Anda di halaman 1dari 19

Journal reading

A comparative study of
laparoscopic appendicectomy
versus open appendicectomy

Kartika Apriani
NIM. 10101012
Pembimbing
Dr. Nursal Hasbi , Sp. B

Latar Belakang:
Apendektomi terbuka aman dan efektif
untuk apendisitis akut selama lebih dari
satu abad terakhir.
Baru-baru
ini,
beberapa
penulis
mengusulkan bahwa teknik laparoskopi
apendektomi
harus
menjadi
pengobatan untuk apendisitis akut.

Tujuan

Untuk
mengevaluasi
dan
membandingkan
laparoskopi
apendektomi
dengan
apendektomi
terbuka dalam praktek bedah umum.

Metode
Penelitian
prospective
randomized
controlled dilakukan selama periode
Oktober 2012 hingga Oktober 2015 di
departemen bedah umum Rumah sakit
dan Fakultas kedokteran K.P.C, Kolkata.
India.

Sampel
Pasien dengan usia rentang 18 tahun
hingga 60 tahun yang akan dilakukan
pengacakan sampel.
Total kelompok populasi 144 pasien
dengan usia rata-rata 39 tahun.

Desain
PERENCANAAN :
Tanggal 3 : apendektomi.
Tetiap tanggal 4 : laparoskopi
apendektomi

Pasien tidak dapat memilih


terapi operatif yang akan
dilakukan : mempengaruhi
kriteria eksklusi
Dari total 144 73 sampel.
33 pasien : laparoskopi apendektomi
40 : apendektomi terbuka.
Pasien
didata
berdasarkan
anamnesis
klinis
dan
pemeriksaan fisik

Desain
- Menyingkirkan DD dengan
anamnesa dan pemfis.
- Memperkuat diagnosa
dengan Alvarado score dan
pem. Lab.

Penjelasan prosedur operasi


dan informed consent

Dilakukan pemeriksaan pre-anastesi.


Setelah operasi dilakukan pemeriksaan histopatologi

Follow-up

B. Kriteria eksklusi
Pasien dengan penyakit cardiopulmonal
berat, kehamilan, dan peritonitis
Pasien
yang
dipilih
untuk
menjalani
laparoskopi apendektomi tetapi memiliki
kontraindikasi yaitu ASA IV.
menolak untuk menjalani operasi karena
masalah pribadi dan masalah keuangan
pasien yang menolak untuk memberikan
persetujuan juga dikeluarkan dari penelitian.

Analisis statistik
Uji 2 (Chi-square test) untuk membandingkan data
kategoris : morbiditas pasca operasi, infeksi luka,
abses intra-abdominal, kebocoran sekum,
perlengketan ileus, pneumonia.
Mann-Whitney U test untuk membandingkan Data
ordinal : waktu operasi, perawatan di rumah sakit,
waktu yang diperlukan untuk kembali ke aktivitas
normal dan pekerjaan berat.
VAS skor untuk kosmetik dan nyeri pada 12 pertama
dan 24 jam.

Hasil
Kelompok penelitian (n = 73) termasuk 50,6% dari
populasi). Populasi kelompok 144.

Hasil

Hasil

Hasil

Hasil
Tabel 2 : perbandingan antara laparoskopi apendektomi dan
apendektomi terbuka.

Hasil
Tabel 3. Patologi apendiks

Diskusi
Apendisitis akut adalah salah satu penyebab paling
sering kegawatdaruratan abdomen hampir pada
semua kelompok umur.
Penelitian retrospektif kohort atau beberapa review
laparoskopi apendektomi perawatan di rumah sakit
lebih singkat.
Saurnland meringkas hasil 28 penelitian acak
terkontrol hampir 3000 pasien melaporkan secara
signifikan lebih berkurang waktu perawatan di rumah
sakit.
Sesuai dengan penelitian lain secara signifikan infeksi
luka lebih sedikit pada kelompok laparoskopi
apendektomi (P <0,05).

Diskusi
Ortega et al skor nyeri linear analog, tercatat
dalam subkelompok 135 pasien. skor nyeri secara
signifikan lebih rendah setelah 24 jam dan 48 jam.
Call masa pemulihan pasca operasi sama pada
kedua kelompok.
Jalujan Mompean obstruksi usus terjadi pada 4
kasus setelah laparoskopi apendektomi dan 5 kasus
setelah apendektomi terbuka, tidak bermakna.
Pedersen AG laparoskopi apendektomi dikaitkan
dengan peningkatan kosmetik (P <0,001). Menurut
Mustafa Kamal Prosedur laparoskopi memberi kita
bekas luka kecil yang lebih kosmetik dan diterima.

Kesimpulan
Bahwa laparoskopi apendektomi terbukti
layak dan aman dilakukan sebagai terapi
tindakan apendisitis akut.
Saat ini masih begitu banyak pertanyaan
untuk menilai keuntungan dari laparoskopi
apendektomi.
Sehingga
perlu
banyak
penelitian terbaru secara lebih lanjut.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai