DENGAN
CHOLESISTITIS dan
CHOLELITIASIS
By : Martini N S, S.Kep Ns
ANATOMI KANTUNG
EMEPDU
● DEFINISI PENYAKIT
● PENYEBAB PENYAKIT
Kolesistitis sering disebabkan cholelithiasis (kehadiran
choleliths, atau batu empedu, di kandung empedu), dengan
choleliths paling sering memblokir saluran cystic langsung.
Ada beberapa penyebab dari cholesistitis, yaitu :
1. Hal ini menyebabkan inspissation (penebalan) dari empedu
2. Infeksi sekunder dan organisme usus, terutama E. coli and
Bacteroides species.
3. Pembedahan (terjadi perubahan fungsi)
4. Sepsis ke seluruh tubuh
5. Luka bakar
6. Pemasangan ifus dalam waktu lama
7. Trauma abdomen
● PERJALANAN PENYAKIT
Kandung empedu memiliki fungsi
sebagai tempat menyimpan cairan empedu
dan memekatkan cairan empedu yang ada
didalamnya dengan cara mengabsorpsi air
dan elektrolit.
Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh
sel hati. Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke
kandung empedu pada saat katup Oddi tertutup. Dalam kandung
empedu, cairan empedu dipekatkan dengan mengabsorpsi air.
Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan
konsentrasi zat-zat padat.
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan
perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut.
Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan
susunan empedu, stasis empedu, dapat menyebabkan infeksi
kandung empedu. Jika pengobatan tertunda atau tidak tersedia,
dalam beberapa kasus kandung empedu menjadi sangat terinfeksi
dan bahkan gangren.
● TANDA DAN GEJALA
1. CT Scan Abdomen
2. Kolesistogram Oral
3. USG Perut
4. Pemeriksaan Darah
● ASKEP
1. PENGKAJIAN
Sirkulasi
Integritas Ego
a. Perasaan cemas
b. Takut
c. Marah
d. Apatis
e. Faktor-faktor stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup.
Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ;
stimulasi simpatis.
Makanan dan Cairan
a. Insufisiensi pancreas/DM
b. Malnutrisi (termasuk obesitas)
c. Membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan /
periode puasa pra operasi)
Pernafasan
a. Infeksi,
b. Kondisi yang kronis/batuk pd saat merokok.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DP d :
Kriteria hasil :
Pasien tampak rileks, dapat beristirahat/tidur dan melakukan pergerakkan
yang berarti sesuai toleransi.
Intervensi :
1) Evaluasi rasa sakit seccara reguler, catat karakteristik, lokasi dan
intensiitas (0-10).
2. Catat munculnya rasa cemas/takut dan hubungkan dengan
lingkungan dan persiapan
untuk prosedur.
3. Kaji tanda-tanda vital, perhatikan takikardia, hipertensi dan
peningkatan pernapasan, bahkan jika pasien menyangkal
adanya rasa sakit.
4. Berikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai
kebutuhan.
5. Lakukan reposisi sesuai petunjuk, misalnya semi – Fowler ;
miring.
6. Observasi efek analgetik.
7. Kolaborasi, pemberian analgetik IV sesuai kebutuhan.
4. EVALUASI
Evaluasi yang diharapkan pada pasien post Operatif
meliputi :
1. Menetapkan pola napas yang normal/efektif dan
bebas dari sianosis atau tanda-tanda hipoksia lainnya.
2. Meningkatkan tingkat kesadaran.
3. Keseimbangan cairan tubuh adekuat.
4. Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol
atau hilang.
TERIMA KASIH
SEMOGA SUKSES
BY :Martini N S S.Kep Ns