Anda di halaman 1dari 15

LANDASAN TEORI

FARINGITIS

A. Definisi
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin (Rusmarjono dan
Efiaty Arsyad Soepardi, 2007).
Faringitis adalah radang pada faring yang biasanya disebabkan oleh
virus dan bakteri (Ngastiyah, 2005).
Penyakit faringitis lazimnya banyak menyerang anak-anak,
insidennya naik sampai puncaknya pada 4-7 tahun dan akan berlanjut
sampai akhir masa kanak – kanak dan kehidupan dewasa tenggorok
(ternasuk tonsil) adalah sisi anatomis yang terpenting dari faringitis.
B. Klasifikasi
Secara umum faringitis dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Faringitis akut
Faringitis akut adalah radang yang disebabkan oleh virus dan
bakteri steptokokus A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil
yang berwarna merah, malaise, nyeri tenggorok, demam dan batuk.
Faringitis akut masih baru dan belum berlangsung lama.
Faktor Predisposisi :
- Rinitis Kronis
- Sinusitis
- Iritasi Kronik pada perokok dan peminum alcohol
- Inhalasi uap pada pekerja Lab
- Orang yang sering bernafas dengan mulut
2. Faringitis kronis
Faringitis kronis adalah radang tenggorok yang sudah berlangsung
lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, tetapi terasa ada
sesuatu yang mengganjal ditenggorok. Penyakit ini umumnya
terjadi pada orang dewasa yang tinggal dikawasan berdebu, sering
menggunakan suara berlebihan, batuk kronik, perokok dan
peminum alkohol.
( sumber : Adams, 1997 : 328 : Iskandar, dkk, 1993 :170 )
C. Etiologi
Faringitis disebabkan oleh virus :
1. Common Cold
2. Flu
3. Adenovirus
4. Mononukleosis atau HIV
5. Enterovirus
Sedangkan Faringitis disebabkan oleh bakteri, yaitu :
1. Streptokokus grup A
2. Mikroplama
3. Arcano bacterium hemolytieum
4. Gonokokus
( Sumber : Behrman, 1999 : 1458 )
D. Patofisiologi
Organisme yang menghasilkan eksudat saja yang menyebakan
edema dan bahkan ulserasi dapat mengakibatkan faringitis. Pada
stadium awal, terdapat hiperemia, kemudian edema dan sekresi yang
mengikat. Dengan hiperemia pembuluh darah dinding faring menjadi
melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna putih, kuning, abu-abu
terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid, hal ini ditandai dengan
dinding faring posterior menjadi meradang dan membengkak. ( Adams,
G. L, 1997 : 328 )
E. Manifestasi Klinis
1. Gatal pada tenggorok
2. Sakit kepala
3. Demam
4. Nyeri
5. Disfagia
6. Suara parau
7. Batuk
8. Edema faring
( sumber : Adams, G. L, 1997 : 328 )
Berdasarkan besar kecilnya anak, manifestasi klinis faringitis dapat
dibagi 2, yaitu :
a. Anak < 5 tahun
- Demam
- Malaise
- Sakit tenggorokan sedang
- Pusing
- Hiperemia ringan
- Anoreksia
b. Anak > 5 tahun
- Demam (40º)
- Pusing
- Anoreksia
- Disfagia
- Nyeri abdomen
- Muntah
- Faring edema
( sumber : Wong, D, 2003 : 458 )
F. Komplikasi
1. Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat
berupa sinusitis maksilaris / prontalis, disebabkan oleh komplikasi
peradangan jalan nafas bagian atas.
2. Demam Reumatik
Infeksi streptoceal yang awal ditandai luka dan pada tenggorok
akan menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut
pada katup katup jangtung.
3. Glomerulus Akut
Infeksi streptokokus difaring masuk ke peredaran darah dan
dapat masuk ke ginjal dan akhirnya merusak glomerulus.
4. Abses Peritonsiler
Sumber infeksi dari faringitis akut yang mengalami supurasi dan
menembus tonsil.
5. Otitis Media Purulenta Bakterialis
Bakteri dapat masuk melalui tube eustacius akibat sekresi dalam
nasofaring.
6. Meningitis
Infeksi yang dapat masuk ke peredaran darah, kemudian ke
meningen dapat menyebabkan meningitis, akan tetapi komplikasi ini
jarang terjadi.
G. Pemeriksaan Diagnostic
1. Pada pemeriksaan dengan spatel lidah, tampak tonsil membengkak,
hiperemis terdapat detritus. Kelenjar submandibula membengkak,
dan nyeri tekan pada anak.
2. Pemeriksaan biopsy, jaringan dapat diperoleh dari saluran disekitar
faring dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut
diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya virus atau
bakteri.
3. Pemeriksaan sputum, pemeriksaan ini baik secara makroskopik,
mikroskopik atau bakterilogik penting dalam diagnostic etiologi
penyakit, warna, bau, dan darah adalah petunjuk penting.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisa Sel Darah Putih ( SDP )
Peningkatan sel darah putih merupakan petunjuk adanya infeksi.
Nilai normal
Tipe Dewasa Anak
SDP % u| (sama dengan dewasa kecuali)
Neutrofil 50 -70 2500 - 7000 BBL : 61%, 1 th : 32%
Eosonofi 1–3 100 - 300
l 0,4 – 1,0 40 – 100
Basofil 4–6 200 – 600 1 – 12 th : 4% - 9%
Monosit 26 - 35 1700 - 3500
Limfosit

b. Analisa Gas Darah


Untuk mengetahui fungsi pernafasan secara adekuat, perlu juga
mempelajari hal hal diluar paru seperti distribusi gas yang diankut
dalam sistem sirkulasi.
Tabel pengukuran AGD
No Pengukuran Simbol Nilai Normal
1. Tekanan karbon dioksida PaCO2 35-45 mmHg
2. Tekanan O2 PaO2 80-100 mmHg
3. Persentase kejenuhan SaO2 97
4. Oksigen pH 7,3 - 7,45
5. Konsentrasi ion hydrogen bikarbonat HCO3 22-26 meq/L

H. Penatalaksanaan
1. Antibiotik golongan penicillin atau sulfanomida
a. Faringitis streptokokus diobati peroral dengan penisilin ( 125-250
mg penisilin V 3x sehari selama 10 hari )
2. Tirah baring
3. Pemberian cairan adekuat
4. Diit ringan
5. Obat kumur hangat ( Adams, 1997 : 330 )
Berkumur dengan 3 gelas air hangat, gelas pertama berupa air
hangat shingga penderita dapat menahan cairan dengan rasa enak.
Obatnya yaitu :
a. Cairan saline isotonic (setengah sendok teh garam dalam 8 ons air
hangat)
b. Bubuk sodium perbonat ( 1 sendok teh bubuk dalam 8 ons air
hangat )
6. Pendidikan Kesehatan
a. Instuksikan pasien agar menghindari kontak langsung dengan
orang lain sampai sembuh.
b. Anjurkan pasien banyak minum.
DAFTAR PUSTAKA

Adams, George L. 1997. Buku Ajar Penyakit THT, ed. 6. Jakarta : EGC.

Behrman, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol. 2 ed. 15. Jakarta :
EGC

NANDA. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 :


definisi dan klasifikasi. Jakarta : EGC

Iskandar, Nurbaitu, dkk. 1993. Buku Ajar Ilmu THT, ed. 2. Jakarta : Balai
penerbit FKUI.

Kamusaskep.blogspot.com
ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK G USIA 7 TAHUN 2 BULAN DENGAN FARINGITIS

DI POLIKLINIK ANAK RUMAH SAKIT BANJARBARU

Pengkajian

Hari/tanggal : jum’at, 7 Agustus 2015

Jam : 08 : 40 WITA

No. RMK : 09 73 33

I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas anak
Nama : An. G
Umur : 7 tahun 2 bulan
Pendidikan : SD
Jenis kelamin: Laki – laki
Agama : Katolik
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Jalan kartika. No 56

B. Identitas Orang Tua


Istri Suami
Nama : Ny. J Tn. H
Umur : 35 tahun 47 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
Agama : Katolik Katolik
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : Ibu rumah tangga PNS
Alamat : Jalan kartika. No 56 Jalan kartika. No 56

C. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya pusing, mual dan muntah, demam dan
nyeri saat menelan saat 2 hari.
D. Kedudukan anak dalam keluarga
Anak kedua dari 2 bersaudara dan merupakan anak kandung.
E. Riwayat penyakit
1. Sekarang
Anak mengalami pusing, mual, dan muntah, demam serta
nyeri saat menelan.
2. Dahulu
Ibu mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan ataupun melular.
3. Keluarga
Ibu mengatakan keluarga ibu tidak ada mempunyai riwayat
penyaklit dan keturunan menular.
F. Riwayat antenatal
1. Ibu mengatakan rajin kontrol di bidan praktek mandiri.
2. Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT lengkap.
3. Ibu mengatakan tidak mengalami kelainan selama hamil.
G. Riwayat natal dan neonatal
Anak lahir sepontan, di tolong oleh bidan di BPM, dengan
kehamilan aterin, berat bayi lahir 3200 gram dan panjang badan
49 cm.
H. Riwayat tumbuh kembang
1. Usia 0 bulan : anak hanya bias menangis dan
menyusu.
2. Usia 2 bulan : anak sudah mulai bisa bersuara.
3. Usia 3-4 bulan : anak sudah mulai bisa posisi miring.
4. Usia 5 bulan : anak sudah mulai bisa tengkurap.
5. Usia 6 bulan : anak sudah mulai bisa duduk dengan di
jaga.
6. Usia 7-8 bulan : anak sudah mulai bisa merangkak.
7. Usia 9 bulan : anak sudah mulai bisa berdiri.
8. Umur 10 bulan : anak sudah mulai bisa berjalan tanpa
pegangan
9. Umur 11-12 bulan : anak sudah tumbuh gigi semakin
banyak.
10. Umur 13 bulan : anak sudah bisa berjalan tanpa
Pegangan.
11. Umur 14-15 bulan ; anak sudah bisa berbicara.
I. Riwayat imunisasi
1. BCG :I
2. DPT : I, II, III
3. Hepatitis : I, II, III
4. Polio : I, II, III, IV
5. Campak :I

J. Data biologis
1. Pola nutrisi
Sebelum sakit
Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, susu
Porsi makanan : 1 piring nasi, ¼ piring sayur,
1-2 potong ikan, 1 gelas susu
Frekuensi : 3x sehari
Pantangan : Tidak ada
Sesudah sakit
Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan,
Porsi makanan : ½ piring nasi, sedikit sayur,
1 potong ikan
Frekuensi : 3x sehari
Pantangan : Gorengan, minuman dingin.

2. Pola istirahat dan tidur


Sebelum sakit
Tidur siang : Tidak ada
Tidur malam : 9-10 jam
Masalah : Tidak ada
Sesudah sakit
Tidur siang : 3 jam
Tidur malam : 9 jam
Masalah : Tidak ada

3. Pola eliminasi
a. BAB
Frekuensi : 1x sehari
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
Maslah : Tidak ada
b. BAK
Frekuensi : 8-9 x sehari
Bau : Amoniak
Warna : Kuning Jernih
Maslah : Tidak ada

4. Personal Hygin
Frekuensi mandi : 2x sehari
Frekuensi ganti pakaian : 3x sehari
Masalah : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : Lemas
2. Kesadaran : Lompos Mentis
3. Tanda Vital
Suhu : 37,3ºC
Nadi : 105 x / Menit
Pernapasan : 2 x / Menit
B. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Kepala : Rambut terlihat bersih, kulit kepala tidak
berketombe, tidak terlihat benjolan
Mata : sklera tidak iktenk, mata terlihat simetris,
konjungtiva pucat.
Muka : Muka tampak pucat, dan tidak ada benjolan
abnormal
Hidung : Terlihat bersih, tidak ada pembesaran polip.
Mulut : Bibir kering, lidah bersih, tidak ada sariawan
dan tidak ada caries gigi, dan terlihat
tongsilnya mengalami peradangan.
Telinga : Terlihat simetris, bersih dan tidak ada sekret.
Leher : Tidak terlihat benjolan abnormal, sperti
pembesaran vena jugularis, kelenjer limfe
dan kelenjer tiroid.
Dada : Terlihat simetris dan tidak ada retraksi diding
dada.
Ekstremitas :
Atas : Jari tangan lengkap, tidak ada sianosis.
Bawah : Jari kaki lengkap, tidak ada sianosis.
Abdomen : Tidak terlihat luka bekas operasi (usus buntu).

2. Palpasi
Muka : Tidak teraba edema dan benjolan abnormal.
Leher : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada
pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe,
dan kelenjar tiroid.
Adomen : Tidak ada nyeri tekan.
3. Auskultasi
Dada : Bunyi jantung terdengar 105 x / menit, bunyi
jantung leguler tidak terdengar bunyi
wheezing pada paru.
Abdomen : Bunyi bising usus 12 x / menit.
4. Perkusi
Tidak di lakukan
C. Pemeriksaan penunjang
Tidak di lakukan

III. DIAGNOSA MEDIS


Faringitis

IV. PLANNING

NO JAM CATATAN RASIONALISASI


1. Jum’at S : ibu mengatakan anaknya
7/8/2015 mengalami pusing, mual
dan muntah, demam serta
nyeri saat menelan
selama 2 hari.
O: kedaan umum : lemes
Kesadaran : kompas
mentis
suhu : 37,3ºC
pernapasan : 25x/menit
nadi : 105x/menit
mulut : terdapat
peradangan pada rosil
diagnosa medis :
faringitis
anak G usia 7 tahun 5
bulan dengan faringitis
1). Untuk
P:
menciptakan
1). Menjalin hubungan
hubungan saling
baik dengan pasien dan
percaya antara
keluarga pasien dengan
petugas kesehatan
cara menyambut pasien
dengan pasien.
dengan ramah.
Tidakan sudah di lakukan 2). Agar nutrisi
anaknya terus
2).menyarankan pada ibu
terpenuhi.
agar terus memberikan
anknya maknaan –
makanan bergizi seperti
nasi, sayur, ikan atau
daging dan juga buah
agar gizi anaknya selalu
terpenuhi. Ibu sudah
mengerti dan bersedia
melakukan apa yang di
sarankan. 3). Agar tidak
memperparah
3). Menyarankan pada peradangan pada
ibu agar menghindari tonsil.
anaknya untuk minum –
minuman yg dingin
seperti air es, teh es, es
sirup atau minuman
karbonasi lainnya seperti
cola-cola dll, karena jika
meminum minuman
tersebut dapat
menyebabkan peradangan
pada tonsil semakin parah
ibu sudah mengerti dan
bersedia melakukan apa 4). Untuk
yg di sarankan. mencegah
terjadinya
4). Menyarankan pada penularan virus
ibu agar memberikan atau bakteri pada
masker untuk anaknya orang lain.
saat kontak lansung
dengan orang lain yang
tidak sakit minyalnya saat
disekolah atau di tempat
umum lainnya agar virus
atau bakteri tidak
menular pada orang lain.
Ibu sudah mengerti dan 5). Agar kondisi
bersedia melakukan apa anak tidak
yang di sarankan. kelelahan.
5.) menyarankan pada ibu
agar anaknya banyak
beristirahat, contohnya
tidur siang agar anaknya
tidak kelelahan. Ibu
sudah mengerti dan 6). Agar anaknya
bersedia melakukan apa tidak mengalami
yang di sarankan. dehidrasi.

6). Menyarankan pada


ibu agar anaknya banyak
mengkonsumsi air putih
hangat, susu hangat, atau
jus buah tanpa es agar
anaknya tidak dehidrasi.
Ibu sudah mengerti dan
bersedia melakukan apa
yang di sarankan. a. untuk menurun
kan demam
7). Melakukan kaloborasi pada anak dan
dengan dokter untuk mengurangi
memberikan obat yaitu ; rasa nyeri pada
a. antrain dengan dosis anak.
250 mg, 3 kali sehari, b. untukmengobati
agar demam pada anak infeksi bakteri
turun dan mengurangi yang
rasa nyeri pada anak. menyebabkan
faringitis pada
b. cefotoxim dosis 100mg anak.
3 kali sehari, untuk 8). Agar dapat
mengobati infeksi menyimpan
bakteri yang riwayat pasien dan
menyebabkan sebagai bukti atas
faringitis pada anak. tindakan yang kita
8). Mendokumentasikan lakukan.
semua kegiatan atau
tindakan dalam asuhan
kebidanan agar dapat
menyimpan riwayat
pasien dan sebagai bukti
atas tindakan yang kita
lakukan.
Pendokumentasian telah
di lakukan.

Anda mungkin juga menyukai