menimbulkan tekanan intrauterus yang
terjadi lebih sering(>4-5kali/ 10menit) dan tidak beritmik. Ketika tekanan intrauterus
melampaui tekanan arteri untuk periode waktu yang terusmenerus, hasil iskemi dalam
produksi metabolit anaerob merangsang neuron C tipe kecil, yang berkontribusi pada
nyeri saat dismenorea. Selain itu, PGF 2α dan PGE2 dapat menstimulasi kontraksi otot
polos bronkus, usus dan vaskular, yang menyebabkan bronkokonstriksi, mual, muntah,
meskipun beberapa perempuan juga mengalami nyeri di paha dan punggung bawah.
Penurunan aliran darah ke uterus dan peningkatan hipersentivitas saraf perifer juga
berkontribusi
yang berhubungan dengan kelainan pelvis, seperti endometriosis, nyeri semakin berat
sering terjadi pada pertengahan siklus dan selama seminggu sebelum menstruasi,
d. Diagnosis
dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan tidak terdapat kelainan pelvis seperti
Secara umum, tes laboratorium dan laparaskopi tidak dibutuhkan untuk diagnosis,
tetapi USG transvaginal dapat sangat membantu untuk mengidentifikasi mioma uterus,
endometrioma dan adenomiosis pada dismenorea sekunder. 17,20
Usia saat menarche dan onset dismenorea, interval antar menstruasi, volume dan
durasi menstruasi, serta gejala bercak antar menstruasi atau premenstruasi adalah
riwayat menstruasi yang perlu diperhatikan. Selain itu hubungan antara onset nyeri dan
onset menstruasi, derajat dan lokasi nyeri, dan gejala lain seperti mual, muntah, diare,
nyeri punggung, atau sakit kepala juga perlu diketahui. Hal lain yang perlu ditanyakan
pada pasien adalah sejauh mana rasa nyeri mengganggu kegiatan sehari-
progres derajat nyeri dari waktu ke waktu, serta kemunculan nyeri selain saat
maupun sekunder.17
Onset nyeri pada wanita dengan dismenorea primer dilaporkan sebelum usia 25
mempunyai onset nyeri setelah usia 35 tahun serta nyeri pelvis kronis yang tidak
premenstruasi, dispareunia, efektifitas yang terbatas dari terapi obat-obat anti inflamasi
non steroid(NSAID) dan peningkatan derajat keparahan dari waktu ke waktu. Obat-obat
NSAID sangat efektif dalam mengurangi nyeri pada dismenorea primer, nyeri yang sulit
dengan kontur ireguler, sedangkan pada kasus endometriosis bisa terdapat stenosis
servikal dan pembesaran ovarium, serta pada kasus adenomiosis sering dihubungkan
e. Terapi
ii. NSAID
70%-90% penderita. Beberapa contoh NSAID yang dapat dipilih adalah derivat
dan menurunkan aliran menstruasi. Golongan fenamat juga memblok aksi prostaglandin. 3,17
Terapi NSAID dapat dimulai saat onset menstruasi dan dilanjutkan selama
durasi nyeri.Perempuan dengan dismenorea berat dapat memulai terapi 1-2 hari sebelum
Terapi hormonal berupa kontrasepsi oral juga efektif pada dismenorea dan
dapat menjadi pilihan pertama pada perempuan yang aktif secara seksual yang
pada terapi NSAID. Efikasi kontrasepsi oral didapat dari kerjanya menginhibisi
Pada penderita dengan terapi NSAID dan atau terapi hormonal yang tidak
berkurang nyerinya serta mengalami nyeri berulang dan nyeri yang lebih berat perlu
terapi
Syndrome/Tension
a. Pengertian
beberapa hari sebelum mulainya haid dan menghilang sesudah haid mulai,
meskipun terkadang berlangsung sampai selesai haid.Keluhan yang sering muncul
umumnya berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual,
pembesaran dan rasa nyeri payudara, dan lain-lain. Keluhan pada kasus berat
dapat meliputi depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi, dan lain-lain. 3,17
b. Etiologi
Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, tetapi salah satu faktor yang
yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan faktor-
faktor psikologis.3,17
c. Penanganan
sebelum haid serta pemberian diuretik dapat dilakukan untuk mengurangi retensi
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masalah siklus haid yang tidak teratur ini beberapa merupakan hal yang wajar terjadi. Namun
beberapa juga disebabkan alasan medis. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk
berkonsultasi pada dokter mengenai siklus haid. Pemeriksaan rutin kesehatan rahim pun