PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam penyusun.
Diantaranya, sel yang merupakan satu unit dasar dari tubuh manusia
dimana gregasi/penyatuan dari berbagai macam sel yang dipersatukan
satu sama lain oleh sokongan struktur-struktur interselluler membetuk
suatu jaringan. Kemudian kumpulan sel khusus dengan bentuk dan fungsi
yang sama membentuk jaringan. Selanjutnya kumpulan dari beberapa
jaringan yang melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh membentuk
organ. Gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu fungsi
dalam koordinasi tertentu membentuk suatu sistem . Didalam tubuh
manusia terdapat beberapa sistem seperti gerak, sirkulasi, saraf, kelenjar
buntu (endokrin), respirasi, pencernaan, eksresi (ginjal), reproduksi, dan
kulit (integumen).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui tentang anatomi, fisiologi dan patofisiologi gangguan pada
sistem integumen.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui struktur dan fungsi kulit, mekanisme produksi dan keluarnya
keringat, serta terjadinya penuaan.
2
BAB II
Tinjauan Pustaka
3
germinativum sel-selnya terletak dibagian basal/basis. Lapisan ini
menggantikan sel-sel yang diatasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Didalamnya
terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel
tersebut disusun seperti pagar (palisade). Dibagian bawah sel
tersebut terdapat suatu membran disebut membran basalis. Sel-sel
basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari
epidermis dengan dermis.
Lapisan dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas
dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan disebelah bawah
berbatasan dengan subkutis. Tetapi batas ini tidak jelas hanya kita
ambil sebagai patokan adalah mulainya trerdapat sel lemak.
b. Fungsi kulit
4
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga
homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi
fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
- Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan
antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas
memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel
Langerhans.
5
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid
seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon
dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap
air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4,
dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti
kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan.
3. Fungsi ekskresi
- Kelenjar sebasea
- Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat
keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang
yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat
6
tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain
mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil
pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan
kelenjar keringat merokrin.
4. Fungsi persepsi
7
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan
keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh.
Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih
sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi)
sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
8
b. Mekanisme Keluarnya Keringat
Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak).
Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja
mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus
mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada
pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf
simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan
menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian
mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.
C. Terjadinya Penuaan
a. Penuaan
Penuaan (aging) merupakan suatu konsekuensi (proses
alamiah) yang tidak dapat dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap
manusia. Tidak seorangpun yang dapat menghentikan proses
penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya
berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa,
secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat berkembang
lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses penuaan.
Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yang tidak
hanya terkait dengan faktor jasmani, tapi juga psikologis dan sosial.
Penuaan itu sendiri adalah suatu proses alamiah kompleks yang
melibatkan setiap molekul, sel dan organ dalam tubuh.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. (Constantindes, 1994).
Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui
beberapa tahapan atau fase, sehingga kita memiliki kesempatan
untuk menghambatnya, salah satunya dengan menjaga pola
makan dan pemakaian krim atau pelembab untuk melindungi kulit
dari sengatan matahari agar kulit tidak cepat kering atau keriput.
9
Fase 1
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi
hormon mulai berkurang dan mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak
memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun bugar terus.
Fase 2
Fase 3
10
elastisitasnya, menebal dan robek. Sehingga kulit pada penuaan
akan menghasilkan gambaran celah yang disebut sebagai kerut.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan
hipodermis. Epidermis terdiri dari stratum korneum yang kaya akan
keratin, stratum lucidum, stratum granulosum yang kaya akan
keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. Dermis
terdiri dari serabut-serabut penunjang antara lain kolagen dan elastin.
Sedangkan hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
2. Fungsi kulit :
o Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
o Sebagai alat peraba.
o Sebagai pelindung organ dibawahnya.
o Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
o Pengatur suhu tubuh.
o Tempat menimbun lemak.
o Sebagai alat rangsangsan rasa yang datang dari luar yang dibawa
oleh saraf sensorik dan motorik ke otak.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14