KARDIOVASKULO PULMONAL
CONGESTIVE HEART FAILURE
OLEH
1
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Congestive Heart Failure........................................................3
1.2 Etiologi.....................................................................................................3
1.3 Klasifikasi.................................................................................................4
1.3 Tanda dan Gejala......................................................................................4
1.4 Patofisiologi..............................................................................................6
BAB II PROSES ASUHAN FISIOTERAPI
2.1 Assesment................................................................................................7
2.1.1 Identitas Pasien...............................................................................7
2.1.2 Pemeriksaan Subjektif....................................................................7
2.1.3 Pemeriksaan Objektif.....................................................................8
2.1.4 Algoritma Pemeriksaan..................................................................14
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang..................................................................15
2.2 Diagnosis..................................................................................................16
2.3 Prognosis..................................................................................................17
2.4 Planning....................................................................................................17
2.5 Intervensi..................................................................................................19
2.6 Evaluasi....................................................................................................22
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi.
Congestive Heart Failure merupakan sinfrom klinis yang disebabkan oleh suatu
keadaan dimana ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumalah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang disebabkan oleh kelainan struktur atau
fungsi jantung. (Marulam,2009).
1.2 Etiologi.
Penyebab CHF.
1. Hipertensi
2. Infark miokard.
3. Kardiomiopati (dilatasi,hipertrofik,restriktif).
4. Penyakit katup jantung (mitral dan aorta)
5. Kongenital (defek septum atrium) (atrial septal defect/ ASD), (ventricle septal
defect VSD)
6. Aritmia
7. Alkhohol
8. Obat-obatan.
9. Kondisi curah jantung tinggi.
10. Perikardium (kontriksi atau efusi)
3
1.3 Klasifikasi.
The New York Heart Association (Yancy et al., 2013) mengklasifikasikan gagal jantung
dalam empat kelas, meliputi :
a. Kelas I
Aktivitas fisik tidak dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara normal tidak
menyebabkan dyspnea, kelelahan, atau palpitasi.
b. Kelas II
Aktivitas fisik sedikit dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara normal
menyebabkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, serta angina pektoris (mild CHF).
c. Kelas III
Aktivitas fisik sangat dibatasi, melakukan aktivitas fisik sedikit saja mampu
menimbulkan gejala yang berat (moderate CHF).
d. Kelas IV
Pasien dengan diagnosa kelas IV tidak dapat melakukan aktivitas fisik apapun,
bahkan dalam keadaan istirahat mampu menimbulkan gejala yang berat (severe
CHF).
4
10. Denyut nadi (alternans/takikardi/aritmia)
11. Pergeseran apeks
12. Regurgitasi mitral fungsional
13. Krepitasi paru
14. Efusi pleura
5
1.5 Patofisiologi
b. Mekanisme neurohormonal.
Istilah neurohormon memiliki arti yang sangat luas, dimana neurohormon pada
gagal jantung diproduksi dari banyak molekul yang diuraikan oleh neuroendokrin.
Renin merupakan salah satu neurohormonal yang diproduksi atau dihasilkan
sebagai respon dari penurunan curah jantung dan peningkatan aktivasi sistem
syaraf simpatik.
6
garam dan air di ginjal, akibatnya cairan didalam tubuh ikut meningkat. Hal inilah
yang mendasari timbulnya edema cairan pada gagal jantung kongestif.
d. Cardiac remodeling.
Cardiac remodeling merupakan suatu perubahan yang nyata secara klinis sebagai
perubahan pada ukuran, bentuk dan fungsi jantung setelah adanya stimulasi stress
ataupun cedera yang melibatkan molekuler, seluler serta interstitial.
Peningkatan tekanan
pengisan jantung
Vasokontriksi otot
jantung
Disfungsi ventrikel
Penurunan curah
jantung
Congestive heart
failure
7
BAB II
PROSES ASUHAN FISIOTERAPI
2.1 ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. BG
b. Umur : 50 tahun .
c. Alamat : desa sudimara
d. Pekerjaan : PNS.
e. Agama : Hindu
f. Hobby : Badminton
g. Gender : Laki-laki
8
Pasien merupakan seorang PNS guru SD.
f. Riwayat Pasien
Pasien merupakan perokok aktif selama kurang lebih 10 tahun.
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Statis - Terlihat wajah pasien pucat
9
ekstremitas atas dan bawah tanpa masalah.
Pengukuran
8 Juni
Pengukuran Alat Hasil
Ukur
Pengukuran Midline Lokasi Hasil
ekspansi No.
Pemeriksaan Inspirasi Ekspirasi
thoraks
1. Axilla 90 88
2. ICS 4 91 89
3. Xypoideus 88 86
10
Pemeriksaan Borg Nilai Sesak nafas
sesak nafas scale
0 Tidak ada
0,5 Tidak nyata
1 Sangat ringan
2 Ringan
3 Sedang
4 Sedikit berat
5 Berat
6
7 Sangat berat
8
9
10 Sangat sangat berat
Interpretasi :
Borg scale merupakan skala yang memiliki nilai 0
sampai 10 dan digunakan untuk mengukur keadaan
sesak pasien. Dari hasil pengukuran Borg Scale pada
pasien didapatkan hasil 3, yang artinya pasien berada
pada kondisi sedang.
11
dll
2 = Mandiri
2. Mandi 0 = Tergantung 1
orang lain
1 = Mandiri
3. Perawatan 0 = Membutuhkan 1
diri bantuan orang lain
1 = Mandiri dalam
perawatan muka,
rambut, gigi, dan
bercukur
4. Berpakain 0 = Tergantung 2
orang lain
1 = Sebagian
dibantu (misal
mengancing
baju)
2 = Mandiri
5. Buang air 0 = Inkontinensia 2
kecil atau pakai kateter
dan tidak terkontrol
1 = Kadang
Inkontinensia (maks,
1x24 jam)
2 = Kontinensia
(teratur untuk lebih
dari 7 hari)
6. Buang air 0 = Inkontinensia 2
besar (tidak teratur atau
perlu enema)
1 = Kadang
Inkontensia (sekali
seminggu)
12
2 = Kontinensia
(teratur)
7. Penggunaan 0 = Tergantung 1
toilet bantuan orang lain
1 = Membutuhkan
bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa
hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu 2
1 = Butuh bantuan
untuk bisa duduk (2
orang)
2 = Bantuan kecil
(1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile 2
(tidak mampu)
1 = Menggunakan
kursi roda
2 = Berjalan
dengan bantuan satu
orang
3 = Mandiri
(meskipun
menggunakan alat
bantu seperti,
tongkat)
10. Naik turun 0 = Tidak mampu 1
tangga 1 = Membutuhkan
bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Hasil 16
13
Hasil dari pemeriksaan Indeks Bartel di kategorikan
menjadi 5 kategori dengan rentang nilai berikut ini :
Skor 20 : Mandiri
Skor 12-19 : Ketergantungan Ringan
Skor 9-11 : Ketergantungan Sedang
Skor 5-8 : Ketergantungan Berat
14
c. Algoritma Pemeriksaan
15
- Terdengar suara mumur pada
Auskultasi.
jantung pasien
- Tidak terdapat bunyi vesikuler,
rongki atau weezing.
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Kesan
Pemeriksaan
EKG irama jantung yang normal dan juga takikardi,
16
DIAGNOSIS
ICF Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
Body fuction :
- b4200 Increased blood pressure
- b410 Heart functions
- b440 Respiration functions
- b445 Respiratory muscle functions
- b455 Exercise tolerance functions
- b710 Mobility of joint functions
- b730 Muscle power functions
Body sructure :
- s4101 Structure of cardiovascular system
- s4303 Muscles of respiration,
- d920 Hobbies
17
IV. Contextual Factor
a. Personal Factor
Environmental Factor
Fasilitator :
1. Support and relationship of immediate familly (e310)
Adanya support dari keluarga yang selalu mengantarkan untuk
melakukan fisioterapi di Klinik
2. Health Profesionals (e355)
Mendapatkan penanganan yang baik dari fisioterapis.
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Gangguan aktivitas akibat Congestive Heart Failure ( CHF )
PROGNOSIS
I. Quo ad vitam
Bonam
PLANNING
I. Jangka Pendek
- Mengurangi sesak napas
- Mengurangi batuk.
- Mengurangi kelelahan.
18
II. Jangka Panjang
- Mencegah komplikasi lebih lanjut
- Pasien dapat melakukan ADL dengan normal
Contextual Factor
Hobbies.
Beban kerja jantung Gangguan ADL Aerobik
Carrying
meningkat exercise
out
daily
Vasokontriksi otot
routine
jantung.
Disfungsi ventrikel.
19
Curah jantung menurun
IV. INTERVENSI
I. Tabel Intervensi
20
Persiapkan pasien dalam
posisi santai dan nyaman di
mana gravitasi membantu
diafragma, seperti posisi semi
Fowler.
Tangan terapis ditempatkan di
rektus abdominis tepat di
bawah margin kosta anterior.
Minta pasien untuk bernapas
perlahan dan dalam melalui
hidung. Mintalah pasien
menjaga bahu agar tetap
rileks dan dada bagian atas
tetap tenang, sehingga perut
sedikit naik. Kemudian beri
tahu pasien untuk rileks dan
buang napas perlahan melalui
mulut.
Jika pasien mengalami
kesulitan menggunakan
diafragma selama inspirasi,
minta pasien menarik napas
beberapa kali berturut-turut
melalui hidung dengan
menggunakan tindakan
mengendus.
Aerobik - Six minuts walking test Dilakukan R. J. Achttien & J.
exercise. selama 6 menit B. Staal & S. van
Latihan fungsional pasien der Voort & H. M.
diberikan contoh oleh terapis Kemps & H. Koers
dengan berjalan di garis lurus & M. W. A.
sebanyak beberapa kali Jongert & E. J. M.
Hendriks. 2014.
Exercise-based
Lakukan cardiac
- Berenang.
latihanini 3-4x rehabilitation in
Intruksikan pasien untuk seminggu, patients with
memegangi tepi kolam renang dengan waktu chronic heart
kemudian sedikit demi 30 menit setiap failure: a Dutch
seedikit mengangkat kedua sesinya. practice guideline.
kaki dan menggerakannya ke Radboud
atas dan bawah seperti University.
21
mendayung.
II. Edukasi
Edukasi Evidence Based
- Menjalani pola hidup sehat, seperti berhenti merokok https://www.alodokter.c
dan membatasi konsumsi alkohol. om/gagal-jantung
- Pola makan sehat yang dikombinasikan dengan
olahraga rutin dapat menjaga berat badan ideal.
22
heart failure: a Dutch
practice guideline.
Radboud University.
EVALUASI
2. ICS 4 91 88
3. Xypoideus 88 86
23
Pemeriksaan Borg scale Nilai Sesak nafas
sesak nafas
0 Tidak ada
0,5 Tidak nyata
1 Sangat ringan
2 Ringan
3 Sedang
4 Sedikit berat
5 Berat
6
7 Sangat berat
8
9
10 Sangat sangat berat
Interpretasi :
Borg scale merupakan skala yang memiliki nilai 0
sampai 10 dan digunakan untuk mengukur keadaan
sesak pasien. Dari hasil pengukuran Borg Scale pada
pasien didapatkan hasil 2, yang artinya pasien berada
pada kondisi ringan dan mengalami peningkatan dari
kondisi sebelumnya.
24
1 = Mandiri
3. Perawatan 0 = Membutuhkan 1
diri bantuan orang lain
1 = Mandiri dalam
perawatan muka,
rambut, gigi, dan
bercukur
4. Berpakain 0 = Tergantung 2
orang lain
1 = Sebagian
dibantu (misal
mengancing
baju)
2 = Mandiri
5. Buang air 0 = Inkontinensia 2
kecil atau pakai kateter dan
tidak terkontrol
1 = Kadang
Inkontinensia (maks,
1x24 jam)
2 = Kontinensia
(teratur untuk lebih
dari 7 hari)
6. Buang air 0 = Inkontinensia 2
besar (tidak teratur atau
perlu enema)
1 = Kadang
Inkontensia (sekali
seminggu)
2 = Kontinensia
(teratur)
7. Penggunaan 0 = Tergantung 2
toilet bantuan orang lain
25
1 = Membutuhkan
bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa
hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu 3
1 = Butuh bantuan
untuk bisa duduk (2
orang)
2 = Bantuan kecil
(1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak 3
mampu)
1 = Menggunakan
kursi roda
2 = Berjalan
dengan bantuan satu
orang
3 = Mandiri
(meskipun
menggunakan alat
bantu seperti,
tongkat)
10. Naik turun 0 = Tidak mampu 1
tangga 1 = Membutuhkan
bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Hasil 19
Hasil dari pemeriksaan Indeks Bartel di kategorikan
menjadi 5 kategori dengan rentang nilai berikut ini :
Skor 20 : Mandiri
Skor 12-19 : Ketergantungan Ringan
26
Skor 9-11 : Ketergantungan Sedang
Skor 5-8 : Ketergantungan Berat
27
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pasien dengan inisial I.XY dengan kondisi congestive heart failure dengan
keluhan adanya sesak nafas, sering batuk dan mudah Lelah yang mengakibatkan
adanya gangguan aktivitas sehari-hari pasien. Dengan adanya permasalahan
tersebut dapat diberikan program tatalaksana fisioterapi dengan terapi relaksasi,
aerobic exercise dan disertai dengan diberikan home program berupa breathing
exercise dan aerobic exercise dengan tujuan untuk mengatasi problematika yang
muncul pada pasien.
Setelah diberikan terapi diperoleh hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari
adanya penurunan sesak nafas dari hasil evaluasi menggunakan skala borg,
berkurangnya batuk, dan meningkatnya ADL dari hasil evaluasi menggunakan
index barthel sehingga ada peningkatan aktifitas sehari-hari pasien.
28
DAFTAR PUSTAKA
R. J. Achttien & J. B. Staal & S. van der Voort & H. M. Kemps & H. Koers & M. W. A.
Jongert & E. J. M. Hendriks. 2014. Exercise-based cardiac rehabilitation in patients
with chronic heart failure: a Dutch practice guideline. Radboud University.
Yancy, Clyde W., et al. (2013). ACCF/AHA Practice Guideline 2013 ACCF / AHA
Guideline for the Management of Heart Failure A Report of the American College of
Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice
Guidelines. ACCF/AHA Practice Guideline
Marulam M. Panggabean. 2009. Penyakit Jantung Hipertensi : Aru W. Sudoyo.,
Bambang S., Idrus A. Editors: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Vol II). Jakarta:
Interna Publishing.
https://www.alodokter.com/gagal-jantung
29