Berdasarkan tanda gejala penyakit Typhoid, maka asuhan keperawatan yang prioritas
ditegakkan adalah menurut Suriadi (2001), berisikan tentang pengkajian, dioagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, perencanaan pemulangan yaitu :
1. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Kaji gejala dan tandameningkatnya suhu tubuh, terutama pada malam hari, nyeri
kepala, lidah kotor, tidak ada nafsu makan, epistaktis, penurunan kesdaran.
a. Data Biografi : Nama, alamat,umur, status perkawinan,tanggal MRS, diagnose medis,
catatan kedatangan, keluarga yang dapat dihubungi.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk rumah sakit dan apa keluahn utama pasien, sehingga dapat
ditegakkan porioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada dalam kelurga pasien yang sakit seperti pasien.
e. Riwayat Psikososisal
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien(cemas/sedih)
Interpersonal : hubungan dengan orang lain
Intervensi Keperawatan
1. Hipertermi b.d. efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hippotalamus, proses
infeksi
Hipertermi b.d. efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hippotalamus, proses infeksi
Tujuan : Setelah di lakukan interfensi 3x24 jam di harapkan suhu dalam batas normal
Kriteria hasil :
Mandiri
Pantau suhu lingkungan, batasi atau Suhu ruangan atau jumlah selimtu harus
tambahkan line pada tempat tidur sesuai dirubah untuk mempertahankan suhu
kebutuhan mendekati normal
Health Education
Ajarkan pada keluarga bagaimana cara Dengan mengetahui secara pribadi, maka
melakukan kompres yang benar dan konsep keluarga pasien dapat membantu perawat saat
mandi hangat. suhu tubuh pasien naik.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. adanya penekanan saraf perifer akibat adanya
tukak di usus
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. adanya penekanan saraf perifer akibat adanya tukak di
usus
Criteria evaluasi :
Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi. Skala nyeri 0-1
(0-4).
Dapatkan mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
Pasien tidak gelisah
Intervensi Rasional
Mandiri
Health Education
nyeri.
Distraksi ( pengalihan perhatian ) dapat
menurunkan stimulus internal.
3. Resti kurangnya volume cairan b.d. kurangnya intake cairan dan peningkatan
suhu tubuh
Resti kurangnya volume cairan b.d. kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh
Kriteria Hasil:
Mandiri
Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring. Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan
untuk penurunan hehilangan cairan usus
Kolaborasi
Health Education
Ajarkan pada pasien untuk minum air Dengan mengetahui manfaat suatu tindakan,
secukupnya sesuai dengan perintah dokter makan pasien akan lebih mematuhi aturan
dan jelaskan manfaatnya dari petugas kesehatan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. tidak ada nafsu makan, mual, dan
kembung
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. tidak ada nafsu makan, mual, dan kembung
Kriteria Hasil:
Mandiri
Health Education
Jelaskan pentingnya nutrisiyang adekuat Nutrisi yang adekuat akan membantu proses
penyembuhan. Dengan pasien mengetahui
manfaat suatu tindakan, makan pasien akan
lebih mematuhi aturan dari petugas
kesehatan. Dan menjaga asupan makanannya
Kolaborasi
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi
Kriteria hasil : pasien dalam keadaan bersih dan terawatt, kebutuhan terpenuhi
Intervensi Rasional
Mandiri
Mengkaji aktivitas yang dapat dilakukan anak Dengan mengetahui aktivitas yang dilakukan
sesuai dengan tugas perkembangan anak anak, maka dapat diketahui seberapa besar
kebutuhan perawatan diri pasien.
Membantu memenuhi kebutuhan dasar anak Anak yang sakit dan perlu perawatan akan
mengalami kekurangan kebutuhan dasar
misalnya bermain. Oleh karena itu, di rumah
sakit umumnya juga menyediakan alat
permainan yang dapat dimainkan oleh pasien
anak tanpa mengganggu proses perawatannya
Kolaborasi
6. Kurang pengetahuan b.d. kurang informasi tentang prognosis penyakit dan proses
pengobatan
Kurang pengetahuan b.d. kurang informasi tentang prognosis penyakit dan proses pengobatan
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam pasien dan keluarga mengetahui tentang penyakit yang
diderita oleh pasien
Kriteria hasil : pasien atau anggota keluarga dapat menjelaskan kembali tentang penyakit
yang diderita oleh pasien
Intervensi Rasional
Mandiri
Pasien tidak boleh tidur dengan anak-anak Mungkin ibunya harus menemaninya, tetapi
lain. jangan tidur bersma-sama dengan yang lain.
Anak-anak lain yang mengunjungi pasien
tidak boleh duduk di tempat tidur pasien. agar
pasien merasa aman dan nyaman.
Pasien juga harus istirahat mutlak. Setelah demam turun istirahat masih
dilanjutkan selama 2 minggu berikuitnya.
Jelaskan bahwa untuk mandi dan buang air
besar/kecil di atas tempat tidur harus ditolong
dan siapapun yang menolong setelah itu harus
mencuci tangannya dengan desinfektan. Hal
ini dilakukan agar pasien tidak over aktivitas
yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh
dan merangsang peningkatan panas tubuh
Kolaborasi
Pemberian obat dan pengukuran suhu tubuh Karena penyakit pasien masih dianggap maka
dilakukan seperti di rumah sakit. Orang tua biasanya diperbolehkan untuk memberikan
diminta untuk membuat catatan suhu dan bubur atau makan lunak dengan lauk pauk
makanan yang diberikan. Diet diberikan yang lunak pula. Biasanya dokter
seperti pasien yang dirawat di rumah sakit. memberikan obat yang sudah diperhitungkan
sampai suhu dapat turun. Jika obat hampir
habis dan suhu masih tetap tinggi, orang tua
diminta untuk kembali ke dokter. Di samping
obat, berikan juga penjelasan mengenai cara
pasien boleh mengompres atau
pemberitahuan jika pasien boleh dirawat di
kamar yang ber-AC serta harus banyak
minum. Jika suhu sesudah 2 minggu masih
belum turun, pasien dimimnta untuk dibawa
ke lagi dokter dan mungkin perlu dirawat di
rumah sakit.
Health Education
Orang tua diajarkan untuk membuat catatan Dengan bantuan keluarga yang mengetahui
suhu dan makan yang diberikan. cara dan manfaat pemantauan suhu dan
makanan pasien, maka keluarga akan lebih
mewaspadai pola kesehatan pasien yang juga
dapat membantu petugas kesehatan untuk
memantau kondisi pasien.
Jelaskan dan ajarkan pola hidup sehat Pasien diberitahu tentang cara penyediaan
makanan sehat, pengolahan makanan sesuai
dengan cara sehat, menggunakan air bersih
yang sehat, dan menghindarai konsumsi
mkanan yang tidak terjamin kebersihannya.
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam kesadaran pasien normal (compos mentis)
Intervensi Rasional
Mandiri
Istirahatkan anak hingga suhu dan tanda- Dengan beristirahat, maka kerja alat vital
tanda vital stabil dalam tubuh dalam kondisi relaksasi sehingga
tanda vital juga akan stabil
Ajarkan pada keluarga untuk selalu Hal ini ditujukan agar pasien dapat terawasi
mengawasi tindakan yang dilakukan pasien secara ketat, dan dapat mengurangi resiko
cidera.
Kriteria Hasil:
Intervensi Rasional
Mandiri
Berikan dorongan untuk istirahat beberapa Selama istirahat, energi dihemat dan tingkat
periode selama siang hari, terutama sebelum energy diperbarui. Beberapa kali periode
dan sesudah latihan fisik istirahat singkat mungkin lebih bermanfaat
dibandingkan satu kali periode istirahat yang
panjang.
Tingkatkan jam tidur total pada malam hari. Tidur membantu untuk memulihkan tingkat
energy.
Atur kembali jadwal setiap hari dan atur Pengaturan kembali aktivitas dapat
aktivitas untuk menghemat pemakaian mengurangi kehilangan energy dan
energy. mengurangi stressor.
Berikan masukan protein dan kalori yang Penipisan kalori dan protein menurunkan
adekuat toleransi aktivitas
Berikan dorongan untuk teknik relaksasi Peningkatan relaksasi dan istirahat psikologis
imajinasi dapat menurunkan keletihan fisik
Kolaborasi
Health Education
Ajarkan pada pasien dan keluarga untuk Dengan memberikan informasi tentang
melakukan aktivitas secara bertahap pengawasan aktivitas. Maka kemungkinan
pasien memaksakan untuk melakukan
aktivitas yang memperparah penyakitnya
dapat dikurangi.
Tujuan : dalam waktu 3x 24 jam tidak terjadi komplikasi penyakit lain yang diakibatkan
demam tifoid
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Mandiri
Pemberian terapi sesuai dengen program Dengan pemberian terapi sesuai dengan
pengobatan. program maka komplikasi dapat
diminimalkan.
Istirahat. Penderita tifus abdominalis perlu Dengan istirahat yang teratur dan
istirahat mutlak selama demam, memudian peningkatan aktivitas yang dilakukan secara
teruskan dua minggu setelah suhu tubuh bertahap, maka proses pemulihan dapat
kembali normal. Setelah satu minggu suhu dilakukan lebih cepat dan tidak menimbulkan
tubuh normal, tiga hari berikutnya pasien di syok pada pasien.
latih duduk. apabila tidak timbul demam
kembali, penderita dapat duduk di pinggir
tempat tidur sambil kaki digoyangkan. Akhir
minggu ke 2 jika tidak demam kembali,
penderita bias dapat belajar berjalan
mengelilingi tempat tudur selama fase
istirahat, pengawasan tanda vital mutlak
dilakukan tiap hari selama 3 kali, jika
terdapat peningkatan suhu tubuh melebihi
bisasanya, kemudian periksakan kembali
suhu tubuh 1jam kemudian, bila panas tidak
turun, segera lapor ke dokter yang merawat.
Kolaborasi
Health Education
Mengajarkan pada pasien dan keluarga agar Hal ini ditujukan agar komplikasi tidak
pasien selalu mengonsumsi obat dengan terjadi.
teratur
Evaluasi