Anda di halaman 1dari 9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat observasional

analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

satu kali, tentunya tidak semua subyek harus diperiksa pada hari atau waktu

yang sama melainkan disesuaikan dengan keadaan pada saat observasi

sehingga tidak memerlukan follow-up atau tindak lanjut (Sastroasmoro dan

Ismael, 2012).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngrampal Sragen pada

September - Oktober 2015.

C. Subyek Penelitian

1. Populasi

a. Populasi target

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah semua wanita baik

penderita melasma maupun tidak melasma.

b. Populasi terjangkau

Semua wanita yang bekerja di Puskesmas Ngrampal Sragen.

commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

2. Sampel

Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang berdasarkan pada

pertimbangan subyektif dan praktis dari peneliti untuk mendapatkan

informasi yang memadai dan sesuai keinginan peneliti (Sastroasmoro dan

Ismael, 2012). Sampel penelitian adalah semua wanita yang bekerja di

Puskesmas Ngrampal Sragen, yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

sebagai subyek penelitian.

a. Kriteria inklusi

1) Bersedia menandatangani informed consent.

2) Wanita yang bekerja di Puskesmas Ngrampal Sragen.

3) Berusia 20-62 tahun.

4) Wanita yang memakai tabir surya minimal 1 tahun (atau minimal

1 tahun sebelum melasma) atau tidak memakai tabir surya.

b. Kriteria eksklusi

1) Wanita sedang hamil.

2) Wanita sedang memakai kontrasepsi hormonal minimal 1 bulan.

3. Besar sampel

Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus besar

sampel untuk data nominal. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Rumus: n= (Zα)2pq

d2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

Keterangan:

p = proporsi/prevalensi penyakit sebelumnya (dari pustaka), p = 8,99%

q = (1-p)

d = tingkat ketetapan yang dikehendaki (ditetapkan), d = 0,1

Zα= tingkat kemaknaan (ditetapkan), Zα = 1,96

n = jumlah subyek

maka, dari rumus didapatkan:

n = (1,96)2(0,0899)(0,9101)

(0,1)2

n = 31,4 ≈ 32

Jadi, penelitian membutuhkan total sampel minimal 32 subyek.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

D. Rancangan penelitian

Populasi target
Semua wanita penderita melasma dan bukan melasma.

Populasi terjangkau
Semua wanita yang bekerja di Puskesmas Ngrampal Sragen

Purposive Sampling

Kriteria Eksklusi Kriteria Inklusi

Data Penelitian

Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik*
Melasma Bukan Melasma

Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat


Pemakaian Pemakaian Pemakaian Pemakaian
Tabir Surya Tabir Surya Tabir Surya Tabir Surya
(+) (-) (+) (-)

Uji Statistik dengan Chi-Square

Hasil dan Simpulan

Keterangan: (*) = Pemeriksaan fisik dengan gambar klinis oleh dokter


spesialis kulit dan kelamin.

commit to user
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

E. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah riwayat pemakaian tabir surya.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah melasma.

3. Variabel Luar

a. Terkendali: usia dan jenis kelamin wanita.

b. Tidak terkendali: genetik, ras, pengaruh hormonal, kosmetik, dan

obat-obatan.

F. Definisi operasional variabel

1. Variabel bebas

Variabel bebas penelitian ini adalah riwayat pemakaian tabir surya.

Tabir surya yang dimaksud adalah bahan yang digunakan untuk

melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet dengan cara memantulkan,

menyerap, dan menghamburkan sinar (BPOM RI, 2011). Pengukuran

dilakukan menggunakan data primer yaitu kuesioner. Skala pengukuran

yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala kategorik nominal dengan

dua pembagian, yaitu “Pakai” untuk ada riwayat pemakaian tabir surya

dengan lama minimal 1 tahun sebelum melasma atau ada riwayat

pemakaian tabir surya dengan lama minimal 1 tahun dan “Tidak Pakai”

untuk tidak ada riwayat pemakaian tabir surya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

2. Variabel terikat

Variabel terikat penelitian ini adalah melasma. Melasma yang

dimaksud adalah kelainan pigmentasi pada kulit yang ditandai dengan

timbulnya bercak cokelat terang sampai cokelat tua pada daerah yang

sering terpajan sinar matahari berlebih bersifat simetris dan tidak merata,

seperti pada wajah dan leher, kadang di lengan, dapat juga di daerah lain

(Soepardiman, 2015). Pengukuran dilakukan dengan data primer dan

pengambilan foto pada wajah responden sebagai sarana diagnosis oleh

dokter spesialis kulit dan kelamin. Skala pengukuran yang dipakai adalah

skala kategorik nominal dengan dua pembagian, yaitu “Ya” untuk ada

melasma dan “Tidak” untuk bukan melasma.

G. Alat dan Bahan penelitian

Alat penelitian yang digunakan sebagai berikut : (1) informed consent;

(2) kuesioner; dan (3) kamera Canon EOS1000D. Penelitian ini menggunakan

data primer dan pengambilan gambar pada wajah responden. Pengambilan data

primer diperoleh dengan cara anamnesis dan membagikan kuesioner yang diisi

oleh responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

H. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

1. Peneliti menjelaskan secara garis besar tujuan penelitian kepada

responden.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

2. Peneliti menjelaskan dan meminta kepada responden untuk mengisi

lembar informed consent dan identitas diri.

3. Responden mengisi kuesioner yang diberikan dengan dipandu oleh

peneliti, kemudian responden difoto pada bagian wajah sebagai alat

konsultasi kepada dokter spesialis kulit dan kelamin.

4. Peneliti melakukan pemilahan data yang telah didapatkan dengan

menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi pada hasil pengisian kuesioner.

5. Peneliti melakukan konsultasi gambar klinis kepada dokter spesialis kulit

dan kelamin untuk keperluan diagnosis penyakit melasma atau bukan

melasma.

6. Peneliti melakukan pengolahan dan analisis data yang diperoleh

menggunakan teknik analisis yang telah dipilih.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan uji statistik yang diolah dengan bantuan

perangkat lunak SPSS versi 21 for Windows. Uji statistik yang digunakan

adalah uji Chi Square karena baik variabel bebas maupun variabel terikat

berbentuk kategorik nominal. Kemudian, apabila tidak memenuhi syarat

dilakukan uji Chi Square, maka uji statistik dilakukan dengan uji mutlak Fisher

atau uji Kolmogorov-Smirnov. Penarikan simpulan uji hipotesis menggunakan

nilai probabilitas (p). Nilai p adalah besarnya kemungkinan hasil yang

diperoleh karena faktor peluang, apabila hipotesis nol (H0) benar.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

Interpretasi hasil uji hipotesis apabila p < 0,05:

p < 0,05 berarti H0 ditolak, hipotesis alternatif (Ha) diterima.

p > 0,05 berarti H0 diterima, hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

H0 adalah hipotesis yang menunjukkan tidak ada hubungan antara

variabel riwayat pemakaian tabir surya dengan kejadian melasma, sedangkan

Ha adalah hipotesis yang menunjukkan ada hubungan antara variabel riwayat

pemakaian tabir surya dengan kejadian melasma (Dahlan, 2011).

Pada studi cross-sectional estimasi risiko relatif dinyatakan dengan

Rasio Prevalensi (RP), yaitu perbandingan antara jumlah subyek dengan

penyakit pada satu saat dengan seluruh subyek yang ada. Rasio Prevalensi

dengan interval kepercayaan 95% digunakan untuk mengetahui besar/kekuatan

hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas pada penelitian dengan

pendekatan cross-sectional.

Tabel 3.1. Perhitungan rasio prevalensi.

Bukan
Melasma Total
melasma
Pakai tabir
(a) (b) (a+b)
surya
Tidak pakai
(c) (d) (c+d)
tabir surya
Total (a+c) (b+d) (a+b+c+d)

Rumus RP = a/(a+b)
c/(c+d)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

Untuk membaca hubungan antarvariabel pada rasio prevalensi adalah

sebagai berikut :

1. Bila nilai RP = 1, berarti riwayat pemakaian tabir surya tidak

berpengaruh pada terjadinya melasma.

2. Bila nilai RP > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka

1, berarti variabel riwayat pemakaian tabir surya merupakan faktor risiko

terjadinya melasma.

3. Bila nilai RP < 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka

1, berarti variabel riwayat pemakaian tabir surya merupakan faktor

proteksi terhadap melasma (Sastroasmoro dan Ismael, 2012).

commit to user

Anda mungkin juga menyukai

  • SGD 17
    SGD 17
    Dokumen2 halaman
    SGD 17
    oktaviani nufus
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    oktaviani nufus
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    oktaviani nufus
    Belum ada peringkat
  • Noniek Rahmawati G0008140
    Noniek Rahmawati G0008140
    Dokumen49 halaman
    Noniek Rahmawati G0008140
    oktaviani nufus
    Belum ada peringkat
  • Infanticide
    Infanticide
    Dokumen24 halaman
    Infanticide
    oktaviani nufus
    Belum ada peringkat
  • Bipolar Disorder
    Bipolar Disorder
    Dokumen14 halaman
    Bipolar Disorder
    oktaviani nufus
    Belum ada peringkat