Disusun oleh:
Kelompok :3
LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
PENGESAHAN ASISTEN
ASISTEN 1 ASISTEN 2
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit, atau yang dikenal sebagai membran kulit, menutupi permukaan luar
tubuh dan merupakan organ tubuh yang berat. Pada orang dewasa, kulit meliputi
area yang luasnya sekitar 2 meter persegi atau 22 kaki persegi dan beratnya 4,5–
5 kg (10–11 lb),yaitu sekitar 7% dari total berat badan. Ketebalan kulit berkisar
dari 0,5 mm (0,02 inci) pada kelopak mata hingga 4,0 mm (0,16 inci) pada tumit.
Di sebagian besar tubuh, ketebalannya 1-2 mm (0,04-0,08 inci). Kulit terdiri dari
dua bagian utama, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis terdiri dari epitel
skuamosa berlapis berkeratin. Ini berisi empat jenis utama sel: keratinosit,
melanosit, makrofag intraepidermal, dan epitel taktil. Kedua, bagian kulit yang
lebih dalam, dermis, terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur yang
mengandung kolagen dan serat elastis. Jaringan anyaman serat ini memiliki
kekuatan tarik yang besar.(Tortora dan Derickson, 2014).
B Fungsi Kulit
1. Fungsi Protek
B. Pukulan mekanis
C. Sinar ultraviolet.
2 Fungsi Sensorik
3 Fungsi Penyimpanan
6 Fungsi sintesis
8 Fungsi Penyerapan
Kulit dapat menyerap zat kimia yang larut dalam lemak dan
beberapa obat yang dioles di luar tubuh. (Sembulingam dan
Sembulingam, 2011).
9 Fungsi Sekresi
C Struktur Kulit
1 Epidermis
2 Stratum Spinosum
3 Stratum Granulosum
4 Stratum Lucidum
5 Stratum Corneum
2 Dermis
Dermis merupakan bagian kedua dari atas kulit, terdiri dari jaringan ikat
padat tidak teratur yang mengandung kolagen dan serat elastis. Jaringan
anyaman serat ini memiliki kekuatan tarik yang besar (menolak gaya tarik
atau regangan). Dermis juga memiliki kemampuan untuk meregang dan
mengendur dengan mudah.Dermis jauh lebih tebal daripada epidermis, dan
ketebalan ini bervariasi diantara daerah-daerah lain di tubuh, ketebalan yang
paling tebal di telapak tangan dan telapak kaki. (Tortora dan Derickson,
2014).
a. Stratum Papillaris
Lapisan ini merupakan lapisan paling atas dari dermis
yang terdiri dari vassa darah dan ujung saraf bebas dengan kolagen
yang tipis dan serat kolagen yang halus. Pada lapisan ini terdapat
corpusculum meissner atau corpuscles of touch yang merupakan
ujung saraf yang sensitif terhadap sentuhan.
b. Stratum Reticularis
Lapisan ini mengandung jaringan ikat yang agak padat
yang berisikan serat elastik dan serat kolagen,tetapi pada stratum ini
serat kolagen di regio retikuler tersusun seperti jaring dan memiliki
susunan yang lebih teratur daripada di regio papiler. Diantara serat-
serat tersebutterdapat sel-sel adiposa, folikel rambut, saraf, kelenjar
keringat, dan juga kelenjar minyak.
3 Hipodermis
Dalam dasar dermis, tetapi bukan bagian dari kulit, yaitu lapisan
subkutan . Juga disebut hipodermis, lapisan ini terdiri dari areolar dan
jaringan adiposa. Serat yang memanjang dari dermis menambatkan kulit ke
lapisan subkutan, yang pada gilirannya menempel pada fasia di bawahnya,
jaringan ikat di sekitar otot dan tulang. Dalam beberapa refrensi terdapat
perbedaan tentang hypodermis sebagai bagian kulit atau bukan, tetapi refrensi
yang digunakan disini, menurut Tortora dan Derickson (2014) hypodermis
merupakan subkutan bukan bagian dari kulit.
1 Eksteroseptor
2 Interoseptor
3 Propioseptor
1 Korpuskulum Meissner
4 Paccini
5 Nociceptor
6 Sel Merkel
1 Mekanoreseptor
2 Kemoreseptor
3 Osmoreseptor
4 Thermoreseptor
5 Fotoreseptor
6 Nosiseptor
1. Probandus meletakkan tangan kirinya dengan posisi tangan tengkurap di atas meja dan
kedua matanya ditutup.
2. Penguji membuat gambar bujur sangkar 4cm2 (2cm x 2cm). Bagilah petak bujursangkar
tersebut menjadi 16 bujur sangkar dengan panjang tiap sisinya 0,5 cm.
3. Dengan menggunakan jarum bundel penguji mencari titik-titik yang memberikan kesan
tekanan. Cara mencarinya yaitu dengan menekankan jarum bundel secara ringan, tegak
lurus permukaan kulit, dan dalam waktu singkat pada titik-titik tersebut.
4. Untuk mencari titik yang memberi kesan panas dan dingin (titik padan dan dingin)
penguji harus menggunakan tangkai berkepala kerucut tembaga yang telah direndam dalam
air panas dan air es. Pada saat perangsangan, penguji meletakkan tangkai berkepala kerucut
tembaga secara ringan, tegak lurus permukaan kulit, dengan waktu singkat, seperti pada
pencarian titik tekanan. Setiap ada perangsangan yang menimbulkan kesan panas dan
dingin, probandus mengatakan “ya”. Penguji lalu menandai titik-titik tersebut.
5. Dengan cara yang sama penguji menguji titik-titik sakit. Tekankan jarum bundel secara
ringan, tegak lurus permukaan kulit, dengan waktu singkat. Apabila perangsangan
menimbulkan kesan sakit maka probandus mengatakan “ya”. Penguji lalu menandai titik-
titik tersebut.
6. Setelah pencarian selesai, salin hasilnya pada lembar kerja yang tersedia. Hitunglah
jumlah titik-titik tekanan, panas, dingin, dan sakit. Tulislah kesimpulan yang dapat diambil
dari percobaan ini.
BAB III
PEMBAHASAN
III. 1 Hasil
Umur : 18 tahun
Bangsa : Indonesia
Berat Badan : 57 kg
III. 2 Pembahasan
Praktikum alat indera kulit yang kita lakukan ini bertujuan untuk mengetahui
berbagai macam reseptor yang terdapat pada kulit. Reseptor tersebut adalah reseptor
tekanan, panas, dingin, dan sakit. Kita di praktikum ini menggunakan punggung
tangan karena menurut teori dari Tortora dan Derickson (2014), kulit tebal yang
berada pada telapak tangan, kaki ,dan ujung jari memiliki Stratum Lucidum yang
hanya dimiliki pada kulit tebal. Ini mungkin memberikan kulit tebal tingkat
ketahanan tambahan di area kulit tebal ini, sehingga kulit tipis yang tidak memiliki
Stratum Lucidum memiliki tingkat ketahanannya lebih rendah dari kulit tebal.
Pada praktikum alat indra ini dianjurkan menggunakan tangan kiri sebagai
perantara uji lebih efektif, karena tangan kiri akan lebih sedikit digunakan dalam
aktivitas sehari-hari sehingga tangan kiri akan mengalami perubahan fisiologis yang
cukup sedikit dibandingkan dengan tangan kanan, jadi tangan kiri lebih sensitive
terhadap adanya perubahan dan lebih cepat memicu reseptor-reseptor pada tangan
(Nurdiansyah dan Susilawati, 2018). Pada praktikum ini disarankan pada probandus
memejamkan kedua mata, sehingga probandus merasakan perasaan tenang dan rileks
sehingga hasil yang didapat lebih mendekati realita atau hasilnya kuat. (Safitri dan
Agustin, 2020).
Pada pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa titik tekan yang
berjumlah 9 (56,25%), titik panas yang berjumlah 4 (25%), titik dingin yang
berjumlah 16 (100%), dan titik sakit yang berjumlah 5 (31,25%). Pada uji ini terlihat
ada sesuatu yang aneh yaitu titik sakit atau nyeri lebih sedikit dibandingkan dengan
titik tekan. Menurut teori Tortora dan Derickson (2014), Jumlah titik tekan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan titik sakit, karena disebabkan oleh letak dari badan
paccini yang jauh dari permukaan kulit, yaitu pada lapisan subkutan. Selain itu ,
Tortora dan Derickson (2014) juga mengatakan bahwa reseptor dari sakit atau nyeri
terletak di lapisan epidermis tepatnya di stratum basale yang terletak lebih ke atas
dibandingkan dengan reseptor dari tekanan yaitu badan paccini yang berada di
lapisan hipodermis. Hal ini menyebabkan rangsangan sakit lebih cepat dirasakan oleh
tubuh. Menurut Ghai 2013 rasa sakit direseptori oleh saraf tipe a delta yang bermielin
dan saraf ti c yang tidak bermielin dimana yang bermielin lebih lama kecepatan
hantarnya, pada probandus bisa terjadi terdapat saraf tipe a delta lebih banyak
sehingga kecepatan hantar sehingga menghasilkan respon itu sangat lambat atau
nyeri cepat sehingga titik sakit lebih sedikit dari titik tekan.
Pada pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil pada jumlah dari titik
panas.lebih sedikit dari titik dingin, ini sesuai dengan teori Hall ( 2016). Reseptor
dingin dan hangat terletak tepat di bawah kulit di tempat-tempat terpisah yang
terpisah. Sebagian besar area tubuh memiliki 3 hingga 10 kali lebih banyak titik
dingin daripada titik hangat; jumlah di berbagai area tubuh bervariasi dari 15 hingga
25 titik dingin/cm2 di bibir hingga 3 hingga 5 titik dingin/cm2 di jari hingga kurang
dari 1 titik dingin/cm2 di beberapa area permukaan tubuh yang luas. Reseptor panas
sebagai ujung saraf bebas karena sinyal panas ditransmisikan terutama melalui serat
saraf tipe C yang tidak bermielin dengan kecepatan transmisi hanya 0,4 hingga 2
m/dtk.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Proses pengujian yang dilakukan menggunakan punggung tangan kiri karena punggung
tangan kiri lebih sensitif dan merupakan tangan yang kurang dominan jika dibandingkan
dengan tangan kanan, serta kedua mata probandus ditutup untuk mendapatkan hasil yang
objektif.
2. Titik sakit dari probandus berjumlah 5 (31,25%) dan lebih banyak dari titik tekanan
probandus yang berjumlah 9 (56,25%) karena pada probandus bisa terjadi terdapat saraf
tipe a delta lebih banyak sehingga kecepatan hantar sehingga menghasilkan respon itu
sangat lambat atau nyeri cepat sehingga titik sakit lebih sedikit dari titik tekan.
3. Titik dingin 16 (100%) dan titik panas 4 (25%), titik panas.lebih sedikit dari titik dingin,
ini sudah sesuai dengan teori
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., dan Brooks, H. L., 2012, Ganong Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, 24th ed., McGraw-Hill Lange, New York, hal. 158
Ghai, C.L., 2013, A Textbook of Practical Physiology, 8th ed., Jaypee Brothers Medical
Publisher, New Delhi, hal.228.
Hall, J. E., 2016, Textbook of Medical Physiology, 14th ed., Elsevier, Philadelphia,
hal.622,623,615, 600, 614, 601, 599.
Nurdiansyah, M.F., dan Susilawati, I., 2018, Identifikasi Personal
Berdasarkan Geometri Citra Punggung Tangan Kiri
Menggunakan Metode Learning Vector Quantization, Jurnal
Multimedia & Artificial Intelligence, 2(1): 13-20.
Safitri, W., dan Agustin, W.R., 2020, Terapi Guide Imagery Terhadap Penurunan
Kecemasan Pasien Preoperasi Sectio Caesarea, Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah,
7(1): 31-37
Sembulingam, K., Sembulingan, P., 2011, Essential of Physiology for Dental Student, 1th
ed., Jaypee Brothers Medical Publisher, New Delhi, hal. 244, 248.
Sherwood, L., 2013, Introduction to Human Physiology, 8th ed., Yolanda Cassio,
Silverthorn, D. U., 2016, Human Phisiology An Integrated Approach, 7th ed., Pearson, New
York, hal. 345.
Tortora, G. J., dan Derickson, B., 2014, Principles of Anatomy and Physiology, 14 th ed.,
John Wiley & Sons, Inc., New York, hal. .143,144, 145, 146, 147,148, 156, 550,
551, 549
JAWABAN PERTANYAAN
Stimulus mekanik suhu akut ujung saraf bebas serabut aferen A-Delta
bermyelin thalamus kolumna dorsalis traktus neospinotalmikus
batang otak dan thalamus kolumna dorsalis traktus lemnsicus medialis
eferen efektor.