Anda di halaman 1dari 20

Radiology

JUDUL
Functional Recovery Following Early
Mobilization After Middle Third Clavicle
Osteosynthesis For Acute Fractures Or
Nonunion: A Case-Control Study

JURNAL
Orthopaedics & Traumatology: surgery &
research 103
VOLUME &
TAHUN
HALAMAN
103 & 885-889 2017
PENULIS
1. A. Lädermanna,

2. S. Abrassart,

3. P.J. Denardd,

4. J. Tirefort a,

5. A. Nowaka,
6. A.J. Schwitzguebel
REVIEWER

01 02 03 04 05
Luh Komang Ari Ni Luh Anita Denycher Amando I Made Surya Gede Agus
Trisna Jayanti Chadra Dewi Deorleans Widi Antara Deny Nugraha
Pereira
18031001 18031003 18031004 18031005 18031015
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi keefektifan mobilisasi segera setelah ORIF
dari fraktur klavikula midshaft dengan pelat LCP. Tujuan
sekundernya adalah untuk mengevaluasi kecepatan
pemulihan fungsional antara kasus akut dan nonunion.
Hipotesisnya adalah bahwa imobilisasi dan fisioterapi
tidak diperlukan setelah fiksasi akut atau tertunda dari
fraktur klavikula midshaft.
SUBJEK PENELITIAN
Kriteria inklusi meliputi: Kriteria eksklusi

- usia ≥ 18 - polytrauma,

- Baik fraktur klavikula midshaft akut - ketidakpatuhan terhadap protokol


dengan perpindahan 100% rehabilitasi,

- Lebih besar atau fraktur klavikula - kondisi ekstremitas atas ipsilateral yang
midshaft nonunion yang dirawat dengan sudah ada sebelumnya yang mempengaruhi
pembedahan pemulihan,

- Minimal tindak lanjut 1 tahun. - Operasi revisi.

Penelitian pada akhirnya dilakukan pada 42 pasien (31 dengan akut dan 11 dengan fiksasi tertunda)
METODE PENELITIAN
Antara Oktober 2011 dan Juli 2015, semua pasien yang berusia di atas 18 tahun, baik yang
mengalami patah tulang klavikula akut atau nonunion, dianggap berpotensi memenuhi syarat
untuk dimasukkan dalam studi kontrol kasus prospektif ini. Pasca operasi, tidak ada imobilisasi
yang direkomendasikan dan pasien menjalani protokol rehabilitasi yang terdiri dari peregangan
setiap jam.
DEFINISI OPERASIONAL
VARIABLE INDEPENDEN
- Melakukan pengukuran terhadap timeline terbaik pada proses
pemulihan fungsional secara penuh pada midshaft clavicula yang
pernah dilakukan operasi dengan osteosintesis atau ORIF yang
menggunakan plat LCP (Locking Compression Plate)
- Melakukan perbandingan terhadap proses pemulihan fungsional pada
fractur akut dengan fraktur nonunion.
CARA & ALAT MENGUKUR VARIABLE DEPENDEN
- Dilakukan pengukuran ROM pada lengan yang mengalami fraktur dan lengan yang tidak mengalami
fraktur.
- Dilakukan pengukuran terhadap fungsional bahu menggunakan SANE (single shoulder numerical
assessment) paada minggu ke 2, 6, 12 dan 1 tahun setelah operasi. Skala pada SANE adalah 0-100 yang
mana 100 berarti normal.
- Proses pengukuran perbandingan terhadap proses pemulihan fungsional pada fraktur akut dengan fraktur
union dilakukan dengan Chi-squared test, Student t-test, or Wilcoxon test yang pada proses awalnya
dikumpulkan Karakteristik klinis dasar berupa: usia, jenis kelamin, sisi, dominasi anggota tubuh, jenis
pekerjaan (berat atau tidak), status gaji atau wiraswasta, merokok tembakau, penundaan antara trauma
awal dan pembedahan, perawatan akut atau nonunion, panjang bekas luka , penggunaan osseous
autograft, kebutuhan terapi fisik, hari libur kerja dan komplikasi bedah.
DEFINISI OPERASIONAL
VARIABLE INDEPENDEN
- Dilakukannya pendekatan bedah pada fraktur akut dengan menggunakan skrup 1-2
dengan ukuran 2.7 sampai 3,5 mm.
- Dilakukannya pendekatan bedah pada fraktur nonunions dengan cacat segmental
dengan autograft krista iliaka trikortikal yang sebelumnya telah dipersiapkan
sebelum tahap operasi.
- Baik kasus akut dan nonunion kemudian distabilkan secara superior dengan straight
Pelat LCP 3,5 mm (DePuy Synthes, Oberdorf, Swiss), dengan kombinasi sekrup
kompresi dan stabilisasi.
LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN
- Pertama-tama diadakan proses pemilahan subjek penelitian yang disesuaikan dengan kriteria inklusi
dengan ekslusi dan juga dilakukan pengumpulan Karakteristik klinis dasar berupa usia, jenis kelamin,
sisi, dominasi anggota tubuh, jenis pekerjaan (berat atau tidak), status gaji atau wiraswasta, merokok
tembakau, penundaan antara trauma awal dan pembedahan, perawatan akut atau nonunion, panjang
bekas luka, penggunaan osseous autograft, kebutuhan terapi fisik, hari libur kerja, komplikasi bedah,
dan kebutuhan pencabutan perangkat yang digunakan dalam proses osteontisesis.
- Tahap kedua dilakukan pendekatan bedah berupa proses operasi yang dalam kasus akut, satu hingga
dua sekrup ukuran 2.7 atau Sekrup 3,5 mm digunakan untuk mengikat tulang antar fragmen sesuai
dengan konfigurasi fraktur.
LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN
- Nonunions dengan cacat segmental dirawat dengan autograft krista iliaka trikortikal yang sebelumnya
telah disiapkan. Nonunion tanpa cacat segmental dirawat dengan autograft dari olekranon ipsilateral,
diikuti dengan kompresi dengan plat dan sekrup lag jika memungkinkan.
- Setelah secara anatomis bentuk tulang kembali ke awalnya, baik kasus akut dan nonunion kemudian
distabilkan secara superior dengan straight Pelat LCP 3,5 mm (DePuy Synthes, Oberdorf, Swiss),
dengan kombinasi sekrup kompresi dan stabilisasi. Satu atau dua sekrup kemudian digunakan untuk
menstabilkan graft jika terjadi cacat segmental. Di akhir prosedur, platysma dijahit bersama untuk
memulihkan plat.
LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN
- Tidak ada imobilisasi pasca operasi atau proses fisioterapi yang awalnya telah ditentukan. Pasien
diizinkan ROM aktif segera dan kembali ke aktivitas sehari-hari. Para pasien diminta untuk
menghindari aktivitas menahan beban yang menimbulkan nyeri sama atau lebih tinggi dari 4 pada
skala 10 (0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri maksimal). Fisioterapi diberikan jika hasil pengukuran
terhadap ROM menunjukkan hasil tidak full dan kekuatan tidak diperoleh pada minggu ke-6 pasca
operasi.
- Karakteristik klinis dasar yang tadi telah dikumpulkan akan diuji dengan uji Chi-squared test, Student
t-test, atau Wilcoxon test yang sesuai. Demikian pula dengan proses pemulihan fungsional bahu akan
diukur menggunakan SANE. Proses pengukuran dilakukan pada kelompok fraktur akut dan fraktur
nonunion.
HASIL PENELITIAN

- Sebanyak 42 pasien dengan 2 jenis kelompok yaitu fraktur akut dan fraktur nonunion dilibatkan.
Proses follow-up dilakukan pada bulan ke-33. Dengan hasil dari hipotesis adalah 26% pasien dari
kelompok akut dan 55% dari kelompok nonunion membutuhkan Fisioterapi.
- Semua pasien dalam penelitiann dapat kembali bekerja, mencapai ROM bahu penuh, dan dapat kembali
berolahraga serta dapat melakukan aktivitas berat. Pada bulan ke 3 dan ke 12, semua pasien puas dan
merekomendasikan operasi. Namun, pada penelitian ini dapat kita amati bahwa kelompok nonunion
membutuhkan lebih banyak waktu untuk kembali ke aktivitas fungsional.
HASIL PENELITIAN
- Skor SANE secara signifikan lebih rendah pada kelompok nonunion pada minggu ke-2, minggu ke-6,
minggu ke-6, tetapi tidak sekaligus setelah operasi. Mengenai pengaruh karakteristik dasar pada skor
SANE pada minggu ke-6, serta adanya komplikasi bedah dan penggunaan cangkok tulang struktural
memiliki efek merusak yang signifikan.
- Fungsi kembali lebih cepat pada kelompok akut dibandingkan dengan kelompok nonunion berdasarkan
skor SANE pada minggu ke-2 (73 ± 21 vs. 45 ± 26 masing-masing, P = 0,01), skor SANE pada minggu
ke-2 (89 ± 15 vs. 66 ± 23 masing-masing, P = 0,01), skor SANE pada bulan ke-3 (96 ± 10 vs. 85 ± 14
masing-masing, P = 0,03), dan berdasarkan pengembalian ROM penuh (17 ± 25 vs 44 ± 31 hari
masing-masing, P = 0,01).
PEMBAHASAN
Osteosintesis dengan pelat LCP adalah pilihan yang andal untuk fraktur klavikula mid-shaft yang akut maupun yang
nonunion. Pembedahan memungkinkan rehabilitasi pada bentuk anatomi klavikula, menghindari imobilisasi dalam
waktu lama dan bahkan mengurangi adanya nyeri, kelelahan, dan skapulothoracic dyskinesia. Tujuan dari
pembedahan adalah untuk memfasilitasi protokol rehabilitasi yang dipercepat sehingga dapat cepat kembali ke
aktivitas semula, biaya rehabilitasi minimal, dan mengefisienskan waktu.
Sebagian besar penelitian sebelumnya telah merekomendasikan imobilisasi sling dan terapi fisik setelah perawatan
operatif dari fraktur klavikula, menggunakan pelindung sling lengan selama dua hingga enam minggu setelah
osteosintesis. Sebaliknya, penelitian ini menunjukkan bahwa imobilisasi pasca operasi tampaknya tidak diperlukan
pada salah satu kelompok, memperkuat salah satu hipotesis kami. Penulis sebelumnya juga merekomendasikan terapi
fisik dalam semua kasus. Dalam penelitian ini, hanya 26% pasien dari kelompok akut dan 55% dari kelompok
nonunion membutuhkan terapi fisik, menghasilkan penghematan ekonomi dibandingkan dengan protokol penelitian
yang disebutkan di atas. Kami percaya bahwa resep terapi fisik yang sistematis pada periode pasca operasi mengarah
pada pengobatan yang berlebihan dibandingkan dengan mengadopsi pendekatan menunggu dan melihat. Namun
demikian, terapi fisik tetap bermanfaat setelah 6 minggu pada beberapa pasien, sebagian membatalkan hipotesis
kedua kami. Ini terutama terjadi pada kelompok nonunion, mungkin karena periode dekondisi bahu yang lebih lama.
Fisioterapi biasanya diperlukan selama periode waktu terbatas, sama seperti jika dimulai tanpa penundaan.
KEKUATAN PENELITIAN KELEMAHAN PENELITIAN

Kekuatan utama penelitian ini meliputi Kelemahan penelitian ini berupa penelitian ini
pengumpulan data prospektif dan tindak lanjut masih memiliki keterbatasan yang
100%. Hal ini memungkinkan kami untuk membutuhkan diskusi. Pertama, desainnya
menentukan tingkat pemulihan dan dilengkapi dengan semua batasan yang jelas,
penyembuhan dan memantau dengan cermat seperti ketidakmampuan untuk menentukan
dampak dari protokol rehabilitasi yang alasan untuk melanjutkan ke perbaikan operasi,
dipercepat yang dapat menyebabkan bias pengobatan.
Penalaran tambahan dalam proses pengambilan
keputusan, seperti ukuran fungsi bahu objektif
atau desain prospektif, tampaknya merupakan
faktor penting yang tidak diperhitungkan.
Kedua, kami menemukan tingkat penghapusan
perangkat keras yang tinggi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai