Anda di halaman 1dari 9

c) Intervensi

a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).


Kriteria evaluasi ( NOC ) :
Pasien akan :
1) Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari
kedinginan.
2) Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan.

Intervensi Rasional
Mandiri :
1. Monitor suhu pasien 1. Pola demam dapat membantu dalam
diagnosis; kurva demam lanjut lebih
dari 4 hari menunjukan nfeksi yang
lain.
2. Anjurkan pasien untuk banyak 2. Peningkatan suhu tubuh
minum ( lebih kurang 2,5 liter/24 mengakibatkan penguapan tubuh
jam) meningkat sehingga perlu diimbangi
dengan asupan cairan yang banyak.
3. Mencegah vasodilatasi yang dapat
3. Berikan kompres dingin menyebabkan komplikasi perdarahan
4. Pakaian tipis membantu mengurangi
4. Anjurkan untuk tidak memakai penguapan tubuh.
selimut dan pakaian yang tebal.
Kolaborasi:
Kolaborasi : 1. Pemberian cairan sangat penting bagi
1. Berikan terapi cairan intravena dan pasien dengan suhu tinggi.
obat-obatan sesuai program dokter. 2. Digunakan untuk mengurangi demam
2. Berikan antipiretik dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus.

27
b. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
Kriteria evaluasi ( NOC ) :
Pasien akan :
1) Mengatakan nyeri hilang atau terkontrol.
2) Menunjukan relaksasi, dapat tidur atau istirahat.
3) Menunjukan perilaku mengurangi nyeri.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri:
1. Kaji tingkat nyeri yang dialami 1. Mengetahui karakteristik nyeri yang
pasien dialami pasien.
2. Berikan posisi yang nyaman, 2. Posisi nyaman dan lingkungan
usahakan situasi ruangan yang tenang mengurangi rasa nyeri.
tenang. 3. Menurunkan tegangan otot,
3. Berikan tindakan kenyamanan meningkatkan istirahat dan relaksasi,
seperti perubahan posisi dan dorong memusatkan perhatian, dapat
penggunaan tehnik relaksasi, seperti meningkatkan kontrol dan
imajinasi, visualisasi, latihan nafas kemampuan koping.
dalam.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan obat-obat analgetik 1. Analgetik dapat menekan atau
mengurangi nyeri pasien

c. Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan:
mual, muntah, anoreksia.
Kriteria evaluasi ( NOC ) :
Pasien akan :
1) Mempertahankan berat badan dan keseimbangan nitrogen positif.
2) Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan/ mempertahankan
berat badan yang sesuai

28
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Kaji keluhan mual, sakit menelan, 1. Menetapkan cara dan muntah yang
dialami pasien mengatasinya.
2. Berikan makanan yang mudah 2. Membantu mengurangi kelelahan
ditelan seperti bubur. pasien dan meningkatkan asupan
makanan .
3. Berikan makanan dalam porsi kecil 3. Menghindari mual dan mencegah
dan frekuensi sering. tukak lambung
4. Catat jumlah / porsi makanan yang 4. Mengetahui pemenuhan kebutuhan
dihabiskan oleh pasien setiap hari. nutrisi.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1 . Berikan obat-obatan antiemetik 1. Antiemetik membantu pasien
sesuai program dokter. mengurangi rasa mual dan muntah
dan meningkatkan toleransi pada
makanan
2. Antasida, contoh Mylanta. 2. Kerja pada asam gaster, dapat
menurunkan iritasi/ resiko perdarahan
3. Vitamin, contoh B komplek, C, 3. Memperbaiki kekurangan dan
tambahan diet lain sesuai indikasi membantu proses penyembuhan

d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan


permeabilitas pembuluh darah, perdarahan.
Kriteria evaluasi (NOC ) :
Pasien akan :
Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh kelembapan
membran mukosa, turgor kulit baik, tanda vital stabil, dan secara
individual haluaran urine adekuat, capilary refill cepat.
Tabel 2.4 Intervensi Kekurangan Volume Cairan
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Kaji keadaan umum pasien (lemah, 1. Menetapkan data dasar pasien untuk
pucat, takikardi) serta tanda-tanda mengetahui penyimpangan dari
vital. keadaan normal.
2. Observasi tanda-tanda syok 2. Agar dapat segera dilakukan tindakan
untuk menangani shock.
3. Anjurkan pasien untuk banyak 3. Asupan cairan sangat diperlukan

29
minum. untuk menambah volume
cairan tubuh.
4. Catat intake dan output cairan. 4. Mengetahui keseimbangan cairan.
5. Palpasi nadi perifer, capilary refill 5. Kondisi yang berkontribusi dalam
temperatur kulit, kaji kesadaran,
tanda perdarahan. kekurangan cairan
ekstraselular yang dapat
menyebabkan kolaps pada sirkulasi/
syok.
6. Monitor adanya nyeri dada tibatiba, 6. Hemokonsentrasi dan peningkatan
dispnea, sianosis, kecemasan yang platelet agregrasi dapat
meningkat, kurang istirahat. mengakibatkan pembentukan
emboli sistemik.
7 . Kaji kemampuan menelan klien. 7. Kegagalan refleks menelan,
anoreksia, tidak nyaman dimulut,
perubahan tingkat kesadaran
merupakan faktor yang
mempengaruhi kemampuan klien
untuk mengganti cairan oral

Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan cairan intravena sesuai 1. Hipotonik solution ( NaCl
program dokter : NaCl 0,45%, RL 0,45%) digunakan untuk
solution. memenuhi kebutuhan elektrolit.
2. Koloid : dextran, 2. Koreksi defisit konsentrasi
plasma/albumin, Hespan. protein plasma, meningkatkan
tekanan osmotik intravaskular,
dan memfasilitasi kembalinya
cairan kedalam kompartemen
pembuluh darah
3. Tranfusi Whole blood / tranfusi 3. Mengindikasikan hipovolemia
PRC yang berhubungan dengan
kehilangan darah aktif.
4. Plasma beku segar ( FFP ). 4. Mungkin diperlukan untuk
menggantikan faktor pembekuan
pada adanya defek koagulasi.
5 . Berikan sodium bicarbonat jika 5. Diberikan untuk koreksi asidosis berat
diindikasikan. saat koreksi keseimbangan cairan.
6. Berikan makanan melalui NGT 6. Penambahan penggantian cairan
termasuk cairan sesuai kebutuhan. dan nutrisi ketika terjadi gangguan
menelan
7 . Monitor nilai laboratorium : Hb, Ht, 7. Bergantung pada kehilangan cairan
Trombosit, elektrolit, koagulasi. vena, ketidakseimbangan elektrolit
memerlukan koreksi, peningkatan
Ht, penurunan trombosit
meningkatkan resiko perdarahan.

30
e. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
hipovolemia.
Kriteria evaluasi :
Pasien akan :
Mempertahankan/ memperbaiki perfusi jaringan dengan bukti tanda
vital stabil, kulit hangat, nadi perifer teraba, AGD dalam batas normal,
kesadaran normal, keluaran urine adekuat.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Pantau tanda-tanda vital; palpasi 1. Merupakan indikator dari volume
denyut nadi perifer; catat suhu/ sirkulasi dan fungsi organ/ perfusi
warna kulit dan pengisian kapiler; jaringan yang adekuat.
evaluasi waktu dan pengeluaran
urine.
2. Kaji adanya perubahan tingkat 2. Perubahan dapat menunjukkan
kesadaran , keluhan pusing atau ketidakadekuatan perfusi serebral.
sakit kepala.
3. Auskultasi nadi apikal.Awasi irama 3. Perubahan disritmia dan iskemia
jantung dengan EKG. dapat terjadi sebagai akibat
hipotensi, hipoksia, asidosis,
ketidakseimbangan elektrolit.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan oksigen tambahan sesuai 1. Mengatasi hipoksemia dan asidosis
indikasi. selama perdarahan.
2. Pemeriksaan AGD/ awasi nadi 2. Mengidentifikasi hipoksemia,
oksimetri. keefektifan/ kebutuhan untuk terapi.
3 . Berikan cairan IV sesuai 3. Mempertahankan volume sirkulasi
indikasi/produk darah sesuai dan perfusi jaringan.
kebutuhan.

f. Resiko perdarahan dengan faktor trombositopenia.


Kriteria evaluasi :
Pasien akan :
1) Mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan.
2) Menunjukan perilaku penurunan resiko perdarahan.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Monitor tanda penurunan trombosit 1. Penurunan trombosit merupakan
yang disertai gejala klinis. tanda kebocoran pembuluh darah.
2. Anjurkan pasien untuk banyak 2. Aktivitas pasien yang tidak terkontrol
istirahat/bedrest. dapat menyebabkan resiko
3. Beri penjelasan untuk segera perdarahan.
melapor bila ada tanda perdarahan 3. Membantu pasien mendapatkan
lebih lanjut. penanganan sedini mungkin.
4. Awasi tanda vital 4. Peningkatan nadi dengan penurunan
TD dapat menunjukan kehilangan
volume darah sirkulasi.
5. Anjurkan meminimalisasi 5. Pada gangguan faktor pembekuan,
penggunaan sikat gigi, dorong trauma minimal dapat menyebabkan
penggunaan antiseptik untuk mulut. perdarahan mukosa.
6. Gunakan jarum kecil untuk injeksi 6. Menurunkan resiko perdarahan /
atau pengambilan sampel darah. hematoma.
7. DIC subakut dapat terjadi sekunder
7. Observasi adanya ptekie, epistaksis, terhadap gangguan faktor
perdarahan gusi, melena. pembekuan.
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. Indikator adanya perdarahan aktif,
1. Awasi Hb, Ht, trombosit dan faktor hemokonsentrasi, atau terjadinya
pembekuan. komplikasi ( DIC ).
2. Meningkatkan sintesis protrombin
2. Berikan obat sesuai indikasi : vit K, dan koagulasi. Kekurangan vit C
D,dan C. meningkatkan kerentanan terjadinya
iritasi / perdarahan.
g. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Kriteria evaluasi :
Pasien akan :
1) Menyatakan pemahaman proses penyakit, pengobatan dan resiko
komplikasi.
2) Berpartisipasi dalam pengobatan

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Jelaskan pentingnya pembatasan 1. Memberikan informasi pada
aktifitas selama periode penurunan pasien untuk merencanakan
trombosit rutinitas / aktifitas tanpa
2. Jelaskan gejala yang memerlukan menimbulkan masalah.
intervensi medik seperti akral/ 2. Upaya intervensi untuk
tangan dingin, epistaksis, menurunkan resiko komplikasi
perdarahan gusi,melena, sesak. serius seperti perdarahan, tanda
syok.
3. Dorong aktifitas sesuai toleransi 3. Mencegah kelemahan, dapat
dengan periode istirahat periodik. meningkatkan penyembuhan dan
perasaan sehat, dan
mempermudah kembali ke
aktifitas normal
4. Diskusikan penghindaran 4. Menurunkan resiko perdarahan
penggunaan sikat gigi, sehubungan dengan trauma dan
menggunakan sikat gigi halus/ obat perubahan koagulasi
kumur, membersihkan kotoran
hidung dengan keras.
5. Anjurkan klien menghindari 5. Menurunkan rangsangan pada
makanan / minuman karbonat, pedas asam lambung dan menceegah
dan asam. iritasi
6. Diskusikan perawatan, 6. Memberikan dasar pengetahuan
pengobatan,proses penyakit dan dimana pasien dapat membuat
prognosis. pilihan berdasarkan informasi.
7. Dorong pertanyaan, ekspresi 7. Komunikasi efektif dan
masalah. dukunganturunkan cemas dan
tingkatkan penyembuhan
d) Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis DBD adalah :
0
1. Suhu tubuh pasien kembali normal (36-37,5 C)
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3. Nyeri pasien dapat berkurang / hilang. (Nursalam, 2013) (Nanda
Nic Noc 2015).

Anda mungkin juga menyukai