DECOMPENSANTIO CORDIS
“Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah”
Dosen Pembimbing H. Taufiqur Rahman, S.ST., M.M.Kes
KONSEP MEDIS
1.1 Pengertian
1.2 Etiologi
Bila reservasi jantung normal untuk berespon terhadap stress tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung gagal untuk melakukan tugasnya
sebagai pompa dan akibatnya terjadi gagal jantung. Demikian juga pada tingkat awal
disfungsi komponen pompa secara nyata dapat mengakibatkan gagal jantung. Jika
reservasi jantung normal mengalami kepayahan dan kegagalan respon fisiologi tertentu
pada penurunan curah jantung adalah penting. Semua respon ini menunjukkan upaya
tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital normal. Terdapat empat mekanisme
respon primerterhadap gagal jantung, meliputi :
1. Meningkatnya aktifitas adrenergik simpatis
2. Meningkatnya beban awal akibat aktifitas neuhormonal
3. Hipertofi ventrikel
4. Volume cairan berlebih (overload)
Keempat respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah
jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini daripada
keadaan istirahat. Akan tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah
jantung biasanya tampak pada keadaan beraktifitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung
maka kompensasi akan menjadi semakin kurang efektif. (Muttaqin, Arif. 2009 : 200)
1.5 Pathway
1.7 Penatalaksanaan
1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen terutama pada klien gagal jantung disertai dengan
edema paru. Pemenuhan oksigen akan mengurangi kebutuhan miokardium dan
membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
2. Terapi nitrat dan vasodilatasi
Penggunaan nitrat baik secara akut maupun kronis tengah didukung
dalam pelaksanaan gagal jantung. Dengan menyebabkan vasodilatasi perifer,
jantung diunloaded (penurunan afterload), pada peningkatan curah jantung
lanjut penurunan pulmonary arteri wedge pressure (pengukuran yang
menunjukkan derajat kongesti vaskuler pulmonal dan beratnya gagal ventrikel
kiri), serta penurunn pada O2 miokard.
3. Diuretik
Akan menurunkan preload dan kerja jantung, diuretik memiliki efek
antihipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan garam natrium. Hal ini
menyebabkan penurunan volume cairan dan merendahkan tekanan darah.
4. Diuretik kuat
Bekerja dengan ansa nenle dengan menghambat transportasi klorida
terhadap natrium terhadap sirkulasi (menghambat reabsorbsi natrium pasif).
1.8 Komplikasi
1. Syok kardiogenik
2. Aritmia
3. Ruptur miokard
4. Kematian
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
I.Identitas
Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2020
Jam : 18.30 WIB
Sumber Data : Pasien,Keluarga, Rekam Medis, Tim Kesehatan
Pasien
Nama : Ny. Nia
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 84 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Cerai Mati
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku / Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Banjarejo, Wonosari
Diagnosa Medis : Decompensantio Cordis
Nomor CM : 45 37 56
Tanggal masuk perawatan : 20 Juli 2020
Keluarga / Penanggung Jawab
Nama : Ny. Jinni
Umur : 55 tahun
Hubungan dengan pasien : Anak
II. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien terpasang infus pada tangan kanan cairan D5 mikro 15 Tpm, Pasien
mengatakan sesak nafas, Pasien mengatakan tidak mau tidur karena tidak
mengantuk, Pasien terpasang kateter, Pasien memakai O 2 dengan terapi 3
liter/menit.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak nafas dan nyeri dada
sudah ±3 minggu ini, Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah masuk
rumah sakit dan tidak pernah menderita sakit yang sama tetapi pasien berobat
jalan di klinik sinar husada sebelum masuk ke RSUD Wonosari, Keluarga
pasien mengatakan pasien tidak mengalami memiliki riwayat darah tinggi
tetapi baru beberapa bulan ini pasien darah tinggi.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Selama Sakit
Sebelum Sakit
Selama Sakit
Sebelum sakit
Selama sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau tidur, Keluarga pasien
mengatakan pasien selama di rumah sakit pasien tidak mau tidur dan hanya
ingin duduk saja tetapi pasien biasanya dapat tertidur 1-2 jam saat malam hari,
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah tidur siang.
f. Riwayat Sosial
g. Riwayat Spiritual
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelum sakit shalat 5 waktu dengan rajin
tetapi selama sakit pasien tidak melaksanakan shalat 5 waktu karena kondisi
yang tidak memungkinkan.
IV. Pemeriksaan Fisik
1) Keluhan umum : lemah
3) Pengukuran antropometri
BB : 35 Kg
TB : 145 cm
4) Tanda vital :
5) Pemeriksaan Kepala
a. Kepala
Bentuk kepala Brakhiocephalus, simetris, tidak ada luka, rambut pasien
sudah berwarna putih, kulit kepala pasien berminyak.
b. Leher
Leher pasien simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi.
6) Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Konjungtiva Bactericus, mata berair, keluarga mengatakan mata pasien
masih bisa melihat dengan jelas.
b. Telinga
Keluarga pasien mengatakan pasien pendengarannya sudah berkurang
yaitu telinga kanan dan kiri, telinga simetris, tidak ada luka, telinga pasien
terlihat terdapat sedikit kotoran.
c. Hidung
Simetris, pada hidung pasien terdapat cairan, Hidung pasien tidak ada
pembesaran polip.
d. Mulut
Mulut pasien terlihat berwarna pucat, kering, simetris, tidak ada
stomatitis, bau mulut, gigi pasien terlihat kurang bersih.
7) Pemeriksaan Thoraks/ dada
Inspeksi
Susunan ruas tulang belakang lordosis, bentuk dada asimetris, kulit keriput,
pasien batuk kering, tidak ada lesi.
Auskultasi
8) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Pertumbuhan rambut tidak ada, simetris, tidak ada benjolan, terdapat retraksi.
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Kulit terlihat tidak ada lesi, turgor kulit jelek, struktur keriput, akral dingin
V. Data Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Normal
2. Terapi
a. O2 2- 3 ltr/menit
b. Infus RL/D5 Mikro 15 Tpm
c. Inj Ceftriaxon 1 gr/12 jam
d. Ambroxol 3 x 1 sendok
e. PCT 3 X 500 mg
f. Inj Kalnex 250 mg / 8 jam ( bila hematuri + )
g. Diet bubur saring
VI. ANALISA DATA
DO :
1. PCO2 meningkat/menurun
2. PO2 menurun
3. Takikardi
RR : 45 x / menit,
DO :
TD : 115/70 mmHg
N : 89 x / menit
RR : 45 x / menit
S : 35,4 °C
DO :
BB sebelum sakit : 35 kg
BB setelah sakit : 28 kg
TB : 150 cm
DO : 1. PCO2 meningkat/menurun
2. PO2 menurun
3. Takikardi
RR : 45 x / menit,
TD : 115/70 mmHg
N : 89 x / menit
RR : 45 x / menit
S : 35,4 °C
BB sebelum sakit : 35 kg
BB setelah sakit : 28 kg
TB : 150 cm
1) (MENURUT SDKI)
III. Edukasi
IV. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronchodilator, jika perlu
Penurunan curah Setelah dilakukan I. Observasi
jantung asuhan keperawatan
diharapkan curah 1. Monitor tingkat toleransi aktivitas
jantung meningkat
2. Periksa kontraindikasi (takikardi
Dengan kriteria hasil : >120 x/menit, TDS >180 mmHg,
hipotensi ortostatik >20 mmHg,
1. Lelah menurun engina, dyspnea, gambaran EKG
2. Dispnea menurun iskemia, blok atrioventikuler
derajat 2 dan 3, takikardi
3. Takikardi menurun ventrikel)
4. Kekuatan nadi
perifer meningkat 3. Lakukan skrining ansietas dan
depresi, jika perlu
II. Terapeutik
III. Edukasi
III. Edukasi
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
NOC : NIC :
Respiratory Monitoring
AcidBase Managemen
Monitro IV line
Pertahankanjalan nafas paten
NOC :
NIC :
1. Cardiac Pump effectiveness
Penurunan Cardiac Care
2. Circulation Status
curah jantung
Evaluasi adanya nyeri dada
3. Vital Sign Status
(intensitas,lokasi, durasi)
Catat adanya disritmia jantung
Kriteria Hasil:
Catat adanya tanda dan gejala
1. Tanda Vital dalam rentang penurunan cardiac putput
normal (Tekanan darah,
Nadi, respirasi) Monitor status kardiovaskuler
2. Dapat mentoleransi
aktivitas, tidak ada Monitor status pernafasan yang
kelelahan menandakan gagal jantung
Nutrition Monitoring
Diagnosa
Jam Implementasi Respon
Keperawatan
Mengkaji pola nafas dan
Gangguan 14.20 Pasien mengeluh sesak nafas
frekuensi respirasi.
pertukaran gas
14.30 Meninggikan tempat tidur dengan Pasien melakukan posisi semi
posisi fowler. fowler
Defisit nutrisi 17.15 Menganjurkan klien makan dengan Pasien mengikuti perintah
porsi sedikit tapi sering dan perawat
tingkatkan porsi makan secara
bertahap.
Monitor berat badan
17.40 BB pasien mulai meningkat
X. LEMBAR EVALUASI
O:
RR : 45 x / menit,
O:
TD : 115/70 mmHg
N : 89 x / menit
RR : 45 x / menit
S : 35,4 °C
O:
BB sebelum sakit : 35 kg
BB setelah sakit : 28 kg
TB : 150 cm
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC.
Jakarta.
Guyton hall. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran ed.2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzzane C. & Brennda G Bare. 2002. Keperawatan edikal bedah. Jakarta: E
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan
Muttaqin, Arief. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Media Hardy