Dosen Fasilitator:
Dr. Ninuk Dian K. S.Kep.Ns., MANP.
Disusun Oleh:
KELOMPOK I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
disusun sebagai salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah II. Kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tugas ini.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Melalui metode ini, dokter akan mampu melihat sejumlah kelainan, seperti
infeksi, kista, fibroid, dan perlengketan, di dalam organ perut atau panggul.
Selain itu, prosedur ini juga bisa diterapkan untuk keperluan pengambilan
insiden 1,1 /1000 penduduk per tahun. Prevalensi lebih rendah terdapat pada
negara bagian Asia dan Afrika. Ini menandakan banyaknya kasus apendisitis di
dunia dan harus segera dideteksi dan ditangani (Sjamsuhidajat & Jong, 2011).
bermacam macam tergantung dari jenis apendisitis. Pada apendisitis akut dapat
baru ini terdapat teknik baru yang sekarang ini banyak digunakan untuk
1
2
bagi pasien yang ingin terapi pada kasus apendisitis akut (Sjamsuhidajat & Jong,
2011).
laporan pasien Tahun 2012 di RS Brayat Minulya terdapat pasien 78 orang yang
Apendiktomi. Pada tahun 2013 terdapat 70 pasien, pada tahun 2014 terdapat 112
pasien dan pada tahun 2015 terpadat 66 pasien yang melakukan operasi tersebut.
Ketiga teknik operasi ini masing masing memiliki tujuan dan kelebihan. Sebagai
contoh pada kasus apendisitis kronis, pilihan yang tepat adalah melakukan
Laparatomi, ini bertujuan untuk mencegah terjadi komplikasi yang bermakna pada
pasien, karena pasien yang mengidap apendisitis perforasi dan harus dilakukan
Pada klinik bedah di Rumah Sakit Brayat Minulya adalah salah satu pusat
Rumah Sakit ini memiliki beberapa dokter bedah handal dan tempat untuk
melakukan operasi bedah. Pada Rumah Sakit Brayat Minulya terdapat pelayanan
bedah menggunakan alat modern yang disebut Laparoskopi. Pada prosedur ini
bisa menimbulkan nyeri minimal dengan salah satu keuntungan pada perlukaan
yang dibuat akan lebih cepat sembuh. Pembedahan dengan teknik ini memberikan
3
manfaat yang baik bagi pasien gemuk, perempuan dan orang orang yang berusia
robotic surgery, Sebuah robot dalam dunia kesehatan saat ini mampu didesain
yang memungkinkan ahli bedah untuk melakukan prosedur yang lebih cermat dan
tepat. Inovasi ini penting karena hasil yang bermakna diharapkan dapat
terhadap keperawatan. Maka dari itu, peneliti ingin sharing jurnal mengenai
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
ujungnya.
kelainan, seperti infeksi, kista, fibroid, dan perlengketan, di dalam organ perut
atau panggul. Selain itu, prosedur ini juga bisa diterapkan untuk keperluan
lain:
panggul.
panggul.
5
6
hamil.
spesialis anestesi. Satu jam sebelum operasi dilakukan, pasien akan diminta
buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih. Asupan cairan dan obat
7
(EKG), foto Roentgen, pemeriksaan fungsi paru-paru, dan lainnya. Jenis tes
yang dilakukan akan disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan pasien
tertidur. Ada beberapa prosedur yang dilakukan dokter setelah pasien dibius,
antara lain:
membuat lebih dari satu sayatan untuk memasukkan alat lain ke dalam perut.
kondisi pasien.
tengahnya. Gas ini digunakan untuk memompa agar dinding perut terangkat
dan menjauhi organ-organ di dalamnya, sehingga dokter bisa melihat isi perut
dengan jelas.
mendukung operasi.
Setelah operasi selesai, alat laparoskopi ditarik keluar dan gas yang
tadi dipompa akan dikeluarkan dari dalam perut. Sayatan yang dibuat pada
awal perosedur juga akan ditutup dengan jahitan, lalu dibalut perban. Sayatan
ini meninggalkan bekas yang sangat kecil, dan akan hilang dengan sendirinya
seiring waktu.
9
ruang rawat selama dua sampai empat jam. Dokter akan memeriksa tekanan
darah pasien, suhu tubuh, kadar oksigen, dan irama jantung. Jika kondisi
sudah stabil dan aman, pasien diizinkan untuk pulang dan beraktivitas seperti
komplikasi ringan seperti infeksi, mual, muntah dan memar. Di samping itu,
ada juga beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi setelah menjalani bedah
laparoskopi:
antara pengontrol utama ahli bedah dan lengan robot dalam operasi robot.
kanan (belakang), penglihatan dua dimensi yang datar dan koordinasi tangan-
mata yang tidak wajar ini terkadang menjadi hambatan operator. Pelatihan
et al, 2018)
telah meminimalisir operasi invasif pada banyak pasien. Bedah robotik juga
gerakan intuitif instrumen robot (Seung Jae et al, 2018), ketangkasan yang
lebih besar, dan presisi dalam manipulasi jaringan (Alizadeh et al, 2018).
yang memungkinkan ahli bedah untuk melakukan prosedur yang lebih cermat
kamera yang lebih ergonomis dan stabil dikontrol oleh ahli bedah.
diyakini dapat memberikan prosedur bedah yang lebih aman. dan lebih efisien
11
mikroskopis yang jelas dari pembuluh darah dan saraf dengan pencitraan dan
luka yang terkontaminasi, yang merupakan faktor risiko utama untuk SSI (Ka
definisi tinggi tiga dimensi dari bidang operasi. Selain itu, ini juga dikaitkan
teknologi ini. Saat ini, hanya beberapa pusat di seluruh dunia telah
terbatas dengan hanya sejumlah kecil pasien yang dilaporkan dalam literatur
secara pribadi. Bedah dengan bantuan robot semakin populer karena bukti
saat ini melaporkan lebih sedikit komplikasi pasca operasi dan waktu
pemulihan pasien yang lebih cepat dibandingkan dengan prosedur bedah yang
lebih konvensional (Aly, 2014; Broeders, 2014; Gill & Randall, 2017). Dalam
literatur, integrasi teknologi tersebut berada pada tahap awal, dengan bukti
terbatas yang menunjukkan manfaat jangka panjang (Gill & Randall, 2017;
potensi untuk meningkatkan teknik bedah dan memastikan hasil pasien yang
al., 2016; Gill & Randall, 2017). Meskipun bedah robot umumnya dianggap
perioperatif kompleks, dan strategi untuk menilai faktor risiko dan menjaga
menyoroti risiko tambahan, unik untuk kasus bedah yang dibantu robot, di
al, 2018).
1. Pra operasi
Mempersiapkan pasien
Memasang IV line
trombosit
keselamatan pasien
Mempersiapkan instrumen.
2. Intraoperasi
sakit
14
pengaturan 14actor14rative
3. Pasca operasi
2.4 PICOT
1. Lee et The feasibility of 13,10, and robotic Laparoscopic Tidak ada From
al., robotic left-side 11 left-side dan open perbedaan yang June
hepatectomy with consecutiv hepatecto surgery signifikan dalam 2016
comparison of e patients my perkiraan to
laparoscopic and who kehilangan darah, April
open approach: underwent penerapan manuver 2018
consecutive series of robotic, Pringle, masa inap
single surgeon laparosco di rumah sakit,
pic, and jumlah suntikan
open left- analgesik IV, atau
side komplikasi pasca
hepatecto operasi antara
my kelompok robot dan
laparoskopi.
Kelompok robot
memiliki lebih
sedikit pasien yang
menerapkan
manuver Pringle
(8,3 vs 90,9%, p
<0,001), tinggal di
rumah sakit pasca
operasi yang lebih
pendek (7,0 vs 9,0
hari, p = 0,044), dan
lebih sedikit
menggunakan
analgesik IV (2,8 vs
8.2, p = 0.005)
daripada open
surgery
5 Kuwaba Clinical advantages 330 pasien Robotic gastrektomi Gastrektomi distal 30 hari
ra et al., of robotic dari 15 gastrecto laparoskopi dilakukan pada 253
gastrectomy institusi my konvensional (77,6%) pasien.
for clinical stage I/II , LG). Waktu operasi
gastric median dan
perkiraan
17
kondisi umum
pasien, dan
pendekatan bedah
secara statistik,
TRRC
menunjukkan
pemulihan fungsi
usus yang lebih
cepat dan toleransi
terhadap makanan
padat.
BAB 3
PEMBAHASAN
Pada kasus kanker, akurasi onkologis dari robotik untuk reseksi lambung,
pankreas, dan rectal dianggap memadai, hanya saja waktu operasi yang
umumnya lebih lama daripada prosedur laparoskopi dan open surgery. Tenaga
dari robotic surgery dan memulai studi komparatif berkualitas tinggi di bidang
ini, dikarenakan robotic surgery memiliki peran jangka panjang di masa depan
dalam operasi viceral (Fazl et al., 2018). Robotic surgery juga digunakan
karena memiliki visualisasi yang lebih baik dan akses yang diberikan dapat
membantuk menjaga fungsi saraf setelah operasi kanker rectal (Ramji et al.,
2016).
daripada pada open surgery karena beberapa hal. Pertama, docking robot
karena kliping untuk ligasi cabang vena hepatika atau pedikel glissonian.
20
21
n.d.).
robotik tidak serta merta mengurangi beban kerja tenaga kesehatan khususnya
perawat sirkulator yang akan diambil alih oleh robot justru harus dioperasikan
oleh perawat yang memahami tentang kerja robotik dan uraian kerja pada tiga
harus mengisi garafik TTV dan mencatat inventaris alat operasi, perawat juga
menciptakan atmosfer kerja yang padat karya. Padahal jika berbicara tentang
operasi, tidak hanya kecepatan dan efisiensi waktu saja yang perlu ditingkatkan
namun juga keramahan, atmosfer ruangan yang menyenangkan, dan segala hal
Tindakan pre operasi, intra operasi, dan post operasi yang mungkin
1. Pre operasi
robotik telah diatur dengan benar di ruang operasi. Pasien harus diposisikan
pasien secara presisi, hati-hati beri bantalan pada semua titik tekanan, dan
22
aplikasi yang sesuai dari bahan anti-selip karena itu sangat penting untuk
instrumen bedah telah terpasang tepat atau tersedia pada tubuh robot.
2. Intraoperasi
3. Post operasi
Perawat selain harus memastikan grafik TTV pasien terisi dengan benar,
juga harus memastikan apakah inventaris alat bedah sudah lengkap? Apakah
Pada akhirnya, manusia adalah manusia dan robot adalah robot. Jika ditinjau
tindakan saja namun kehadiran perawat dan tenaga kesehatan lain secara
1. Lebih presisi
4. Perdarahan minimal
5. Kondisi rongga perut dapat dievaluasi dengan lebih jelas dan diperbesar
(zoom)
6. Proses penyembuhan pasien lebih cepat, lama rawat inap yang diperlukan
lebih singkat, toleransi makan dini, lebih cepat kembali pada aktivitas dan
tingkat infeksi luka yang lebih rendah (Nassir, Kashha, & Altrabolsi, 2017)
lebih jarang terjadi (Khirallah, Eldesouki, Elzanaty, Ismail, & Arafa, 2017)
getaran tangan dokter saat membedah atau menjahit untuk menutup luka.
1. Biaya operasi lebih tinggi karena dibutuhkan alat dan keterampilan khusus
2. Risiko operasi
4. Tidak bisa dilakukan bila sudah terjadi infeksi atau peradangan (Khirallah
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
mual pasca bedah, selaon itu masa penyembuhan pasien lebih cepat, lama rawat
inap yang diperlukan lebih singkat, toleransi makan dini, lebih cepat kembali
pada aktivitas dan tingkat infeksi luka yang lebih rendah. Dalam praktik
sirkulator yang akan diambil alih oleh robot justru harus dioperasikan oleh
perawat yang memahami tentang kerja robotik dan uraian kerja pada tiga peran
4.2 Saran
hal pengembangan teknologi pembedahan, selain itu peran dan beban perawat
daya manusia dalam memhami tentang kerja robotik dan uraian kerja pada tiga
DAFTAR PUSTAKA
Arafa, A., Lolah, M., Mohamed, M. S., & Abdelaty, M. (2014). Laparoscopic
versus open appendectomy in children. Menoufia Medical Journal, 27(2), 244.
https://doi.org/10.4103/1110-2098.141665
chao, Z., huaxing, L., peiwu, Y., chuan, L., hongchang, L., & bo, T. (2019). Robotic
versus laparoscopic rectal resection surgery: short-term outcomes and
complications: a retrospective comparative study. Surgical Oncology,
29(February), 71–77. https://doi.org/10.1016/j.suronc.2019.02.004
Chung, A. Y. F., Low, T.-Y., Chan, C.-Y., Goh, B. K. P., Ooi, L. L. P. J., & Lee,
S.-Y. (2018). Initial experience with robotic pancreatic surgery in Singapore:
single institution experience with 30 consecutive cases. ANZ Journal of
Surgery. https://doi.org/10.1111/ans.14673
Fazl, R., Shiri, A., Colette, L., Andreea, S. I., Marcelo, I. D., Brian, W. H., …
Nguyen, N. T. (2018). Robotic versus laparoscopic sleeve gastrectomy : a
MBSAQIP analysis. Surgical Endoscopy, 0(0), 0.
https://doi.org/10.1007/s00464-018-6387-6
Khan, M., Pishori, T., Tayeb, M., & Ali, R. (2010). Laparoscopic appendectomy
for acute appendicitis: Is this a feasible option for developing countries? Saudi
Journal of Gastroenterology, 16(1), 25. https://doi.org/10.4103/1319-
3767.58764
Khirallah, M. G., Eldesouki, N. I., Elzanaty, A. A., Ismail, K. A., & Arafa, M. A.
(2017). Laparoscopic versus open appendectomy in children with complicated
appendicitis. Annals of Pediatric Surgery, 13(1), 17–20.
https://doi.org/10.1097/01.XPS.0000496987.42542.dd
Kong, X., Ling, J., Wu, J., Zhou, H., & Shao, W. (2018). The Comparative Study
of Robotic Surgery, Laparoscopic Surgery and Traditional Laparotomy in the
Treatment of Cervical Cancer. Journal of Minimally Invasive Gynecology,
25(7), S50. https://doi.org/10.1016/j.jmig.2018.09.078
Kuwabara, S., Noshiro, H., Okabe, H., Uyama, I., Ehara, K., Takiguchi, S., …
Nakauchi, M. (2018). Clinical advantages of robotic gastrectomy for clinical
stage I/II gastric cancer: a multi-institutional prospective single-arm study.
Gastric Cancer, 0(0), 0. https://doi.org/10.1007/s10120-018-00906-8
Lee, S. J., Lee, J. H., Lee, Y., Kim, S. C., Hwang, D. W., Byung, K., … Lee, J. H.
(n.d.). The feasibility of robotic left-side hepatectomy with comparison of
27
Lichosik, D., Caruso, R., & Granata, M. (2014). Nurses ’ role in robotic surgery.
European Oncology Nursing Society, 22–24.
Orsini, C., Contardo, T., Morpurgo, E., Tosato, S. M., Zerbinati, A., & Scotton, G.
(2018). From Laparoscopic Right Colectomy with Extracorporeal
Anastomosis to Robot-Assisted Intracorporeal Anastomosis to Totally
Robotic Right Colectomy for Cancer: The Evolution of Robotic Multiquadrant
Abdominal Surgery. Journal of Laparoendoscopic & Advanced Surgical
Techniques, 28(10), 1216–1222. https://doi.org/10.1089/lap.2017.0693
Ramji, K. M., Cleghorn, M. C., Josse, J. M., Macneill, A., Brien, C. O., Urbach, D.,
& Quereshy, F. A. (2016). Comparison of clinical and economic outcomes
between robotic , laparoscopic , and open rectal cancer surgery : early
experience at a tertiary care center. Surgical Endoscopy, 30(4), 1337–1343.
https://doi.org/10.1007/s00464-015-4390-8
Sjamsuhidajat, R., & Jong. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.