Anda di halaman 1dari 16

SUCTION

( PENGHISAPAN LENDIR)

KELOMPOK 8 :
1. Dwiky Wijaya
2. Erlian Istifan
3. Melly Nur Firmawati
4. Sisilia Alfira Vivianti
Pengertian Suction

Suctioning adalah suatu metode


untuk melepaskan sekresi yang
berlebihan pada jalan napas.
Suctioning dapat diterapkan pada
oral, nasofaringeal, tracheal serta
endotracheal atau trakheostomi tube.
Tujuan Suction

Untuk membuat suatu jalan napas yang paten


dengan menjaga kebersihannya dari sekresi
yang berlebihan.
Peralatan

 Mesin Suction  Tissu

 Kateter  Kasa steril


 Penghubung tube  Handuk steril

 Kom steril, sarung  Botol pengumpul


tangan steril ( untuk lender
tracheal suctioning )  Manometer untuk
 Air destilasi steril mengukur jumlah
  kekuatan vakum.
 
Prosedur
A. ORAL SUCTIONING

1) Tahap persiapan : d). Hidupkan mesin suction untuk


memeriksa apakah system dan
a). Siapkan alat-alat termasuk pengaturan tekanan berfungsi
ekstrakateter. Hubungkan botol dengan baik
pengumpul lender dan tube e). Isi kom steril dengan air steril
kesumber vakum
f). Posisikan klien dengan kepala
b). Suctioning siap dengan lebih rendah
mengobservasi pernapasan, g). Pakai sarung tangan dengan
mengauskultasi paru-paru prinsip steril
c). Cuci tangan dengan lima h). Sambungkan kateter ke tube
langkah cuci tangan yang benar suction. Gunakan sarung tangan
jika memegang kateter.
i). Masukan ujung kateter kedalam
basin dan isap air steril tersebut
Prosedur

2). Tahap pelaksanaan :  c). Tutup vent dengan ibu jari dan tarik
a). Gunakan padded tongue secara perlahan sambil memutarkan
blades untuk memisahkan gigi kateter tersebut antara ibu jari dan jari
lain. Jika isapan terlalu kuat, maka
atas dan gigi bawah
lepaskan ibu jari dari vent
b). Biarkan vent terbuka hingga d). Masukan kateter kedalam basin
kontak dengan udara bebas saat dan angkat kembali, kemudian isapkan
mendorong kateter masuk air steril melalui kateter tersebut dan
membersihkannya
kedalam bagian yang akan
e). Ulangi 1-4 kali sesuai yang
diisap dibutuhkan, tetapi setiap periode
suctioning tidak boleh dari 10 detik
dan jeda waktu antara periode sekitar
1-3 menit
Oral Suctioning
Prosedur
B. NASOFARINGEAL SUCTIONING

1). Tahap persiapan 2). Tahap pelaksanaan :


Persiapan yang dilakukan pada a). Biarkan vent kateter terbuka, naikan
nasofaringeal suctioning ini ujung hidung, dan masukan kateter
pada dasar dari hidung.
sama dengan persiapan oral
suctioning. Hanya saja hal b). Jika ada sumbatan jangan di
paksa,tapi cobalah masukan lagi
yang perlu di perhatikan
melalui sudut atau sisi lain dari hidung
adalah menentukan seberapa
atau pada lubang hidung lainnya.
dalam kateter di masukan ke
c). Ikuti prosedur c) sampai e) seperti
dalam nasofaringeal. Oleh
pada tahap pelaksanaan oral suctioning.
karena itu,perlu di ukur
3). Tahap tindak lanjut :
panjang atau jarak antara
Sama seperti halnya yang dilakukan
hidung klien dengan tragus
pada oral suctioning.
telinga.
Nasofaringeal Suctioning
Prosedur
C. NASOTRAKHEAL
SUCTIONING

1). Tahap persiapan : 2). Tahap pelaksanaan :


a). Ikuti langkah a) sampai d) pada oral a). Ikuti langkah a-d pada oral suctioning
suctioning b). Atur kekuatan suction sesuai kebutuhan
b). Atur kekuatan suction sesuai c). Pastikan bahwa sumber oksigen tersedia
kebutuhan d). Gunakan teknik aseptic, isi kom steril
c). Pastikan bahwa sumber oksigen dengan air steril
tersedia e). Posisi klien dengan kepala ekstensi
d). Gunakan teknik aseptic, isi kom steril f). Buka bungkus kateter steril sambungkan
kateter tesebut pada tabung suction
dengan air steril
g). Letakkan ujung kateter pada kom steril
e). Posisi klien dengan kepala ekstensi
dan isapkan air steril
f). Buka bungkus kateter steril
sambungkan kateter tesebut pada tabung 3)Tahap tindak lanjut :
suction
a). Prosedur sama dengan oral suction
g). Letakkan ujung kateter pada kom steril b). Berikan oksigen jika dibutuhkan dan
dan isapkan air steril bergantung kondisi klien
Prosedur
D. Endotrakheal atau
Trakheostomi tube suctioning

Indikasi : 
1. Bila sekresi dapat terlihat atau suara sekresi yang terdengar
dengan atau tanpa menggunakan stetoskop
2. Setelah prosedur fisioterapi dada
3. Setelah prosedur pengobatan bronkhodilatop
4. Peningkatan atau popping off dari puncak tekanan jalan napas
terhadap klien yang sedang menggunakan ventilasi mekanik
Prosedur :

 Cuci tangan secara saksama


 Letakkan handuk diatas dada klien
 Kenakan sarung tangan
 Lepaskan ventilator pada klien lalu letakkan konektor ventilator
diatas handuk steril
 Ventilasikan dan beri oksigen melalui ambu bag 4-5 kali
disesuaikan dengan volume tidal klien
 Lumasi ujung kateter dengan jelly lalu dengan saksama masukkan
kateter suction sejauh mengkin kedalam jalan napas buatan tanpa
melalukan pengisapan
 Lakukan suction dengan gerakan memutar kateter secara
cepat bersamaan dengan menarik kateter keluar
 Batasi waktu suction 10-15 detik. Hentikan suction
apabila denyut jantung meningkat sampai 40 kali/menit
 Vntilasikan klien dengan ambu bag setelah suction

setiap periodenya
 Jika sekresi sangat pekat, maka dicairkan dengan

memasukkan NaCl steril 3-5 cc kedalam jalan napas


buatan
 Bilas kateter diantara setiap pelaksanaan suction

 Lakukan prosedur ini sampai jalan napas bersih

terhadap penggumpalan sekret yang ditandai dengan


hasil auskultasi jernih
 Setelah selesai hubungkan klien dengan ventilator

 Bersihkan alat
Endotrakheal
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?id=IJ3P1qiHKMYC
&pg=PA42&dq=pengisapan+lendir+ebook&hl=id&s
a=X&ved=0ahUKEwi2reakn-TdAhXKqY8KHVMa
BdsQ6AEIKDAA#v=onepage&q&f=false
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai