id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Xerosis Cutis
a. Anatomi Kulit
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis
(Junqueira dan Carneiro, 2012).
a. Epidermis
400−600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki)
dan 75−150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun
atas lapisan:
4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Fisiologi Kulit
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Fungsi proteksi
- Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara
sebagai berikut: Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi
(gesekan), panas, dan zat kimia.
- Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan
kulit dan dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui kulit.
- Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.
- Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
b. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-
lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen
dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen,
karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik
dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri (Harien, 2010).
Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison,
sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin
di tempat peradangan.
c. Fungsi ekskresi
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Kelenjar sebasea
- Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400
mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar
keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang
yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air
dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul
organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea
(Harien, 2010).
d. Fungsi persepsi
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Xerosis cutis merupakan suatu istilah untuk kulit kering yang sering
terjadi pada tumit kaki, siku, dan jari-jari tangan. Pada tumit kaki dan
8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lengan, xerosis cutis merupakan kondisi kulit kering yaang cukup parah
hingga terjadi pecah-pecah. Xerosis cutis pada tumit kaki pertama kali
ditunjukkan oleh gejala kekeringan dengan permukaan kulit yang
menjadi bersisik, keras, dan rasa tidak nyaman (Draelos, 2010). Gejala-
gejala lainnya yang menunjukkan kondisi xerosis cutis yaitu kulit terasa
gatal, tampak pucat, kusam, dan berwarna keputih-putihan.
d. Etiologi
Xerosis cutis dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor endogen dan
eksogen.
a. Faktor endogen
- Usia
Xerosis cutis dapat merupakan masalah pada semua golongan
usia, namun paling banyak ditemukan pada usia lanjut, diduga
disebabkan oleh menurunnya sekresi sebum bersamaan dengan
menurunnya sekresi kelenjar ekrin dan perubahan morfologi dan
biokimiawi stratum korneum. Kira kira 80% dari populasi yang
berusia diatas 60 tahun menderita kulit kering (Scott, 2008).
Air diabsorbsi oleh NMF dari lingkungan dan dari dalam bagian
kulit yang berperan sebagai plastisitas intraseluler di stratum
korneum untuk mempertahankan fungsi korneosit tetap menjaga
tuggiditas dan mencegah abnormal deskuamasi. Penurunan
kadar NMF dan kadar ion (laktat, potasium, sodium, dan klorin)
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Riwayat Penyakit
Iktiosis vulgaris
Iktiosis merupakan kelainan kulit yang umum diturunkan
melalui keluarga yang ditandai dengan kulit kering,
menebal, kasar, kulit sisik ikan. Iktiosis vulgaris
merupakan jenis iktiosis yang paling sering terjadi dan
relatif ringan. Hal ini disebabkan oleh perubahan
ekspresi profilagrin. Protein filagrin penting dalam
menjaga fungsi barier kulit yang efektif.
Profilagrin, disintesis di lapisan granular epidermis,
merupakan komponen utama keratohyalin. Melalui
berbagai modifikasi setelah proses translasi, profilagrin
dikonversikan ke filagrin, yang menggabungkan antara
filamen keratin di lapisan bawah korneum. Filagrin
berperan penting sebagai senyawa yang mengikat air di
atas stratum korneum.
Dalam iktiosis vulgaris, ekspresi profilagrin tidak ada
atau kurang dalam epidermis, sehingga terjadi penurunan
jumlah senyawa yang mengikat air dan menyebabkan
penurunan kadar air di stratum korneum. Kadar air yang
menurun diabsorbsi oleh NMF sehingga terjadi
penurunan kadar NMF yang menyebabkan tingkat
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Faktor eksogen
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Kelembaban udara
Kelembaban udara yang rendah adalah faktor resiko terjadinya
kondisi kulit kering. Kekeringan ini memicu terganggunya
fungsi barier epidermis. Percobaan pada hewan menunjukkan
bahwa paparan lingkungan yang kering meginduksi peningkatan
produksi seramid, mendukung ekskresi granula lamela, dan
meningkatkan densitas dari lapisan tanduk atau stratum
korneum. Peningkatan TEWL dikoreksi secara cepat ketika
seseorang berpindah dari daerah lembab ke daerah kering, dan
menyebabkan perubahan peningkatan sintesis lipid di stratum
korneum. Paparan terhadap kondisi kelembaban rendah
menginduksi DNA epidermis dan interleukin. Secara
keseluruhan hal ini mempengaruhi hidrasi kulit (Moon, 2008).
- Radikal Bebas
12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
f. Diagnosis
a. Pemeriksaan kelembaban kulit
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sinar matahari
15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Skin cancer : penyakit pada kulit berupa perubahan sifat sel kulit
menjadi sel kanker, contoh : karsinoma basal sel, karsinoma
skuamosa, melanoma maligna.
16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Kurang dari 1 tahun: penurunan fungsi barier kulit sehingga tidak dapat
mempertahankan kelembaban kulit. Kulit tampak tidak elastis, tampak
kering, dan sedikit kasar.
b. 1 sampai 3 tahun: penurunan fungsi barier kulit sehingga tidak dapat
mempertahankan kelembaban kulit, kulit tampak tidak elastis, tampak
kering, kasar dan berskuama halus.
c. 3 sampai 5 tahun: elastisitas dan kepadatan kulit berkurang pada lapisan
dermal, kulit tampak sangat tidak elastis, tampak kering, kasar dan
tampak jelas berskuama, tampak fisura dangkal
d. Lebih dari 5 tahun: pada lapisan subdermal sel-sel yang menyimpan
lipid menjadi lebih kecil jumlahnya, kulit kasar, tampak jelas berskuama
dan bersisik tebal, tampak fisura dalam.
17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Petani
19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Paparan Sinar Matahari
Keratinosit
Asam trans-uremic
Asam trans-uremic + O2
ROS TNF-α
Proliferasi Sintesis
Peroksida Keratinosit Seramid
Peroksida + Fe
TEWL
Perubahan Ekspresi
Protein Profilagrin
Hidrasi Kulit
Jumlah filagrin
Usia
Radikal Bebas
Keterangan :
Riwayat Penyakit
= tidak diteliti
Kelembaban Udara
= diteliti
20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis
Ada hubungan antara paparan sinar matahari terhadap kejadian xerosis
cutis pada petani.
21