Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam penyusun.
Diantaranya, sel yang merupakan satu unit dasar dari tubuh manusia
dimana gregasi/penyatuan dari berbagai macam sel yang dipersatukan
satu sama lain oleh sokongan struktur-struktur interselluler membetuk
suatu jaringan. Kemudian kumpulan sel khusus dengan bentuk dan fungsi
yang sama membentuk jaringan. Selanjutnya kumpulan dari beberapa
jaringan yang melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh membentuk
organ. Gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu fungsi
dalam koordinasi tertentu membentuk suatu sistem . Didalam tubuh
manusia terdapat beberapa sistem seperti gerak, sirkulasi, saraf, kelenjar
buntu (endokrin), respirasi, pencernaan, eksresi (ginjal), reproduksi, dan
kulit (integumen).

Integumen berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang


berarti "penutup". Sistem integumen adalah sistem organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia
terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem Integumen merupakan sistem
organ tubuh yang paling luas membungkus permukaan tubuh dan
beratnya 15% dari berat badan. Sistem ini terdiri atas kulit dan
aksesorinya, termasuk rambut, kuku, kelenjar ( keringat dan sebaseous),
dan reseptor saraf khusus ( untuk stimuli perubahan internal atau
lingkungan eksternal).

Sebagai suatu sistem, integumen mempunyai peranan yang


penting bagi tubuh manusia. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih
lanjut tentang sistem ini maka makalah ini akan membahas secara rinci
mengenai sistem integumen.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

1
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui tentang anatomi, fisiologi dan patofisiologi gangguan pada
sistem integumen.

b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui struktur dan fungsi kulit, mekanisme produksi dan keluarnya
keringat, serta terjadinya penuaan.

2
BAB II
Tinjauan Pustaka

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar


menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput
lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang-lubang masuk. Pada
permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. Kulit
merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum
dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya terjadi pucat,
kemerah-merahan,kekuning-kuningan, atau suhu kulit meningkat
memperlihatkan kelainan yang terjadi pada tubuh atau gangguan kulit
karena penyakit tertentu.

A. Struktur dan Fungsi Kulit


a. Struktur kulit
Lapisan epidermis adalah lapisan pertama kulit. Epidermis
tersusun atas beberapa lapisan sel.
Pertama, lapisan tersebut adalah stratum korneum. Lapisan
korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan
digantikan oleh sel-sel baru. Selnya sudah mati, tidak mempunyai inti
sel, inti selnya sudah mati, dan mengandung zat keratin.
Lapisan stratum lusidum selnya pipih, hanya terdapat pada
telapak tangan dan telapak kaki
Lapisan stratum granulosum terdiri dari sel-sel pipih seperti
kumparan. Sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar
dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang
disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin
oleh karena banyaknya butir-butir stratum granulosum.
Selanjutnya, lapisan malpighi mengandung pigmen melanin
yang memberi warna pada kulit. Lapisan ini terdiri atas lapisan
spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum merupakan
lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0.2 mm terdiri dari 5-8
lapisan. Sel-selnya disebut spinosum karena jika kita lihat dibawah
mikroskop sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal/banyak
sudut dan mempunyai tanduk (spina). Sedangkan lapisan

3
germinativum sel-selnya terletak dibagian basal/basis. Lapisan ini
menggantikan sel-sel yang diatasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Didalamnya
terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel
tersebut disusun seperti pagar (palisade). Dibagian bawah sel
tersebut terdapat suatu membran disebut membran basalis. Sel-sel
basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari
epidermis dengan dermis.
Lapisan dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas
dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan disebelah bawah
berbatasan dengan subkutis. Tetapi batas ini tidak jelas hanya kita
ambil sebagai patokan adalah mulainya trerdapat sel lemak.

Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut,


ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat
mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan
pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea.

Dermis terdiri dari dua lapisan. Yaitu bagian atas, pars


papilaris (stratum papilar) dan bagian bawah, retikularis ( stratum
retikularis). Baik pars papilaris (stratum papilar) maupun retikularis
( stratum retikularis) terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun
dari serabut-serabut : serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut
retikulus. Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing
mempunyai tugas yang berbeda.

Lapisan hypodermis terletak di bawah lapisan dermis.


Lapisan ini mengandung banyak lemak dengan berbagai fungsinya.
Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan. Sebagian berperan
dalam melindungi tubuh dari berbagai pengaruh buruk lingkungan
luar seperti benturan, tekanan sinar matahari, kimiawi, dan
mikroorgenisme. Lemak juga akan menjamin suhu tubuh selalu
dalam kondisi normal.

b. Fungsi kulit

4
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi
fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.

1. Fungsi proteksi

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai


yaitu berikut:

- Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan


zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi
dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.

- Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan


kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui kulit.

- Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan


rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi
membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan
dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar
pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.

- Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang


berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen
melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi
genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan
dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka
dapat timbul keganasan.

- Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan
antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas
memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel
Langerhans.

5
2. Fungsi absorpsi

Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid
seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon
dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap
air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4,
dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti
kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan.

Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,


kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat
berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar;
tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui
muara kelenjar.

3. Fungsi ekskresi

Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar


eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:

- Kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut


dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum
dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar
sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan
kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol,
protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan
bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.

- Kelenjar keringat

Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat
keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang
yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat

6
tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain
mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil
pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.

Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan
kelenjar keringat merokrin.

- Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan


pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang
kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada
sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada
di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin.
Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel
rambut lalu ke permukaan luar.

- Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan


dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan
sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari
kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing
dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan
dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.

4. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.


Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di
dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan
Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila
dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier
yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh
badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak
jumlahnya di daerah yang erotik.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

7
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan
keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh.
Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih
sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi)
sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.

6. Fungsi pembentukan vitamin D

Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi


kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D
yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi
kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.

Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum


memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian
vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya


pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

B. Mekanisme Produksi dan Keluarnya Keringat


a. Mekanisme Produksi Keringat
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita
tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini
mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut.
Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh
darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh
kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui
pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang
keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk
menjaga agar suhu tubuh tetap normal.

8
b. Mekanisme Keluarnya Keringat
Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak).
Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja
mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus
mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada
pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf
simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan
menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian
mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.

C. Terjadinya Penuaan
a. Penuaan
Penuaan (aging) merupakan suatu konsekuensi (proses
alamiah) yang tidak dapat dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap
manusia. Tidak seorangpun yang dapat menghentikan proses
penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya
berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa,
secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat berkembang
lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses penuaan.
Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yang tidak
hanya terkait dengan faktor jasmani, tapi juga psikologis dan sosial.
Penuaan itu sendiri adalah suatu proses alamiah kompleks yang
melibatkan setiap molekul, sel dan organ dalam tubuh.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. (Constantindes, 1994).
Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui
beberapa tahapan atau fase, sehingga kita memiliki kesempatan
untuk menghambatnya, salah satunya dengan menjaga pola
makan dan pemakaian krim atau pelembab untuk melindungi kulit
dari sengatan matahari agar kulit tidak cepat kering atau keriput.

Menurut Dr. Maria Sulindro, direktur medis Pasadena anti-


aging, AS, Proses penuaan dapat dibagi menjadi 3 fase :

9
Fase 1

Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi
hormon mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak
memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun bugar terus.

Fase 2

Pada usia 35-45 tahun, produksi hormon sudah menurun


sebanyak 25%. Tubuh pun mulai mengalami penuaan. Pada masa
ini, mata mulai mengalami rabun dekat sehingga perlu
menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai beruban,
stamina tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya,
anda melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa beresiko
terkena kanker.

Fase 3

Terjadi pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi


hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali.
Kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause
sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Pada masa
ini kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi, tubuh
menjadi cepat capek. Berbagai penyakit degeneratif seperti
diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner
mulai menyerang.

b. Efek penuaan pada kulit

Usia yang menginjak 40 tahun akan memberi gambaran


penuaan berupa perubahan-perubahan tertentu pada kulit.
Kebanyakan perubahan tersebut terjadi di lapisan dermis.

- Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan


mengalami penurunan jumlah dalam proses penuaan. Serat kolagen
menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam bentuk yang
tidak beraturan. Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan

10
elastisitasnya, menebal dan robek. Sehingga kulit pada penuaan
akan menghasilkan gambaran celah yang disebut sebagai kerut.

- Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag


menjadi kurang aktif sehingga menurunkan aktifitas imun pada kulit.

- Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil


sehingga produksi sebum akan berkurang menyebabkan kulit
menjadi kering dan lebih rentan terhadap infeksi (karena mantel
asam tidak efektif).

- Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan


rambut berwarna putih (uban) dan pigmentasi yang atipikal.
Sedangkan beberapa melanosit lain akan mengalami pembesaran
dan menghasilkan ruam-ruam pigmen.

- Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang


permeabel.

- Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.

- Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih


lambat, sehingga penyembuhan apabila ada cedera juga menjadi
lama.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan
hipodermis. Epidermis terdiri dari stratum korneum yang kaya akan
keratin, stratum lucidum, stratum granulosum yang kaya akan
keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. Dermis
terdiri dari serabut-serabut penunjang antara lain kolagen dan elastin.
Sedangkan hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
2. Fungsi kulit :
o Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
o Sebagai alat peraba.
o Sebagai pelindung organ dibawahnya.
o Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
o Pengatur suhu tubuh.
o Tempat menimbun lemak.
o Sebagai alat rangsangsan rasa yang datang dari luar yang dibawa
oleh saraf sensorik dan motorik ke otak.

3. Penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya begitu pula dengan jaringan-jaringan
yang berada di kulit.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Syaifuddin. 1995. ANATOMI FISIOLOGI. Jakarta: EGC


2. Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : EGC.
3. Syaifuddin. 2010. Atlas Berwarna Tiga Bahasa ANATOMI TUBUH
MANUSIA.Jakarta : Salemba Medika

4. Anonim . 2011 . Struktur Kulit Beserta Fungsinya. http://www.sentra-


edukasi.com . Diakses pada tanggal 27 Februari 2012

5. Nabiha. 2010. Proses Pembentukan Keringat.


http://nabiha95.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 27 Februari 2012.
6. Tobing, Rod. 2010. Fisiologi kulit. http://sectiocadaveris.wordpress.com/.
Diakses pada tanggal 27 Februari 2012

13
14

Anda mungkin juga menyukai