Anda di halaman 1dari 5

1.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya
sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan pasien tersebut.
Menurut Doenges,E.M (2000), data dasar pengkajian pasien dengan Liver abses, meliputi:
1. Aktivitas/istirahat, menunjukkan adanya kelemahan, kelelahan, terlalu lemah, latergi,
penurunan massa otot/tonus.
2. Sirkulasi, menunjukkan adanya gagal jantung kronis, kanker, distritmia, bunyi jantung
ekstra, distensi vena abdomen.
3. Eliminasi, Diare, Keringat pada malam hari menunjukkan adanya flatus, distensi
abdomen, penurunan/tidak ada bising usus, feses warna tanah liat, melena, urine gelap
pekat.
4. Makanan/cairan, menunjukkan adanya anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/tidak
dapat mencerna, mual/muntah, penurunan berat badan dan peningkatan cairan, edema,
kulit kering, turgor buruk, ikterik.
5. Neurosensori, menunjukkan adanya perubahan mental, halusinasi, koma, bicara tidak
jelas.
6. Nyeri/kenyamanan, menunjukkan adanya nyeri abdomen kuadran kanan atas, pruritas,
sepsi perilaku berliver-liver/distraksi, focus pada diri sendiri.
7. Pernapasan, menunjukkan adanya dispnea, takipnea, pernapasan dangkal, bunyi napas
tambahan, ekspansi paru terbatas, asites, hipoksia.
8. Keamanan, menunjukkan adanya pruritas, demam, ikterik, ekimosis, patekis, angioma
spider, eritema.
9. Seksualitas, menunjukkan adanya gangguan menstruasi, impotent, atrofi testis.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges,E.M (2000), diagnosa keperawatan pasien dengan Liver abses meliputi :
1. Pola napas, tidak efektif berhubungan dengan Neuromuskular,
ketidakseimbangan perceptual/kognitif.
2. Perubahan persepsi/sensori: proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia:
penggunaan obat-obat farmasi.
3. Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap pembatasan pemasukan cairan
secara oral (proses/prosedur medis/adanya rasa mual).
4. Nyeri (akut) berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan, dan integritas
otot.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interupsi mekanisme pada
kulit/jaringan.
6. Resiko tinggi infeksi berubungan dengan luka oprasi dan prosedur invasif.
7. Gangguan kebutuhan tidur berhubungan dengan proses penyakit, efek
hospitalisasi, perubahan lingkungan
8. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi/situasi, prognosis,
kebutuhan pengobatan

C. Implementasi Keperawatan
Pola napas, tidak efektif berhubungan dengan Neuromuskular, ketidakseimbangan
perceptual/kognitif.
Tujuan : pola pernapasan normal/efektif dan bebas dari sianosis atau tanda-tanda hipoksia.
Intervensi :
a.       Pertahankan jalan udara pasien memiringkan kepala
R : Melancarkan masukan dan pengeluaran saat bernafas
b.      Auskultasi suara napas.
R : Mengetahui adanya nafas tambahan
c.       Observasi frekuensi dan kedalaman pernapasan, pemakaian otot-otot bantu pernapasan.
R : Adanya otot bantu lain dalam pernafasan
d.      Pantau tanda-tanda vital secara terus-menerus.
R : Untuk mengetahui keadaan umum klien
2.      Perubahan persepsi/sensori: proses pikir berhubungan dengan perubahan kimia:
penggunaan obat-obat farmasi.
Tujuan : Meningkatkan kesadaran
Intervensi :
a.       Orientasikan kembali pasien secara terus-menerus setelah keluar dari pengaruh anestasi
R : meningkatkan kesadaran klien
b.      Bicara dengan pasien dengan suara yang jelas dan normal.
R : agar adanya reaksi penerimaan diri
c.       Minimalkan diskusi yang bersifat negatif.
R : mengurangi resiko depresi
d.      Pertahankan lingkungan tenang dan nyaman.
R : Membuat klioen merasa nyaman
3.      Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap pembatasan pemasukan cairan secara
oral (proses/prosedur medis/adanya rasa mual).
Tujuan : Terdapat keseimbangan cairan yang adekuat
Intervensi :
a.       Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran.
R : Mengetahui kebutuhan cairan klien
b.      Kaji pengeluaran urinarius, terutama untuk tipe prosedur operasi yang dilakukan.
R : Untuk mengetahui outpu cairan
c.       Pantau tanda-tanda vital.
R : keadaan umum klien
d.      Catat munculnya mual/muntah, riwayat pasien mabuk perjalanan.
R : Pengeluaran output klien
4.      Nyeri (akut) berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan, dan integritas otot.
Tujuan : rasa nyeri/sakit telah terkontrol/dihilangkan, klien dapat beristirahat dan
beraktifitas sesuai kemampuan.
Intervensi :
a.       Kaji skala nyeri, intensitas, dan frekuensinya.
R : Menentukan tindakan selanjutnya
b.      Evaluasi rasa sakit secara regular.
R : mengetahui PQRST
c.       Kaji tanda-tanda vital.
R : Keadaan umum klien
d.      Letakkan reposisi sesuai petunjuk.
R : Memberikan rasa nyaman klien
e.       Dorong penggunaan teknik relaksasi.
R : . Menggurangi nyeri
5.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interupsi mekanisme pada kulit/jaringan.
Tujuan : klien memperlihatkan tindakan untuk meningkatan metabolik.
Intervensi :
a.       Kaji kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional
R : untuk mengetahui kemampuan ADL klien
b.      Letakkan klien pada posisi tertentu.
R : memberikan rasa nyaman klien
c.       Pertahankan kesejahteraan tubuh secara fungsional.
R : meningkatkan kesehatan klien
d.      Bantu atau tindakan untuk melakukan latihan rentang gerak.
R : mempercepat kembalinya kemampuan tubuh
e.       Berikan perawatan kulit dengan cermat.
R : mengurangi resiko terjadinya penyakit lain

D. Evaluasi Keperawatan
Prinsip tindakan yang mendasari penanganan diagnosa keperawatan yang dapat timbul,
adalah:
1.      Mempertahankan pola nafas efektif
2.      Mempertahankan tingkat kesadaran klien
3.      Mempertahankan keseimbangan cairan
4.      Menerapkan manajemen nyeri
5.      Meningkatkan pengalaman pasien tentang proses penyakit dan prognosis.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Liver abses adalah bentuk infeksi pada liver yang disebabkan karena infeksi bakteri,
parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang
ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim liver
(Aru W Sudoyo, 2006). Liver abses dibagi atas dua secara umum, yaitu liver abses amoeba
dan liver abses pyogenik
Keluhan awal: demam/menggigil, nyeri abdomen, anokresia/malaise, mual/muntah,
penurunan berat badan, keringan malam, diare, demam (T > 38°), hepatomegali, nyeri tekan
kuadran kanan atas, ikterus, asites, serta sepsis yang menyebabkan kematian. (Cameron
1997)

2. Saran
Demikian tadi makalah yang telah kami susun, semoga dengan adanya makalah mengenai
Liver Abses ini dapat berguna khususnya kami sebagai penyusun dan umumnya bagi para
pembaca. Kami selaku penyusun merasa mengharap kritik yang konstruktif maupun saran
dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai