Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi dan fisiologi merupakan ilmu dasar yang mendasari ilmu-
ilmu kesehatan termasuk ilmu keperawatan. Istilah anatomi berasal dari
bahasa latin yaitu Ana yang berarti menjadi dua sama besar dan Tomo
yang berarti memotong. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang
struktur tubuh dan bagian-bagiannya serta hubungannya antar bagian
tubuh. Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan
proses normal dari tubuh manusia.
Integumen atau kulit menyusun 15% hingga 20% berat badan.
Kulit yang utuh adalah sistem pertahanan primer tubuh. Kulit melindungi
dari invasi orgasme, membantu dalam pengaturan suhu tubuh, mengelola
vitamin, dan memberikan penampilan eksternal kita. Kulit memiliki tiga
lapisan primer (yaitu epidermis, atau lapisan luas; dermis, atau lapisan
dalam; dan hipodermis, atau lapisan subkutan) juga struktur tambahan
epidermis (yaitu kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, folikel
rambut, dan kuku).
Epitel kulit terdiri atas sel-sel yang memberikan barier terus-
menerus antara isi tubuh dan lingkungan luar. Sel epitel juga melapisi
saluran cerna, saluran nafas dan alveoli, tubulus ginjal dan sistem urinaria,
dan duktus-duktus yang mengosongkan isinya ke permukaan kulit (lumen)
sistem pencernaan serta pernafasan. Sel epitel memungkinkan transpor
selektif dari ion-ion, nutrien, dan zat sisa metabolik serta memiliki
permeabilitas terhadap air yang diatur secara parsial. Sel-sel epitel
terhubung satu sama lain melalui tautan erat dan mengekspresikan
berbagai populasi protein transporter pada sisi apikal (umumnya
menghadap lumen) dan sisi basolateral (menghadap darah atau serosa).
Kepentingan fungsional transpor epitel dibahas dalam bab pencernaan dan
ginjal.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari Sistem Integumen?
2. Bagaimana Anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia?
3. Bagaimana Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Mampu menjelaskan pengertian dari Sistem Integumen.
2. Mampu menjelaskan anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia.
3. Mampu menjelaskan Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Sistem Integumen


Sistem Integumen (Kulit) membentuk lapisan terluar pada tubuh.
Integumen terdiri dari kulit dan beberapa derivatif kulit terspesialisasi
tertentu, antara lain rambut, kuku, dan beberapa jenis kelenjar. Kulit
adalah organ terbesar tubuh beratnya ± 4,5 kg dan menutupi area seluas 18
kaki persegi (1,67 m3) pada laki-laki dengan berat badan 75 kg.
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan
selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit
bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. Kulit disebut juga
integumen atau kutis, tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan
epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat
(penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang ternyaman secara
halus, berfungsi merasakan sentuhan atau sebagai alat peraba. Kulit
merupakan organ paling luas sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya
bahan kimia, cahaya matahari, mikroorganisme dan menjaga
keseimbangan tubuh dengan lingkungan. Kulit merupakan indikator untuk
memperoleh kesan umum, dengan melihat perubahan yang terjadi pada
kulit misalnya, pucat, kekuning-kuningan, kemerah-merahan. Suhu kulit
meningkat dengan adanya kelainan pada kulit atau gangguan psikis (mis.,
stress, ketakutan, atau marah) yang menyebabkan perubahan pada kulit.
Perubahan struktur kulit menentukan usia sudah lanjut atau masih muda.
Wanita atau pria dibedakan dengan penampilan kulit. Warna kulit juga
ditentukan oleh ras atau suku bangsa, mislanya kulit hitam Negro, kulit
kuning Mongolia, kulit putih Eropa, dll.
Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai ketebalan yang
snagat bervariasi. Bagian yang snagat tipis terdapat di sekitar mata dan

3
yang paling tebal pada telapak kaki dan telapak tangan yang mempunya
ciri khas (dermatoglipic pattern) yang berbeda pada setiap orang yaitu
nerupa garis lengkung dan berbelok-belok, hal ini berguna untuk
mengidentifikasi seseorang.

B. Anatomi Sistem Integumen


Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta
bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan
lubang-lubang masuk. Kulit yang didalamnya terdapat ujung saraf peraba
mempunyai banyak fungsi, antara lain membantu mengatur suhu dan
mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit
kemampuan ekstretori, sekretori, dan absorpsi. Kulit dibagi menjadi 3
lapisan:
1. Epidermis
Adalah bagian terluar kulit. Epidermis tersusun atas epitelium
berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua
lapis yang jelas tampak, selapis lapisan tanduk dan selapis lapisan
germinalis. Lapisan epidermis tersusun atas tiga lapisan sel yang
membentuk epidermis, yaitu :
1.1 Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel
yang melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit di bawahnya,
dermis. Pembelahan sel yang cepat berlangsung pada lapisan ini,
dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya.
1.2 Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut
demikian karena sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang
menyerupai spina. Spina adalah bagian penghubung intra seluler
yang disebut desmosom.
1.3 Stratum granulosum. Selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan
gtranulosum. Terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel
dengan granula-granula keratohialin yang merupakan prekursor
pembentuk keratin. Keratin adalah protein keras dan resilien, anti

4
air serta melindungi permukaan kulit yang terbuka. Keratin pada
lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang berkadar sulfur
rendah, berlawanan dengan keratin yang ada pada kuku dan
rambut. Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, makan
nukleous sel berdisintergrasi, menyebabkan kematian sel.
1.4 Stratum lusidum adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-
sel gepeng tidak bernukleous yang mati atau hampir mati dengan
ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel.
1.5 Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25
sampai 30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan
semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit. (epidermis tipis
yang melapisi seluruh tubuh, kecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki, tersusun hanya dari lapisan basalis dan korneum).
Permukaan terbuka dari stratum korneum mengalamai
proses pergantian ulang yang konstan atau deskuamasi. Ada
pembaruan yang konstan pada sel yang terdeskuamasi melalui
pembelahan sel di lapisan basalis. Sel tersebut bergerak kemudian
mati.
Dengan demikian, seluruh permuaan tubuh terbuka ditutup
oleh lembaran sel apidermis mati. Keseluruhan lapisan epidermis
akan diganti dari dasar ke atas setiap 15 sampai 30 hari.

Epidermis tidak berisi pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat


menembus epidermis dan mendampingi rambut. Di atas permukaan
epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai dengan papil
dermis di bawahnya, garis-garis ini berbeda-beda. Pada ujung jari
berbentuk ukuran yang jelas, yang pada setiap orang berbeda.
Epidermis juga tersusun dari jaringan epitel skuamosa bertingkat yang
mengalami keratinisasi; jaringan ini tidak emmiliki pembuluh darah
dan sel-selnya sangat rapat.

5
2. Dermis
Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membran
dasar atau lamina. Membran ini tersusun dari 2 lapisan jaringan ikat
yaitu lapisan papilar dan lapisan retikular:
2.1 Lapisan papilar
Adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel
mast, makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh
darah, yang memberi nutrisi pada epidermis di atasnya Papila
dermal serupa jari yang mengandung reseptor sensori taktil dan
pembuluh darah, menonjol ke dalam lapisan epidermis.
Pada telapak tangan dan telapak kaki, papila yang ada
sangat banyak dan tinggi, jumlahnya sekitar 65.000/inchi persegi
(10.400/cm²).
Pola tonjolan dan guratan pada telapak tangan dan telapak
kaki pada setiap orang sangat unik dan mencerminkan pengaturan
papila dermal. Kegunaan guratan tangan adalah untuk
mempermudah penggenggaman melalui peningkat friksi.
2.2 Lapisan retikular
Terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini
tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen dan serat
elastis. Sejalan dengan penambahan usia, deteriorasi normal pada
simpul kolagen dan serat elastik mengakibatkan pengerutan kulit.

Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi


ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris,
yaitu puting peraba, terletak di dalam dermis. Kelenjar keringat yang
berbentuk tabung berbelit-belit dan banyak jumlahnya, terletak di
sebelah dalam dermis, dan salurannya yang keluar melalui dermis dan
epidermis bermula di atas permukaan kulit di dalam lekukan halus
yang disebut pori. Adabeberapa kelenjar keringat yang berubah sifat

6
yang dapat dijumpai di kulit sebelah dalam telinga, yaitu kelenjar
serumen

Kelenjar sebaseus adalah kelenjar kantong di dalam kulit.


Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut.
Kelenjar ini paling banyak terdapat di kepala dan wajah, yaitu sekitar
hidung, mulut, dan telinga, dan sama sekali tak terdapat dalam kulit
telapak tangan maupun kaki. Kelenjar dan salurannya dilapisi sel
epitel. Perubahan di dalam sel ini berakibat sekresi berlemak yang
disebut sebum.

3. Subkutan atau hipodermis (Fasia superfisial)


Lapisan subkutan adalah lapisan khusus jaringan ikat. Kadang
disebut lapisan adiposa karena kandungan lemaknya. Mengikat kulit
secara longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Lapisan
ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam, bergantung pada area
tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan
ujung saraf.
Lapisan ini tidak ada pada beberapa bagian tubuh, seperti kelopak
mata, skrotum, areola dan tibia. Usia, hereditas, dan banyak faktor lain
memengaruhi ketebalan lapisan subkutan. Lemak subkutan umumnya
paling tebal pada punggung dan bokong, memberikan bentuk dan
kontur di atas tulang. Lapisan ini berfungsi sebagai insulasi dari panas
dan dingin yang ekstrim, sebagai bantalan terhadap trauma, dan
sebagai sumber energi dan metabolisme hormon.

4. Struktur Tambahan Epidermis


Rambut, kuku dan kelenjar dianggap sebagai tambahan pada kulit.
Rambut dan kuku adalah sel epidermis yang berubah.

7
4.1 Kuku
Adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan
epidermis ke dalam dermis. Kuku juga bisa disebut kulit yang
telah berubah. Kuku tertanam di dalam palung kuku. Dermisnya
membuat garis-garis lekukan dan bukan papil-papil seperti pada
kulit. Palung kuku mengandung banyak pembuluh darah. Bagian
proksimal kuku terletak dalam lipatan kulit yang merupakan
bagian paling tipis. Kuku adalah lempeng keratin keras berlekuk
yang terletak diatas dasar kuku yang nutrisinya disuplai dari
pembuluh darah.
Badan kuku adalah bagian yang tak tertutupi dan yang
dengan kuat menempel atau terikat dalam palung kuku. badan
kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di kulit. Pertumbuhan
kuku kira-kira 0,5 mm perminggu, lebih cepat di musim panas
daripada di musim dingin.
Kutikel adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup
akar kuku. hiponikium adalah stratum korneum tebal di bagian
ujung lepas kuku.
Bagian putih yang disebut lunula karena bentuknya seperti
setengah bulan merupakan awal kuku tumbuh maju.

4.2 Rambut
Ada pada hampir seluruh bagian tubuh tetapi sebagian
besar berupa rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna.
Rambut tumbuh dari folikel rambut merupakan lekukan jeluk di
dalam epidermis. Folikel rambut dibatasi sel epidermis dan di atas
dasarnya terdapat papil tempat awal rambut tumbuh dalam
keadaan sehat, bila sehelai rambut rontok maka akan diganti
sehelai lain yang tumbuh dari papil yang sama. Akar rambut
berada di dalam folikel.

8
Pada ujung paling dalam, rambut sedikit lebih tebal dan
ujungnya bulat. Bagian pangkal yang bulat ini menjepit sebuah
papil pembuluih darah, dan pertumbuhan rambut berasal dari sel
lunak yang terdapat di daerah ini. Bagian yang keluar dari
permukaan adalah batang rambut. Warna rambut disebabkan
jumlah pigmen di dalam epidermis.
Berhuibungan dengan folikel rambut terdapat otot polos
kecil, yaitu erektor pilorum atau “penegak rambut”, terdapat juga
kelenjar sebaseus yang mengeluarkan sekret yang disebut sebum.
Sebum ini memelihara kulit agar tetap halus dan mengkilapkan
rambut. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat.
Rambut ini tertanam di kulit kepala, alis dan bulu mata, ketika
masa pubertas rambut ini akan menghentikan rambut vellus diarea
ketiak dan pubis.
Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam
folikel dan batang, bagian di atas permukaan kulit. Akar dan
batang rambut tersusun dari tiga lapisan epitelium:
4.2.1 Kutikel adalah lapisan terluar yang tersusun dari sel mati
yang bersisik .
4.2.2 Korteks adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi,
membentuk bagian utama batang rambut. Bagian ini
mengandung jumlah pigmen yang beragam yang
menentukan warna rambut
4.2.3 Medula atau aksis sentral tersusun dari dua sampai 3
lapisan sel. Pertumbahan medula buruk bahkan sering kali
tidak terjadi terutama pada rambut pirang.

4.3 Kelenjar pada kulit


Kelenjar keringat terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan
struktur dan lokasinya:

9
4.3.1 Kelenjar keringat ekrin adalh kelenjar tubular simple dan
berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut.
4.3.2 Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat
terspesialisasi yang besar dan bercabang dengan
penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini ditemukan pada
aksila, areola payudara, dan regia anogenital. Kelenjar
apokrin yang ditemukan di lipatan ketiak dan area
anogenital memiliki duktus yang membuka kebagian atas
folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa
pubertas untuk merespon stress atau kegembiraan dan
mengeluarkan semacam sekresi tidak berbau yang
kemudian akan berbau jika bereaksi dengan bakteri.
4.3.2.1 Kelenjar seruminosa pada saluran telinga
menghasilkan serumen atau getah telinga, dan
kelenjar siliaris moll pada kelopak mata juga
termasuk kelenjar apokrin.
4.3.2.2 Kelenjar mammae adalah kelenjar apokrin
termodifikasi yang mengalami spesialisasi untuk
memproduksi susu.
4.3.3 Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya
dialirkan ke folikel rambut. Kelenjar sebasea, rambut, dan
kelenjar keringat apokrin membentuk unit pilosebasea,
tetapi hanya terbentuk pada rambut diarea genitalia, bibir,
puting susu, dan areola payudara. Kelenjar sebasea adalah
kelenjar holokrin (sel-sel sekretori menghilang selama
sekresi sebum).
4.3.3.1Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan
pecahan-pecahan sel. Zat ini berfungsi sebagai
emoliens atau pelembut kulit dan merupakan suatu
barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memiliki
aktifitas bakterisida.

10
4.3.3.2Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea di
wajah, leher, punggung yang terjadi terutama pada
dekade kedua masa kehidupan. Kelenjar sebasea ini
dapat terinfeksi sehingga menyebabkan furunkel
(bisul).

5. Warna
Perbedaan warna kulit terjadi akibat faktor berikut:
5.1 Melanosit
Terletak pada stratum basalis, mempoduksi pigmen,
melamin, yang bertanggung jawab untuk perawatan kulit dari
coklat sampai hitam.
Pada rentang yang terbatas melanin melindungi kulit dari
sinar ultraviolet yang merusak. Peningkatan produksi melanin
berlangsung jika terpapar sinar matahari
Jumlah melanosit (sekitar 1000/mm2 sampai 2000/mm2)
tidak bervariasi antar ras, tetapi perbedaan genetik dalam besarnya
jumlah produksi melanin dan pemecahan pigmen yang lebih
melebar mengakibatkan perbedaan ras.
Puting susu, areola dan area sirkumanal, skrotum, penis,
dan labia mayora, adalah area tempat terjadinya pigmentasi yang
besar; sedangkan telapak tangan dan telapak kaki mengandung
sedikit pigmen
5.2 Darah
Dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis dapat
terlihat dari permukaan dan menghasilkan pewarnaan merah
muda, ini lebih jelas terlihat pada orang yang kulit putih
(Caucasian)
5.3 Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan
pada stratum korneum, dan dalam sel lemak dermis dan

11
hipodermis, yang menyebabkan beberapa perbedaan pada
pewarnaan kulit.

C. Fisiologi Sistem Integumen


Kulit adalah struktur yang secara morfologi komplek yang
memiliki beberapa fungsi yang penting bagi kehidupan. Kulit berbeda
secara anatomis maupun fisiologis pada berbagai bagian tubuh. Fungsi
integumen adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan.
Kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, penarikkan atau
kehilangan cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen
melanin yang terdapat pada kulit memberikan perlindungan
selanjutnya terhadap sinar ultraviolet matahari.
Sel-sel pada epidermis dan dermis kulit penting dalam fungsi imun.
Kulit sekarang dikenal tidak hanya sebagai barier fisik namun juga
berpartisipasi dalam pertahanan yang dimediasi imun terhadap
berbagai antigen. Sel-sel langerhans tersebar di antara keratinosit yang
utamanya berlokasi pada epidermis; namun juga dapat ditemukan pada
dermis. Sel-sel ini berasal dari sumsum tulang dan berimigrasi pada
epidermis. Sel langerhans berperan dalam respon imun yang dimediasi
sel pada kulit yang kompeten secara imunologis akan menemui respon
yang terkoordinasi dari sel langerhans dan sel T untuk menetralisir
efeknya. Antigen yang memasuki kulit yang sakit dapat menginduksi
dan menimbulkan respon imun. Reaksi ini dapat terlibat dalam
patogenesis dari banyak penyakit kulit inflamatorik.
2. Pengaturan suhu tubuh.
Pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit berfungsi untuk
mempertahankan dan mengatur suhu tubuh. Suhu tubuh
merepresentasikan keseimbangan antara proses produksi dan pelepasan
panas. Kulit, dengan kemampuannya untuk mengubah kecepatan
hilangnya panas, adalah titik utama regulasi suhu tubuh. Kecepatan

12
hilangnya panas bergantung pada suhu permukaan kulit, yang
merupakan fungsi dari aliran darah kulit. Aliran darah kulit bervariasi
dalam respons terhadap perubahan suhu inti tubuh dan perubahan suhu
lingkungan ekstrenal.
3. Homeostasis dan keseimbangan cairan/Ekskresi
Stratum korneum lapisan paling luar dari epidermis memiliki
kemampuan untuk mengabsorpsi air dan mencegah pengeluaran-
pengeluaran air dan elektrolit dari tubuh. Sementara itu kulit juga
sebagai media pengeluaran cairan atau keringat melalui evaporasi atau
insersible water loss (IWL).
4. Metabolisme.
Dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet, proses
sintesis vit.D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tulang, dimulai dari sebuah molekul prekursor (dehidrokolesterol-7)
yang ditemukan dikulit. Dengan adanya cahaya matahari atau sinar
ultraviolet, stresol yang ditemukan pada sel-sel malphigi dikonversi
untuk membentuk cholecalciferol (vitamin D3) di dalam liver menjadi
bentuk aktifnya. Vitamin D3 membantu dalam absorpsi kalsium dan
fosfat dari makanan.
5. Komunikasi.
Kulit merupakan ekspresi wajah dan refeleks vaskular yang
penting dalam komunikasi. Adanya reseptor-reseptor pada kulit yang
mampu mendeteksi berbagai stimulus sehingga kita dapat
membedakan berbagai jenis sensasi. Perubahan wwarna kulit,
perubahan ekspresi wajah memebrikan informasi tertentu. Keadaan,
sedih dapat terlihat dari ekspresi wajah.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit disebut juga integumen
atau kutis, tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang
menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang
menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kulit dibagi menjadi 3 lapisan yaitu Epidermis adalah bagian
terluar kulit, Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya
membran dasar atau lamina, Subkutan adalah lapisan khusus jaringan ikat.
Kadang disebut lapisan adiposa karena kandungan lemaknya.
Struktur tambahan epidermis ada Rambut, kuku dan kelenjar dianggap
sebagai tambahan pada kulit.
Perbedaan warna kulit terjadi akibat faktor yaitu Melanosit, Darah,
Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin.
Fungsi integumen adalah Perlindungan, Pengaturan suhu tubuh,
Homeostasis dan keseimbangan cairan/Ekskresi, Metabolisme,
Komunikasi.

B. Saran
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Sistem
Integumen sehingga masih diperlukan referensi-referensi lain dalam
menyusun makalah maupun pembuatan tugas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Black, M. Joyce&Hawks J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku


2. Elsevier : Singapore.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC : Jakarta.
Tarwoto. dkk. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Trans Info Media : Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai