Anda di halaman 1dari 13

TELAAH JURNAL

CLINICAL APPLICATION OF ENHANCED RECOVERY AFTER SURGERY


IN THE TREATMENT OF CHOLEDOCHOLITHIASIS BY ERCP

“Aplikasi Klinis Peningkatan Pemulihan Setelah Bedah Dalam Pengobatan


Choledocholithiasis Oleh ERCP”

Disusun Oleh :

Nama : Noor Hassanah

NIM : 2211102412246

PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


2022 / 2023
TELAAH JURNAL

I. DESKRIPSI UMUM
No Item : -
1. Judul Jurnal :
 “Clinical application of enhanced recovery after surgery in the treatment of
choledocholithiasis by ERCP” (2021)

2. Penulis Jurnal :
 Yue Zhang
 Zuhua Gong,
 Sisi Chen

3. Nama Jurnal/dipublikasikan oleh:


 Medicine 2021;100:8(e24730).
 ISSN:1943-8141/AJTR0126819

4. Penelaah/review jurnal :
 Noor Hassanah

5. Sistematika penulisan :
 Pendahuluan, metode penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulan dan
saran, daftar pustaka

6. Referensi Daftar Pustaka :


 16 referensi yang terdiri dari buku dan jurnal
I. DESKRIPSI CONTENT
Komponen
No Item Question to help " Telaah Jurnal"
Jurnal
1 Pendahuluan 1. Apa Masalah Penelitian?
Pemberian program ERAS (Enhanced Recovery After
Surgery) atau peningkatan pemulihan pada pasien CBD atau
Common Bile Duct (batu empedu) yang menjalani ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography)
2. Seberapa besar masalah tersebut?
(Prevalensi/insidensi)
Perubahan pola makan dan gaya hidup berkontribusi
terhadap peningkatan kejadian penyakit hepatobilier.
Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum, tetapi
beberapa pasien rentan terhadap berbagai pasca operasi
komplikasi, jadi sangat penting untuk memasukkan
intervensi keperawatan selama operasi. ERAS (Enhanced
Recovery After Surgery) atau program peningkatan
pemulihan setelah operasi terdiri dari serangkaian langkah-
langkah optimasi berbasis bukti yang dimasukkan ke dalam
pengobatan perioperatif. Perawatan multi-dimensi dan
komprehensif, dikombinasikan dengan teknik pembedahan
dan anestesi, dapat mengurangi stres traumatis fisiologis
dan psikologis pasien, menurunkan insiden komplikasi
pasca operasi dan memungkinkan pasien untuk pulih
dengan cepat.
3. Dampak masalah jika tidak diatasi?
ERCP telah menjadi pilihan pertama bagi banyak pasien
dengan penyakit bilier dan pankreas dalam hal ini pasien
dengan cholelithiasis memiliki banyak keuntungan.
Misalnya minimal invasif, efektif, membutuhkan rawat inap
yang singkat, dan memiliki insiden rendah komplikasi,
terutama untuk pasien lanjut usia yang miskin kandidat
untuk operasi terbuka. Selama ERCP periode perioperatif,
ada beberapa respons stres yang berasal dari aspek
psikologis dan fisiologis. Pankreatitis adalah komplikasi
yang paling umum. Penelitian sebelumnya telah
menunjukkan bahwa AMS hadir di sekitar 73% dari pasien
setelah ERCP, yang mungkin terkait dengan peningkatan
tekanan intrapankreas selama angiografi; namun, kurang
dari 7% pasien didiagnosis dengan klinis pankreatitis. Oleh
karena itu, penelitian difokuskan untuk mengamati
perubahan tanda-tanda pada perut pasien.
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi?
Tidak ada kesenjangan yang terjadi pada penelitian ini.
Hasil penelitian ini telah sesuai dengan tujuan penelitian.
5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan
hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti?
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian program ERAS (Enhanced Recovery
After Surgery) terhadap pasien dengan CBD atau
Common Bile Duct (batu empedu) yang menjalani
ERCP (Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography)
- Terdapat pengaruh pemberian program ERAS
terhadap proses pemulihan pasien dengan CBD atau
Common Bile Duct (batu empedu) yang menjalani
ERCP
2 Metode
Desain 1. Desain penelitian yang digunakan?
Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
menggunakan desain penelitian quasi experimental.
Untuk Desain Eksperimen :
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk
menentukan efektifitas suatu intervensi?
dalam jurnal penelitian yang saya telaah terdapat dua
kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrol.
b. Apakah peneliti menggunakan random alokasi
(randomisasi)?
Tidak menggunakan random alokasi.

c. Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat


perbedaan karakteristik/variabel perancu pada
kedua kelompok, apakah peneliti melakukan
pengendalian pada uji statistik dengan statifikasi
atau uji multivariate?
Tidak dijelaskan didalam jurnal

e. Apakah peneliti melakukan masking atau


penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah
sedang mendapatkan intervensi yang di uji
cobakan)?
Tidak dilakukan masking atau penyamaran. Responden
sepenuhnya menyadari intervensi yang diberikan.
f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah
peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar
sempel atau peneliti tidak mengetahui ke dalam
kelompok mana sempel di masukan (eksperimen
atau kontrol). Hal ini menunjukan upaya peneliti
meningkatkan validitas informasi.
Peneliti tidak melakukan blinding.
Populasi dan 1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?
Sampel Populasi target dalam penelitian ini adalah Pasien dengan
diagnosa cholelithiasis.
2. Siapa sempel penelitian? Apa kriteria inklusi dan
ekslusi sempel?
Pasien dengan diagnosa CBD (batu empedu) yang
menjalani prosedur ERCP dengan kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut :
Kriteria inklusi penelitian:
1. Diagnosis batu saluran empedu yang dikonfirmasi
oleh CT, MRI, atau teknik pencitraan lainnya;
2. Tidak ada komplikasi kardiopulmoner yang serius;
3. Tidak ada riwayat operasi perut bagian atas
sebelumnya;
4. Menandatangani informed consent
Kriteria eksklusi penelitian:
1. Choledocholithiasis dengan diameter lebih besar dari
2,5 cm;
2. Stenosis atau deformitas saluran empedu;
3. Penyakit tumor ganas dan disfungsi koagulasi;
3. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk
memilih sampel dari populasi target?
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara
consecutive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan
menentukan responden yang memenuhi kriteria penelitian
4. berapa jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian? Metode atau rumus apa yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel ?
Sebanyak 161 pasien yang menjalani operasi ERCP di
rumah sakit antara Januari 2017 dan Desember 2019 dan
memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian ini.
Tujuh puluh delapan pasien dirawat dengan konsep ERAS
di perioperatif keperawatan (kelompok eksperimen), dan 83
dirawat dengan metode tradisional (kelompok kontrol).
Penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Federer.
1. Variabel apa saja yang diukur dalam penelitian?

Kehilangan darah intraoperatif, waktu untuk ambulasi


pascaoperasi pertama, waktu untuk buang air besar dan
makan, lamanya pemasangan selang nasobilier, lama rawat
inap, dan biaya rawat inap diamati dan dicatat untuk dua
kelompok pasien. WBC dan ASM serta terjadinya pasca
operasi komplikasi seperti kolangitis, pankreatitis, dan
perdarahan diamati dan dicatat 24 jam setelah operasi pada
2 kelompok.
2. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan
data?
Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari Januari
2017 samapi Desember 2019 menggunakan rekam medis
pasien.

Pengukuran 3. Alat ukur apa yang digunakan untuk

atau mengumpulkan data?

pengumpulan Peneliti menggunakan instrument penilaian dan lembar

data observasi.
4. bagaimana validitas dan realibilitas alat ukur/
instrumen yang digunakan? Apakah peneliti
menguji validitas dan reliabilitas alat ukur? Jika
dilakukan apa metode yang digunakan untuk
menguji?
Instrumen yang digunakan peneliti telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Namun, peneliti tidak
menjelaskan proses uji validitas dan reabilitas secara rinci
di dalam jurnal.
5. Siapa yang melakukan pengukuran atau
pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan
pengukuran?
Peneliti melakukan pengukuran secara langsung pada
penelitian tersebut.
1. Uji statistik apa yang digunakan untuk menguji
hipotesis atau menganalisis data?
Uji statistik dengan menggunakan uji chi square
2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti
menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis?
Peneliti tidak menjelaskan metode intention to treat
atau on treatment analysis yang digunakan. Tetapi pada
penelitian ini semua responden mengikuti penelitian ini
sampai akhir dan tidak ada yang di drop out.
a. Intention To Treat adalah menganalisis semua
sampel yang mengikuti penelitian, baik yang
drop out, loss of follow up atau berhenti sebelum
Analisis Data
penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
-
b. on treatment analysis hanya menganalisis sampel
yang mengikuti penelitian sampai selesai saja,
sedangkan sampel drop out dianggap tidak
mengikuti penelitian dan tidak diikutkan dalam
analisis.
-
3. Program atau Softhware statistik apa yang
digunakan peneliti untuk menganalisis data?
Peneliti menggunakan Software SPSS untuk mengolah dan
menganalisis data.

3 Hasil Penelitian
Alur penelitian 1. bagaimana alur (flow) penelitian yang
dan data base menggambarkan responden yang mengikuti
line penelitian sampai selesai, drop out dan loss of follow
up?
Responden dipilih sesuai dengan kriteria penelitian dengan
Teknik consecutive sampling. Klien kemudian dibagi ke
dalam 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan
kelompok control. Kelompok kontrol diberikan pelayanan
keperawatan seperti biasa dan kelompok intervensi
diberikan program ERAS atau program peningkatan
pemulihan setelah operasi ERCP. Setelah itu kedua
kelompok dilakukan penilaian pada beberapa variabel
seperti Kehilangan darah intraoperatif, waktu untuk
ambulasi pascaoperasi pertama, waktu untuk buang air
besar dan makan, lamanya pemasangan selang nasobilier,
lama rawat inap, dan biaya rawat inap diamati dan
dicatat untuk dua kelompok pasien.
2. Bagaimana karakteristik responden dan baseline
data?
Karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebagian
besar responden adalah perempuan yaitu sebanyak 42
orang pada kelompok kontrol dan 41 orang pada
kelompok intervensi. Rata- rata responden berusia 63
tahun pada kelompok kontrol dan 60 tahun pada
kelompok intervensi. Sebagian kecil responden memiliki
hipertensi yaitu sebanyak 11 orang pada kelompok
kontrol dan 13 orang pada kelompok intervensi.
3. Pada penelitian eksperimen apakah variabel
perancu (counfounding variabel) dalam data base
line tersebarseimbang pada setiap kelompok? jika
tidak seimbang apa dilakukan peneliti untuk
membuat penelitian bebas dari pengaruh variabel
perancu?
Dalam penelitian ini tidak ada variabel perancu
(coufounding variabel).
Hasil Penelitian 1. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti
melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis penelitian
terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak
secara statistik)? apakah hasil penelitian juga
bermakna secara klinis?
Insiden komplikasi pasca operasi adalah 9,1% dikelompok
eksperimen dan 20,4% (17/83) pada kelompok kontrol.
Komplikasi termasuk pankreatitis, kolangitis, dan
perdarahan. Tidak ada komplikasi serius (mis., Pankreatitis
berat akut) terjadi pada kedua kelompok. Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok dalam tingkat
keparahan komplikasi pasca operasi, tetapi insiden
komplikasi secara signifikan lebih rendah pada kelompok
eksperimen.
Dalam penelitian kami, untuk pasien dalam eksperimen
kelompok, ekstubasi nasobiliary dilakukan setelah
nasobiliary kolangiografi ketika amilase darah berada
dalam waktu 3 kali lipat nilai normal dan tidak ada gejala
yang jelas dari perut nyeri 24 jam setelah operasi.
Sebaliknya, pada kelompok control pasien, ekstubasi
dilakukan setelah nasobiliary cholangiography ketika kadar
AMS dalam batas normal, tanpa gejala nyeri perut yang
jelas. Hasil klinis kami menunjukkan bahwa ekstubasi dini
tidak meningkatkan kejadian efek samping pada kelompok
eksperimen. Hasil kami menunjukkan bahwa waktu untuk
ambulasi pasca operasi pertama berkurang ketika ERAS
keperawatan diterapkan. Pemberian makan oral awal juga
signifikan lebih awal pada kelompok eksperimen
dibandingkan pada kelompok kontrol, dan lama dan biaya
rawat inap juga signifikan berkurang (P<.05). Hasil ini
konsisten dengan sebelumnya studi.
2. Untuk penelitian eksperimen dengan variabel
dependen kategorik, apakah peneliti menjelaskan
tentang nilai kepentingan klinis dari hasil penelitian
seperti number need to treat (NNT), relative risk
reduction (RRR) atau absolute risk reduction
(ARR)
Peneliti tidak menjelaskan secara rinci tentang nilai
kepentingan klinis dari hasil penelitian seperti number need
to treat (NNT), relative risk reduction (RRR) atau absolute
risk reduction (ARR).

4 Diskusi 1. Bagaimana interprestasi peneliti terhadap hasil


penelitian? Apakah peneliti membuat interprestasi
yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang
ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori
terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak
sesuai dengan hipotesis, namun suatu penelitian
tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan
rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak
terbukti.
Dari praktik klinis dan analisis data kami, kami
menyimpulkan bahwa menerapkan konsep ERAS untuk
perioperatif keperawatan secara signifikan dapat
mengurangi waktu untuk pertama pasca operasi ambulasi,
waktu yang melelahkan, dan waktu untuk buang air besar
dan makan. Selain itu, kehilangan darah intraoperatif,
komplikasi pascaoperasi, rawat inap, dan biaya rawat inap
juga berkurang secara signifikan pada pasien yang
menerima ERAS, menunjukkan bahwa konsep aman dan
ekonomis dalam keperawatan perioperatif ERCP dan EST
untuk pengobatan kalkulus bilier, dan karena itu memiliki
nilai klinis yang penting. Peningkatan pemulihan setelah
metode operasi aman dan efektif dalam keperawatan
perioperatif setelah ERCP untuk pengobatan
choledocholithiasis, dan mereka dapat mempercepat
pemulihan pasien dan mengurangi kejadian komplikasi.
2. Bagaiman nilai kepentingan (importancy) hasil
penelitian?
Peneliti dapat membuktikan bahwa pemberian program
ERAS memiliki pengaruh terhadap tingkat kepulihan
pasien dengan batu empedu yang menjalani ERCP.
3. Bagaimana applicability hasil penelitian menurut
peneliti? apakah hasil penelitian dapat diterapkan
pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari
aspek fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia,
dan aspek legal?
Tidak dijelaskan mengenai applicability hasil penelitian di
dalam jurnal
4. Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada
setting praktik klinik lainnya?
Penelitian ini dapat diterapkan pada praktik klinik lainnya
karena hasil dari penelitian ini dirasa berpengaruh untuk
meningkatkan pemulihan pasien oasca menjalani ERCP.
5. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan
kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini tidak
menurunkan validitas hasil penelitian?
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, itu
adalah retrospektif studi yang dilakukan pada data dari
database pasien, jadi hasil kami harus ditafsirkan dengan
hati-hati. Mengingat kurangnya pengacakan, metode
keperawatan perioperatif yang berbeda mungkin telah
mempengaruhi pemulihan pasien pasca operasi. Kedua,
meskipun pasien berpengalaman baik metode keperawatan
rutin dan metode keperawatan ERAS, perawat berbeda
dalam pendekatan masing-masing. Ketiga, mengingat
keterbatasan waktu tindak lanjut, kami dapat tidak
mengevaluasi dampak dari perawatan perioperatif yang
berbeda pendekatan pada kelangsungan hidup jangka
panjang pasien. Meskipun ini keterbatasan, penelitian ini
memberikan data yang berarti tentang keamanan dan
meningkatkan efektivitas pemulihan setelah perawatan
bedah koledokolitiasis oleh ERCP.

Anda mungkin juga menyukai