Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

ALAT INDERA KULIT

Disusun oleh:

Nama : Ahmad Thoefail Sulistiyo Putra


NIM : 21/483011/KG/12539

Kelompok :3

Hari, tanggal : Selasa, 16 November 2021

Asisten 1 : Ayu Nabilah Afifah

Asisten 2 : Nazula Rahmatika Nurbuana

LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021

PENGESAHAN ASISTEN

ASISTEN 1 ASISTEN 2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Praktikum

Mengetahui berbagai macam reseptor yang terdapat di kulit.


I. 2 Tinjauan Pustaka
A Definisi Kulit
Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh. Ini tidak seragam tebal. Di
sebagaian tempat, terdapat kulit tebal dan di sebagian tempat, terdapat kulit yang
tipis tipis. Ketebalan rata-rata kulit adalah sekitar 1-2 mm. Di telapak kaki,
telapak tangan dan di daerah interscapular, cukup tebal, berukuran sekitar 5 mm.
Sedangakan di bagian tubuh lain, kulitnya tipis. Kulit yang paling tipis terdapat
di atas kelopak mata dan penis berukuran sekitar 0,5 mm saja. (Sembulingam
dan Sembulingam, 2011).

Kulit, atau yang dikenal sebagai membran kulit, menutupi permukaan luar
tubuh dan merupakan organ tubuh yang berat. Pada orang dewasa, kulit meliputi
area yang luasnya sekitar 2 meter persegi atau 22 kaki persegi dan beratnya 4,5–
5 kg (10–11 lb),yaitu sekitar 7% dari total berat badan. Ketebalan kulit berkisar
dari 0,5 mm (0,02 inci) pada kelopak mata hingga 4,0 mm (0,16 inci) pada tumit.
Di sebagian besar tubuh, ketebalannya 1-2 mm (0,04-0,08 inci). Kulit terdiri dari
dua bagian utama, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis terdiri dari epitel
skuamosa berlapis berkeratin. Ini berisi empat jenis utama sel: keratinosit,
melanosit, makrofag intraepidermal, dan epitel taktil. Kedua, bagian kulit yang
lebih dalam, dermis, terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur yang
mengandung kolagen dan serat elastis. Jaringan anyaman serat ini memiliki
kekuatan tarik yang besar.(Tortora dan Derickson, 2014).

B Fungsi Kulit

Di samping pemahaman kulit tadi,dapat dilihat kulit memiliki banyak


fungsinya, sebagai berikut: (Tortora dan Derickson, 2014).

1. Fungsi Protek

Kulit membentuk penutup semua organ tubuh dan


melindungi organ-organ ini dari faktor-faktor berikut: (Sembulingam
dan Sembulingam, 2011).

A. Bakteri dan zat beracun


Kulit menutupi organ tubuh dan melindungi organ
tubuh dari kontak langsung dengan lingkungan luar.
Dengan demikian, mencegah infeksi bakteri.

B. Pukulan mekanis

Kulit tidak ditempatkan dengan ketat di atas organ atau


jaringan di bawahnya

C. Sinar ultraviolet.

Kulit melindungi tubuh dari sinar ultraviolet sinar


matahari.

2 Fungsi Sensorik

Kulit dianggap sebagai organ indera terbesar dalam tubuh.


Kulit memiliki banyak ujung bebas saraf, yang membentuk reseptor kulit
khusus. (Sembulingam dan Sembulingam, 2011).

3 Fungsi Penyimpanan

Kulit menyimpan lemak, air, klorida, dan gula. Itu juga


dapat menyimpan darah dengan pelebaran pembuluh darah kulit.
(Sembulingam dan Sembulingam, 2011).

4 Fungsi Mengatur Suhu

Kulit merupakan organ yang memiliki peran penting dalam


pengaturan suhu tubuh. Pengurangan panas dari tubuh dapat melalui kulit
melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. (Sembulingam dan
Sembulingam, 2011).

5 Mengatur Keseimbanngan Air dan Elektrolit

Kulit juga dapat mengatur keseimbangan air dan


keseimbangan elektrolit dengan cara mengeluarkan air dan garam
melalui keringat. (Sembulingam dan Sembulingam, 2011).

6 Fungsi sintesis

Vitamin D3 disintesis dalam kulit oleh aksi sinar


ultraviolet dari sinar matahari terhadap kolesterol. (Sembulingam dan
Sembulingam, 2011).
7 Fungsi Ekskresi

Kulit mengeluarkan sebagian kecil bahan yang tidak


digunakan oleh tubuh seperti urea, garam dan zat lemak. (Sembulingam
dan Sembulingam, 2011).

8 Fungsi Penyerapan

Kulit dapat menyerap zat kimia yang larut dalam lemak dan
beberapa obat yang dioles di luar tubuh. (Sembulingam dan
Sembulingam, 2011).

9 Fungsi Sekresi

Kulit akan mengeluarkan keringat melalui kelenjar


sudorifera dan minyak melalui kelenjar sebasea. Suhu tubuh akan diatur
dengan mengeluarkan keringat dan juga cairan minyak akan menjaga
kulit agar tetap halus dan lembab. (Sembulingam dan Sembulingam,
2011).

C Struktur Kulit

1 Epidermis

Epidermis terdiri dari epithelium stratificatum squamosum. Ini berisi


empat jenis utama sel: keratinosit, melanosit, makrofag intraepidermal, dan
epitel taktil. Sekitar 90% sel epidermis adalah keratinosit, yang tersusun
dalam empat atau lima lapisan dan menghasilkan protein keratin, keratin
adalah protein yang berserat kuat yang berfungsi melindungi kulit dan
jaringan di bawahnya dari lecet, panas, mikroba, dan bahan kimia. Keratinosit
juga menghasilkan butiran pipih, yang melepaskan sealant anti air yang
mengurangi masuk dan hilangnya air dan menghambat masuknya bahan asing
ke tubuh kita Sekitar 8% lapisan epidermis adalah melanosit yang akan
menghasilkan pigmen melanin yang berperan dalammemberikan warna kulit
dan akan menyerap sinar UV yang merusak. Sellangerhans berfungsi dalam
respon imun kulit dan sel merkel berfungsi sebagai reseptor sentuhan.
(Tortora dan Derickson, 2014).

Menurut Tortora dan Derickson (2014), lapisan epidermis tersusun atas


5 lapisan utama, yaitu:
1 Stratum Basale

Stratum Basale adalah lapisan terdalam dari epidermis,


terdiri dari satu baris keratinosit kuboid atau kolumnar. Beberapa
sel pada lapisan ini merupakan sel punca yang mengalami
pembelahan sel yang terus menerus memproduksi keratinosit
baru. Inti keratinosit di stratum basale ukurannya besar, dan
sitoplasmanya mengandung banyak ribosom, kompleks Golgi
kecil, sedikit mitokondria, dan beberapa retikulum endoplasma
kasar.

2 Stratum Spinosum

Daerah stratum basale adalah stratum spinosum. Lapisan ini


terutama terdiri dari banyak keratinosit yang tersusun dalam 8-10
lapisan. Sel-sel di lapisan yang lebih dangkal menjadi agak pipih

3 Stratum Granulosum

stratum granulosum terdiri dari 3-5 lapisan keratinosit pipih


yang mengalami apoptosis. Ciri khas sel yang ada pada lapisan ini
adalah adanya butiran protein yang berwarna gelap yang disebut
keratohyalin. Keratohyalin ini adalah hyalin yang merakit filamen
intermediet keratin menjadi keratin. Di dalam keratinosit terdapat
juga butiran pipih yang tertutup oleh membrane

4 Stratum Lucidum

Stratum lucidum hanya terdapat pada kulit tebal di bagian


ujung jari, telapak tangan, dan telapak kaki. Ini terdiri dari 4
hingga 6 lapisan, keratinosit mati yang jelas dan rata yang
mengandung sejumlah besar keratin dan membran plasma yang
menebal. Ini mungkin memberikan tingkat ketahanan tambahan di
area kulit tebal ini.

5 Stratum Corneum

Stratum korneum rata-rata terdiri dari 25 hingga 30 lapisan


keratinosit mati yang pipih, tetapi ketebalannya dapat berkisar dari
beberapa sel pada kulit tipis sehingga terdiri dari 50 atau lebih
lapisan sel pada kulit tebal. Sel-sel pada lapisan ini sangat tipis,
datar, membran plasma-terbungkus paket keratin yang tidak lagi
mengandung nukleus atau organel internal.

2 Dermis

Dermis merupakan bagian kedua dari atas kulit, terdiri dari jaringan ikat
padat tidak teratur yang mengandung kolagen dan serat elastis. Jaringan
anyaman serat ini memiliki kekuatan tarik yang besar (menolak gaya tarik
atau regangan). Dermis juga memiliki kemampuan untuk meregang dan
mengendur dengan mudah.Dermis jauh lebih tebal daripada epidermis, dan
ketebalan ini bervariasi diantara daerah-daerah lain di tubuh, ketebalan yang
paling tebal di telapak tangan dan telapak kaki. (Tortora dan Derickson,
2014).

Pembuluh darah, saraf, kelenjar, dan folikel rambut (invaginasi epitel


epidermis) tertanam di lapisan dermal. Dermis sangat penting untuk
kelangsungan hidup epidermis, dan lapisan yang berdekatan ini membentuk
banyak hubungan struktural dan fungsional yang penting. Berdasarkan
struktur jaringannya, dermis dapat dibagi menjadi daerah papiler superfisial
yang tipis dan daerah retikuler yang lebih dalam yang tebal. (Tortora dan
Derickson, 2014).

Lapisan Dermis ini menurut Tortora dan Derickson (2014)terdiri 2


lapisan,yaitu:

a. Stratum Papillaris
Lapisan ini merupakan lapisan paling atas dari dermis
yang terdiri dari vassa darah dan ujung saraf bebas dengan kolagen
yang tipis dan serat kolagen yang halus. Pada lapisan ini terdapat
corpusculum meissner atau corpuscles of touch yang merupakan
ujung saraf yang sensitif terhadap sentuhan.
b. Stratum Reticularis
Lapisan ini mengandung jaringan ikat yang agak padat
yang berisikan serat elastik dan serat kolagen,tetapi pada stratum ini
serat kolagen di regio retikuler tersusun seperti jaring dan memiliki
susunan yang lebih teratur daripada di regio papiler. Diantara serat-
serat tersebutterdapat sel-sel adiposa, folikel rambut, saraf, kelenjar
keringat, dan juga kelenjar minyak.

3 Hipodermis

Dalam dasar dermis, tetapi bukan bagian dari kulit, yaitu lapisan
subkutan . Juga disebut hipodermis, lapisan ini terdiri dari areolar dan
jaringan adiposa. Serat yang memanjang dari dermis menambatkan kulit ke
lapisan subkutan, yang pada gilirannya menempel pada fasia di bawahnya,
jaringan ikat di sekitar otot dan tulang. Dalam beberapa refrensi terdapat
perbedaan tentang hypodermis sebagai bagian kulit atau bukan, tetapi refrensi
yang digunakan disini, menurut Tortora dan Derickson (2014) hypodermis
merupakan subkutan bukan bagian dari kulit.

D Reseptor- Reseptor pada Kulit

Kulit memiliki reseptor-reseptor untuk menervasi kulit, menurut Tortora


dan Derickson (2014).

Reseptor ada yang terbagi berdasarkan lokasinya menurut Tortora dan


Derickson (2014),yaitu:

1 Eksteroseptor

Reseptor ini terletak di dekat permukaan luar tubuh; reseptor ini


sensitif terhadap rangsangan yang berasal dari luar tubuh dan
memberikan informasi tentang lingkungan eksternal atau luar tubuh.
Seperti, sensasi pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa, sentuhan,
tekanan, getaran, suhu, dan rasa sakit disampaikan oleh eksteroseptor.

2 Interoseptor

Interoceptors atau yang bisa disebut juga visceroceptors terletak


di berbagi area seperti, pembuluh darah, organ visceral, otot, dan
sistem saraf dan reseptor ini bertujuan memantau kondisi di
lingkungan internal. Impuls saraf yang dihasilkan oleh interoseptor
biasanya tidak dirasakan secara sadar; kadang-kadang,
bagaimanapun, aktivasi interoseptor oleh rangsangan yang kuat dapat
dirasakan sebagai nyeri atau tekanan.

3 Propioseptor

Lokasi dari reseptor ini terdapat pada berbagai area seperti di


otot, tendon, sendi, dan telinga bagian dalam. Dalam hal ini, informasi
yang diberikan mengenai posisi tubuh, panjang dan ketegangan otot,
serta posisi dan pergerakan dari sendi-sendi pada tubuh.
Reseptor yang berdasarkan jenis stimulusnya menurut Tortora dan
Derickson (2014), yaitu:

1 Korpuskulum Meissner

Korpuskulum Meissner adalah sebuah reseptor sentuhan yang


terletak di bagian papila dermal kulit yang tidak berbulu. Setiap
korpuskulum adalah suatu massa dendrit berbentuk telur yang
dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat. Karena sel-sel sentuhan adalah
reseptor yang beradaptasi dengan cepat, mereka menghasilkan
impuls saraf terutama pada awal sentuhan. Mereka berlimpah di
ujung jari, tangan, kelopak mata, ujung lidah, bibir, puting, telapak
kaki, klitoris, dan ujung penis.
2 Korpuskula Ruffini
Ruffini corpuscles, adalah reseptor yang memanjang dan
berkapsul serta bertempat terletak jauh di dalam dermis, di ligamen
dan tendon.Terdapat juga di tangan dan terdapat banyak di telapak
kaki,reseptor ini paling sensitif terhadap peregangan yang terjadi saat
jari atau anggota badan digerakkan
3 Krausse

Reseptor ini terletak di salah satu bagiam epidermis yaitu lapisan


basale dan melekat pada serabut A beta yang bermielin dengan
diameter yang tidak terlalu besar dan terdapat pada serabut C yang
tidak bermielin dengan diameter yang kecil. Reseptor ini akan aktif
pada saat suhu di antara 10-40 derajat celcius (Tortora dan
Derrickson, 2014).

4 Paccini

Lamellated corpuscle atau yang biasa disebut pacinian


corpuscle adalah struktur oval besar yang terdiri dari kapsul jaringan
ikat berlapis-lapis yang membungkus dendrit. Seperti sel-sel peraba,
sel-sel berlamel beradaptasi dengan cepat. Mereka didistribusikan
secara luas di dalam tubuh: di dermis dan lapisan subkutan; di
jaringan submukosa yang mendasari selaput lendir dan serosa;
sekitar sendi, tendon, dan otot; di periosteum; dan di kelenjar susu,
alat kelamin luar, dan jeroan tertentu, seperti pankreas dan kandung
kemih. (Tortora dan Derrickson, 2014). Menurut Barret dkk, (2012)
Badan Ruffini adalah ujung dendritik yang membesar dengan kapsul
yang juga memanjang, dan badan ini sangat sensitive atau berespons
terhadap tekanan yang tetap atau tekanan yang terjadi pada area
tertentu. (Barret dkk., 2012).

5 Nociceptor

Nociceptors menanggapi rangsangan menyakitkan yang


dihasilkan dari kerusakan fisik atau kimia jaringan. (Tortora dan
Derrickson, 2014)

6 Sel Merkel

Sel Merkel adalah ujung dendritik yang mengembang, dan sel


ini berespons terhadap sentuhan dan tekanan yang menetap.( Barret
dkk., 2012).

Reseptor yang berdasarkan jenis stimulusnya jenis energi yang direspon,


yaitu

1 Mekanoreseptor

Resepto ini sangat sensitif terhadap rangsangan yang bersifat


mekanis seperti deformasi, peregangan, atau pembengkokan sel.
Mechanoreseptor rs memberikan sensasi sentuhan, tekanan, getaran,
proprioception, dan pendengaran dan keseimbangan.
Mekanoreseptor juga memantau peregangan pembuluh darah dan
organ dalam Sherwood (2013),

2 Kemoreseptor

Reseptor ini sensitif terhadap bahan-bahan kimia tertentu.


Kemoreseptor termasuk reseptor untuk mengetahui rasa dan bau dan
kemoreseptor ini terletak lebih dalam di dalam tubuh yang
mendeteksi konsentrasi O2 dan CO2 dalam darah atau kandungan
kimia saluran pencernaan. (Sherwood,2013). mendeteksi bahan
kimia di mulut (rasa), hidung (bau), dan cairan tubuh.Kemoreseptor
juga dapat mendeteksi zat kimia di mulut (rasa), hidung (bau), dan
cairan tubuh. (Tortora dan Derrickson, 2014)

3 Osmoreseptor

Reseptor ini dapat mendeteksi perubahan konsentrasi zat terlarut


dalam cairan ekstraseluler (ECF) dan perubahan yang dihasilkan
dalam aktivitas osmotik mendeteksi perubahan konsentrasi zat
terlarut dalam cairan ekstraseluler (ECF) dan perubahan yang
dihasilkan dalam aktivitas osmotik (Sherwood,2013).

4 Thermoreseptor

Reseptor ini sensitif terhadap panas dan dingin dan mendeteksi


panas dan dingin (Sherwood,2013).

5 Fotoreseptor

Responsif terhadap panjang gelombang cahaya tampak.


(Sherwood,2013). Reseptor bisa mendeteksi cahaya yang mengenai
retina mata. (Tortora dan Derrickson, 2014).

6 Nosiseptor

Nociceptors, atau reseptor rasa sakit, sensitif terhadap kerusakan


jaringan seperti pemotongan atau pembakaran. Stimulasi intens dari
reseptor apa pun juga dianggap menyakitkan. (Sherwood,2013).
Nosiseptor juga dapat dibagi lagi menjadi beberapa tipe. Nosiseptor
mekanis yang berespons terhadap tekanan kuat (mis. dari benda
tajam). Nosiseptor termal yang dapat diaktifkan oleh suhu kulit di
atas 42°C atau keadaan dingin yang hebat. Nosiseptor kimia sangat
sensitive dan berespons terhadap berbagai bahan kimia seperti
bradikinin, histamin, keasaman yang tinggi, dan iritan lingkungan.
Nosiseptor polimodal yang berespons terhadap kombinasi antara
berbagai rangsangan ini.( Barret dkk., 2012).

E. Bagian Tubuh yang Sensitif Terhadap Rangsangan

Sensasi somatik timbul dari stimulasi reseptor sensorik yang tertanam di


kulit atau lapisan subkutan; pada selaput lendir mulut, vagina, dan anus; pada
otot, tendon, dan sendi; dan di telinga bagian dalam. Reseptor sensorik untuk
sensasi somatik didistribusikan secara tidak merata — beberapa bagian
permukaan tubuh dipenuhi dengan reseptor, dan yang lain hanya mengandung
sedikit. (Tortora dan Derrickson, 2014).

Daerah dengan tingkat tertinggi reseptor sensorik somatik adalah berada


pada ujung lidah, bibir, dan ujung jari. Sensasi somatik yang timbul dari
stimulasi permukaan kulit disebut sensasi kutaneus. Terdapat empat modalitas
sensasi somatic,yaitu taktil, termal, nyeri, dan proprioseptif. (Tortora dan
Derrickson, 2014).

Penyebab bagian tubuh sensitife terhadap rangsangan dikarenakan


memiliki banyak reseptor meissner yang peka terhadap sentuhan, bagin yang
banyak memiliki reseptor Meissner adalah ujung jari, tangan, kelopak mata,
penis, ujung lidah, bibir, telapak kaki, puting susu, dan klitoris (Tortora dan
Derrickson, 2014).

F Perbedaan Serabut Aferen Eferen Tipe A Delta dan C

Tipe Lokasi/Fungsi Diameter Kecepatan Karakteristik Dampak


Serabut Hanteran Serabut

Tipe A Sentuhan dan 5–12 30-70 m/s Besar, Stimulus


beta tekanan, bermyelin mekanik

Tipe A Nyeri, sentuh, 2–5 12-30 m/s Kecil, Stimulus


delta dingin bermyelin dingin,
mekanik,
nyeri
cepat

Tipe C Nyeri, suhu, 0.4–1.3 0,5-2 m/s Kecil, tak Stimulus


beberapa bermyelin panas,
respons dingin,
refleks nyeri
mekanoresepsi lambat
(Silverthorn, 2016). Dan (Ghai, 2013)
BAB II
ALAT BAHAN DAN CARA KERJA
II. 1 Alat dan Bahan
1. Spidol
2. Penggaris
3. Tangkai berkepala kerucut tembaga (Cu) dengan serbuk tembaga (Cu)
4. Air panas
5. Air es
6. Jarum bunde

II. 2 Cara Kerja

1. Probandus meletakkan tangan kirinya dengan posisi tangan tengkurap di atas meja dan
kedua matanya ditutup.

2. Penguji membuat gambar bujur sangkar 4cm2 (2cm x 2cm). Bagilah petak bujursangkar
tersebut menjadi 16 bujur sangkar dengan panjang tiap sisinya 0,5 cm.

3. Dengan menggunakan jarum bundel penguji mencari titik-titik yang memberikan kesan
tekanan. Cara mencarinya yaitu dengan menekankan jarum bundel secara ringan, tegak
lurus permukaan kulit, dan dalam waktu singkat pada titik-titik tersebut.

4. Untuk mencari titik yang memberi kesan panas dan dingin (titik padan dan dingin)
penguji harus menggunakan tangkai berkepala kerucut tembaga yang telah direndam dalam
air panas dan air es. Pada saat perangsangan, penguji meletakkan tangkai berkepala kerucut
tembaga secara ringan, tegak lurus permukaan kulit, dengan waktu singkat, seperti pada
pencarian titik tekanan. Setiap ada perangsangan yang menimbulkan kesan panas dan
dingin, probandus mengatakan “ya”. Penguji lalu menandai titik-titik tersebut.

5. Dengan cara yang sama penguji menguji titik-titik sakit. Tekankan jarum bundel secara
ringan, tegak lurus permukaan kulit, dengan waktu singkat. Apabila perangsangan
menimbulkan kesan sakit maka probandus mengatakan “ya”. Penguji lalu menandai titik-
titik tersebut.

6. Setelah pencarian selesai, salin hasilnya pada lembar kerja yang tersedia. Hitunglah
jumlah titik-titik tekanan, panas, dingin, dan sakit. Tulislah kesimpulan yang dapat diambil
dari percobaan ini.
BAB III

PEMBAHASAN

III. 1 Hasil

Nama Probandus : Rudi

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Bangsa : Indonesia

Tinggi Badan : 170 cm

Berat Badan : 57 kg

Jumlah titik-titik tekanan, panas, dingin, dan sakit:


TITIK JUMLAH Jumlah%
Tekanan 9 56,25%
Panas 4 25%
Dingin 16 100%
Sakit 5 31,25%
Jumlah 34 53,125%

III. 2 Pembahasan

Praktikum alat indera kulit yang kita lakukan ini bertujuan untuk mengetahui
berbagai macam reseptor yang terdapat pada kulit. Reseptor tersebut adalah reseptor
tekanan, panas, dingin, dan sakit. Kita di praktikum ini menggunakan punggung
tangan karena menurut teori dari Tortora dan Derickson (2014), kulit tebal yang
berada pada telapak tangan, kaki ,dan ujung jari memiliki Stratum Lucidum yang
hanya dimiliki pada kulit tebal. Ini mungkin memberikan kulit tebal tingkat
ketahanan tambahan di area kulit tebal ini, sehingga kulit tipis yang tidak memiliki
Stratum Lucidum memiliki tingkat ketahanannya lebih rendah dari kulit tebal.

Pada praktikum alat indra ini dianjurkan menggunakan tangan kiri sebagai
perantara uji lebih efektif, karena tangan kiri akan lebih sedikit digunakan dalam
aktivitas sehari-hari sehingga tangan kiri akan mengalami perubahan fisiologis yang
cukup sedikit dibandingkan dengan tangan kanan, jadi tangan kiri lebih sensitive
terhadap adanya perubahan dan lebih cepat memicu reseptor-reseptor pada tangan
(Nurdiansyah dan Susilawati, 2018). Pada praktikum ini disarankan pada probandus
memejamkan kedua mata, sehingga probandus merasakan perasaan tenang dan rileks
sehingga hasil yang didapat lebih mendekati realita atau hasilnya kuat. (Safitri dan
Agustin, 2020).

Pada pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa titik tekan yang
berjumlah 9 (56,25%), titik panas yang berjumlah 4 (25%), titik dingin yang
berjumlah 16 (100%), dan titik sakit yang berjumlah 5 (31,25%). Pada uji ini terlihat
ada sesuatu yang aneh yaitu titik sakit atau nyeri lebih sedikit dibandingkan dengan
titik tekan. Menurut teori Tortora dan Derickson (2014), Jumlah titik tekan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan titik sakit, karena disebabkan oleh letak dari badan
paccini yang jauh dari permukaan kulit, yaitu pada lapisan subkutan. Selain itu ,
Tortora dan Derickson (2014) juga mengatakan bahwa reseptor dari sakit atau nyeri
terletak di lapisan epidermis tepatnya di stratum basale yang terletak lebih ke atas
dibandingkan dengan reseptor dari tekanan yaitu badan paccini yang berada di
lapisan hipodermis. Hal ini menyebabkan rangsangan sakit lebih cepat dirasakan oleh
tubuh. Menurut Ghai 2013 rasa sakit direseptori oleh saraf tipe a delta yang bermielin
dan saraf ti c yang tidak bermielin dimana yang bermielin lebih lama kecepatan
hantarnya, pada probandus bisa terjadi terdapat saraf tipe a delta lebih banyak
sehingga kecepatan hantar sehingga menghasilkan respon itu sangat lambat atau
nyeri cepat sehingga titik sakit lebih sedikit dari titik tekan.

Pada pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil pada jumlah dari titik
panas.lebih sedikit dari titik dingin, ini sesuai dengan teori Hall ( 2016). Reseptor
dingin dan hangat terletak tepat di bawah kulit di tempat-tempat terpisah yang
terpisah. Sebagian besar area tubuh memiliki 3 hingga 10 kali lebih banyak titik
dingin daripada titik hangat; jumlah di berbagai area tubuh bervariasi dari 15 hingga
25 titik dingin/cm2 di bibir hingga 3 hingga 5 titik dingin/cm2 di jari hingga kurang
dari 1 titik dingin/cm2 di beberapa area permukaan tubuh yang luas. Reseptor panas
sebagai ujung saraf bebas karena sinyal panas ditransmisikan terutama melalui serat
saraf tipe C yang tidak bermielin dengan kecepatan transmisi hanya 0,4 hingga 2
m/dtk.
BAB IV

KESIMPULAN

1. Proses pengujian yang dilakukan menggunakan punggung tangan kiri karena punggung
tangan kiri lebih sensitif dan merupakan tangan yang kurang dominan jika dibandingkan
dengan tangan kanan, serta kedua mata probandus ditutup untuk mendapatkan hasil yang
objektif.

2. Titik sakit dari probandus berjumlah 5 (31,25%) dan lebih banyak dari titik tekanan
probandus yang berjumlah 9 (56,25%) karena pada probandus bisa terjadi terdapat saraf
tipe a delta lebih banyak sehingga kecepatan hantar sehingga menghasilkan respon itu
sangat lambat atau nyeri cepat sehingga titik sakit lebih sedikit dari titik tekan.

3. Titik dingin 16 (100%) dan titik panas 4 (25%), titik panas.lebih sedikit dari titik dingin,
ini sudah sesuai dengan teori
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., dan Brooks, H. L., 2012, Ganong Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, 24th ed., McGraw-Hill Lange, New York, hal. 158

Ghai, C.L., 2013, A Textbook of Practical Physiology, 8th ed., Jaypee Brothers Medical
Publisher, New Delhi, hal.228.

Hall, J. E., 2016, Textbook of Medical Physiology, 14th ed., Elsevier, Philadelphia,
hal.622,623,615, 600, 614, 601, 599.
Nurdiansyah, M.F., dan Susilawati, I., 2018, Identifikasi Personal
Berdasarkan Geometri Citra Punggung Tangan Kiri
Menggunakan Metode Learning Vector Quantization, Jurnal
Multimedia & Artificial Intelligence, 2(1): 13-20.

Safitri, W., dan Agustin, W.R., 2020, Terapi Guide Imagery Terhadap Penurunan
Kecemasan Pasien Preoperasi Sectio Caesarea, Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah,
7(1): 31-37

Sembulingam, K., Sembulingan, P., 2011, Essential of Physiology for Dental Student, 1th
ed., Jaypee Brothers Medical Publisher, New Delhi, hal. 244, 248.

Sherwood, L., 2013, Introduction to Human Physiology, 8th ed., Yolanda Cassio,

China, hal. 481,186

Silverthorn, D. U., 2016, Human Phisiology An Integrated Approach, 7th ed., Pearson, New
York, hal. 345.

Tortora, G. J., dan Derickson, B., 2014, Principles of Anatomy and Physiology, 14 th ed.,
John Wiley & Sons, Inc., New York, hal. .143,144, 145, 146, 147,148, 156, 550,
551, 549
JAWABAN PERTANYAAN

1. Gambarkan struktur kulit beserta dengan reseptor-reseptornya!

2. Gambarkan lintasan sensorik untuk panas, tekan, dingin, dan sakit!

Menurut Hall (2016), jalannya reseptor adalah sebagai berikut :

A. Lintasan Sensorik Sentuhan: Stimulasi sentuhan  badan meissner  serabut


aferen A-Beta bermyelin  kolumna dorsalis  otak  eferen  efektor

B. Lintasan Sensorik Nyeri :


1. Nyeri Cepat dan Tajam :

Stimulus mekanik suhu akut ujung saraf bebas serabut aferen A-Delta
bermyelin  thalamus  kolumna dorsalis  traktus neospinotalmikus 
batang otak dan thalamus  kolumna dorsalis  traktus lemnsicus medialis 
eferen  efektor.

2. Nyeri Lambat dan Kronis :

Stimulus kimiawi  ujung saraf bebas  serabut aferen A-Delta bermyelin


 medulla spinalis  lamina I  traktus paleospinotalamikus  batang otak
dan thalamus  eferen  efektor

C. Lintasan Sensorik Suhu :

1. Panas : Stimulus 30-48 derajat C  reseptor panas  serabut aferen C 


lamina I, II, III radikus dorsalis  serat termal asenden  traktus sensorik
anterolateral  batang otak dan thalamus dan korteks somatosensorik serebri 
eferen  efektor.

2. Dingin : Stimulus dingin 10-40 derajat C  reseptor dingin  serabut aferen


A-Delta bermyelin dan C tidak bermyelin  lamina I, II, III radikus dorsalis 
saraf termal asenden  traktus sensorik anterolateral  batang otak dan
thalamus dan korteks somatosensorik serebri  eferen  efektor

D. Lintasan Sensorik Tekanan : Stimulus tekanan  badan paccini  serabut


aferen A-Beta bermyelin  medulla spinalis  otak  eferen  efektor.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai