Anda di halaman 1dari 24

INFANTICIDE

disusun oleh :
Afif fauzi Adhyaksa (22010119220085)
Farafita amuli (H3A019054)
DEFINISI
Infanticide adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang
ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama
setelah dilahirkan karena takut ketahuan bahwa dirinya
melahirkan anak.

Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan Kedua, 1997.
D dasar hukum infaticide

● Pasal 341 KUHP : Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahu

● Pasal 342 KUHP : Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena akan
ketahuan bahwa dirinya akan melahirkan anak, pada saat anak akan dilahirkan atau tidak
lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.

● Pasal 343 KUHP : Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi
orang lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan
rencana

Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan Kedua, 1997.
KRITIRIA INFATICIDE
• Pelaku harus ibu kandung
• Korban harus bayi anak kandung sendiri
• Pembunuhan harus dilakukan pada saat dilahirkan
atau tidak lama kemudian
• Motif pembunuhan karena takut ketahuan telah
melahirkan anak dan tidak ingin menanggung malu

Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan Kedua, 1997.
Pemeriksaan terhadap
korban
1. Viabilitas
2. Lahir hidup atau mati
3. Dirawat atau tidak
4. Sebab kematian

Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan Kedua, 1997.
1. Viabilitas

Viabilitas adalah kemampuan bayi


untuk hidup di luar kandungan tanpa
alat bantu

Syarat viable:
1. Umur kandungan > 28 minggu
2. Tidak cacat berat, seperti
anencephalus, ToF, atau asfiksia
berat

Tidak
Terukur
Terukur Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
Tanda Terukur

usia Panjang badan Berat badan Lingkar kepala

Usia > 28 Panjang badan > Berat badan > Lingkar kepala
minggu 35 cm 2.500 gram > 32 cm

Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
Tanda Tidak Terukur
Alis, bulu mata, bulu badan
telah tumbuh
Pertumbuhan gigi sudah
Daun telinga
sampai tingkat kalsifiksai
Puting susu

Kuku telah melewati ujung jari

Genetalia Externa, Jenis kelamin bisa dibedakan


• Descencus testiculorum
• Labia mayora menutupi labia minora

Garis telapak kaki

Inti penulangan :
• Distal femur, prox. tibia, cuboideum,
cuneiforme = 36 mgg
• Talus, calcaneus = 28 mgg Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
Rumus De Haas UMUR HAASE
1 1X1=1 5 bln pertama
2 2X2=4 di kuadrat kan
3 3X3=9 5 bln berikutnya
4 4X4=16 di kali 5
5 5X5=25
6 6X5=30
7 7X5=35
Panjang kepala - tumit 8 8X5=40
9 9X5=45
10Budiyanto,10X5=50
Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan Kedua, 1997.
2. Lahir hidup atau mati
Penilaian lahir hidup atau mati dilihat
dari:

1. Tanda pada pernafasan


2. Tanda pada saluran pencernaan
3. Tali Pusat dan Plasenta
4. Pemeriksaan sistem kardiovaskular
dan perubahan sirkulasi darah

Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
Tanda pada Pernapsan
Lahir hidup Lahir mati
a. Dada mengembang a. Dada tidak mengembang
b. Tulang iga mendatar b. Tulang iga melengkung
c. Sela iga melebar c. Sela iga sempit
d. Puncak diafragma sela iga 5/6 d. Puncak diafragma sela iga
e. Paru : 3/4
- Memenuhi rongga dada & mmenutupi e. Paru :
sebagian kandung jantung - Kolaps
- Tepi tumpul - Tepi tajam
- Gambaran mozaik warna mottled pink - Perabaan kenyal
- Perabaan lembut ~ BUSA - Test apung paru (-)
- Test apung paru (+) - Mikroskopis : ditemukan
- Mikroskopis : edema, alveoli mengembang, mekonium dan sel
diselaputi mb. Hialin squamous di alveolus

Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan Kedua, 1997.
Tanda pada Pernapsan

Test tanda pernapasan secara makroskopis

1. Uji apung paru (Docimacia Pulmonum Hydrostatica)


2. Uji lambung usus (Breslau Test)
3. Uji telinga tengah (wreden – wrenth)

Pemeriksaan paru mikroskopis

 Dengan pewarnaan HE, Gomori atauLadewig

Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan Kedua, 1997.
Tanda pada Pencernaan

1. Rontgen udara dalam saluran pencernaan


- Duodenum  6-12 jam
- Usus besar  12-24 jam
2. Mekoneum  bernafas hilang stl 2 hari
3. Ikterus  timbul hari 4-10
Makanan /susu pada lambung
Bakteri didalam usus

Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
Tali Pusat dan Plasenta

Hari 2 : pengerinagn,pelisutan
Hari 4 : garis pemisah berwarna mearh (Red Line of Separation)
Hari 6 : pemisahan / puput
Hari 9-12 : Epitelisasi

Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
Pemeriksaan sistem kardiovaskular dan perubahan
sirkulasi darah

Lahir hidup:
 Eritrosit berinti akan hilang dalam 24 jam pertama
 obliterasi a,v umbilikalis (3-4 hari)
 obliterasi duktus venosus (3-4 minggu)
 foramen ovale tertutup (3-4 minggu)
 Duktus arteriosus tertutup (3-4 minggu)

Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
Lahir mati

Maserasi
proses pembusukan intrauterina
 8-10 hari kematian in- utero

Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran


Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan Kedua, 1997.
3. Dirawat atau Tidak

1. Tali Pusat

Bayi dirawat

Bayi tidak
dirawat
Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan
Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
2. Verniks kaseosa
Bayi dirawat  dibersihkan.
Bayi tidak dirawat  tidak dibersihkan,
daerah lipatan kulit (+)
3. Pakaian
Bayi dirawat pakaian (+)

Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
4. Sebab Kematian

1. Trauma kepala

• Kaput suksadaneum. Trauma lahir atau pemukulan kepala ?


• Sefal hematom
• Fraktur tulang tengkorak
• Perdarahan intracranial.
• Perdarahan Subaraknoid Diketahui dengan otopsi kepala
Tekhnik : “Open window”
• Perdarahan epidural

Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
2. Kecelakaan
Contoh Wanita hamil defekasi di sungai  mengejan  bayi tercemplung

3. Penyakit
4. Pembunuhan, >> Asfiksia :

● Penutupan lubang saluran napas


pembekapan, penyumbatan
● Penekanan ddg saluran napas
penjeratan, pencekikan, gantung
● Penekanan dinding dada
trauma
● Saluran napas terisi air
 ditenggelamkan
Pembekapan dengan ditelungkupkan di kasur

Penjeratan
Pemeriksaan terhadap tersangka

Bekas-bekas Bekas-bekas
persalinan Hubungan gen
kehamilan
• Striae gravidarum
• Dinding perut
• Robekan perineum Ada hubungan GEN
kendor
• Rahim teraba di atas • Cairan Lochea (+) antara tersangka dan
simfisis korban/bayi
• Payudara besar &
kencang

Dahlam, Sofyan. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan


Penegak Hukum. Badan Penerbit Universita Diponegoro Semarang.
Cetakan VI : 2008
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai