KELOMPOK 8
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial ini. Laporan ini disusun berdasarkan
pemicu “batuk”. Dalam Kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada tutor dan
semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan tutorial ini.
Kami menyadari laporan yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata kami mengharapkan laporan
tutorial ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
KELOMPOK 8
DATA PELAKSANAAN TUTORIAL
I. JUDUL BLOK
“Integumentary System”
III. TUTOR
dr.Kangga Chandra Sp.THT-KL
IV. TUTORIAL 1
Hari/Tanggal : Senin, 14 Desember 2020
Pukul : 10.00-12.00 WIB
V. TUTORIAL 2
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Desember 2020
Pukul : 10.00 −¿12.00 WIB
More info 1 :
Sekitar 10 hari sebelumnya wanita tersebut membersihkan pekarangan rumahnya menggunakan
sarung tangan karet. Wanita ini juga senantiasa mencuci sendiri pakaian dan peralatan rumah
tangga menggunakan deterjen. Pemeriksaan KOH negatif
More info 2 :
Setelah mendapat pengobatan,kulit pasien sembuh.Dua minggu lesi kulit sembuh pasien
menjalalani pemeriksaan tempel (patch test).Pada pemeriksaaan tes tempel didapati alergo
terhadap thiuram mix (++) pada pembacaan 48 jam setelah tes dilakukan
UNFAMILIAR TERMS
Thiuram Mix: mengandung empat zat berikut: Tetramethylthiuram monosulfide, Disulfiram,
Tetramethylthiuram disulfide, dan Dipentamethylenethiuram disulfide. Zat ini digunakan sebagai
fungisida dan pestisida, dan dalam pembuatan banyak produk karet. Anda kemungkinan besar akan
tersentuh bahan ini saat menggunakan, melanggar, atau lemah produk karet alami atau sintetis di
tempat kerja atau di rumah.
Problem Definition
1. Os IRT perempuan 40 tahun dengan keluhan koreng dan gatal pada kulit kedua tangan sejak 1
minggu lalu
2. Mula-mula bercak merah, kemudian timbul bintil kecil berisi air lalu menjadi koreng
3. Dari pemeriksaan dermatologi : eritema, edema, papul, erosi, vesikel, dan krusta
Brainstorming
1. Reaksi inflamasi mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan menjadi eritema
5. Endogen : atopik
2. Mengalami dermatitis akut lokasi regional : dorsum, palmar, dan interdigitalis manus dextra et
sinistra
LEARNING ISSUE
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu:
1. Lapisan Epidermis atau Kutikel Lapisan luar kulit yang berasal dari ektoderm,
tersusun atas epitel berlapis gepeng berkeratin dan lebih tipis dibanding lapisan dermis.
Lapisan Epidermis terdiri atas :
a) Stratum Korneum (Lapisan Tanduk)
Lapisan kulit paling luar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun
tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit. Terdiri atas 15-20
lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin
filamentosa birefringen.
b) Stratum Lusidum
Terletak langsung di bawah stratum korneum, merupakan lapisan tipis translusen
sel eosinofilik yang sangat pipih. Organel dan inti menghilang serta sitoplasma hampir
sepenuhnya berisi filamen keratin padat yang berhimpitan dalam matriks padat elektron.
Lapisan ini hanya dijumpai pada kulit tebal.
c) Stratum Granulosum (Lapisan Keratohialin)
Terdiri 3-5 lapis sel-sel poligonal gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya
tidak mempunyai lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki
d) Stratum Spinosum (Stratum Malpighi)
Lapisan epidermis paling tebal terdiri dari sel kuboid dengan inti di tengah,
nukleolus dan sitoplasma aktif menyintesis filamen keratin. Intinya besar dan oval.
e) Stratum Basale (Stratum Germinativum)
Stratum basale terdiri atas selapis sel kuboid atau kolumnar basofilik. Ditandai
dengan tingginya aktivitas mitosis. Terdapat pula sel pembentuk melanin (melanosit)
dengan sel berwarna muda, sitoplasma basofilik, inti gelap dan mengandung butir
pigmen.
2. Lapisan Dermis
Lapisan yang lebih tebal daripada epidermis. Terdiri atas lapisan elastik dan
fibrosa padat dengan elemen selular dan folikel rambut. Terbagi menjadi dua bagian yaitu
1. Sel Langerhans
Disebut juga sel dendritik epidermal, berasal dari sumsum tulang merah dan bermigrasi
ke epidermis,tempat sel menyusun fraksi kecil sel epidermal. Sel ini berperan dalam
respon imun melawan mikroba yang menyerang kulit, dan mudah rusak oleh sinar uv.
Perannya pada respon imun membantu sel-sel lain pada sistem imun mengenali mikroba
penyerang dan menghancurkannya.
2. Sel limfosit T
Sel yang berperan pada reaksi imun tipe lambat. Ada beberapa subtipe : sel T helper,
sitotoksik, supresor, tersensitasi.
3. Sel granstein
Sel ini adalah sel imun kulit yang paling baru ditemukan sehingga paling sedikit
diketahui. Sel yang berfungsi sebagai rem terhadap respon imun yang di aktifkan oleh
kulit. Sel Langerhans lebih rentan terhadap kerusakan radiasi UV (misalnya dari
matahari) dibandingkan sel Granstein. Hilangnya sel Langerhans akibat pajanan radiasi
UV membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap invasi mikroba dan sel kanker.
4. Sel mast
Berperan pada reaksi inflamasi, sel ini akan mengeluarkan histamin, eicosanoid dan
enzim lainnya. Seperti makrofag (mengikat, menelan dan membunuh bakteri).
5. Keratinosit
Sekitar 90% sel epidermis merupakan keratinosit (keratino = seperti tanduk; cytes = sel)
Menghasilkan keratin, merupakan protein fibrosa yang membantu melindungi kulit dan
jaringan di bawahnya dari abrasi, panas, mikroba dan zat-zat kimia. Juga menghasilkan
granul lameral yg berfungsi untuk menghambat masuknya bahan asing. Berperan pada
proses imunitas, menghasilkan sitokin- sitokin peradangan: interleukin, colony
stimulating factor, interferon, eicosanoid.
III. Mekanisme timbulnya merah, gatal, bintil berisi air, koreng pada kulit
1. eritema dan vesikel
DKA timbul akibat reaksi imunologi tipe IV terdapat 2 fase dalam reaksi tersebut. Fase
sensitisai terjadi ketika hapten melewati stratum korneum dan di tangkap sel langerhans,
kemudian di konjugasikan dengan HLA-DR sehingga menjadi antigen lengkap. Antigen
lengkap akan di presentasikan kepada sel T spesifik, sel T akan terus berpoliferasi dan
menghasilkan turunan sel T memori dan akan menyebar ke seluruh tubuh proses ini
berlangsung 2-3 minggu, ini di sebut sebagai fase sensitasi.
Sementara itu fase elisitasi terjadi pada saat pajanan ulang hapten atau alergen prosesnya
sama hingga terbentuk antigen lengkap dan di presentasikan pada sel T ,dan sel T akan
teraktivasi ini mengeluarkan IFN 1untuk aktivasi keratinosit dan terjadi pula aktivasi dari
sel mast dan makrofag yang dapat menyebabkan vasodilatasi dan permeabilitas
pembuluh darah sehingga mengakibatkan eritema. Peningkatan permeabilitas pembuluh
darah juga dapat menghasilkan eksudasi (kebocoran) protein plasma dan cairan ke dalam
jaringan ( edema ),yang dapat menimbulkan vesikel maupun bula pada kulit.
\
2. Mekanisme krusta
Krusta/scab/koreng merupakan lapisan kering yang terbentuk pada luka akibat
koagulasi darah dan eksudat. Krusta terdapat pada luka yang dangkal
(superficial atau partial-thickness). Krusta melindungi jaringan di bawahnya
yang sedang berproses menyembuh (granulasi menjadi epitelisasi).
3. Mekanisme gatal
IV. Definisi dan macam-macam dermatitis
Defenisi
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menimbulkan gejala
mengganggu, seperti ruam kemerahan serta kulit yang terasa gatal, kering, dan
bersisik. penyakit kulit yang umumnya bersifat kronis (jangka panjang) tetapi
tidak berbahaya
peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhangatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul
bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik).
Jenis jenis dermatitis
1. . Dermatitis atopik
Dermatitis atopik merupakan jenis dermatitis yang paling sering terjadi.
Dermatitis tipe ini biasanya menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5
tahun dan akan membaik seiring bertambahnya usia anak.
Tipe dermatitis ini dapat disebabkan oleh faktor genetik (keturunan), kulit
kering, gangguan imun, dan faktor lingkungan. Beberapa ciri khas dari
dermatitis atopik adalah:
Dermatitis ini sering terjadi pada penderita yang memiliki riwayat asma dan
peradangan hidung akibat alergi (rhinitis alergi atau hay fever) atau memiliki
riwayat dermatitis dalam keluarga.
Ruam merah, gatal, kering, dan bersisik biasanya muncul pada area
wajah, kulit kepala, dan lipatan kulit, seperti lipatan siku dan bagian
belakang lutut.
Terkadang muncul gelembung kecil pada kulit yang mengeluarkan
cairan jernih.
Gejala dapat memburuk akibat paparan bahan kimia tertentu atau
alergen (pemicu alergi), seperti gigitan tungau dan makanan tertentu.
2. Dermatitis Kontak
Ada 2 jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis
kontak alergi. Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kulit mengalami iritasi
akibat paparan bahan kimia tertentu yang merusak jaringan kulit, misalnya
dalam detergen, cairan pembersih rumah tangga, atau sabun.
Gejala dermatitis kontak iritan dapat muncul setelah 1 kali terpapar zat
iritan yang sangat kuat atau setelah berulang kali terpapar zat iritan yang
lemah.
Sementara itu, dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit terpapar bahan
yang memicu reaksi alergi, seperti nikel, lateks, jelatang (poison ivy),
produk make up, atau bahan perhiasan tertentu.
Gejala dermatitis kontak alergi biasanya muncul dalam 48–96 jam setelah
kulit terpapar bahan pemicu alergi. Gejala dermatitis bisa muncul di kulit
bagian manapun, misalnya tangan, kaki, leher, badan, hingga dada dan
puting payudara
3. Dermatitis dishidrotik
Dermatitis dishidrotik memiliki ciri khas berupa munculnya gelembung
kecil berisi cairan (blister) pada jari dan telapak tangan atau kaki. Blister
di tangan dan kaki ini dapat menimbulkan nyeri yang mengganggu
aktivitas. Setelah 2–3 minggu, blister akan menghilang dan
meninggalkan kulit yang tampak kering dan pecah-pecah.
Dermatitis dishidrotik biasanya dipicu oleh suhu panas yang
menyebabkan tangan atau kaki lebih sering berkeringat dan mudah
kering. Jenis dermatitis ini juga rentan dialami oleh pekerja yang sering
terpapar cairan, seperti tukang cuci, petugas kebersihan, atau pekerja
salon
4. Dermatitis numularis
Ditandai dengan munculnya ruam atau blister dalam jumlah banyak dan
berkelompok yang disertai rasa gatal dan nyeri. Jenis dermatitis ini lebih
sering terjadi pada pria berusia 55–65 tahun, sedangkan wanita biasanya
mengalami dermatitis jenis ini di usia 15–25 tahun. Dermatitis
numularis jarang menyerang anak-anak.
Penyebab dermatitis numularis tidak diketahui secara pasti. Namun,
pemicunya dapat berupa paparan nikel dan formalin, penggunaan obat-
obatan tertentu, dermatitis jenis lain, infeksi kulit, atau cedera pada kulit
5. Neurodermatitis
Diawali dengan rasa gatal yang muncul di tangan, kaki, belakang
telinga, belakang leher, atau alat kelamin. Rasa gatal dapat memburuk
saat penderita tidur atau mengalami stres berat.
Penderita akan terus menggaruk bagian kulit yang gatal hingga kulit
menebal, berwarna kemerahan atau keunguan, dan tampak keriput.
6. Dermatitis Stasis
Diawali oleh ketidakmampuan pembuluh darah (vena) di tungkai untuk
mendorong darah kembali ke jantung. Kondisi ini menyebabkan cairan
menumpuk di area tungkai sehingga memicu pembengkakan dan rasa
nyeri.
Kondisi ini juga sering disertai dengan timbulnya varises. Kulit di
sekitar vena yang menonjol (varises) dapat berubah warna menjadi lebih
gelap, lebih kering, pecah-pecah, atau mengalami luka (ulkus vena).
7. Dermatitis seboroik
Ditandai dengan munculnya sisik berwarna kekuningan pada kulit.
Dermatitis jenis ini biasanya muncul pada kulit yang berminyak, seperti
kulit kepala dan kulit wajah.
Pada bayi, dermatitis seboroik dapat membentuk sisik kekuningan yang
tebal pada kulit kepala. Kondisi ini disebut juga cradle cap. Sementara
itu, pada orang dewasa, dermatitis seboroik menimbulkan ketombe yang
membandel dan sisik kekuningan yang dapat meluas ke area wajah.
Dermatitis jenis ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan jamur
tertentu secara berlebihan di kulit. Pengobatan biasanya menggunakan
sampo khusus dan obat-obatan antijamur.
Untuk mencegah kambuhnya dermatitis, gunakan losion atau pelembap
secara rutin setelah mandi, hindari mandi terlalu lama, dan gunakan
produk sabun yang tidak mengandung parfum.
Ada beragam jenis dermatitis dengan penyebab yang berbeda-beda. Bila
kulit Anda terasa gatal dan bersisik atau muncul ruam merah, segera
periksakan ke dokter spesialis kulit. Dokter akan melakukan
pemeriksaan untuk mencari tahu penyebabnya dan memberikan
penanganan yang sesuai dengan penyebab tersebut
1. Dermatitis kontak iritan (DKI): reaksi peradangan kulit non-imunologik, yaitu kerusakan kulit
terjadi langsung tanpa didahului proses pengenalan/sensitisasi.
2. Dermatitis kontak alergik (DKA): terjadi pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi
terhadap suatu bahan penyebab/ alergen melalui reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV).
• lritan kuat: bisa terjadi langsung reaksi, memberi gejala akut dimana kulit terasa pedih, panas,
terbakar dan kelainan yang terlihat berupa eritema, edema, vesikel, dapat disertai dengan
eksudasi, pembentukan bula dan nekrosis jaringan pada kasus yang berat.
• Iritan lemah/ ringan: memerlukan waktu yang lama dan paparan yang berulang-ulang sebelum
menimbulkan peradangan, memberi gejala kronis dimana gejala klasik berupa kulit kering,
eritema, skuama, dan terjadi likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus
berlangsung maka dapat menimbulkan retak kulit yang disebut fisura baru terjadi 8 sampai 24
jam setelah berkontak.
Berdasarkan penyebab dan pengaruh berbagai faktor tersebut, DKI diklasifikasi menjadi sepuluh
jenis:
Tanda dan gejala dermatitis kontak alergik (DKA):
Pada umumnya pasien mengeluhkan rasa gatal. Kelainan kulit yang ditimbulkan bergantung
pada tingkat keparahan dan lokasi dermatitisnya. Kelainan yang ditimbulkan dibagi menjadi 2
fase, yaitu:
• Fase akut: dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula ini dapat pecah sehingga menjadi erosi dan
terdapat eksudasi (basah), bila menjadi kering akan menjadi krusta.
• Fase kronis: kulit terlihat kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin terbentuk fisura,
batasannya tidak jelas, dapat pula terjadi hipepigmentasi ( lesi atau bintik hitam pada kulit).
Perbedaan Dermatitis
Kontak Iritan (DKI) dengan Dermatitis Kontak Alergik (DKA)
VII. Etiologi dan faktor predisposisi dermatitis kontak alergi
ETIOLOGI DKA
Dermatitis kontak alergi adalah penyakit inflamasi pada kulit yang disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas tipe 4. Ini hasil dari kontak bahan kimia atau antigen yang dapat menembus
stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis bagian bawahnya.. Morfologi dan lokasi
dermatitis sering kali merupakan indikator terbaik dari agen penyebab. Misalnya, saat ditemukan
di sekitar pergelangan tangan, ini mungkin menunjukkan respons alergi terhadap gelang atau jam
tangan. Nikel juga menjadi penyebab umum DKA lainnya dimana kalung dan anting yang
mengandung nikel yang dipakai dapat menyebabkan dermatitis, Sarung tangan karet juga
merupakan penyebab umum dari dermatitis. Agen lain termasuk pewarna rambut, bahan kimia
tekstil,
1.Fase Sensitasi
Hapten
Stratum Korneum
Epidermis
Sel langerhans
Antigen lengkap
Melepaskan sitokin
Sekresi IL 1
Stimulus sel T
Sekresi IL 2
Proliferasi sel T
2. Fase Elisitasi
Fase kedua ( elisitasi) hipersensitivitas tipe lambat terjadi pada pajanan ulang allergen
(hapten)
Pajanan ulang
antigen
Di ekpresikan dipermukaan
sel menjadi kompleks HLA
DR Antigen
Sel langerhans
menSekresi IL 1
Produksi IL 2
Stimulasi keratinosit
Ekspresi IL2 R
eikosanoid
Proliferasi dan
Sel mast dan makrofag
ekspansi populasi sel T
dikulit
Melepaskan histamin
Mengeluarkan IFN
Kerusakan kulit
Aktif keratinosit
Ekspresi Ekspresi
ICAM 1 HLA DR
Interaksi
Interaksi sel T CD4
b.Dermatitis Atopik
Defenisi
Etiologi
genetika
infeksimikroorganisme
kebersihan
iklim
makanan
GejalaKlinis
pruritus
dapathilangtimbulsepanjanghari( tetapilebihhebat pada malamhari )
akibatnyapenderitamenggaruksehinggatimbulbermacam-macamkelainandikulitberupa
papul, likensifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta
Gambaran Dermatitis atopik. Keterlibatanlentur pada dermatitis atopikanak
Defenisi
Etiologi
GejalaKlinis
d.Dermatitis seboroik
Defenisi
Merupakankelainanapulosquamous yang berpola pada area kaya sebum padakulitkepala,
wajah, dan batangtubuh.
Etiologi
Organisme Malassezia mungkinbukanpenyebabnyatetapimerupakankofaktor yang
terkaitdengandepresisel-T, peningkatankadar sebum, dan
aktivasijalurkomplemenalternatif. Orang yang rentanterhadap dermatitis ini juga
mungkinmengalamidisfungsipelindungkulitkarena dermatitis seboroikjarangterjadi pada
anak-anakpra-remaja.
GejalaKlinis
Temuanriwayat pada dermatitis seboroikmungkintermasuk yang berikut:
Faseaktifberselang yang bermanifestasidengan rasa terbakar, bersisik, dan gatal,
bergantiandenganperiodetidakaktif;
aktivitasmeningkat di musimdingin dan awalmusim semi, denganremisi yang
biasaterjadi di musimpanas.
Dalamfaseaktif, infeksisekunderpotensial di daerah intertriginous
Pertumbuhanberlebih candida Eritrodermaseboroikumum (jarang)
Temuanfisikmungkintermasuk yang berikut:
Penampilankulitkepalamulaidarikulitkepala yang ringan dan tidakmerata
Defenisi
Etiologi
GejalaKlinis
Gejala eksim dyshidrotic (pompholyx) adalahsebagaiberikut:
vesikulabening dan / ataubula (lecet)
Sangat purpura (gatal) Biasanyaada di telapaktangan dan telapak kaki,
sertaaspek lateral jaritangan dan kaki
Vesikeldalamdengantampilansepertitapiokal
Bisa menjadibesar, membentukbula, dan menjadikonfluen
pada penyakitkronis, kuku bisamenunjukkanperubahandistrofivesikel
Defenisi
Etiologi
GejalaKlinis
Mikosis Fungoides perkembangannyalambat dan
awalnyasangatringansehinggatidakterlalukentarabilaterjadikelainan. Setelah
itumunculgejalaseperti:
Pemeriksaan Histopatologi