Pemeriksaan Fisik
B1 (BREATHING)
Pada hernia reponibilis dan irreponibilis pernafasan dalam batas normal.
Pada hernia inkarcerata dan strangulata di jumpai adanya peningkatan RR (> 24 x /mnt)
B2 (BLOOD)
Pada hernia reponibilis dan irreponibilis masih dalam batas normal
Pada hernia inkarcerata dan strangulata ditemukan :
Penurunan Tekanan Darah,peningkatan Nadi .
B3 (BRAIN)
Kesadaran secara kauntitatif (GCS) dalam batas normal (4-5-6)
Kesadaran secara kualitatif : kompos mentis,kadang dijumpai kesadaran yang apatis dan
gelsah pada hernia inkarcerata dan strangulata.
B4 (BLADDER)
Pada hernia inkarcerata dan strangulata di jumpai penuruna produksi urine
B5 (BOWEL)
Pada hernia reponibilis dan irreponibilis:
Inspeksi
merupakan proses observasi yang dilaksanakan secar sistematik
menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman.
Dimulai saat interaksi.
Bandingkan hasil normal dan abnormal.
Palpasi
Teknik menggunakan indra peraba.
Instrumen: tangan dan jari-jari.
Data yang dapat dikumpulkan: temperatur, turgor, bentuk, kelembapan, vibrasi.
teraba benjolan berbatas tegas,bisa lunak atau kenyal tergantung dari isi hernia tsb.
Auskultasi : terdengar peristaltic usus apabila isi hernia adalah usus.
Pada hernia inkarcerata dan strangulata
Inspeksi : adanya benjolan,warna kemerahan dan nampak odem.
Palpasi : nyeri tekan,peningkatan suhu disbanding bagian tubuh lainnya
Auskultasi : tidak terdengr peristaltic usus
B6 (BONE)
Kekuatan otot masih dalam batas normal.
1. Potensial Gangguan perfusi jaringan usus berhubungan dengan jepitan isi hernia oleh
cincin hernia
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat
tindakan operasi.
3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual dan
muntah.
INTERVENSI
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta
mengurangi nyeri.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih
nyaman.
INTERVENSI
Rasional : Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besar kemungkinan adanya gejala infeksi
karena tubuh berusaha intuk melawan mikroorganisme asing yang masuk maka terjadi
peningkatan tanda vital.
Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.
Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan
leukosit.
Rasional : penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal membuktikan adanya
tanda-tanda infeksi.
INTERVENSI
1) Mandiri
Berikan kesempatan untuk beristirahat / tidur sejenak, anjurkan latihan pada siang
hari, turunkan aktivitas mental / fisik pada sore hari.
Rasional : Karena aktivitas fisik dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat
mengakibatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang
meningkatkan waktu tidur.
Rasional : Risiko gangguan sensori, meningkatkan agitasi dan menghambat waktu istirahat.
Rasional : Peningkatan kebingungan, disorientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif
(sindrom sundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.
Lengkapi jadwal tidur dan ritoal secara teratur. Katakan pada pasien bahwa saat ini
adalah waktu untuk tidur.
Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggung.
Turunkan jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidur.
Rasional : Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi kekamar mandi/berkemih
selama malam hari.
2)Kolaborasi
Rasional : Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis rendah mungkin efektif dalam mengatasi
insomia atau sindrom sundowner.
Rasional : Bila digunakan untuk tidur, obat ini sekarang dikontraindikasikan karena obat ini
mempengaruhi produksi asetilkon yang sudah dihambat dalam otak pasien dengan DAT ini.
INTERVENSI
Rencanakan periode istirahat yang cukup.
Rasional : mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat
digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.
Rasional : menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari
latihan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah, EGC, Jakarta, 1998.
2. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.
3. Griffith H. Winter, Buku Pintar Kesehatan, EGC, Jakarta, 1994.
4. Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,
EGC, Jakarta, 1995.
5. Nettina, S.M, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.
6. Oswari, E. 2000. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : FKUI.
7. W.A. Dorland Newman, Kamus Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta, 2002.
http://dokterkrishnaufal.blogspot.co.id/2013/04/hernia.html