Dosen Pengampuh : Dwi Wulandari Ningtias P, S.Kep.,Ns.,M.

Kep

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Oleh :

Kelompok 15 :

SITI MARCELINA / P202201033

AYU DHIRANACITA / P202201032

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA
WALUYA
2023
1. Kasus I

Tn S umur 60 tahun di bawah anaknya ke RS Sukaharjo. Sejak tanggal 15 April 2015

klien menjalani perawatan dengan diagnosa Post Operasi Hernia Inguinalis Lateralis.
Klien mengatakan nyeri di perut bagian kiri bawah, nyeri luka post operasi, rasa seperti
ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada perut dengan skala 5, dirasakan hilang timbul. Hasil
pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg, Nadi 86x/menit, Suhu 37,7●C, RR
20x/menit, klien nampak meringis kesakitan. Klien juga mengatakan sulit
menggerakkan kaki kiri karena sakit pada luka post operasi, klien Nampak kesulitan
membolak-balik posisi, terdapat luka post operasi di perut kiri bawah, leukosit tinggi.
Berdasarkan data pengkajian tersebut, perawat menegakkan diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agen pencendera fisik (prosedur operasi) dan gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan ke tidak bugaran fisik, sehingga perawat menyusun intervensi
keperawatan yang berfokus pada kedua masalah keperawatan tersebut.

2. Cara Penggunaan PICOT

a. Sebelum kami menentukan PICO terlebih dahulu kami mencari Link atau tempat
untuk mencari jurnal yang kami akan cari.
b. Kemudian kami login digoogle dan mencari mencari jurnal di PUBMED
c. Setelah itu kami memilih PICO yang akan kami gunakan dalam kasus.

P Hernia
I Post Operasion
C -
O -

T 5 tahun terakhir

d. Setelah kami masukan Keyword kemudian kami memilih fre ful text, kemudian
5 tahun terakhir, maka akan muncul jurnal sebanyak 78 jurnal, setelah itu kami
 memilih atau mencari sehingga muncul jurnal terkait hernia post operasi. dan
kami memilih 4 jurnal atau artikel pada PUBMED.

3. Critikal Apraisal

a. Judul Jurnal : Totally extraperitoneal laparoscopic inguinal hernia repair

post-radical prostatectomy.
(Judul Jurnal sudah memenuhi kaidah penulisan judul. Judul tidak
menggunakan tanda tanya dan tanda seru)
b. Penulis : Imogen Watt, Adam Bartlett, John Dunn, Andrew Bowker
c. Institusi penulis Department of Surgery, University of Auckland,
Auckland,New Zealand, Laparoscopy Auckland, Gillies Ave, Epsom,
Auckland,New Zealan, Department of General Surgery, Auckland City
Hospital, Park Road, Auckland, New Zealand
Ket : Didalam jurnal ini sudah mencantumkan asal institusi dari Penulis dan
mencantumkan bidang tiap-tiap peneliti.
d. Tahun Terbit : 2022 ( Mencamntumkan tahun terbit jurnal)
e. Tujuan (Didalam jurnal ini tidak mencantuumkan tujuan penelitian) .
f. Methods This single surgeon, case–control study was performed using a
prospective database of all patients undergoing TEP LIHR between 1995 and
2020. Patients who underwent previous RP were identified and compared to
matched controls. Pre-operative, operative and post-operative data were
analysed. The type of RP, open, laparoscopic or robotic, was identified and
operative outcomes compared between the three groups.
(Desain penelitian yang digunakan adalah case–control study)
g. Results 6532 LIHR cases were identified. 165 had previously undergone RP
and 6367 had undergone primary LIHR without prior RP. The groups were
matched for age, demographics and co-morbidities. All operations were
commenced laparoscopically, three converted to open in the LIHR + RP group
and none in the LIHR group. Median operative time in patients with previous
RP was longer, for unilateral (40 min vs. 21 min, p < 0.0001) and bilateral (71
 vs. 30 min, p < 0.0001) LIHR. The majority of cases were performed as day
stay procedures. There was no difference in immediate recovery parameters
including time to discharge, complication rates, return to normal function,
return to driving or post-operative analgesia. At 3 months of follow-up there
was no difference in hernia recurrence for unilateral (2/128 vs 6/2234, p =
0.0658) or bilateral (0/24 vs 3/1490, p ≥ 0.999) LIHR, nor chronic pain as
measured by patient awareness or restriction of activity. No differences in
operative and post-operative outcomes were identified between the three types
of RP, other than difference in operative time (p = 0.0336).
(Dalam penelitian ini mencantumkan hasil penelitian)
h. Conclusions Previous RP should not be an absolute contraindication for TEP
LIHR. Although previous RP adds complexity, in experienced hands TEP LIHR
can be done safely, with outcomes equivalent to patients who have not
previously undergone RP.
(Mencantumkan Pembahasan).
4. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam tugas ini adalah dengan adaya cara pencarian jurnal
dengan menggunakan PICOT dapat memudahkan kita dalam mencari Evidance Baced
(EVB).
Lampiran Tugas PICO
Jurnal Utama
1. Totally extraperitoneal laparoscopic inguinal hernia repair post-radical
prostatectomy.
Jurnal Tambahan
2. A Queda Da Pressão Portal Após Desvascularização Esofagogástrica E

Esplenectomia Influe

3. Systemization Of Laparoscopic Inguinal Hernia Repair (Tapp) Based On A

New Anatomical Concept: Inverted Y And Five Triangles

4. Cost and Quality Comparison of Hernia Surgery in Stationary, Day-Patient and

Outpatient Care