Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA

SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU : Tri Marini, SST, M. Keb

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2:

 Salva Kafadia Sitepu (P07524419109)


 Shindy Novita Sari (P07524419110)
 Sonia Dewiyanti (P07524419113)

KELAS : DIV/3C

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

TA. 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang MahaEsa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah penyusunan
“makalah -Masalah Lazim Pada Bayi, Anak Balita Dan Usia Prasekolah. -Upaya Promosi Dan
Prefentif Pada Bayi Dan Balita. – Tehnik Pengumpulan data Fokus Melalui Peremeriksaan Fisik
Pada Bayi Dan Anak Balita.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itulah,
Penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat ibu Tri Marini, SST, M. Keb
selaku dosen mata kuliah Asuhan Pada Bayi, Balita, Dan Anak Pra-Sekolah” ini dapat
disesuaikan dengan rencana.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Atas
perhatian dan tanggapan dari pembaca kami ucapkan terimakasih.

Medan, 2 Februari 2022

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Kegawatdaruratan Neonatal Dengan Asfiksia.................................................. 2

B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kegawatdaruratan Pada Neonatus............ 3

C. Asfiksia Neonatal.............................................................................................. 3

D.Klasifikasi Asfiksia Neonatarum....................................................................... 5

BAB IlI PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................... 11

B. Saran................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata kuliah Asuhan Pada Bayi, Balita Dan Anak Pra-Sekolah. memberikan kemampuan
pada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan pada neonatus dengan masalah yang lazim
secara efektif, aman dan holistic dengan memperhatikan aspek budaya berdasarkan standar
praktik kebidanan dan kode etik profesi.Dalam makalah ini anda akan mempelajari asuhan pada
bayi baru lahir dengan masalah yang lazim. Hal ini akan memberi kemampuaan kepada
mahasiswa untuk memberikan asuhan pada bayi pada bayi baru lahir dengan masalah yang lazim
sehinggga dapat menerapkannya ketika praktek di lahan praktek dan memasuki dunia kerja.
untuk membantu anda menguasai kemampuan diatas, dalam modul ini akan disajikan
pembahasan dan latihan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan masalah yang lazim.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kegawatdaruratan neonatal ?


2. Apa yang dimaksud dengan kegawatdaruratan neonatal dengan kasus asfeksia?

C. Tujuan

1. Megetahui apa yang dimaksud dengan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Kasus Asfiksia.
2. Mengetahui apa saja materi kebijakan Kegawatdaruratan Neonatal Pada Kasus Asfiksia

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Masalah lazim pada bayi, anak balita dan usia prasekolah


A. Bercak Mongol (Mongolian Spot)
Suatu makula biru-hitam yang ditemukan didaerah lumbosakral pada 90% bayi bayi indian,
negro dan oriental disebut bercak mongol. Bercak ini kadang-kadang dijumpai pada bahu dan
punggung dan dapat meluas sampai pantat. Secara histologic, bercak mongol terdiri dari selsel
pigmen berbentuk kumparan yang terletak dalam didalam dermis, lesi memudar dengan
perjalanan waktu, tetapi sisanya dapat menetap sampai usia dewasa.

B. Hemangeonma
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak akibat proliferasi
(pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada
setiap jaringan pembuluh darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak
berusia kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah tampak sejak bayi dilahirkan
(30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di
setiap tempat pada permukaan tubuh seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada.

C. MUNTAH DAN GUMOHPADA BAYI

Muntah bisa disebabkan karena berbagai hal seperti berikut ini.


1. Kelainan kongenital
Pada saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esophagus,
hirschprung, tekanan intrakranial yang tinggi.
2. Infeksi pada saluran pencernaan.
3. Cara pemberian makan yang salah.
4. Keracunan
Gumoh (regurgitasi) adlh gejala klinis dan merupakan keadaan fisiologis yg normal pada bayi di
bawah 1 thn. Gumoh terjadi karena ada udara di dlm lambung yg terdorong keluar kala makan
masuk ke lmbung bayi.

2
D. Oral Trush
Oral trush = sariawan / stomatitis pd mulut bayi ( kandidiasis pseudomembranosa akut
Ad: Oral trush adalah terinfeksinya membran mukosa mulut bayi oleh jamur Candidiasis yang
ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan dan membentuk plak-plak berkeping di
mulut, terjadi ulkus dangkal. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala demam karena
adanya iritasi gastrointestinal.
Oral trush terjadi karena adanya infeksi jamur (Candida albican) yang merupakan organisme
penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina, dan saluran cerna.

E. DIAPER RASH
⚫ Termasuk kandidiasis kulit setempat / lokal pada daerah bokong &
selangkangan, sehingga berbentuk seperti popok / diaper
⚫  kulit kemerahan, gatal, basah, vesikel kecil, kadang2 bersisik
⚫ Penyebab : tersering jamur candida albicans
⚫ Pengobatan dilakukan dgn membersihkan pantat dgn sabun lembut & air,
keringkan betul2 setiap kali membersihkan, biarkan pantat mendapat udara
dgn membiarkan popok terbuka jika memungkinkan, gunakan krim yg
sesuai dgn jenis ruam yg tibul

F. SEBOREA =DERMATITIS SEBOROIT

Sebhorrea adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada
daerah yang memiliki banyak kelenjar sebaseanya, biasanya didaerah
kepala
Patofisiologi
⚫ Diduga karena : disfungsi kelenjar sebasea ⚫ Pengaruh hormon kehamilan ibu

G. KONSTIPASTI
i. Adalah kesulitan / kelambatan pengeluaran tinja ⚫ Panyebabnya adalah :
ii. Neurogenik  psikogenik, meningomielokel, tumor, trauma tlg balakang, peny.
Hirschprung
iii. Muskular  atonia, gangguan metabolik & elektrolit
iv. Mekanik  fisura anal, abses perirektal, stenosis, tumor , tinja keras
(diet kurang serat), dehidrasi

3
H. BISULAN

Pengertian
Bisulan/furunkel adalah radang folikel dan
jaringan sekitarnya Etiologi
1. Staphylococcus aureus
2. Ada bentuk lain dari furunkel yaitu kurbunkel yaitu beberapa furunkel yang
berkonfluensi menjadi kurbunkulosis

Patofisiologi
 Perjalanan penyakitnya bermula dari infiltrat kecil yang dalam waktu
singkat membesar berupa vodus yang eritematus yang berbentuk
kerucut .
 Kemudian di tempat rambut keluar tampak bintik putih sebagai mata bisul (nodus akan
melunak/supurasi) menjadi abses yang akan pecah melalui lokus minoris resistensial
yaitu muara folikel. Rambut menjadi rontok/terlepas. Jaringan nekrotik yang keluar
berupa pus dan berbentuk fisiel.
I. MILIARIASIS
Miliariasis adalahDermatosis yg disebabkan oleh retensi keringat yaitu akibat
tersumbatnya pori kelenjar keringat Peradangan kulit akibat obtruksi mekanis kelenjar keringat
Disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntat

Pengobatan
Prinsip pengobatan adalah mengurangi produksi keringat & memberi kesempatan agar
sumbatan pori itu lenyap sendiri Sebaiknya penderita tinggal di ruangan yg menggunakan ac (air
conditioning) / ditempat sejuk & kering udaranya, sebaiknya diusahakan ventilator.

Tanda dan gejala


- Infeksi cupak rambut setempat, akut, benjolan nyeri, semu putih
dikelilingi daerah merah, keras pada sentuhan. Sesudah beberapa hari
keluar dan kemudian keluar inti/mata
- Tempat tumbuh di leher, ketiak, muka, pantat dan tungkai. Gejala
mungkin terjadinya nyeri panas setempat

4
-
J. DIARE

Pengertian
Keadaan frekuensi bab > 4x pd bayi dan > 3x pd anak,konsistensi
encer,dapat berwarna hijau,atau dapat pula bercampur lendir dan darah
atau lendir saja.
Gambaran klinik
 Cengeng, gelisah, suhu biasanya nafsu makan krg/ tdk
ada, kemudian timbul diare, tinja cair, mungkin disertai
lendir atau lendir dan darah
 Warna tinja makin lama berubah kehijauan, anus dan daerah sekitarnya
lecet
 Tinja makin lama makin asam
 Muntah

Klasifikasi
DIARE DEHIDRASI BERAT
Gejala:
 Letargi atau tidak sadar
 Mata cekung
 Tdk bisa minum / malas minum
 Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

Tindakan / pengobatan
 Tangani sesuai rencana terapi C
 Jika perlu dirujuk Rujuk
 Jika mungkin tetap beri ASI
 Cegah agar gula darah tidak turun
 Pertahankan suhu bayi

DIARE DEHIDRASI RINGAN / SEDANG


Gejala :

5
a. Gelisah / Rewel
b. Mata cekung, haus / minum dgn lahap
c. Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Tindakan / Pengobatan
a. Tangani sesuai rencana terapi B
b. Rujuk segera, tetap oralit
c. Tetap berikan ASI
d. Jaga bayi tetap hangat
e. Lakukan asdas bayi muda
f. Kapan harus kambali
g. Kunjungan ulang 2 hari lagi

DIARE TANPA DEHIDRASI


Tindakan :
 Beri ASI lebih sering dan lebih lama
 Lakukan Asuhan dasar bayi muda
 Jika perlu tangani sesuai rencana terapi A

DIARE PERSISTEN BERAT


Yaitu diare 14 hari atau lebih
Pengobatan/Tindakan
 Atasi dehidrasi sebelum dirujuk
 Cegah agar gula darah tidak turun
 Menjaga bayi tetap hangat
 Rujuk segera Jika ada darah dalam tinja Kemungkinan adalah Disentri
Tindakan / Pengobatan
• Atasi Dehidrasi
• Cegah gula darah turun
• Jaga bayi agar tetap hangat
• Rujuk Segera
RENCANA TERAPI A :
Penanganan Diare di rumah‖

Jelaskan kepada ibu ttg 3 aturan prwtan di rumah:

6
 Beri cairan tambahan
 Lanjutkan Pemberian makanan/ ASI
 Kapan harus kembali
RENCANA TERAPI B:
Penanganan dehidrasi sedang / ringan dgn oralit

Rencana terapi C
Beri IV Secepatnya,jika anak bisa minum beri oralit melalui mulut,sementara infus disediakan
beri 100 ml/kg cairan RL / NaCl

2. Upaya Promosin Dan Prefentif Pada Bayi Dan Balita


Upaya promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan meliputi :

1. Upaya Promotif
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya
promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang sehat
meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatannya adalah pendidikan kesehatan
tentang cara memelihara kesehatan.

2. Upaya Preventif
Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Sasarannya adalah kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko
tinggi agar tidak jatuh/ menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya seperti
imunisasi.

3. Tehnik Pengumpulan Data Fokus Melalui Pemeriksaan Fisik Pada Anak Dan
Balita

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehidupan awal neonatus merupakan masa kritis, karena kehidupannya merupakan masa
transisi dari intra uteri ke ekstra uteri. Dalam kandungan, semua kebutuhann terpenuhi dari
ibu melalu plansenta (transplacenta). Saat menghirup udara luar/ekstra uteri, maka semua
organ yang ada pada neonatus harus berfungsi. Dalam kehidupan diluar, bukan kondisi
fisiknya saja yang harus beradaptasi dengan fungsinya. Tetapi tidak kalah pentingnya adalah
lingkungan neonatus itu sendiri. Apabila internal fungsinya terganggu akan berdampak pada
kasus kegawatdaruratan neonatal, demikian pula dari lingkungan neonatus yang tidak kalah
pentingnya sebagai sumber kegawatdarutan neonatal, misalnya tetanus neonatorum, infeksi.
Kegawatdaruratan neonatal ini membutuhkan ketrampilan tenaga kesehatan khususnya bidan
untuk bisa melakukan penatalaksanaan yang tepat dan cepat atau cepat dan tepat untuk
menyelamatkan bayi.

8
DAFTAR PUSTAKA

UNICEF, WHO, Bank W. Levels and trends in child mortality report 2018 Estimates Developed
by the UN Inter-agency Group for Child Mortality Estimation [Internet]. World Health
Organization. 2018. Available
from: https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/levels_trends_child_mortality
_2018/en/

Chasanah SU. Peran Petugas Kesehatan Masyarakat dalam upaya Penurunan Angka Kematian
Ibu Pasca MDGs 2015. J Kesehat Masy Andalas. 2017;9(2):7

Mayasari B, Arismawati DF, Idayanti T, Wardani RA. Hubungan Persalinan Prematur dengan
Kejadian Asfiksia Neonatorum di Ruang Bersalin RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto. Journal Nurse Health. 2018;7(1):42-o50.

Mundari R. Hubungan Kejadian Preeklampsia dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD


Wates Kulon Progo. Jurnal Kesehatan “Akbid Wira Buana.” 2017;2(1):17-24.

Anda mungkin juga menyukai