Anda di halaman 1dari 40

KONSEP MEDIS, KONSEP KEPERAWATAN & ASUHAN

KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.Y DENGAN ANEMIA APLASTIK


RUANGAN PERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM MAKASSAR

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

MULYANTI MULDIN HILDA INAYAH

YULIANA PUTRI RAHMAYANI

ANGELINA DEBBI NOPIN NAWIPA

ANTONIA DWI SAPUTRI AKULINCE MUYAPA

DOSEN : KRISTIA NOVIA, Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STELLA MARIS MAKASSAR

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayahnya-Nya, sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Keperawawatan
Anemia Aplastik dengan baik dan tepat waktu. Terima kasih juga kami
ucapkan pada dosen pengajar yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan harapan dapat bermanfaat untuk


penulis pada khususnya bagi pembaca pada umumnya. Walaupun
demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini

Kami menyadari Makalah Asuhan Keperawatan Anemia Aplastik ini


terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik dari banyak pihak yang bersifat membangun demi perbaikan
tugas makalah ini dimasa yang akan datang.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan


pengembangan ilmu keperawatan.

Makassar, 07 Februari 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. Konsep Dasar Medis


1. Anatomi dan Fisiologi Anemia
2. Etiologi dan Faktor Resiko
3. Patofisiologi
4. Tanda dan Gejala
5. Pemeriksaan Diagnostik
6. Penatalaksanaan
7. Komplikasi
8. Phatway Anemia
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
C. Asuhan Keperawatan / Laporan Kasus
1. Pengkajian
2. Klasifikasi Data
3. Analisa Data
4. Diagnosa Keperawatan
5. Intervensi Keperawatan
6. Implementasi & Evaluasi
A. Konsep Dasar Medis Anemia
1. Pengertian Anemia Aplastik
2. Anatomi dan Fisiologi Anemia Aplastik
3. Etiologi Anemia Alastik
4. Patofisiologi Anemia Aplastik
5. Manifestasi klinis
6. Pemeriksaan laboratarium
7. Penatalaksanaan Anemia Aplastik
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi
immunosupresif dengan antithimocyle globin (ATG) yang
diperlukan melalui jalur sentral selama 7- 10 hari. Prognosis buruk
jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila diperlukan
dapat diberikan transfusi RBC rendah leukosit dan platelet.
8. Komplikasi Anemia Aplastik
B. Konsep Dasar Keperawatan Aplastik
1. Pengkajian
a. Identitas Klien dan Keluarga
Nama,Umur,TTL, Nama Ayah Ibu. Pekerjaan Ayah/Ibu. Agama,
Pendidikan,Alamat.
b. Keluhan Utama
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat,
kelelahan,
kelemahan, pusing.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Adanya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat
imunisasi.
2) Adanya riwayat trauma, perdarahan
3) Adanya riwayat demam tinggi
4) Adanya riwayat penyakit ISPA
d. Keadaan Kesehatan Saat Ini
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala
gelisah, diaforesis tachikardia, dan penurunan kesadaran.
e. Riwayat Keluarga.
1) Riwayat anemia dalam keluarga
2) Riwayat penyakit-penyakit seperti: kanker, jantung, hepatitis,
DM, asthma, penyakit-penyakit infeksi saluran pernafasan.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum: keadaan tampak lemah sampai sakit berat.
2) Kesadaran : Compos mentis kooperatif sampai terjadi
penurunan tingkat kesadaran apatis, samnolen-sopor-coma.
3) Tanda-tanda vital
TD : Tekanan darah menurun (N=90-110/60-70 mmHg)
Nadi : Frekwensi nadi meningkat, kuat sampai lemah (N=
60-100 kali/i)
Suhu : Bisa meningkat atau menurun (N = 36,5-37,2 °C)
Pernapasan : meningkat (anak N-20-30 kalt/1)
4) Kulit : Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat,
terdapat perdarahan dibawah kulit.
5) Kepala : Biasanya bentuk dalam batas normal
6) Mata : Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, terdapat perdarahan sub conjungtiva, keadan
pupil, palpebra, refleks cahaya biasanya tidak ada kelainan.
7) Hidung : Keadaan/bentuk, mukosa hidung, cairan yang
keluar dari hidung, fungsi penciuman biasanya tidak ada
kelainan.
8) Telinga : Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
9) Mulut : Bentuk mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering,
bibir pecahpecah atau perdarahan.
10)Leher : Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid
lidah membesar, tidak ada distensi vena jugularis.
11)Thoraks : Pergerakan dada, biasanya pernafasan cepat
irama tidak teratur. Fremitus yang meninggi, percusi sonor,
suara nafas bisa vesikuler atau ronchi, wheezing. Frekwensi
nafas neonatus 40-60 kall/i, Irama jantung tidak teratur,
frekwensi : 60-100 kali/i.
12) Abdomen : Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus
normal dan bisa juga dibawah normal dan bisa juga
meningkat.
13) Ekstremitas : Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas,
tonus otot kurang, akral dingin 30
g. Pemeriksaan Penunjang
Kadar Hb, pemeriksaan darah: eritrosit dan berdasarkan
penyebab.
h. Riwayat Sosial
Siapa yang mengasuh klien di rumah. Kebersihan di daerah
tempat tinggal, orang yang terdekat dengan klien. Keadaan
lingkungan, pekarangan, pembuangan sampah.
i. Kebutuhan Dasar
Meliputi kebutuhan nutrisi klien sehubungan dengan anoreksia,
diet yang harus dijalani, pasang NGT, cairan IVFD yang
digunakan jika ada. Pola tidur bisa terganggu. Mandi dan
aktifitas: dapat terganggu berhubungan dengan kelemahan fisik.
Eliminasi: biasanya tejadi perubahan frekwensi, konsistensi
bisa, diare atau konstipasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d Penurunan Konsentrasi
Hemoglobin (SDKI D.0009 Hal.37)
b. Nausea b/d Iritasi Lambung (SDKI D.0076 Hal.170)
c. Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan (SDKI D.0056 Hal.128)
d. Defisit pengetahuan b/d Kurang Informasi (SDKI D.0111 Hal.246)
e. Resiko Infeksi d/d Ketidakadekuatan Pertahanan tubuh Sekunder
Penurunan Hemoglobin (SDKI D.0142 Hal.304)
f. Resiko Jatuh d/d Anemia (SDKI D. 0143 Hal.306)
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosis Tujuan Kriteria Intervensi


Keperawatan hasil
Perfusi Perifer Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi (I. 02079)
Tidak Efektif asuhan 1. Periksa tanda dan gejala
b/d keperawatan hypovolemia (mis. tekanan
Penurunan diharapkan darah menurun, frekuensi nadi
Konsentrasi Perfusi Perifer meningkat, nadi teraba lemah,
Hemoglobin (L.02011) membrane mukosa kering,
(SDKI meningkat haus, lemah).
D.0009) dengan Kriteria Rasional: untuk mengetahui
hasil: data dasar perkembangan
1. Denyut pasien.
nadi perifer 2. Monitor intake dan output
meningkat cairan. Rasional: untuk
2. Kelemahan memantau intake dan output.
otot menurun 3. Anjurkan menghindari
3. Pengisian perubahan posisi mendadak.
kapiler Rasional: untuk meminimalkan
membaik atrofi otot, meningkatkan
4. Akral membaik sirkulasi, membantu mencegah
5. Turgor kontraktur.
kulit Membaik 4. Kolaborasi pemberian cairan IV.
6. Tekanan Rasional: untuk
darah dan memberikan hidrasi cairan tubuh
tekanan arteri secara parenteral.
rata-rata 5. Kolaborasi pemberian tranfusi
membaik darah. Rasional:untuk
membantu pasien
meningkatkan kadar Hb.
Nausea b/d Setelah dilakukan Manajamen Mual (I. 03117)
Iritasi asuhan 1. Identifikasi dampak mual
Lambung keperawatan terhadap kualitas hidup (nafsu
(SDKI diharapkan makan). Rasional: untuk
D.0076) Tingkat Nausea mengidentifikasi pengaruh mual
(L.12111) terhadap kualitas hidup pasien.
menurun dengan 2. Monitoring mual (frekuensi,
Kriteria hasil: durasi, tingkat keparahan).
1. Nafsu Rasional: untuk mengetahui
makan tingkat mual yang dialami oleh
menjadi pasien.
meningkat 3. Monitoring asupan nutrisi.
2. Keluhan Rasional: untuk menjaga nutrisi
mual menjadi pasien agar dapat terpenuhi,
menurun serta mencegah terjadinya mual
3. Pucat muntah berlanjut.
menjadi 4. Kendalikan faktor
membaik lingkungan penyebab mual
(bau, suara, dan
rangsangan tidak
menyenangkan). Rasional:
untuk meminimalkan
dampak yang mengakibatkan
mual.
5. Anjurkan TKTP (tinggi kalori
tinggi protein).
Rasional: untuk menjaga nutrisi
pasien agar tetap terpenuhi.
6. Anjurkan istirahat tidur yang
cukup. Rasional: untuk
menjadikan kondisi
pasien lebih baik dan melupakan
mual.
7. Kolaborasi pemberian obat
antlemetik.
Rasional: agar dapat memblok
reseptor mual dan mengurangi
rasa mual.
Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi (I.05178)
Aktivitas b/d asuhan 1. Identifikasi deficit tingkat
Kelemahan keperawatan aktivitas. Rasional: untuk
(SDKI diharapkan menelaah kemampuan aktivitas
D.0056) Toleransi pasien.
Aktivitas 2. Identifikasi kemampuan
(L.05047) berpartisipasi dalam aktivitas
meningkat tertentu.
dengan Kriteria Rasional: untuk mengetahui
hasil: faktor yang dapat meningkatkan
1. Saturasi kemampuan aktivitas pasien.
oksigen 3. Identifikasi sumber daya untuk
meningkat aktivitas yang diinginkan.
2. Frekwensi Rasional: untuk
Nadi membantu
meningkat mendapatkan sumber yang
3. Kemudahan diperlukan untuk aktivitas yang
dalam diinginkan.
melakukan 4. Identifikasi strategi
aktivitas meningkatkan partisipasi dalam
sehari hari aktivitas.
meningkat Rasional: untuk memberikan
4. Kekuatan dukungan terhadap kegiatan
tubuh atas rehabilitasi.
dan bawah 5. Monitor respon emosional,
meningkat fisik, social, dan spiritual
5. Dyspnea saat terhadap aktivitas. Rasional:
dan setelah untuk mengurangi resiko
melakukan kelelahan saat beraktivitas.
aktivitas 6. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis.
menurun ambulansi, mobilisasi, dan
6. Perasaan perawatan diri), sesuai
lemah kebutuhan.
menurun Rasional: untuk memberikan
7. Warna bantuan kepada pasien saat
kulit membaik akan melakukan
mobilisasi.
Defisit Setelahdilakukan Edukasi Kesehatan (I.12383)
pengetahuan asuhan 1. Identifikasi kesiapan dan
b/d kurang keperawatan kemampuan menerima
informasi diharapkan informasi.
(SDKI Tingkat Rasional: untuk mengetahui
D.0111) Pengetahuan kemampuan/ kesiapan pasien
(L.12111) dalam menerima informasi.
membaik dengan 2. Identifikasi faktor-faktor yang
kriteria hasil : dapat meningkatkan dan
1. Perilaku menurunkan motivasi perilaku
pasien sesuai hidup bersih dan sehat.
dengan yang Rasional: untuk mengetahui
di anjuran faktor yang dapat
meningkat meningkatkan/
2. Minat menurunkan motivasi hidup
pasien sehat px.
dalam belajar 3. Sediakan materi dan media
meningkat Pendidikan Kesehatan.
3. Kemampuan Rasional: untuk memberikan
pasien pengetahuan cara menjaga
menjelaskan kesehatan.
pengetahuan 4. Jadwalkan pendidikan
tentang kesehatan sesuai kesepakatan.
penyakitnya Rasional:untuk memberikan
meningkat
4. Kemampuan pengetahuan cara menjaga
pasien kesehatan lebih lanjut
menggambark 5. Berikan kesempatan untuk
an bertanya. Rasional: untuk
pengalaman mengetahui pemahaman px
sebelumnya tentang materi yang diberikan.
yang sesuai 6. Jelaskan faktor risiko yang
dengan dapat mempengaruhi
penyakitnya kesehatan.
meningkat Rasional: untuk mengurangi
resiko yang dapat memperberat
keadaan px.
7. Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
Rasional: untuk memberikan
pengetahuan PHBS lebih lanjut.
Resiko Infeksi Setelah Pencegahan Infeksi (I.14137)
b/d dilakukan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
Ketidakadekua asuhan lokal dan sistemik.
tan keperawatan Rasional: untuk mencegah
Pertahanan diharapkan terjadinya infeksi.
tubuh Tingkat Infeksi 2. Batasi jumlah pengunjung.
Sekunder (L.14137) Rasional: untuk meminimalkan
Penurunan menurun terjadinya penyebaran innfeksi.
Hemoglobin dengan Kriteria 3. Berikan perawatan kulit pada
(SDKI D.0142) hasil : daerah edema.
1. Kebersihan Rasional: untuk menjaga kulit
dan nafsu agar tetap bersih.
makan 4. Cuci tangan sebelum dan
meningkat sesudah kontak dengan pasien
2. Demam dan lingkungan pasien.
menurun Rasional: untuk mengurangi
3. Periode resiko kontaminasi
malaise mikroorganisme.
menurun 5. Pertahankan teknik aseptik
4. Kadar sel pada psien beresiko tinggi.
darah putih Rasional: untuk menghindari
membaik infeksi pada pasien.
Resiko Jatuh Setelah Pencegahan Jatuh (I. 14540)
b/d Anemia dilakukan 1. Identifikasi faktor resiko jatuh.
(SDKI D. asuhan Rasional: untuk mengetahui
0143) keperawatan factor yang dapat menyebabkan
diharapkan jatuh.
Tingkat Jatuh 2. Identifikasi faktor lingkungan
(L.14138) yang meningkatkan resiko jatuh.
menurun Rasional: untuk mengetahui
dengan situasi lingkungan sekitar pasien
Kriteria hasil : yang dapat menyebabkan jatuh.
1. Jatuh dari 3. Pastikan roda tempat tidur
tempat tidur dalam kondisi terkunci.
menurun Rasional: untuk mecegah
2. Jatuh saat pasien jatuh dari tempat tidur.
berdiri 4. Tempatkan pasien beresiko
menurun tinggi jatuh dekat dengan
3. Jatuh saat pemantauan perawat.
duduk Rasional: agar perawat dapat
menurun melakukan pemantaun dengan
4. Jatuh saat jarak dekat.
berjalan 5. Dekatkan bel pemanggil
menurun dalam jangkauan pasien.
Rasional: untuk memudahkan
pasien apabila mebutuhkan
bantuan perawat.
4. Implementasi Keperawatan
Menurut SIKI & Pokja (2018), implementasi keperawatan merupakan tindakan
atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan
intervensi keperawatan (rencana keperawatan). Implementasi terdiri atas
melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan keperawatan
khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi. Implementasi
merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dalam melaksanakan
tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat (Sari, 2016).
Implementasi keperawatan merupakan salah satu bagian dari lima proses
keperawatan yang dilakukan dalam bentuk tindakan yang dibutuhkan untuk
mencapai hasil dari tujuan yang diperkirakan dalam suatu asuhan keperawatan
(Bruno, 2019)

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah suatu penilaian hasil untuk menentukan
keberhasilan proses keperawatan yang telah dilakukan mulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, bahkan evaluasi dan dokumentasi. Acuan
evaluasi ini adalah hal-hal yang sudah diterapkan sebelumnya (Yeni & Ukur,
2019)
Evaluasi keperawatan disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional
yaitu:
S (subjektif) adalah respon pasien yang berupa keluhan-keluhan atau
penyampaian perasaan oleh pasien atau ibu maupun keluarga setelah
dilakukannya suatu tindakan keperawatan.
O (objektif) adalah respon pasien atau ibu yang didapatkan melalui hasil
pengamatan tenaga kesehatan melalui sikap ibu setelah dilakukannya tindakan
keperawatan.
A (Assesment) adalah analisa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
didapatkan setelah mengetahui respon subjektif dan objektif pasien atau ibu yang
dibandingkan dengan tujuan dan kriteria hasil yang ada pada intervensi
keperawatan.
P (Planning) adalah perencanaan yang dibuat untuk melakukan tindakan
selanjutnya setelah dilakukannya analisa atau assesment oleh tenaga
kesehatan. 17 Adapun evaluasi yang biasa digunakan pada pasien ibu hamil
dengan anemia yaitu :
a. Perilaku sesuai anjuran meningkat
b. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat.
c. Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan
topik meningkat
d. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
e. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
f. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
g. Mengalami pemeriksaan yang tidak tepat menurun
FORMAT PENGKAJIAN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris
Jl. MAIPA NO.19 MAKASSAR

KAJIAN KEPERAWATAN

Nama Yang Mengkaji: NIM:

Unit : perawatan Auto anamnese: …………………


Kamar : 111 Allo anamnese : …………………
Tanggal masuk RS :11 Januari 2024
Tanggal pengkajian : 11 Januari 2024..
I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : Tn.Y
Umur : 30 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum kawin
Jumlah anak : Belum Ada
Agama/ suku : Kristen/ Makassar
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan :Bahasa Indonesia
Pendidikan : SD Sederajat
Pekerjaan : Karyawan pabrik
Alamat rumah : Makassar
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. J
Umur : 30 tahun
Alamat : Makassar
Hubungan dengan pasien : Suami-istri
II. DATA MEDIK
Diagnosa medik
Saat masuk : febris
Saat pengkajian : Anemia Aplastik
III. KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit sedang tampak meringis
Alasan: Pasien mengeluh demam, nyeri kepala, lemas, mual
B. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran (kualitatif): Compos Mentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik :6
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata : 4
Jumlah: 15
Kesimpulan : Compos mentis (GCS 15)
2. Tekanan darah : 100/60 .mmHg
3. Suhu :38,9 0C di Oral Axilla j Rectal
4. Pernapasan: 24 x/menit
Irama : Teratur Bradipnea Takipnea Kusmaul Cheynes-stokes
Jenis : Dada Perut
5. Nadi : 110 x/menit
Irama : Teratur Bradikardi Takikardi
Kuat Lemah
C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : 15 cm
2. Tinggi badan : 175 cm
3. Berat badan : 60 kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh : 16,5 kg/m
Kesimpulan : pasien mengalami penurunan berat badan 5 kg dalam sebulan terakhir
D. GENOGRAM

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit:
Pasien memiliki riwayat sering makan mie instan dan junk food, pasien juga bekerja sebagai karyawan di pabrik
kimia
2. Riwayat penyakit saat ini :
a) Keluhan utama :
Pasien mengatakan demam naik turun dan nyeri kepala
b) Riwayat keluhan utama :
Klien mengatakan demam naik turun dan nyeri pada kepala nyerinya seperti terbakar dan tertusuk, skala
nyeri 5, waktu nyerinya >5 menit hilang timbul
c) Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Pasien mengatakan mengalami gastritis maag
d) Riwayat kesehatan keluarga : pasien mengatakan tidak ada

Pemeriksaan fisik :
b) Kebersihan rambut : Rambut bersih
c) Kulit kepala : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
d) Kebersihan kulit : Kulit bersih dan tidak ada lesi
e) Higiene rongga mulut : kemampuan bicara baik dan jelas, bibir tampak kering
f) Kebersihan genetalia :Pasien menolak untuk dilakukan pemeriksaan fisik
g) Kebersihan anus : Pasien menolak untuk dilakukan pemeriksaan fisik
B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien selalu makan junk food sebanyak 3x sehari, nafsu makan baik, porsi yang dihabiskan 1 piring setiap kali
makan, pasien tidak memiliki makanan pantang, tidak ada gangguan mengunyah atau menelan makan, pasien
minum kurang lebih 2 liter/hari.
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien makan bubur, nafsu makan pasien berkurang, porsi yang dihabiskan 1/4 porsi setiap makan, pasien
tidak memiliki makanan pantang, pasien tidak menggunakan alat bantu makan/ minum, pasien tidak
menggunakan alat bantu makan.
Observasi :
Pola makan pasien
3. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut : rambut bersih, beruban dan tidak berketombe
b) Hidrasi kulit : Hidrasi kulit <5 detik
c) Palpebra/conjungtiva : konjungtiva anemis
d) Sclera : anikterik
e) Hidung : Frekuensi 24x/menit, bentuk hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada
iritasi, tidak terdapat secret, tidak terdapat gangguan penciuman, dan tidak menggunakan alat bantu.
f) Rongga mulut : bibir tampak kering. gusi : tidak ada peradangan
g) Gigi : Bersih, tidak berlubang,tidak lengkap. gigi palsu : tidak ada.
h) Kemampuan mengunyah keras : Pasien tampak mampu mengunyah keras
i) Lidah : Tampak bersih
j) Pharing : tidak tampak ada peradangan
k) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
l) Kelenjar parotis : Tidak ada pembesaran
m) Abdomen :
 Inspeksi : Warna kulit sawo matang, perut tampak buncit, tidak ada lesi
 Auskultasi : Peristaltik usus 6x/menit
 Palpasi : Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Timpani, tidak ada nyeri tekuk pada organ-organ abdomen

n) Kulit :
 Edema : Positif Negatif
 Icterik : Positif Negatif
 Tanda-tanda radang : Tidak ada peradangan
o) Lesi : tidak terdapat lesi

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien BAB 1X sehari, warna feses kuning kecoklatan dengan konsistensi lubak, pasien mengatakan tidak ada
keluhan BAB, pasien BAK 4-5x/ hari dengan warna urine kuning keruh dan berbau khas. Paien tidak memiliki
keluhan saat BAK ataupun alat bantu yang digunakan saaat berkemih.
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien belum BAB, pasien BAK 3-4 kali sehari dengan warna urine kuning keruh. Jumlah urine yang
dikeluarkan sebanyak kurang lebih 700 cc perhari, pasien tidak memiliki keluhan saaat BAK.
Observasi :
Pola eliminasi pasien
Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 6.x/menit
b) Palpasi kandung kemih : Penuh Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Positif Negatif
d) Mulut uretra : tampak bersih
e) Anus :
 Peradangan : Tidak ada
 Hemoroid : Tidak ada
 Fistula : Tidak ada
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien bekerja sebagai karyawan pabrik kima, setelah pulang bekerja pasien beristirahat kemudian menonton
tv dan berkebun. Kegiatan yang dilakukan mulai dari pukul 06.00-21.00. Keluhan saat bekerja yaitu pasien
sering merasa sakit kepala dan pusing.
Keadaan sejak sakit :
Pasien tidak melakukan aktivitas apapun setelah sakit karena pasien merasa nyeri pada kepala dan pusing.
Pasien hanya berbaring diatas tempat tidur, pasien mengatakan selama sakit segala aktivitas dibantu oleh
istrinya, pasien tidak menggunakan bantuan oksigen, pasien tampak lemah dan pucat.
2. Observasi :
Wajah tampak pucat, HR sebelum aktivitas 100×/menit, HR sesudah aktivitas 110×/menit (ganti pakaian),
pasien tampak lemah
a) Aktivitas harian :
0 : mandiri
 Makan :0
1 : bantuan dengan alat
 Mandi :0 2 : bantuan orang
 Pakaian :2 3 : bantuan alat dan
 Kerapihan :2 orang
 Buang air besar :0 4 : bantuan penuh
 Buang air kecil :2
 Mobilisasi di tempat tidur : 2
b) Postur tubuh : Tidak tampak kelainan pada tulang belakang
c) Gaya jalan : Keluarga mengatakan pasien mampu berjalan dengan baik
d) Anggota gerak yang cacat : Tidak ada
e) Fiksasi: : Tidak ada
f) Tracheostomi : Tidak ada
3. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
Berbaring :100/60 mmHg
Duduk : 100/60 mmHg
Berdiri : 110/70 mmHg
Kesimpulan : Hipotensi ortostatik : Positif Negatif
b) HR : 110 x/menit
c) Kulit :
Keringat dingin : Positif pada daerah dahi dan leher
Basah : Tidak ada
d) JVP : cmH2O
Kesimpulan : turgr kulit baik
e) Perfusi pembuluh kapiler kuku : < 3 detik
f) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi:
Bentuk thorax : normal
Retraksi interkostal : tidak ada
Sianosis : tidak
Stridor : baik
 Palpasi :
Vocal premitus: tidak ada
Krepitasi : tidak ada
 Perkusi :
Sonor Redup Pekak
Lokasi :
Auskultasi : vesikuler
Suara napas : baik
Suara ucapan : baik
Suara tambahan : tidak ada
g) Jantung
 Inspeksi :
Ictus cordis : tidak terlihat
 Palpasi :
Ictus cordis : ictus teraba di RIC V
 Perkusi :
Batas atas jantung : Intercostal 2 liena sternal sinitra
Batas bawah jantung : Intercosta 6 linea midklavicula sinistra
Batas kanan jantung : Intercosta 5 linea stenalis dekstra
Batas kiri jantung : Intercosta 6 liena anterior axilaris sinistra
 Auskultasi :
Bunyi jantung II A : Reguler
Bunyi jantung II P : Reguler
Bunyi jantung I T : Reguler
Bunyi jantung I M : Reguler
Bunyi jantung III irama gallop : Terdengan pada interkosta 5 linea anterior axillaris sinistra
(katub mitral)
Murmur : Terdengan pada interkosta 5 linea anterior axillaris sinistra (katub mitral)
Bruit : Aorta : normal
A.Renalis : Tidak terdengar
A. Femoralis : Tidak terdengar
h) Lengan dan tungkai
 Atrofi otot : Positif Negatif
 Rentang gerak : bebas
Kaku sendi : Tidak tampak
Nyeri sendi : Tidak tampak
Fraktur : Tidak tampak
Parese : Tidak tampak
Paralisis : Tidak tampak
 Uji kekuatan otot
Kanan Kiri
Tangan 5 5

Kaki 5 5
Keterangan :
Nilai 5: kekuatan penuh
Nilai 4: kekuatan kurang dibandingkan sisi yang lain
Nilai 3: mampu menahan tegak tapi tidak mampu melawan tekanan
Nilai 2: mampu menahan gaya gravitasi tapi dengan sentuhan akan jatuh
Nilai 1: tampak kontraksi otot, ada sedikit gerakan
Nilai 0: tidak ada kontraksi otot, tidak mampu bergerak
 Refleks fisiologi : biceps (+), triceps (+), achilles (+), patella (+)
 Refleks patologi :
Babinski, Kiri : Positif Negatif
Kanan : Positif Negatif
 Clubing jari-jari: negatif
 Varises tungkai : negatif
i) Columna vetebralis:
 Inspeksi : Lordosis Kiposis Skoliosis
 Palpasi : tidak teraba nyeri
Kaku kuduk : negatif
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidur siang pukul 14.00-14.30 WITA. Pasien mengatakan kadang begadang, pasien tidur
mulai pukul 21.30-05.30 WITA. Sebelum tidur pasien biasanya menonton tv
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan tidak tidur siang, pasien hanya terbaring ditempat tidur dari pagi sampai malam. Pasien
tidur dari jam 21.00-05.00 WITA.
Observasi :
.pola tidur / istirahat pasien
Ekspresi wajah mengantuk : Positif Negatif
Banyak menguap : Positif Negatif
Palpebra inferior berwarna gelap : Positif Negatif

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran pasien masih baik. Pasien
mengatakan menggunakan kacamata karena menderita rabun dekat
2. Keadaan sejak sakit :
Pasein mengatakan sulit berkonsentrasi akibat sakit kepala, pusing dan mual yang dirasakan.
3. Observasi :
Pasien tampak kurang berkonsentrasi akibat nyeri pada kepala
4. Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan
 Kornea : Tampak jernih
 Pupil : Tampak isokor
 Lensa mata : Tampak jernih
 Tekanan intra okuler (TIO) : tidak ada
b) Pendengaran
 Pina : Tampak bersih
 Kanalis : Tampak bersih
 Membran timpani : Tampak polyster
c) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai
Pasien mampu merasakan saat tangan dan tungkai digerakkan
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan merupakan orang yang rajin dan pekerja keras, pasien mengatakan bahagia dan bersyukur
dalam pencapaiannya
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan ingin segera sembuh agar tidak membuat keluarganya khawatir
3. Observasi :
a) Kontak mata : Ada
b) Rentang perhatian : Pasien melihat kearah perawat
c) Suara dan cara bicara : Jelas
d) Postur tubuh : Tegak
4. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata : Tidak tampak kelainan
b) Bentuk/postur tubuh : Tidak tampak kelainan
c) Kulit : Tidak tampak kelainan

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik
3. Observasi :
Tampak pasien dijenguk oleh keluarga dan kerabatnya.

I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan tidak ada masalah
3. Observasi :
Tidak tampak adanya perilaku menyimpang
4. Pemeriksaan fisik :
Tidak tampak kelainan pada penis
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan jika ada masalah akan mencoba mengatasi dengan kepala dingin dan tenang agar tidak
salah dalam mengambil keputusan
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan mencoba beradaptasi, merenungi kesalahannya dan berdoa
3. Observasi :
Tampak ekspresi wajah meringis dan gelisah saat nyeri kepala muncul

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan selalu ke Gereja tiap minggu.
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan tidak ke Gereja dan hanya berdoa ditempat tidur
3. Observasi :
Pasien tampak berdoa ditempat tidur

V. UJI SARAF KRANIAL


A. N I : Pasien mampu membedakan bau dengan mata tertutup
B. N II : Lapang pandang luas
C. N III,: Pupil bulat isokor, diameter 33mm, reflek cahaya(+), pasien dapat menggerakkan bola matanya.
D. N IV : Pada pasien didapatkan dapat menggerakkan bola mata kekanan dan kekiri
E. N V : membuka rahang saat berbicara, bentuk bibir simetris.
F. N VI : . Pada pasien didapatkan pasien mampu menggerakkan bola mata keatas dan kebawah, kesamping kiri dan
kesamping kanan
G. N VII : Pada pasien didapatkan mampu merasakan rasa manis.
H. N VIII : Pada sensori sistem vestibular pasien didapatkan mengalami gangguan keseimbangan dengan keluhan
pusing/pening, pada sensori koklea pasien tidak mengalami masalah dalam pendengaran dan tidak didapatkan
penggunaan alat bantu dengar.
I. N IX : Pada pasien didapatkan pasien tidak mengalami gangguan menelan.
J. N X : Pasien mampu menelan
K. N XI : Pasien mampu menggerakkan badan dan melawan tekanan
L. N XII : Pasien mampu menjulurkan lidah ke berbagai arah
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Nilai Normal
Jenis Pemeriksaan Satuan
Pemeriksaan Pria Wanita

Hemoglobin 6,3 g/dL 13,2 – 17,3 11,7 – 15,5

Jumlah lekosit 100.000 uL 3.800 – 10.600 3.600-11.000

Jumlah Eritrosit 2,59 Juta/uL 4,4 - 5,9 3,8 – 5,2

Jumlah Trombosit 10.000 uL 150.000 – 440.000

Diff Count 3/8/0/28/45/16 % 0-1/2-4/3-5/50-70/25-40/2-8

Hematrokit 18 % 40-52 35-47

MCV 70 fL 80 – 100

MCH 21 Pg 26 – 34

30 g/dL 32 - 36

Glukosa Sewaktu 142 mg/dL 74 – 106

K-NAC 41 U/L 38 - 174 26 – 140

VII. TERAPI
Infus 1000 cc/hari
Obat Injeksi 2x sehari : 10 cc
Tanda Tangan Yang Mengkaji

( )
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Data Subektif Proses penyakit Hipertermi


- Pasien mengatakan
demam
Data Objektif
- SB : 38,9

Akral teraba panas

2 Data subjektif Agen pencedera Nyeri akut


- Klien mengatakan nyeri kimiawi
pada kepala
- Klien mengatakan nyeri
hilang timbul
- Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk
- Skala nyeri 5
Data objektif
- Klien tampak meringgis

3. Data Subjektif : Penurunan Perfusi Perifer


Pasien mengeluh sedikit Konsentrasi Tidak Efektif
pusing Hemoglobin SDKI D.0009
Data Objektif :
- Pemeriksaan penunjang,
hasil pemeriksaan Lab
pasien pada 11/01/2024
- Hb pasien menunjukkan
nilai rendah dengan hasil
6,3 g/dl
- Pasien tampak lemas,
pucat, konjungtiva
anemis.
Kesadaran compos
mentis, GCS : E4 V5 M6
4. Data Subjektif : Iritasi Lambung Nausea
- Pasien mengatakan SDKI D.0076
mual, tidak nafsu makan
Data Objektif :
- Pasien terlihat pucat
- Porsi makan yang
dihabiskan hanya ¼
porsi saja
- BB SMRS 65 kg

- BB MRS 60 kg
IMT 16,5 kg/m
5. Data Subjektif : Ketidakseimbangan Intoleransi
Antara Suplai Aktivitas
- Pasien mengatakan tidak
Dengan Kebutuhan SDKI D.0056
mampu beraktivitas
Oksigen
seperti biasanya, badan
terasa lelah dan lemas
hingga tidak sanggup
berdiri

- Data Objektif :

- Pasien tampak lemah


dan pucat
Aktivitas pasien dibantu
oleh keluaraga / perawat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn.Y / 30 Tahun
Ruang/ Kamar: 111 / Perawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera kimiawi
3 Perfusi PeriferTidak Efektif berhubungan dengan Penurunan
Konsentrasi Hemoglobin
4 Nausea berhubungan dengan Iritasi Lambung
5 Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan Antara
Suplai Dengan Kebutuhan Oksigen
RENCANA KEPERAWATAN
Nama/ umur : Tn.Y
Ruang/ kamar : 111 / Perawatan

Rencana tindakan
Diagnosa Hasil Yang
Tanggal Meliputi: Tindakan keperawatan, tindakan observatif, penyuluhan,
Keperawatan Diharapkan
kolaborasi dokter
11/01/ Hipertermia 1. Menggigil Observasi
2024 berhubungan menurun 1. Identifikasi penyebab hipertermia
dengan proses 2. Kulit merah 2. Monitor suhu tubuh
penyakit menurun 3. Berikan cairan oral
3. Pucat menurun 4. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika hyperhidrosis (keringat
4. Suhu tubuh berlebih)
membaik Terapeutik
5. Suhu kulit 5. Lakukan pendingin eksternal ( kompres hangat)
membaik Edukasi
6. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
11/01/ Nyeri akut 1. Skala nyeri Observasi
2024 berhubungan menurun menjadi 2 1. Identifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dengan agen 2. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
pencedera kimiawi menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan rasa nyeri
3. Meringis menurun Terapeutik
Gelisah menurun 4. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
Edukasi
5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (RND
dan berkumur dengan air hangat)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik

11/01/ Perfusi Perifer 1. Warna kulit Observasi


2024 Tidak Efektif pucat menuru 1) Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. tekanan darah,
berhubungan 2. Kelemahan frekuensi nadi, membrane mukosa, turgor kulit).
dengan otot menurun 2) Monitor intake dan output cairan.
Penurunan 3. Turgor kulit Terapeutik
Konsentrasi membaik 3) Berikan asupan cairan pada pasien.
Hemoglobin 4. Tekanan Edukasi
SDKI D.0009 darah sistolik 4) Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak.
membaik Kolaborasi
5. Tekanan 5) Kolaborasi pemberian cairan IV.
darah diastolik
6) Kolaborasi pemberian tranfusi darah.
membaik
Intervensi utama : Perawatan Sirkulasi (SIKI I. 02079
SLKI L.02011
11/01/ Nausea 1. Nafsu makan
Observasi
2024 berhubungan menjadi
dengan Iritasi meningkat 1. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (nafsu makan).

Lambung 2. Keluhan mual 2. Monitoring mual (frekuensi, durasi, tingkat keparahan) dialami oleh
SDKI D.0076 menjadi pasien.
menurun
3. Monitoring asupan nutrisi.
3. Pucat menjadi
membaik Terapeutik
SLKI L.12111
4. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (bau, suara, dan
rangsangan tidak menyenangkan).

Edukasi

5. Anjurkan TKTP (tinggi kalori tinggi protein).

6. Anjurkan istirahat tidur yang cukup..

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat antlemetik.


Intervensi utama : Manajamen Mual (SIKI I. 03117
11/01/ Intoleransi 1. Frekuensi
Observasi
2024 Aktivitas nadi meningkat
berhubungan 2. Kemudahan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.

dengan dalam 2. Monitor kelelahan fisik..


Ketidakseimbanga melakukan
3. Monitor pola dan jam tidur.
n Antara Suplai aktivitas sehari
Dengan hari meningkat Terapeutik
Kebutuhan
4. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus.
Oksigen
5. Lakukan Latihan rentang gerak pasif/ aktif..
SDKI D.0056
6. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan.

Edukasi

7. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.

Kolaborasi

8. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan


makanan.

Intervensi utama : Manajemen energi (SIKI I. 05178


PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn.Y
Ruang/ Kamar: 111 / Perawatan
Nama
Tgl DP Waktu Pelaksanaan Keperawatan
Perawat
11/01/ 08.00 Hipertermi berhubungan dengan proses
2024 penyakit
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
Hasil : Leukosit 100.000 uL
2. Memonitor suhu tubuh
Hasil : mengatakan badan klien panas
dan suhu tubuh klien 38,9
3. Melonggarkan atau melepas pakaian
Hasil : klien melonggarkan baju yang
dikenakan dikarenakan merasa
panas,
4. Memberikan cairan oral
Hasil : keluarga klien memberikan
klien minum air mineral sebanyak
500ml pada saat demam
berlangsung, klien menghabiskan 1
botol air mineral tanggung.
5. Menganjurkan tirah baring
Hasil : klien mengatakan akan
melakukan tirah baringbaring pada
saat demam berlangsung dan
mengurangi aktivitas pergerkannya,
saat diobservasi klien melakukan tirah
baring saat demam maupun saat
pusing.
6. Kolaborasi pemberian analgetik
(Paracetamol 1gr /8jam)
Hasil : klien bersedia diberikan obat
paracetamol 1gr melalui IV, setetlah
15 menit dilakukan observasi Kembali
klien mnegtakan suhu tubuh membaik
dan pemeriksaan suhu 37 c
11/01/ 08.10 Nyeri akut berhubungan dengan agen
2024 pencedera kimiawi
1. Mengidentifikasi, lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas
Hasil : klien mengatakan nyeri kepala
seperti ditusuk
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Hasil : Klien mengatakan skala nyeri 5
, klien tampak sakit sedang
3. Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyei
Hasil : Klien mengatakan nyeri
dirasakan ketika beraktifitas
4. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Hasil : Klien mengatakan tidak ada
hambatan yang memperberat rasa
nyeri Pukul 09.37
5. Mengajarkan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (RND)
Hasil : Klien tidak mengetahui apa itu
RND, klien di ajarkan melakukan
RND.
6. Mengkolaborasikan pemberian
analgetik
Hasil : Klien merasa nyeri yang
dirasakan berkurang setelah
meminum obat, obat yang diberikan
paracetamol 1gr 2 kali sehari.
11/01/ 08.20 Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan
2024 dengan Penurunan Konsentrasi
Hemoglobin
1. Memeriksa tanda dan gejala
hypovolemia (mis. tekanan darah,
frekuensi nadi, membrane mukosa,
turgor kulit).
Hasil :
2. Monitor intake dan output cairan.
Hasil : klien mengatakan minum air
putih 500 cc dan tidak ada masalah
untuk buang air kecil
3. Berikan asupan cairan pada pasien.
Hasil : klien minum air putih
4. Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak.
Hasil : klien bergersk dengsn pelan
dan hati-hati
5. Kolaborasi pemberian cairan IV.
Hasil : Terpasang cairan infus
6. Kolaborasi pemberian tranfusi darah
Hasil : Transfusi PRC 1 Bag
11/01/ 08.30 Nausea berhubungan dengan Iritasi
2024 Lambung
1. Mengidentifikasi dampak mual
terhadap kualitas hidup (nafsu
makan).
Hasil : Nafsu makan menurun, porsi
makan ¼ porsi yang dihabiskan
2. Memonitoring mual (frekuensi, durasi,
tingkat keparahan) dialami oleh
pasien.
Hasil : Mual sangat sering muncul
3. Memonitoring asupan nutrisi.
Hasil : Asupan nutrisi tidak tercukupi
4. Mengendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (bau, suara, dan
rangsangan tidak menyenangkan).
Hasil : Klien menggunakan aroma
terapi
5. Anjurkan TKTP (tinggi kalori tinggi
protein).
Hasil : klien makan makanan tinggi
protein
6. Anjurkan istirahat tidur yang cukup.
Hasil : klien beristirahat.
7. Kolaborasi pemberian obat
antlemetik.
Hasil : klien minum obat untuk
meredakan mual
11/01/ 08.30 Intoleransi Aktivitas berhubungan
2024 dengan Ketidakseimbangan Antara
Suplai Dengan Kebutuhan Oksigen
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan.
Hasil :klien mengurangi aktifitas
2. Memonitor kelelahan fisik.
Hasil : klien nampak istirahat
3. Memonitor pola dan jam tidur.
Hasil : klien mengatakan akan tidur
lebih awal
4. Menyediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus
Hasil : klien membatasi pengunjung
5. Lakukan Latihan rentang gerak
pasif/ aktif..
Hasil : Klien melakukan peregangan
otot
6. Memberikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan.
Hasil : klien mengikuti gerakan yang
diajarkan
7. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap.
Hasil : Klien mengatur aktifitasnya
8. Berkolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
Hasil : Klien diberikan makanan yang
brgizi ebagai sumber energi
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn.Y
Ruang/ Kamar: 111 / Perawatan
TANGGAL Evaluasi S O A P Nama Perawat
11/01/2024 - Subjektif : Klien mengatakan demam
sudah mulai turun
- Objektif : Klien tampak berkeringat
SB 37,5
- Assesment : Masalah teratasi
- Planning : Intervensi di hentikan

11/01/2024 - Subjektif : Klien mengatakan nyeri pada


kepala berkurang skala nyeri 3
- Objektif : Klien tampak meringgis
- Assesment : Masalah belum teratasi
- Planning : Intervensi di lanjutkan
11/01/2024 - Subjektif : klien mengatakan pusing
berkurang
- Objektif : Klien tampak pucat, konjungtiva
anemis
- Assesment : Masalah belum teratasi
- Planning : Intervensi di lanjutkan

11/01/2024 - Subjektif : klien mengatakan mual, dan


tidak nafsu makan
- Objektif : tampak porsi makan yang
dihabiskan hanya ¼ porsi saja, IMT
16,5kg/m
- Assesment : Masalah belum teratasi
- Planning : Intervensi di lanjutkan
11/01/2024 - Subjektif : klien mengatakan badan masih
terasa lemah,belum bisa beraktifitas
seperti biasa
- Objektif : klien tampak lemah, aktifitas
dibantu oleh keluarga / perawat
- Assesment : Masalah belum teratasi
- Planning : Intervensi di lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai