Anda di halaman 1dari 17

JOURNAL READING

A COMPARATIVE STUDY OF OPEN CHOLECYSTECTOMY AND


LAPAROSCOPIC CHOLECYSTECTOMY IN PATIENTS WITH
CHOLELITHIASIS

Pembimbing :

dr. I Nyoman Dwija Putra, Sp.B(K)BD,FISA,FICS

Disusun oleh :

Rangga Kembang Taruna (016.06.0008)

KEPANITERAAN KLINIK SMF BEDAH RSUD KOTA


MATARAM
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya laporan Journal Reading yang berjudul “A
Comparative Study Of Open Cholecystectomy And Laparoscopic
Cholecystectomy In Patients With Cholelithiasis ” dapat kami selesaikan dengan
sabagaimana mestinya.

Di dalam laporan ini kami memaparkan hasil penelitian pustaka yang telah
kami laksanakan yakni berkaitan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi serta
metode pembelajaran berbasis pada masalah yang merupakan salah satu metode
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan serta bantuan hingga terselesaikannya laporan ini, kami
mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali
semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan materi
journal reading ini. Oleh karena itu kamu mengharapkan adanya kritik dan saran
tang membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapat lebih baik lagi
kedepannya.

Mataram, 17 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I ISI JURNAL ..............................................................................................1
1.1 Judul Jurnal ....................................................................................................1
1.2 Abstrak............................................................................................................1
1.3 Pendahuluan....................................................................................................2
1.4 Metode Penelitian...........................................................................................3
1.5 Hasil Penelitian...............................................................................................3
1.6 Diskusi............................................................................................................6
1.7 Keseimpulan...................................................................................................7
BAB II TELAAH JURNAL..................................................................................9
2.1 Review Jurnal..................................................................................................9
2.2 Critical Appraisal jurnal................................................................................10
LAMPIRAN JURNAL

ii
iii
BAB I

ISI JURNAL

1.1 JUDUL JURNAL

Studi Perbandingan Kolesistektomi Terbuka Dan Laparoskopi Kolesistektomi


Pada Pasien Dengan Kolelitiasis

1.2 ABSTRAK

 Latar belakang: Kolelitiasis adalah penyebab utama morbiditas di antara


orang India dengan mayoritas perempuan. Sebagian besar kasus batu empedu
tidak menunjukkan gejala. Untuk waktu yang lama, kolesistektomi terbuka
(OC) sebagai metode tatalaksana bedah untuk kolelitiasis. Tetapi dengan
munculnya kolesistektomi laparoskopi (LC) telah terjadi pergeseran bertahap
dalam pengobatan dengan sebagian besar ahli bedah lebih memilih LC dari
pada OC. Terlepas dari manfaat pendeknya masa rawat di rumah sakit, nyeri
pasca operasi yang lebih rendah dan kembalinya aktivitas normal LC lebih
awal, juga secara kosmetik lebih baik dibandingkan dengan pembedahan
terbuka. Waktu operasi yang lebih lama dan peningkatan insiden kebocoran
bilier adalah beberapa kesulitan LC pada fase awal praktik bedah.
 Metode: Sebuah studi prospektif terhadap 100 pasien dilakukan di
departemen bedah di perguruan tinggi kedokteran kota IQ dan rumah sakit
kota Durgapur, antara Januari 2017 dan Agustus 2017 dengan tujuan
membandingkan kolesistektomi terbuka dengan kolesistektomi laparoskopi.
Para pasien secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Grup A terdiri dari
pasien yang menjalani operasi laparoskopi sedangkan pasien Grup B
menjalani operasi terbuka untuk kolelitiasis.
 Hasil: Durasi operasi lebih lama di OC daripada LC (72,4 menit versus 44,7
menit). Durasi rata-rata nyeri pasca operasi adalah 18,3 jam pada kelompok
A dibandingkan dengan durasi rata-rata 30,7 jam pada pasien kelompok B.
Rata-rata periode rawat inap pasca operasi adalah 1,8 hari pada kelompok A
dan 4,8 hari pada kelompok B. Kembalinya diet normal pasca operasi

1
dimungkinkan dalam 2,1 hari pada OC sementara dibutuhkan waktu yang
lebih singkat (1,2 hari) pada LC. Tingkat infeksi bedah lebih tinggi pada OC
dibandingkan dengan LC.
 Kesimpulan: Kolesistektomi laparoskopi dapat direkomendasikan sebagai
pengobatan operasi pilihan pertama untuk pasien dengan kolelitiasis karena
memberikan hasil kosmetik yang lebih baik, rasa sakit yang lebih sedikit,
masa rawat inap pasca operasi yang lebih sedikit dan insiden infeksi situs
bedah yang lebih sedikit.

1.3 PENDAHULUAN

Batu empedu merupakan penyebab utama morbiditas di antara pasien


India dengan prevalensi berkisar antara 10-20%. Kolesistektomi terbuka (OC)
telah menjadi pengobatan utama untuk kolelitiasis dan pertama kali dilakukan
pada tahun 1882 oleh ahli bedah Jerman Carl August Langenbuch. Berbagai
metode alternatif seperti agen disolusi oral dan lithotripsy ada tetapi tidak
memiliki dampak yang diinginkan pada pengobatan cholelithiasis dan oleh karena
itu jarang digunakan dalam praktik klinis. Tetapi dengan munculnya
kolesistektomi laparoskopi (LC) telah terjadi pergeseran bertahap dalam
pengobatan dengan sebagian besar ahli bedah lebih memilih LC daripada OC.
Kolesistektomi laparoskopi pertama dilakukan oleh Philleppe Mouret di Lyon,
Prancis dan kini telah menjadi operasi laparoskopi paling umum yang dilakukan
di seluruh dunia. LC dikaitkan dengan sejumlah keuntungan bagi pasien karena
memberikan pereda nyeri lebih sedikit pasca operasi, kembalinya aktivitas normal
lebih awal, penurunan masa rawat inap di rumah sakit dan pengurangan biaya.

Meskipun memberikan manfaat yang signifikan, LC juga memiliki


kekurangan. Peningkatan cedera saluran empedu dan durasi operasi yang lebih
lama adalah beberapa penyulit utama yang terkait dengan LC. Selain itu, persepsi
kedalaman tiga dimensi terbatas, dan terkadang menjadi sulit untuk
memvisualisasikan struktur internal dengan jelas. Kolesistektomi terbuka lebih
disukai dari pada laparoskopi kolesistektomi pada pasien jantung karena insuflasi
karbon dioksida pada pasien tersebut dapat menyebabkan aritmia jantung. Biaya

2
awal untuk setup operasi laparoskopi tinggi dan waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan keahlian atas prosedur ini juga lebih lama dibandingkan dengan
prosedur terbuka. Mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari
kolesistektomi terbuka dan kolesistektomi laparoskopi, studi lebih lanjut
diperlukan untuk menyoroti keunggulan satu di atas yang lain.

1.4 METODE PENELITIAN

Sebuah studi prospektif terhadap 100 pasien dilakukan di departemen


bedah di perguruan tinggi kedokteran kota IQ dan rumah sakit kota Durgapur,
antara Januari 2017 dan Agustus 2017. Persetujuan untuk penelitian ini diambil
dari Komite Etik Institusional. Penelitian ini melibatkan semua pasien dengan
gejala kolesistitis yang dirawat di bangsal bedah. Riwayat lengkap penyakit
diambil dari pasien dan pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan untuk
mendiagnosis pasien dengan batu kandung empedu. Pemeriksaan berikut
dilakukan sebelum operasi yaitu darah lengkap, kadar gula darah, pemeriksaan
urin rutin, tes fungsi hati, rontgen dada dan USG perut.

Para pasien secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok A terdiri
dari pasien yang menjalani operasi laparoskopi sedangkan pasien kelompok B
menjalani operasi terbuka untuk kolelitiasis. Para pasien dijelaskan secara rinci
tentang kedua prosedur tersebut. Informed consent diambil dari pasien yang
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian. Para pasien dievaluasi untuk durasi
operasi, durasi nyeri pasca operasi, masa rawat di rumah sakit pasca operasi,
kembalinya diet normal pasca operasi dan kejadian infeksi luka pasca operasi.

1.5 HASIL PENELITIAN

Sebagian besar pasien dalam penelitian ini adalah perempuan (79%).


Terdapat 38 wanita dan 12 pria pada kelompok pasien yang menjalani operasi
laparoskopi dan 41 wanita dan 9 pria pada kelompok yang dirawat dengan operasi
terbuka. Usia pasien berkisar antara 19 tahun hingga 74 tahun. Mayoritas pasien
termasuk dalam kelompok usia 41-60 tahun.

3
Nyeri pada hipokondrium kanan adalah keluhan utama yang paling sering
dikeluhkan pasien diikuti oleh rasa penuh setelah makan, mual dan muntah,
dispepsia, sendawa dan demam. Tidak ada pasien di kedua kelompok yang
mengeluh sakit kuning ketika mereka dirawat di rumah sakit untuk operasi. Nyeri,
rasa penuh setelah makan dan demam lebih banyak pada pasien yang menjalani
LC sementara dispepsia dan sendawa terlihat lebih sering pada pasien kelompok
B dibandingkan pada pasien kelompok A. Mual dan muntah hadir sama sebagai
gejala pada kedua kelompok.

Tabel 1. Distribusi jenis kelamin

Tabel 2. Distribusi Usia

Gambar 1. Profil gejala pasien pada kedua kelompok

4
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan operasi secara signifikan
lebih lama di OC daripada LC (Tabel 3). Durasi operasi untuk kolesistektomi
terbuka adalah 55-80 menit (rata-rata-72,4 menit) sedangkan untuk kolesistektomi
laparoskopi adalah 40-55 menit (rata-rata 44,7 menit).

Tabel 3. Waktu operasi

Para pasien yang telah menjalani kolesistektomi laparoskopi mengalami


pengurangan rasa sakit lebih awal dibandingkan mereka yang menjalani
kolesistektomi terbuka. Diamati bahwa durasi rata-rata nyeri pasca operasi adalah
18,3 jam pada kelompok A dibandingkan dengan durasi rata-rata 30,7 jam pada
pasien kelompok B. Jangka waktu rawat inap pasca operasi lebih pendek pada
kelompok A dibandingkan kelompok B. Rata-rata periode rawat inap pasca
operasi adalah 1,8 hari pada kelompok A dan 4,8 hari pada kelompok B.

Gambar 2. Durasi rawat inap pasca oprasi

Dimulainya kembali diet awal terlihat pada pasien yang berada dalam
kelompok kolesistektomi laparoskopi. Pada kelompok A, kembalinya diet normal
pasca operasi dimungkinkan dalam waktu 2 hari (rata-rata 1,2 hari) sedangkan

5
kelompok B membutuhkan waktu yang lebih lama (rata-rata 2,1 hari). Selain
infeksi tempat operasi, tidak ada komplikasi terkait operasi lain yang terlihat pada
salah satu dari kedua kelompok. Faktanya, tingkat infeksi pada pasien kelompok
B hampir dua kali lipat dari yang diamati pada pasien kelompok A. Tingkat
infeksi adalah 6,5% di OC dan 3% di LC.

1.6 DISKUSI

Carl Langenbuch, perintis kolesistektomi terbuka menyatakan bahwa


“kandung empedu harus diangkat bukan karena mengandung batu, tetapi karena ia
membentuknya”. Tujuan keduanya kolesistektomi terbuka dan kolesistektomi
laparoskopi adalah untuk memberikan bantuan kepada pasien dengan
mengeluarkan kandung empedu yang sakit dengan aman. Indikasi untuk operasi
sama untuk kedua prosedur. Oleh karena itu, pilihan operasi tergantung pada hak
pasien, biaya rawat inap, insiden komplikasi pasca operasi yang lebih rendah dan
keahlian ahli bedah. Lebih banyak pasien dan ahli bedah sekarang cenderung
untuk LC sebagai operasi pilihan untuk cholelithiasis karena hasil kosmetik yang
lebih baik, dan mobilisasi lebih awal.

Dalam penelitian ini ada lebih banyak perempuan (79%) di antara pasien
dan mayoritas dari mereka berada di kelompok usia 41-60 tahun. Temuan ini
konsisten dengan hasil penelitian serupa. Waktu yang dibutuhkan untuk operasi
Laparoskopi kurang dari yang dibutuhkan untuk kolesistektomi terbuka (44,7
menit versus 72,4 menit) dalam penelitian kami. Temuan serupa juga diamati oleh
Pessaux P et al, yang dalam penelitiannya pada 139 pasien menemukan bahwa
durasi operasi lebih pendek pada kelompok LC dari pada kelompok OC (103,3
menit berbanding 149,7 menit). Waldner H et al, menemukan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam durasi operasi antara kedua prosedur. Namun,
sebagian besar penelitian lain yang mengevaluasi waktu yang dibutuhkan oleh
kedua prosedur melaporkan OC memakan waktu lebih sedikit dari pada LC. LC
membutuhkan pelatihan khusus dan kurva belajar yang lebih lama. Semakin
banyak ahli bedah memperoleh pengalaman, semakin sedikit waktu yang
dibutuhkannya untuk menyelesaikan operasi.

6
Nyeri adalah efek dari setiap prosedur bedah dan bantuan awal dari pereda
rasa sakit adalah salah satu tujuan utama pengobatan. Durasi nyeri pasca operasi
adalah 18,3 jam dan 30,7 jam pada pasien kelompok A dan kelompok B masing-
masing. Dalam studi serupa oleh Shukla A et al, durasi nyeri pasca operasi adalah
14,68 jam di LC dan 27,92 jam di OC. Hal ini juga menunjukkan bahwa pasien
yang menjalani kolesistektomi terbuka membutuhkan lebih banyak analgesik dari
pada mereka yang menjalani laparoskopi kolesistektomi. Operasi laparoskopi
adalah operasi invasif minimal dan hanya mempengaruhi area terbatas yang
menghasilkan durasi rasa sakit lebih pendek.

Dalam penelitian ini terlihat korelasi antara jenis operasi dan lama rawat
inap pasca operasi. Rata-rata periode rawat inap pasca operasi adalah 1,8 hari di
grup A dan 4,8 hari di grup B. Dalam sebuah penelitian oleh Anmol N et al,
durasi rata-rata rawat inap di rumah sakit adalah 3 hari untuk LC dan 7 hari untuk
OC. Hal itu sesuai dengan penelitian ini. Di antara 100 pasien yang diteliti oleh
Karim T et al, OC dikaitkan dengan rata-rata tinggal di rumah sakit pasca operasi
5,46 hari, jauh lebih lama dari 3,7 hari pada pasien yang menjalani LC.

Pada kelompok A, kembalinya diet normal pasca operasi dimungkinkan


dalam waktu 2 hari (rata-rata 1,2 hari) sedangkan kelompok B membutuhkan
waktu yang lebih lama (rata-rata 2,1 hari). Temuan serupa diamati oleh Shukla A
et al, dengan waktu rata-rata 11,68 jam di Grup LC dan 17,24 jam di Grup OC
untuk pemulihan makanan oral. Tingkat infeksi tempat operasi lebih tinggi pada
OC (6,5%) dibandingkan dengan LC (3%). Karim T et al, melaporkan tingkat
infeksi luka pada prosedur terbuka menjadi 3 kali lipat dari prosedur laparoskopi.

1.7 KESIMPULAN

Kolelitiasis adalah masalah yang sangat umum di India dan karenanya


manajemen yang efektif sangat penting. Kolesistektomi terbuka dan
kolesistektomi laparoskopi adalah dua modalitas pengobatan yang ditawarkan
kepada pasien yang menderita batu empedu simtomatik. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan membandingkan kolesistektomi terbuka dan kolesistektomi

7
laparoskopi sebagai pilihan pengobatan. Kolesistektomi laparoskopi dapat
direkomendasikan sebagai pengobatan operasi pilihan pertama untuk pasien
dengan kolelitiasis karena memberikan hasil kosmetik yang lebih baik, rasa sakit
yang lebih rendah, rawat inap pasca operasi yang lebih sedikit dan insiden infeksi
pasca oprasi yang lebih rendah.

8
BAB II
TELAAH JURNAL
2.1 REVIEW JURNAL
Identitas Jurnal
 Judul : A Comparative Study Of Open Cholecystectomy
And Laparoscopic Cholecystectomy In
PatientsWith Cholelithiasis
 Penulis : Pramod Singh, Sumit Kumara Gupta, Mukesh
Kumar
 Tahun terbit : 2018
 Nomor Seri : Penulis telah mencantumkan no seri jurnal
 DOI : http://dx.doi.org/10.18203/23492902.isj20175905
 Sumber jurnal : International Surgery Journal
Abstrak
 Abstrak jurnal mudah dipahami
 Penulisan abstrak sudah sepenuhnya mencakup isi jurnal.
Pendahuluan
 Pengantar sudah berisi alasan yang melatar belakangi pentingnya
penelitian tersebut dilakukan berdasarkan permasalahan yang ingin
diangkat oleh peneliti.
 Peneliti juga telah mencantumkan kepustakaan yang digunakan dalam
pengantar.
Hasil
 Hasil yang dicantumkan dalam jurnal ini telah sesuai dengan tujuan
awal dari penelitian ini.
 Peneliti telah memaparkan hasil dari penelitiannya secara lengkap dan
terperinci.
 Penulisan bilangan dinyatakan dengan benar dan disajikan dalam
bentuk tabel yang informatif.

9
Referensi
 Literatur yang digunakan sudah tepat berjumlah 23 literatur.
 Semua sumber dalam bentuk jurnal atau naskah ilmiah.
 Kaidah penulisan referensi yang digunakan sudah tepat.

2.2 CRITICAL APPRAISAL


I. PICO

1 Problem Membandingkan kolesistektomi terbuka dengan


laparoscopic kolesistektomi

2 Intervention Pembedahan terbuka untuk kolesistektomi

3 Comparison Laparoscopic untuk kolesistektomi

4 Outcome Durasi operasi, durasi nyeri pasca operasi, masa rawat


di rumah sakit pasca operasi, kembalinya diet normal
pasca operasi dan kejadian infeksi luka pasca operasi
pada pasien kolesistektomi.

10
II. VIA

VALIDITY
1 Apakah rancangan Ya, sesuai karena penelitian ini bertujuan untuk
penelitian yang dpilih membandingkan kolesistektomi terbuka dengan
sesuai dengan laparoscopic terhadapt durasi operasi, durasi nyeri
pertanyaan pasca operasi, masa rawat di rumah sakit pasca
penelitian? operasi, kembalinya diet normal pasca operasi dan
kejadian infeksi luka pasca operasi pada pasien
kolesistektomi.
2 Apakah dijelaskan cara Ya, pada jurnal ini sampel di ambil semua pasien
menentukan sampel? dengan gejala kolesistitis yang dirawat di bangsal
bedah.
3 Apakah dijelaskan Tidak, Pada jurnal ini kriteria inklusi dan eksklusi
mengenai kriteria tidak dijelaskan.
inklusi dan eksklusi
pada penelitian ini?

4 Apakah dijelaskan kriteria Ya, pada jurnal pemilihan sampel pasien


pemilihan sampel pada kolelitiasis didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan
penelitian ini? fisik, tes darah lengkap, kadar gula darah,
pemeriksaan urinalisis, tes fungsi hati, foto thoraks,
dan usg abdomen.
5 Apakah dalam pemilihan Ya, dalam jurnal 100 orang pasien dibagi menjadi
sampel dilakukan 2 kelompok secara acak.
randomisasi?

6 Apakah dijelaskan uji Tidak, Dalam jurnal ini tidak dijelaskan uji
hipotesis yang dilakukan hipotesis yang dipakai.
dalam penelitian?
IMPORTANT

11
1 Subjek Penelitian Ya, pasien dengan gejala kolesistitis yang dirawat
di departemen bedah di perguruan tinggi
kedokteran kota IQ dan rumah sakit kota Durgapur.
2 Drop-out Tidak, Tidak ada sampel yang drop-out dalam
penelitian
3 Analisis Tidak, tidak dijelaskan jenis uji analisis

4 Nilai P Tidak, tidak ada nilai P

5 Interval Kepercayaan Tidak, tidak ada nilai interval kepercayaan yang


tertulis pada penelitian ini

APLICABILITY
1 Apakah subjek Ya, karena subjek penelitian yang digunakan
penelitian sesuai adalah subjek dengan sampel yang telah dilakukan
dengan karakteristik penilaian, sesuai dengan tujuan penelitian
penelitian yang akan
dihadapi?

2 Apakah setting lokasi Ya, karena penelitian ini tidak berpengaruh


penelitian dapat terhadap lokasi
diaplikasikan di situasi
kita?

3 Apakah hasil Ya, karena penelitian ini tidak terpengaruh


penelitian dapat dengan keadaan geografis maupun demografis
diaplikasikan pada Indonesia.

12
pasien di Institusi
kita?

4 Apakah terdapat Ya, karena subjek yang digunakan dari


kemiripan pasien di penelitian sama dengan di Indonesia.
tempat
praktek/institusi
dengan hasil
penelitian?

13

Anda mungkin juga menyukai