Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK KLNIK

ASUHAN KEBIDANAN BBL PADA BAYI NY. A DENGAN


DIAPER RASH DI PMB ISNANI, S.Tr.Keb BEUREUNUEN
KABUPATEN PIDIE

Di Susun Oleh:

YUDILIA, S.Tr.Keb
NIM: 1590121080

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH BANDA ACEH
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN BBL PADA BAYI NY.A DENGAN DIAPER RASH


ISNANI, S.Tr.Keb BEUREUNUEN

Di Susun Oleh:

YUDILIA, S.Tr.Keb
NIM: 1590121080

Menyetujui

Preseptor Pembimbing

( Isnani, S.Tr. Keb )


( Siti Hasanah, SST, M.Kes )

Banda Aceh, ………………………….


Ka. Prodi

Hj. Eulisa Fajriana, M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik dengan judul
“Asuhan Kebidanan BBL Pada bayi Ny. A Dengan Diaper Rash Di PMB
Isnani, S.Tr.keb Beureunueun, Kab. Pidie ”, yang dapat diselesaikan dengan
baik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan

hambatan, tetapi berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang telah

membantu serta para dosen-dosen yang telah banyak membantu penulis dengan baik,

penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa penulis

mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu dalam membuat

makalah ini hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum

sempurna, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini penulis mengharapkan

kritik-kritik dan saran-saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya, serta dapat dimanfaatkan

dengan baik untuk menjadi pedoman bagi mata kuliah selanjutnya. Atas perhatiannya

diucapkan terima kasih.

Banda Aceh, Juni 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ruam popok adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat. Ini bisa

terjadi jika ia popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak

menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam popok

merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan

timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki

kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam

beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream

khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu, angka

kejadian ruam popok berbeda-beda disetiap Negara, bergantung pada hygiene,

pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan popok dan

menurut juga berhubungan dengan faktor cuaca. 10-20 % Diaper dermatitis

dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Sedangkan prevalensi pada

bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan.

Sementara itu Rania Dib, MD menyebutkan ruam popokk berkisar 4-35 % pada

usia 2 tahun pertama.

Meskipun ruam popok menyebabkan sakit dan sangat mengganggu bayi

Ibu, namun biasanya tidak berbahaya. Ruam popok umumnya terjadi pada bayi

dengan kulit yang lebih sensitive. Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok

yang basah atau infeksi jamur, maka hanya dengan melepas popok dan
membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu menyembuhkan.Pastikan Ibu

mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh pantat bayi dan mengeringkannya

sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk

membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat ruam popok.

B. Tujuan

Mampu melakukan asuahn kebidanan pada Bayi Baru Lahir dan

melakukan pendokumentasian SOAP BBL dengan Diaper Rash

C. Manfaat

Dapat menambahkan pengetahuan pada ibu tentang cara melakukan perawatan

pada bayi dengan Disper Rash.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Ruam popok (diaper rash) adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah

pantat. Ini bisa terjadi jika ia popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu

kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan

eksema.

Ruam popok merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang

ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada

bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini

akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi

lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa

waktu.

Ruam popok (diaper rash) adalah gangguan yang lazim ditemukan pada

bayi. Gangguan ini banyak mengenai bayi berumur kurang dari 15 bulan,

terutama pada kisaran usia 8 – 10 bulan.

Ruam Popok adalah peradangan di daerah yang tertutup popok, seperti

sekitar alat kelamin, pantat, dan pangkal paha bagian dalam. Ruam popok sering

dialami oleh bayi baru lahir. Biasanya berwarna kemerahan disertai lecet-lecet

ringan dan gatal. Ruam popok terjadi karena ada gesekan antara popok dengan

kulit bayi. Hal ini karena kulit bayi masih sangat peka dan sensitif. Jika dia

memakai popok maka kulitnya otomatis tertutup, akibatnya kulit menjadi

lembab. Kelembaban yang berlebihan inilah yang memicu timbulnya ruam

popok.
B. Anatomi Fisiologi

Organ Kulit

1) Epidermis (Kutilkula)

Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis

dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti

berikut :

a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.

Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan

epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami

pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.

b) Stratum lusidum

Berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut.Semakin

banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan

menjadi semakin gelap. Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini

juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari

yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang

tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit

menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya

bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang

hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini

disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin

hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet dapat merangsang pembentukan

melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit.


Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini

disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten

c) Stratum granulosum

Menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri

atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan

epidermis.

d) Stratum germinativum,

Sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang

aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel

kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di

atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih

baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan

gugur.

2) Dermis

Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang

terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu

sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya

lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar

30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan

bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar

dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis

terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya.

a) Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor

pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-

otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-

saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.

b) Pembuluh Darah

Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh

darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat

tumbuh

c) Kelenjar Minyak (glandula sebasea)

Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini

dapat menjaga agar rambut tidak kering.

d) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)

Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk

botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak

terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan

lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan

telapak kaki.(Sukma)

e) Serabut Saraf

Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf

sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin,

nyeri, dan sebagainya.

Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang

memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat

memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat).


C. Etiologi

Beberapa faktor penyebab terjadinya ruam popok ( diaper rash, diaper dermatitis,

napkin dermatitis ), antara lain:

1. Iritasi atau gesekan antara popok dengan kulit.

2. Kurangnya menjaga hygiene. popok jarang diganti atau terlalu lama tidak segera

diganti setelah pipis atau BAB (feces).

3. Infeksi mikro-organisme (terutama infeksi jamur dan bakteri)

4. Alergi bahan popok.

5. Gangguan pada kelenjar keringat di area yang tertutup popok.

6. Kebersihan kulit yang tidak terjaga.

7. Jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing.

8. Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab

9. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, detergen

D. Jenis-jenis Iritasi Pada Kulit Bayi Jenis-jenis Iritan

Pada bayi, struktur kulitnya lebih tipis, ikatan antar selnya lebih lemah dan

lebih halus. Kulit bayi juga memiliki pigmen yang lebih sedikit, dan tidak mampu

mengatur temperatur seperti halnya anak-anak dengan usia lebih tua atau orang

dewasa. Munculnya kemerahan dan peradangan pada kulit merupakan salah satu

gejala dari reaksi alergi pada tubuh bayi. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit

kulit yang umum dijumpai pada bayi

1. Intertrigo

 Intertrigo mengacu pada suatu peradangan pada lipatan tubuh. Hal ini

biasanya terletak di paha bagian dalam, ketiak, dan bagian bawah payudara
atau perut. Lipatan tersebut membuat kulit tampak merah, gatal dan

menyebabkan rasa sakit bila terjadi gesekan. Umumnya terjadi pada bayi

yang gemuk.

 Penyebabnya bisa terjadi karena lembab berlebihan pada lipatan bayi, yang

tidak pernah mendapatkan udara.

 Yang harus dilakukan : Cuci bagian dalam lipatan kulit bayi Anda dengan

air dan oleskan krim penghalang zinc-oxide atau petroleum jelly untuk

melindungi kulit bayi.

2. Biang keringat

 Biang keringat atau lebih dikenal dengan sebutan miliaria, biasanya terjadi

pada leher, wajah, punggung, atau bokong bayi. Secara klinis miliari terlihat

dengan adanya kulit kemerahan disertai rasa gatal sehingga bayi rewel,

dengan gelembung-gelembung kecil berair.

 Penyebab : Udara panas, cuaca lembab, pakaian yang ketat dan aktivitas bayi

yang tinggi dapat memicu ruam biang keringat.

 Yang harus dilakukan : Sedapat mungkin hindari bayi Anda dari suhu yang

terlalu panas dan berikan pakaian yang longgar. Dengan begitu, ruam akan

terlihat lebih baik dalam waktu sekitar 30 menit.

3. Seborrhea

 Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas,

yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah, kadang pada

bagian tubuh lainnya seperti belakang telinga, leher, pipi, dan dada. Penyakit

ini yang paling sering terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan. Pada kulit

kepala, seborrhea tampak seperti ketombe, sisik kuning atau berkerak.


 Penyebab : belum diketahui.

 Yang harus dilakukan : Lakukan pengobatan tradisional dengan

menggosokan minyak zaitun ataubaby oil pada kulit kepala bayi Anda,

kemudian sikat dengan lembut.

4. Eksim

 Eksim dapat muncul di manapun pada tubuh bayi mulai dari usia 3 sampai 4

bulan, meskipun sangat jarang ditemukan di daerah bekas pemakaian popok.

Eksim atau sering disebut eksema, atau dermatitis adalah peradangan hebat

yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada

kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Kondisi yang lebih

parah, penyakit ini juga dapat menyebabkan kulit berubah menjadi merah,

mengeluarkan nanah, dan kerak.

 Penyebab : Apa pun bisa menjadi pemicu bayi rentan terhadap eksim (dengan

predisposisi genetik atau riwayat alergi dalam keluarga). Setiap bayi

mempunyai pencetus eksim yang berbeda-beda. Ada orang yang setelah

memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada pula

yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain

 Yang harus dilakukan : Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan

rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat

kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat

kulit menjadi lebih lembab. Untuk kasus yang lebih parah, konsultasikan

dengan dokter Anda soal penggunaan salep steroid, untuk mengurangi

peradangan.

5. Dermatitis kontak
 Dermatitis kontak adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena kulit telah

terpapar oleh bahan yang mengiritasi atau menyebabkan reaksi alergi.

Dermatitis kontak akan menyebabkan ruam yang besar, gatal dan rasa

terbakar.

 Penyebab : Jika ruam terjadi di seluruh tubuh bayi Anda, maka sabun atau

deterjen mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Jika dada dan lengan yang

terkena, pelakunya bisa dari baju yang kotor

 Yang harus dilakukan : Pada kasus ringan dan sedang, penghindaran bahan

iritan (penyebab iritasi) dan penggunaan krim yang mengandung hidrokortison

(kortikosteroid) dapat membantu mengurangi gatal dan kemerahan di kulit.

Pada kasus yang berat, obat yang diminum jenis kortikosteroid dan antiradang

diperlukan untuk mengurangi peradangan dan gatal. Sebaiknya lakukan

konsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum menggunakan krim

hidrokortison atau antihistamin.

6. Candidal diaper dermatitis, yakni ruam popok yang disebabkan oleh

infeksi jamur Candida albicans. Sekitar 40-70% ruam popok yang berlangsung

lebih 3 hari dapat memicu terjadinya kolonisasi jamur kandida.

7. Bacterial diaper dermatitis, yakni ruam popok yang disebabkan oleh

infeksi kuman (bakteri), terutama Staphylococcus, Streptococcus dan

Enterobacteriaceae. Jenis ruam popok karena infeksi kuman yang kerap dijumpai

adalah impetigo dan sesulitis (cellulitis) serta folikulitis (folliculitis).

8) Granuloma gluteal infantum, merupakan gangguan kulit pada ruam popok.

yang jarang terjadi. Biasanya timbul karena terlalu lama iritasi dan infeksi mikro-

organisme yang tidak diobati.


E. Cara Mencegah dan Merawat Bayi yang Menderita Diaper Rash 

1. Mencegah Diaper Rash

Saat ini sekitar 50 % bayi dan balita yang menggunakan popok sering mengalami

Diaper Rash , maka ada tips-tips untuk mencegah Diaper Rash :

 Segera ganti popok setelah buang air besar

 Gunakanlah popok sekali pakai sesuai dengan daya tampungnya

 Bersihkan kulit dengan air hangat setelah buang air besar. Gunakan sabun,

bilas sampai bersih lalu keringkan. Anginkan sebentar baru pakai popok yang

baru

 Agar kulit bayi/balita tidak lembab, setiap hari paling sedikit 2-3 jam

bayi/balita tidak memakai popok

2. Merawat Bayi yang Menderita Diaper Rash Perawatan Ruam Popok

Perawatan kulit yang seksama dan higienis adalah penanganan terpenting ruam

popok. Berikut beberapa tips perawatan ruam popok yang dapat membantu

penyembuhan ruam popok pada bayi.

 Ganti popok lebih sering dari biasanya

 Cuci bersih kulit bayi dengan sabun yang lembut, lalu keringkan.

 Setelah dibersihkan, biarkan kulit terbuka terhadap udara, tanpa popok

beberapa saat.

 Makanan tertentu mungkin dapat memperburuk ruam. Jangan memberikan

makanan tersebut pada bayi sampai ruam hilang.

 Jika ruam disebabkan oleh dermatitis alergi, hentikan penggunaan sabun atau

detergen baru, yang dapat menyebabkan ruam.


 Jika ruam ternyata disebabkan oleh infeksi candida, gunakan krim obat luar

anti jamur.

3. Perawatan Medis Ruam Popok

Jika bayi ternyata memiliki infeksi candida, dokter mungkin akan

merekomendasikan krim atau obat anti jamur. Jika ruam bukan karena infeksi

jamur, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan dengan krim atau

salep steroid topikal. Jika bayi memiliki impetigo (infeksi bakteri), dokter

mungkin akan memberikan obat antibiotik.

F. Tanda dan Gejala Gejalanya antara lain :

1. Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai crytaema

2. Crupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan, perut

bawah paha atas.

3. Keadaan lebih parah terdapat : crythamatosa.

4. Kulit kemerahan dan lecet. Kulit pada lipatan kaki lecet dan berbau tajam.

5. Awal ruam biasanya timbul di daerah kelamin, bukan di dubur.

6. Beruntutan di daerah kelamin, pantat, dan pangkal paha.

7. Timbul lepuh-lepuh di seluruh daerah popok.

8. Bila penyakit telah berlangsung lebih dari 3 hari, daerah tersebut sering

terkolonisasi ( ditumbuhi) oleh jamur, terutama jenis Candida Albicans, sehingga

kelainan kulit bertambah merah dan basah

9. Mudah terjadinya infeksi kuman, biasanya staphylococcus aureus atau

Sreptococcus beta hemolyticus sehingga kulit menjadi lebih bengkak, serta di

dapatkan nanah dan keropeng

10. Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri.


G. Patofisiologi

Hampir semua bayi pernah mengalami ruam atau lecet karena pemakaian

popok. Lokasi yang sering terkena adalah bagian pantat, sekitar kemaluan, maupun

paha. Bahkan, jika bakteri yang terdapat dalam urine bayi Anda terurai menjadi

amonia, ruam ini bisa bertambah parah. Tentu saja keadaan ini sangat tidak

menyenangkan buat si kecil.

Bayi yang senang tidur lama sebenarnya tidak ada masalah. Tetapi masalahnya bila

popoknya basah berkali-kali dan membuatnya lembab. Karena penyebab ruam popok

yang paling utama adalah popok yang lembab. Popok yang lama terkena air seni dan

tinja bisa menimbulkan iritasi pada kulit. Bila Bunda tak segera membersihkannya,

bakteri dan jamur akan tumbuh. Selain karena lembab ada juga bayi yang memang

alergi terhadap popok sekali pakai. Lebih baik gunakan popok tradisional dengan

resiko Bunda harus lebih sering menggantinya bila bayi buang air kecil atau besar.

Penggunaan produk bayi yang mengandung parfum juga bisa meningkatkan resiko

terkena ruam popok termasuk juga deterjen untuk mencuci pakaiannya. Disarankan

menggunakan diapers tanpa pewangi. Tetapi alangkah baiknya bila melakukan upaya

pencegahan, seperti :

1. Ganti popok sesering mungkin. Bila si kecil buang air besar, jangan menunda-

nunda untuk segera menggantinya.

2. Minimalisasikan penggunaan tissue basah untuk membersihkan area popoknya.

Air bersih adalah pilihan terbaik.

3. Hindari menggesek kulit bayi walau pun dengan handuk lembut. Sebaiknya tepuk-

tepuk dan angin-anginkan saja pantat si kecil untuk mengeringkannya.


4. Beri sirkulasi udara untuk area kulitnya yang terkena popok dengan cara

menggunakan popok kain, khususnya pada waktu tidur.

5. Jangan mengikat atau merekatkan popok terlalu kencang. Perhatian Bila ruam

tidak hilang lebih dari 3 hari konsultasikan segera ke dokter, terutama bila timbul

demam dan tidak nafsu makan.

6. Jangan mengolesi ruam (bintik-bintik merah) dengan lotion atau baby oil.

Gunakan salep anti jamur yang mengandung Zinc di bawah pengawasan dokter.

H. Manifestasi Klinis

umumnya terjadi pada minggu ketiga hingga minggu kedua belas, namun dapat

pula dialami oleh anak yang lebih tua dan orang dewasa yang mengalami inkontinensia

urin. Gambaran yang paling sering dijumpai pada diaper rash ini berupa eritema yang

meluas pada permukaan kulit yang bersentuhan dengan popok (diaper), yakni bokong,

genital, perut bawah dan area pubis serta paha bagian atas. Bagian yang lebih dalam

dari lipatan kulit biasanya tidak mengalami eritema. Sulit untuk dibedakan dengan

dermatitis kontak alergi. Diaper rash sendiri dapat diakibatkan oleh beberapa keadaan,

misalnya pada infeksi. S. Aureus memberikan manifestasi berupa impetigo bullosa

dengan gambaran vesikel yang tersebar dan bulla, Pada Infeksi Streptococcus grup A

muncul eritema perianal, disuria, gatal pada vagina, dan inflamasi vulva. Apabila glans

penis mengalami erupsi yang berat, maka dapat timbul gejala retensi urin.

Beberapa varian dari diaper rash dapat terjadi, invasi sekunder oleh C. albicans

apabila terjadi, memberikan gambaran eritem yang lebih kemerahan, dan juga

melibatkan area lipatan kulit. Pinggiran dari lesi semakin jelas, sedikit bergerigi dan

memiliki skuama pada pinggirnya. Dalam area marginal, dapat juga ditemukan adanya

pustul kecil dan juga ditemukan pada daerah sekitar dari eritem yang memberikan
gambaran lesi satelit. Diaper rash Menunjukkan erosi, skuama pada pinggir, dan lesi

satelit Jacquet erosive dermatitis merupakan bentuk terberat dari diaper rash Kondisi

ini dapat muncul ada diare, dengan gambaran klinis berupa erosi, nodul eritem, ulkus

dengan batas tegas dan pinggiran yang meninggi. Milaria juga dapat muncul pada

daerah dimana popok menutup kelenjar ekrin kulit. Pada reaksi akut, eritem tampak

mengkilap dan juga kulit tampak terkelupas. Hipopigmentasi pasca inflamasi juga

dapat terjadi pada bayi yang memiliki banyak pigmen. Bentuk lain yang juga dapat

ditemui, area eritem dengan batas yang tegas namun memiliki skuama psoariasiformis

dikenal sebagai napkin psoriasis.

Erupsi kulit terbatas hanya pada daerah yang tertutupi oleh popok, atau

mungkin juga menunjukkan daerah yang sering mengalami gesekan dengan popok.

Erupsi kulit dapat juga terlokalisir pada daerah lateral dari paha atas, bokong,

umumnya unilateral namun dapat juga bilateral pada posisi perekat dari popok

bersentuhan. Pola ini mungkin menunjukkan diaper rash akibat efek iritasi, namun

dapat juga diakibatkan sensitisasi oleh bahan perekat itu sendiri.

I. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan histopatologi menunjukkan perubahan sesuai manifestasi klinis

dan juga spongiosis akut, subakut ataupun kronik, atau infiltrasi inflamasi pada lapisan

dermis.

J. Penatalaksanaan 

1. Pencegahan

a) Gantilah popok segera setelah anak kencing atau berak. Hal ini mencegah

lembab pada kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat khususnya


sepanjang malam hari. Gunakan popok dengan longgar sehingga bagian yang

basah dan terkena tinja tidak menggesek kulit lebih luas. Bersihkan dengan

lembut daerah popok dengan air. Anda tidak perlu menggunakan sabun setiap

kali mengganti popok atau setiap kali buang air besar. (Bayi yang mendapat

ASI dapat BAB sebanyak 8 kali per hari). Gunakan sabun hanya bila tinja tidak

mudah keluar.

b) Jangan menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan masalah

dengan pernapasan pada bayi anda.

c) Hindari selalu membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit.

Alkohol atau parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit bayi.

2. Penanganan

a) Gantilah popok yang telah penuh sesering mungkin

b) Gunakan air bersih untuk membersihkan area popok setiap kali mengganti

popok. Gunakan air mengalir sehingga anda dapat membersihkandan membilas

tanpa tidak perlu menggosok.

c) Tepuk sehingga kering; jangan menggosok. Biarkan area di udara terbuka

sehingga benar-benar kering

d) Gunakan tipis-tipis ointment atau krim pelindung (seperti yang mengandung

zinx ixide atau petrolatum) untuk membentuk lapisan pelindung pada kulit.

Salep ini biasanya tebal dan lengket dan tidak hilang, seluruhnya pada

penggantian popok berikutnya. Perlu diingat garukan keras atau gosokan kuat

hanya akan lebih memperberat kerusakan kulit.

3. Pengobatan
a) Konsultasikan dengan dokter anda bila ruam: Melepuh atau terdapat nanah

Tidak hilang dalam waktu 48 sampai 72 jam Menjadi lebih berat

b) Gunakan krim yang mengandung steroid jika dokter merekomendasikan. Krim

tersebut jarang diperlukan dan mungkin berbahaya.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADABAYI BARU LAHIR DENGAN


DIAPER RASH DI PMB ISNANI, S.Tr.Keb
1) Identitas Bayi
Tanggal pengkajian ; 05 Juni 2022
Nama Anak : By Ny. E
Umur : 40 Hari
Tgl./ Jam Lahir: 24 Februari 2022, pukul 08. 00 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan

2) Identitas Ibu Ayah

Nama : Ny. E Tn. K


Umur : 24 tahun 30 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku Bangsa : Aceh / Indonesia Aceh / Indonesia
Pendidikan : PT SMA
Pekerjaan : PNS Wiraswasta
Alamat ; Beureunuen, Kab. Pidie Beureunuen, Kab. Pidie

DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya sudah 2 hari anaknya tampak gelisah dan
ada bintik – bintik merah pada daerah punggung

2. Riwayat Kehamilan Sekarang


ANC sejak usia 18 minggu. Riwayat ANC teratur. Frekuensi 9 kali di PMB oleh
bidan.
Imunisasi ; TT 1 dan TT2 dan TT3
Kebiasaan TIdak ada, normal seperti kehamilan biasa
Komplikasi ; Tidak ada
Janin ; Tunggal
3. Riwayat intranatal
Lahir tanggal ; 24 Februari 2022
Jam ; 08.00 WIB
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong ; Bidan
Komplikasi ; tidak ada
Kala I : 6.5 jam
Kala II : 35 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam

4. Riwayat bayi baru lahir


BB ; 3300 gram
PB ; 50 cm
Nilai apgar ; 1 menit/5 mneit/10 menit; 10/10/10

Apgar skore 1 menit 5 menit 10 menit


Denyut jantung 2 2 2
Pernafasan 2 2 2
Tonus 2 2 2
Peka ransangan 2 2 2
Warna 2 2 2
Total 10 10 10

Caput succedaneum ; tidak


Cacat bawaan ; tidak
Penghisapan lender ; tidak
Resusitasi ; tidak ada
Kelainan kongenital :tidak ada

DATA OBJECTIF
1. Pemeriksaan umum
Keaadaan umum ; Lemah
Kesadaran ; Composmentis
Pernapasan ; 58 x/ menit
Nadi ;110 x/ menit
Suhu ; 36º C
2. Pemeriksaan fisik
Kepala ; Tidak ada caput, normal
Ubun-ubun : normal, tidak benjolan
Muka : Simetris, tidak pucat dan tidak oedema
Mata : Conjungtiva merah muda, sclera putih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen yang keluar
Hidung : Tidak ada benjolan, tidak ada nafas cuping
Mulut : Tidak ada bibir sumbing (labioskisis dan
labio palatokosis)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe
Dada ; simetris
Abdomen ; normal, tidak kembung

Punggung : Tidak ada spina bifida, dan terdapat bintik


bintik merah atau ruam
Ekstremitas : Jumlah jari lengkap dan warna kulit merah
Muda
Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora
dan vagina berlubang
Anus : Ada, berlubang

Refleks

Refleks Moro : Kuat, bayi menggerakan kedua lengan

seperti gerakan memeluk saat diberi

rangsangan mendadak.

Refleks Rooting : Kuat, bayi menoleh saat pipinya


disentuh.
Refleks Walking : Kuat, bayi mengangkat tungkai
seperti gerakan melangkah jika kakinya
menyentuh permukaan yang keras.
Refleks Grafis : Kuat, kaki akan menekuk jika

meletakan jari di dasar jari kakinya.

Refleks Suching : Kuat, bayi berusaha menghiap jika

ada benda yang menyentuh bibirnya.

Refleks Tonik Neck : Kuat, bila kepala bayi ditorehkan


ke satu sisi ekstremitas pada satu sisi akan

ekstensi dan jika berlawanan akan fleksi.

Antopometri

a. Lingkar Kepala : 32 cm

b. Lingkar Dada : 30 cm

c. LILA : 11cm

d. PB / BB : 50 cm /3000 gram

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

ASSESMENT

Bayi baru lahir Ny. E umur 40 hari dengan Diaperash

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya sedang mengalami

diaper rush atau ruam popok, yaitu bintik merah pada daerah bokong

disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urin atau kotoran yang

berlangsung lama dibagian popok

2. Memberitahu ibu untuk mengganti popok bayi setiap kali basah, setiap

hari paling sedikit 2 – 3 jam agar kulit bayi tidak lembab.

3. Menganjurkan ibu untuk membersihkan kulit dengan air hangat setelah

bayi buang air besar. Menggunakan sabun, kemudian membilas sampai

bersih, lalu keringkan. Mengangin – anginkan sebentar, kemudian

dipakaikan popok yang baru.

4. Memberikan terapi salep baby cream dan memberitahu ibu untuk

mengoleskan 2 x sehari pagi dan sore hari setelah bayi dimandikan pada
daerah bokong yang terdapat bintik – bintik merah

5. Memeberitahu ibu untuk menggedong bayinya agar bayinya tidak

kedinginan, karena suhu badan bayi dibawah suhu normal.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diaper rash adalah infeksi jamur yang di sebabkan karena adanya kelembaban

yang berlebihan pada lipatan popok. Sehingga terjadi iritan yang dapat mengiritasi

kulit pada bayi.

B. Saran

Jika ruam pada bayi Ibu disebabkan oleh popok yang basah atau infeksi jamur,

maka hanya dengan melepas popok dan membiarkan kulitnya terkena angin sudah

mampu menyembuhkan. Pastikan Ibu mengganti popoknya dengan rutin. Membasuh

pantat bayi dan mengeringkannya sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga

menggunakan krim khusus untuk membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat

ruam popok.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E Marilynn, dkk. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 3.


Posted by Defka Blog. Askep Ruam Popok.
Li C, Zhu Z, Dai Y. Diaper Dermatitis: A Survey of Risk Factors for Children Aged
1 - 24 Months in China. J Int Med Res. 2012;40
www.google.com / Diaper Rash. (Online, diakses 11 februari 2022).
www.tanya dokter anda.com / Diaper rash. (Online; siakses 11 februari 2022 ). 6.
Sabzghabaee AM, Nili F, Ghannadi A, Eizadi-Mood N, Anvari M. Role of
menthol in treatment of candidial napkin dermatitis. World J Pediatr.
2011;7(2):167-70

Anda mungkin juga menyukai