Anda di halaman 1dari 197

PEMBERIAN MINUM DENGAN SOFTCUP FEEDER

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Pemberian Air Susu Ibu (ASI) perah atau pengganti ASI kepada bayi dengan
menggunakan alat bantu softcup feeder

Tujuan 1. Memberikan nutrisi pada bayi yang tidak dapat mengisap payudara
secara langsung
2. Menghindari pemakaian dot untuk mencegah bingung putting

Kebijakan Menerapkan 10 langkah keberhasilan menyusui di Rumah Sakit.

Persiapan 1. softcup feeder 1 buah


2. ASI perah atau pengganti ASI

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien terhadap kebutuhan minum susu
2. Memvalidasi data tentang kebutuhan minum ASI/PASI dengan Cup
Feeder.
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
7. Mendekatkan alat pada pasien
8. Mencuci tangan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 1


Kerja
1. Memangku bayi dalam posisi setengah duduk
2. Menempelkan pinggir softcup feeder berisi ASI perah ataupun
pengganti ASI pada bibir bawah bayi sampai ASI perah atau pengganti
ASI menyentuh bibir bayi
3. Meneteskan ASI perah atau pengganti ASI pada sudut mulut bayi
4. Membiarkan bayi minum sendiri dengan dorongan lidahnya
5. Menghindari menuangkan ASI perah atau pengganti ASI ke dalam
mulut bayi
6. Mengajarkan ibu bayi bagaimana teknik memberikan ASI perah atau
pengganti ASI menggunakan alat bantu

Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 2


PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN
NASAL KANUL DAN MASKER

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu tindakan pemberian oksigen dengan bantuan alat nasal kanul dan
masker yang berbeda konsentrasinya

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan oksigen pada


pasien sesuai kebutuhan

Kebijakan Diberikan pada pasien yang membutuhkan oksigen dengan konsentrasi 1-6
liter permenit

Persiapan 1. Set tabung oksigen/oksigen sentral lengkap dengan flow meter,


humidifier
2. nasal kanul /masker oksigen 1 buah
3. plester /hypavik
4. gunting

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien terhadap oksigen
2. Memvalidasi data tentang kebutuhan oksigen dengan head box
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
7. Mendekatkan alat pada pasien
8. Mencuci tangan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 3


Kerja
1. Memeriksa Flow meter dan humidifier apakah masih berfungsi baik.
2. Mengatur posisi pasien (semi fowler/ fowler)
3. Nasal kanul :
a. Hubungkan kanul dengan selang oksigen ke humidifier dengan
aliran O2 yang rendah.
b. Fiksasi selang oksigen
c. Alirkan O2 sesuai dengan kebutuhan (intruksi dokter)
4. Masker :
a. Hubungkan masker dengan selang O2 ke humidifier dengan aliran
yang rendah
b. Pakaikan masker ke wajah pasien
c. Aturkan pengikat supaya sungkup/ masker menutup rapat dan
nyaman
d. Alirkan O2 sesuai dengan kebutuhan ( intruksi dokter)
5. Perawat mencuci tangan

Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 4


MEMBERIKAN OBAT SECARA INHALASI DENGAN NEBULIZER

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memberikan obat secara inhalasi dengan menggunakan alat nebulizer yang
mengubah obat cair menjadi partikel uap sehingga bisa dihirup (inhalasi)

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Melonggarkan jalan nafas
2. Mengencerkan secret

Kebijakan 1. Anak yang mengalami penyempitan jalan nafas oleh karena oedem pada
saluran nafas bawah
2. Anak yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret

Persiapan 1. Nebulizer 1 unit


2. Obat bronkodilator sesuai program
3. Sungkup nebulizer 1 buah
4. Pengencer obat (aquabidest/Na Cl 0,9 %)
5. Spuit 5 cc 1 buah
6. Bengkok 1 buah
7. Tissue

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang terapi inhalasi
2. Memvalidasi data tentang kebutuhan terapi inhalasi
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan tujuan terapi inhalasi
5. Menjelaskan prosedur terapi inhalasi

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 5


6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
7. Mendekatkan alat pada pasien
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Memasukkan obat ke wadah (bagian dari alat nebulizer)
2. Memberikan pengenceran dengan menambahkan aquabidest/Na Cl
0,9% ke wadah sampai menjadi 4 cc atau level yang sudah ditentukan
3. Menyambungkan sungkup dengan alat nebulizer
4. Menghubungkan alat nebulizer dengan sumber listrik
5. Memasang sungkup pada anak (sampai menutupi hidung dan mulut)
6. Menghidupkan alat nebulizer
7. Memutar tombol depletion water atau atur tombol waktu (tergantung
setting alat yang dipakai)
8. Mengobservasi pengeluaran uap dari alat nebulizer
9. Bila uap sudah habis keluar, matikan alat nebulizer
10. Melepaskan sungkup

Terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 6


PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION) PADA ANAK-ANAK

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu tindakan untuk memasukkan catheter ke saluran pernapasan dengan


menggunakan alat penghisap lender (suction) melalui hidung, mulut maupun
trachea.

Tujuan 1. Untuk mengeluarkan atau membersihkan secret dari saluran pernapasan.


2. Mencegah terjadinya atelektatis akibat sputum yang menumpuk di
alveoli.
3. Menguragi sputum retensi dan merangsang batuk.
4. Mencegah terjadinya infeksi paru.

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang memerlukan alat suction untuk


mengeluarkan lendir/secret

Persiapan 1. Mesin suction 1 unit


2. sution kateter ukuran Fr 8 1 buah
3. handschoen 1 pasang
4. aquabidest dalam kom untuk membilas catheter
5. kom 1 buah untuk menempatkan suction catheter yang sudah dipakai
dan dibersihkan
6. Kertas tissue
7. Kupet yang berisi alcohol swab , tong spatel 1 buah
8. bengkok 1 buh

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji pernafasan pasien
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Cuci tangan

INTERAKSI

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 7


Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
7. Mendekatkan alat pada pasien
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Menghubungkan alat suction dengan kabel listrik.
2. Tekanan pada pengukur suction dan mesin dihidupkan dengan menekan
tombol POWER :
o 60 80 mmHg untuk bayi.
o 80 100 mmHg untuk anak.
o 100 120 mmHg untuk anak lebih besar.
3. Perawat memakai sarung tangan.
4. Menghubungkan catheter penghisap ( suction catheter) dengan selang
penghisap (selang suction).
5. Memaksukkan catheter penghisap ke dalam kom berisi aquadest untuk
mengontrol apakah alat penghisap bekerja dengan baik dan mencegah
trauma pada mukosa.
6. Untuk pasien sadar
o Suction melalui mulut : posisi powler dengan kepala miring ke
salah satu sisi.
o Suction melalui hidung : posisi leher hiperektensi.
7. Untuk psien yang tidak sadar :
o Posisi kepala pasien lateral ( miring kanan / kiri ) menghadap ke
arah perawat.
8. Memasukkan ujung catheter secara perlahan-lahan dengan tangan
kanan ke dalam mulut / hidung sampai kerongkongan bila perlu catheter
dimasukkan lebih dalam dan sejauh mungkin.
- Bila pasien dengan trakeostomi, maka ujung kateter penghisap
dimasukkan ke dalam lubang trakeostomi. Bila perlu catheter
penghisap dimasukkan sejauh mungkin.
9. Lubang disamping pangkal catheter penghisap ditarik secara perlahan-
lahan dengan gerakan memutar, hati-hati dan cepat.
10. Membilas kateter sampai bersih dengan aquabidest.
11. Mengulangi prosedur diatas sampai bersih dan napas tidak berbunyi.
o Prosedur boleh diulang tidak lebih dari tiga kali berturut-turut.
o Hentikan prosedur bila pasien menolak / terjadi sianosis.
12. Mematikan mesin dengan menekan tombol OFF dan melepaskan
kateter dari selang penghisap, kemudian bersihkan dengan alcohol swab
13. menempatkan cathether yang sudah dibersihkan pada kom
14. Merapikan pasien.
15. Melepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
16. Membersihkan alat-alat dan mengmbalikan pada tempatnya.
17. Perawat mencuci tangan.

Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 8


3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mengobservasi pernafasan pasien.
4. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan
o Tindakan yang telah dilakukan
o Reaksi pasien
o Jumlah warna dan konsistensi secret/ lender
o Bila perlu melaorkan ke dokter.

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 9


PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memberikan oksigen ke dalam paru-paru pasien , melalui saluran


pernafasan bagian atas dengan menggunakan alat khusus : head box

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan oksigen pada


pasien sesuai kebutuhan

Kebijakan 1. Pemberian konsentrasi oksigen diatas 6 lpm


2. Memastikan jalan nafas paten

Persiapan 1. 1 Set tabung oksigen/oksigen sentral


2. 1 unit head box
3. 1 buah selang oksigen
4. 1 buah alat saturasi oksigen (pulse oxymetri)
5. 2 buah lidi kapas

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien terhadap oksigen
2. Memvalidasi data tentang kebutuhan oksigen dengan head box
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
7. Mendekatkan alat pada pasien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 10


8. Mencuci tangan
Kerja
1. Memasang alat saturasi oksigen pada ibu jari pasien
2. Mengatur posisi pasien dengan kepala extensi
3. Membersihkan hidung dengan lidi kapas
4. Menyambungkan selang oksigen ke tabung oksigen
5. Menyambungkan selang oksigen ke head box
6. Mengatur regulator dengan tekanan oksigen sesuai instruksi dokter
(diatas 6 lpm)
7. Memastikan keluarnya aliran oksigen dengan merasakan pada punggung
tangan
8. Memasang head box di kepala pasien (pastikan kepala pasien tetap
berada di dalam head box)

Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telh dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 11


MEMBERIKAN OBAT SECARA INHALASI DENGAN NEBULIZER

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memberikan obat secara inhalasi dengan menggunakan alat nebulizer yang
mengubah obat cair menjadi partikel uap sehingga bisa dihirup (inhalasi)

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Melonggarkan jalan nafas
2. Mengencerkan secret

Kebijakan 1. Anak yang mengalami penyempitan jalan nafas oleh karena oedem pada
saluran nafas bawah
2. Anak yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret

Persiapan 1. Nebulizer 1 unit


2. Obat bronkodilator sesuai program
3. Sungkup nebulizer 1 buah
4. Pengencer obat (aquabidest/Na Cl 0,9 %)
5. Spuit 5 cc 1 buah
6. Bengkok 1 buah
7. Tissue

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang terapi inhalasi
2. Memvalidasi data tentang kebutuhan terapi inhalasi
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan tujuan terapi inhalasi
5. Menjelaskan prosedur terapi inhalasi

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 12


6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
7. Mendekatkan alat pada pasien
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Memasukkan obat ke wadah (bagian dari alat nebulizer)
2. Memberikan pengenceran dengan menambahkan aquabidest/Na Cl 0,9%
ke wadah sampai menjadi 4 cc atau level yang sudah ditentukan
3. Menyambungkan sungkup dengan alat nebulizer
4. Menghubungkan alat nebulizer dengan sumber listrik
5. Memasang sungkup pada anak (sampai menutupi hidung dan mulut)
6. Menghidupkan alat nebulizer
7. Memutar tombol depletion water atau atur tombol waktu (tergantung
setting alat yang dipakai)
8. Mengobservasi pengeluaran uap dari alat nebulizer
9. Bila uap sudah habis keluar, matikan alat nebulizer
10. Melepaskan sungkup

Terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 13


TERAPI BERMAIN

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu aktivitas yang diberikan pada anak untuk dapat melakukan atau
mempraktekan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran
menjadi kreatif.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan kebutuhan


bermain pada anak selama perawatan
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
saat sakit
2. Untuk mengembangkan kreatifitas dan daya imajinasi anak
3. Mengembangkan aspek sosialisasi anak dengan teman sebaya dan
petugas medis
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan
dirawat di rumah sakit

Kebijakan 1. kondisi anak memungkinkan untuk diajak bermain


2. permainan diberikan sesuai umur dan tingkat perkembangan anak
(kelompok umur 3-6 tahun)
3. anak didampingi orang tua/keluarga

Persiapan 1. tempat atau ruangan bermain yang nyaman


2. alat permainan edukatif (APE) sesuai kelompok umur

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan anak terhadap kebutuhan bermain
2. mengecek kesiapan anak (tidak mengantuk, tidak rewel, kondisi
memungkinkan)
3. Menyiapkan alat permainan dan lingkungan bermain
4. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam dan menyapa nama anak

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 14


2. Memperkenalkan diri antara petugas dan anak
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
4. menanyakan persetujuan dan kesiapan anak sebelum kegiatan dilakukan

Kerja
1. Memberi petunjuk pada anak mengenai cara bermain
2. Mempersilakan anak untuk melakukan permainan secara bersama anak
lain/orang tua/keluarga/petugas/individu
3. Memotivasi keterlibatan anak dan keluarga
4. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal , dan psikomotor anak
saat bermain
5. Memberi pujian pada anak saat melakukan permainan

Terminasi
1. Meminta anak menceritakan apa yang dilakuka atau dibuatnya
2. Menanyakan perasaan anak setelah bermain dan pendapat keluarga
tentang permainan yang dilakukan
3. Melakukan evaluasi sesuai tujuan
4. berpamitan dengan anak

POST INTERAKSI
1. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 15


MEMBERIKAN OBAT SECARA INHALASI DENGAN NEBULIZER

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memberikan obat secara inhalasi dengan menggunakan alat nebulizer yang
mengubah obat cair menjadi partikel uap sehingga bisa dihirup (inhalasi)

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Melonggarkan jalan nafas
2. Mengencerkan secret

Kebijakan 1. Anak yang mengalami penyempitan jalan nafas oleh karena oedem pada
saluran nafas bawah
2. Anak yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret

Persiapan 1. Nebulizer 1 unit


2. Obat bronkodilator sesuai program
3. Sungkup nebulizer 1 buah
4. Pengencer obat (aquabidest/Na Cl 0,9 %)
5. Spuit 5 cc 1 buah
6. Bengkok 1 buah
7. Tissue

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang terapi inhalasi
2. Memvalidasi data tentang kebutuhan terapi inhalasi
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan tujuan terapi inhalasi

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 16


5. Menjelaskan prosedur terapi inhalasi
6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
7. Mendekatkan alat pada pasien
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Memasukkan obat ke wadah (bagian dari alat nebulizer)
2. Memberikan pengenceran dengan menambahkan aquabidest/Na Cl 0,9%
ke wadah sampai menjadi 4 cc atau level yang sudah ditentukan
3. Menyambungkan sungkup dengan alat nebulizer
4. Menghubungkan alat nebulizer dengan sumber listrik
5. Memasang sungkup pada anak (sampai menutupi hidung dan mulut)
6. Menghidupkan alat nebulizer
7. Memutar tombol depletion water atau atur tombol waktu (tergantung
setting alat yang dipakai)
8. Mengobservasi pengeluaran uap dari alat nebulizer
9. Bila uap sudah habis keluar, matikan alat nebulizer
10. Melepaskan sungkup

Terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 17


PEMERIKSAAN ANTHROMOMETRI PADA BAYI DAN ANAK

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN 7 Mei 2013 Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui status antropometri pada
bayi dan anak

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menilai tingkat


pertumbuhan atau status antropometri pada bayi dan anak

Kebijakan Pedoman penilaian perrtumbuhan atau Antropometri bayi dan anak di


Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan Denpasar

Persiapan 1. Alat ukur panjang badan dan microtoice 1 buah


2. Timbangan Berat Badan / tinggi badan 1 buah
3. Alat Ukur Lingkar Kepala 1 buah
4. Alat Ukur Lingkar Lengan Atas
5. Alat Ukur untuk Lingkar Dada

Prosedur PRA INTERAKSI:


1. Mengkaji Kebutuhan Anthropometri bayi dan anak
2. Menvalidasi data Anthropometri bayi dan anak
3. Menyiapkan Alat
4. Perawat mencuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Meperkenalkani diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama dan umur bayi atau anak
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan prosedur tindakan
6. Mendekatkan alat
7. Mencuci tangan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 18


Kerja
1. Menimbang Berat Badan
a. Mengecek timbangan pada skala nol
b. Melepaskan baju bayi/ kenakan baju bayi seminimal mungkin, pada
anak lepaskan sandal
c. Pada anak yang tidak koperatif lakukan penimbangan BB dengan
pendamping/ salah satu keluarga
d. Untuk mendapatkan BB anak lakukan pengurangan BB
anak+pendamping dikurangani dengan BB pendamping
e. Melihat hasil penimbangan bayi/ anak
2. Mengukur Panjang Badan/ Tinggi Badan
a. Mengukur panjang badan dengan microtoice dengan menempatkan
kepala bayi pada titik nol.
b. Mengukur panjang badan pada anak dengan menggunakan alat ukur
Tinggi Badan.
3. Mengukur Lingkar Kepala
a. Melingkarkan pita ukuran mulai bagian atas penonjolan supra orbita
sejajar mengelilingi kepala melalui pinna telinga ketonjolan
promensia oksipitalis kembali keatas dengan kedua pita saling
berimpit.
4. Mengukur Lingkar Lengan
a. Mengambil ukuran dari bahu sampai ujung siku
b. Hasil ukuran dibagi dua untuk menetapkan titik ukuran
c. Pada titik tengah ukuran dipakai untuk petunjuk melingkarkan pita
pada lengan atas.
5. Mengukur lingkar dada
a. Melingkarkan pita melalui midline puting susu kiri ke kanan terus
ke belakang kembali ke midline putting susu kiri

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan anak
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu selanjutnya, bila anak menolak oleh karena
factor sesaat
4. Mengucapkan salam
5. Mencuci tangan

POST INTERAKSI
1. Mencatat hasil kegiatan
2. Mengobservasi hasil pengukuran anthropometri. Pada bayi/ anak
3. Memberekan alat2
4. Mencuci tangan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 19


PEMERIKSAAN DDST (DENVER II) PADA ANAK

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN 7 Mei 2013 Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Suatu instrument untuk menjaring atau mendeteksi secara dini


perkembangan anak umur kurang dari 6 tahun

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa dalam penerapan langkah-langkah menilai


tingkat perkembangan anak pada empat aspek yaitu perkembangan motorik
halus, motorik kasar, personal sosial dan bahasa sesuai umur

Kebijakan Pedoman penilaian perkembangan anak 0-6 tahun di Poltekkes Denpasar


Jurusan Keperawatan Denpasar

Persiapan 1. Ruangan periksa beserta meja, kursi dan meja khusus untuk bayi
2. Alat peraga :
a. benang wol merah dengan diameter 10 cm
b. Kismis/manik-manik
c. 10 buah kubus berwarna dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm
d. Botol kaca kecil, dengan diameter lubang 1,5 cm
e. Bola tennis, bel kecil, kertas kosong dan pensil merah
f. Boneka kecil dengan botol susu
g. Cangkir plastik dengan gagang/ penggangan
3. penggaris
4. lembar formulir DDST/DENVER II

Prosedur Pra-Interaksi:
1. Mengkaji kebutuhan perkembangan anak
2. Menvalidasi data perkembangan anak
3. Menyiapkan alat
4. Perawat mencuci tangan

Interaksi:
Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan keluarga
2. Memperkenalkan diri

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 20


3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan/penilaian DENVER II
5. Menjelaskan prosedur kerja pemeriksaan DENVER II
6. Mendekatkan alat uji coba/alat peraga yang akan dipakai diatas meja
7. Perawat mencuci tangan

Kerja
1. Anak dipangku ibu/pengasuhnya dalam suasana menyenangkan dan
kalau bayi ditidurkan dimeja periksa
2. Menentukan usia anak yang akan dinilai, buat garis umur, bila anak
lahir premature koreksi prematurnya
3. Menarik garis umur dari atas ke bawah pada blanko DENVER II dan
cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur
4. Meletakkan alat uji coba/ alat peraga yang akan dipakai di atas meja
saat pemeriksaan
5. Melakukan uji coba yang kurang aktif lebih dahulu dan yang mudah
dilakukan serta uji coba yang menggunakan alat yang sama dilakukan
berurutan
6. Melakukan semua uji coba untuk tiap sector dimulai dengan uji coba
disebelah kiri garis umur, kemudian sampai kekanan garis umur.
7. Jika ada risiko gangguan perkembangan, lakukan paling sedikit 3 uji
coba pada tiap sector yang berada pada kiri garis umur dan garis
umur
8. Jika anak gagal, menolak, no opportunity lakukan uji coba tambahan
kesebelah kiri pada sector yang sama sampai anak dapat lewat 3 uji
coba
9. Menginterpretasi hasil test tiap sector, apakah advanced, normal,
caution atau delay
10. Lakukan interpretasi hasil Denver II apakah normal, suspect, atau
unstesttable

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien anak
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu selanjutnya, bila anak menolak oleh karena
factor sesaat
4. Mengucapkan salam
5. Mencuci tangan

POST INTERAKSI
1. Mencatat hasil kegiatan dan observasi
2. Memberekan alat2
3. Mencuci tangan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 21


KARTU MENUJU SEHAT (KMS) PADA ANAK BALITA

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN 7 Mei 2013 Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Suatu instrument untuk memantau pertumbuhan anak balita

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa dalam memantau kesehatan dan


pertumbuhan anak Balita

Kebijakan Pedoman pemantauan kesehatan dan pertumbuhan anak balita Poltekkes


Denpasar Jurusan Keperawatan Denpasar
Jika pada penimbangan bulan berikutnya BB anak balita kurang atau BB
anak tidak naik, maka ditentukan penyuluhan tentang pelayanan kesehatan
dan gizi.
Bila BB balita dibawah garis merah berarti perlu perhatian/ tindakan khusus

Persiapan 1. Ruangan periksa beserta meja, kursi dan meja khusus untuk bayi
2. Timbangan Bayi dan timbangan BB
3. Kartu Menuju Sehat (KMS)

Prosedur PRA - INTERAKSI:


1. Mengkaji pertumbuhan anak
2. Menvalidasi data pertumbuhan anak
3. Menyiapkan alat
4. Perawat mencuci tangan

INTERAKSI:
Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan orangtua/pendamping
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan nama dan umur anak kepada orangtua/pendamping
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pemantauan pertumbuhan anak
5. Menjelaskan prosedur kerja pertumbuhan anak dengan menggunakan
KMS
6. Mendekatkan alat timbangan dan KMS
7. Perawat mencuci tangan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 22


Kerja
1. Anak ditimbang BB nya
2. Hasil penimbangan dicatat di KMS
3. Hubungkan titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan
lalu dan hasil penimbangan saat ini/bulan ini
4. Rangkaian garir-garis tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak
5. Balita yang sehat, BB nya selalu naik mengikuti pita pertumbuhan
sesuai dengan umurnya
6. Jika pada penimbangan saat ini/ bulan ini, BB anak balita kurang atau
BB anak tidak naik, maka ditentukan penyuluhan tentang pelayanan
kesehatan dan gizi.
7. Bila BB balita dibawah garis merah berarti perlu perhatian/ tindakan
khusus.

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan anak
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu selanjutnya, bila anak menolak oleh karena
factor sesaat
4. Mengucapkan salam
5. Mencuci tangan

POST INTERAKSI
1. Mencatat hasil kegiatan
2. Mengobservasi BB anak tidak naik jika garis pertumbuhan turun, garis
pertumbuhan mendatar atau BB anak dibawah garis merah, perlu
perhatian khusus.
3. Memberekan alat2
4. Mencuci tangan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 23


MEMANDIKAN BAYI ATERM

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN 7 Mei 2013 Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Suatu instrument untuk memberikan perawatan memandikan kepada bayi


premature, bayi dengan BB > 2500 gr dan UK 38 40 minggu

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa dalam penerapan langkah-langkah


memandikan pada bayi prematur

Kebijakan Pedoman memandsikan bayi premature dengan BB > 2500 gr dan UK 38-40
minggu

Persiapan 1. Ruangan tempat memandikan / ruangan diberi sampiran


2. Kapas mata, kapas mulut, kapas minyak kelapa, kapas cebok, kapas
kering
3. Gaas steril
4. Alkohol 70 %
6. Minyak telon
7. Sisir
8. Handuk
9. Sarung tangan
10. Ember kecil
11. Bengkok
12. Bedak bayi
13. Air hangat suam kuku
14. Sabun mandi
15. Sisir dan minyak kelapa
16. Pakaian bayi; selimut, popok, gurita.baju bayi dan sarung tangan

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan bayi
2. Memvalidasi data kebutuhan bayi
3. Menyiapkan alat
4. Perawat mencuci tangan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 24


INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam kepada orangtua/ pendamping
2. Memperkenalkan diri
3. Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan
4. Menjelaskan maksud dan tujuan memandikan bayi
5. Menjelaskan prosedur kerja memandikan bayi
6. Mendekatkan alat- alat untuk memandikan bayi
7. Perawat mencuci tangan

Kerja
1. Pakaian bayi dibuka, kalau BAB pantat dibersihkan terlebih dahulu
2. Bayi ditimbang, kemudian ditidurkan diatas handuk dan diselimuti
3. Mata bayi dibersihkan mulai dari dalam keluar
4. Mulut bayi dibersihkan dengan menggunakan kapas mulut peras
kemudian lingkarkan dikelingking kanan, tangan kiri memegang dagu
bayi,dan kelingking kanan dimasukkan ke mulut bayi dan bersihkan
secara perlahan
5. Badan diberi sabun, kemudian punggung, kaki tangan terakhir kemudian
bersihkan muka, badan, kaki dan punggung terakhir
6. Bayi diangkat dari air dan dilap dengan handuk sampai kering, lalu rawat
tali pusat
7. Bayi usap dengan minyak telon pada perut bayi kmd beri bedak,
kenudian pakaian.

Terminasi
1. Mengevaluasi bayi setelah dimandikan
2. Membuat kontrak waktu selanjutnya
3. Mengucapkan salam
4. Mencuci tangan

POST INTERAKSI
1. Mencatat hasil kegiatan dan observasi
2. Memberekan alat2
3. Mencuci tangan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 25


MEMANDIKAN BAYI PREMATUR

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Suatu instrument untuk memberikan perawatan memandikan kepada bayi


premature, bayi dengan BB < 2500 gr dan UK 37 minggu

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa dalam penerapan langkah-langkah


memandikan pada bayi prematur

Kebijakan Pedoman memandsikan bayi premature dengan BB < 2500 gr dan UK 37


minggu
Persiapan 1. Ruangan tempat memandikan / ruangan diberi sampiran
2. Kapas mata, kapas mulut, kapat minyak kelapa, kapas cebok, kapas
kering
3. Gas steril
4. Alkohol 70 %
5. Lidi kapas
6. Minyak telon
7. Sisir
8. Handuk, pakaian bayi
9. Sarung tangan
10. Ember
11. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan bayi
2. Memvalidasi data kebutuhan bayi
3. Menyiapkan alat
4. Perawat mencuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam kepada orangtua/ pendamping
2. Memperkenalkan diri
3. Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 26


4. Menjelaskan maksud dan tujuan memandikan bayi
5. Menjelaskan prosedur kerja memandikan bayi
6. Mendekatkan alat- alat untuk memandikan bayi
7. Perawat mencuci tangan

Kerja
1. Pakaian bayi dibuka, kalau BAB pantat dibersihkan terlebih dahulu
2. Mata bayi dibersihkan mulai dari dalam keluar
3. Mulut bayi dibersihkan dengan menggunakan kapas mulut peras
kemudian lingkarkan dikelingking kanan setelah itu masukkan ke mulut
bayi dan bersihkan secara perlahan
4. Badan dibersihkan dengan kapas minyak, selanjutnya muka, kaki
punggung terakhir tangan
5. Usapkan minyak telon pada perut dengan usapkan searah jarum jam,
rawat tali pusat
6. Timbang BB dan catat pada kurve timbangan
7. Pakaikan pakaian lengkap pada bayi, sisr rambut bayi terus topi
8. Kemudian tidurkan bayi di box atau incubator

Terminasi
1. Mengevaluasi bayi setelah dimandikan
2. Membuat kontrak waktu selanjutnya
3. Mengucapkan salam
4. Mencuci tangan

POST INTERAKSI
1. Mencatat hasil kegiatan dan observasi
2. Memberekan alat2
3. Mencuci tangan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 27


MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit atau Integrated Management of Childhood


Illness (IMCI) adalah Suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita
sakit di fasilitas pelayanan kesehatan dasar

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa dalam penerapan langkah-langkah dalam


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada bayi muda 0-2 bulan dan
pada bayi anak umur 2 bulan s.d. 5 tahun

Kebijakan Mendeteksi ada/ tidaknya Pneumonia/ISPA, Diare, Malaria, Campak,


Demam Berdarah Dengue, kelainan gizi, penyakit cacingan, infeksi mata,
infeksi telinga dan langkah-langkah untuk tindakan pengobatan serta nasehat
perawatan di rumah

Persiapan 1. Formulir MTBS Bayi Muda dan Bayi Anak


2. Termometer
3. Timbangan BB untuk Bayi dan Anak
4. Jam
5. Test Uji Tourniquet
6. Imunisasi Kit
7. Obat-obat essensial untuak Balita
Oralit
Vitamin A dosin 100.000 IU dan 200.000 IU
Vaksin

Prosedur PRA - INTERAKSI:


1. Mengidentifikasi karakteristik bayi atau anak
2. Menyiapkan alat atau formulir penilaian MTBS
3. Menyiapkan obat-obatan essensial untuk Balita
4. Perawat mencuci tangan

INTERAKSI:
Orientasi

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 28


1. Memberi salam kepada orangtua/ pendamping
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan penggunakan pedoman MTBS pada
bayi/ anak
4. Menjelaskan prosedur kerja MTBS
5. Mendekatkan pedoman penilaian MTBS untuk bayi muda atau anak dan
obat-obatan essensial
6. Perawat mencuci tangan

Kerja
1. Mengisi identitas pada bayi atau anak dan menanyakan pada ibu tentang
masalah anaknya, apakah merupakan kunjungan pertama atau kunjungan
ulang
2. Mengukur suhu pada bayi atau anak
3. Menimbang BB
4. Hitung nafas dalam 1 menit
5. Memeriksa tanda bahaya umum pada bayi atau anak
6. Melakukan penilaian pada bayi muda; tentang kemungkinan infeksi
bakteri, diare, masalah pemberian minum/ BB rendah serta penilaian
pemberian ASI.
7. Melakukan penilaian pada bayi dan anak; apakah dengan batuk, diare,
demam (klasifikasi Demam Berdarah, jika demam kurang dari 7 hari
lakukan uji tourniquet) atau dengan masalah telinga
8. Memeriksa malnutrisi dan anemia
9. Memeriksa status imunisasi & vit A anak
10. Menentukan Klasifikasi dan rasional tindakan
11. Menilai masalah keluhan lain
12. Melakukan Edukasi kepada orangtua/ pendamping

Terminasi
1. Mengevaluasi tanda bahaya umum, keluhan utama dan pemberian obat-
obatan
2. Membuat kontrak waktu untuk kunjungan ulang
3. Mengucapkan salam
4. Mencuci tangan

POST INTERAKSI
1. Mencatat dalam Pedoman MTBS
2. Mencatat kunjungan ulang berikutnya
3. Memberekan alat2
4. Mencuci tangan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 29


MENYIAPKAN DAN MERAWAT BAYI UNTUK TERAPI SINAR

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Memberikan Terapi sinar pada bayi dengan hyperbilirubinemia

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa dalam penerapan langkah-langkah dalam


memberikan terapi sinar pada bayi dengan hyperbilirubinemia

Kebijakan Pedoman pemberian terapi sinar pada bayi dengan hiperbilirubinemia


Dan mencegah komplikasi pada terapi sinar

Persiapan 1. Blue light


2. Celana blue light
3. Format penggunaan blue light
4. Kasa/kain yg sudah dilapisi karbon tidak tembus cahaya
5. Plester
6. Gunting

Prosedur PRA - INTERAKSI:


1. Mengkaji kebutuhan bayi dengan hiperbilirubinemia
2. Menvalidasi data bio,psiko,sosial bayi dengan hiperbilirubinemia
3. Menyiapkan alat
4. Perawat mencuci tangan

INTERAKSI:
Orientasi
1. Memberi salam kepada orangtua/ pendamping
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pemberian terapi sinar
4. Menjelaskan prosedur kerja pemberian terapi sinar pada bayi dengan
hiperbilirubinemia
5. Mendekatkan alat-alat untuk terapi sinar
6. Perawat mencuci tangan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 30


Kerja
1. Menyalakan blue light
2. Memasang penutup mata pada bayi yang diberi terapi sinar
3. Memakaikan celana blue light pada pada bayi
4. Memasukkan bayi kedalam blue light
5. Mengatur posisi bayi setiap 6 jam.
6. Bila bayi menggunakan infuse pengaturan sesuaikan dengan kolaboratif
dengan dokter

Terminasi
1. Mengevaluasi suhu bayi, suhu blue light, intake cairan dan lama
penyinaran
2. Membuat kontrak waktu selanjutnya
3. Mengucapkan salam
4. Mencuci tangan

POST INTERAKSI
1. Mencatat tanggal penyinaran, jam penyinaran, tanggal dan jam selesai
penyinaran
2. Mengidentifikasi hasil bilirubin setelah selesai penyinaran
3. Memberekan alat2
4. Mencuci tangan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 31


PEMBERIAN IMUNISASI COMBO HEP B/DPT

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Vaksin yang diberikan kepada bayi di bawah 1 tahun yang bertujuan untuk
melindungi bayu dari penyakit hepatititis B, Dipteri, Pertusis dan tetanus

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa penerapan langkah2 pemberian imunisasi


campak

Kebijakan 1. Diberikan satu kali pada usia 9-11 bulan, bila tidak mendapatkan pada
usia tersebut, maka diberikan boster campak pada umur 6 tahun sesuai
rekomendasi IDAI.
2. Bayi pada kondisi batuk pilek ringan boleh diberikan imunisasi
3. Bila keluarga menolak, imunisasi tidak diberikan

Persiapan 1. Baki atau trolly injeksi


2. Spuit 1 cc
3. Kapas alcohol 2 buah
4. Vaksin Campak dalam termos es
5. Bahan pelarut vaksin campak
6. Bak injeksi steril
7. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mempelajari KMS atau kartu imunisasi
2. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 32


5. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga
6. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat pada pasien
3. Melarutkan vaksin campak dengan pelarut
4. Mengambil spuit dan mengambil vaksin sebanyak 0,5 cc
5. Membebaskan daerah yang akan disuntik pada lengan atas kiri atau paha
6. Mendesinfeksi dengan kapas alcohol derah yang akan disuntik
7. Meregangkan tempat yang akan disuntik dengan tangan kiri, sementara
itu tangan kanan menyuntikkan vaksin secara subkutan
8. Merapikan pasien
9. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menjelaskan kepada orang tua kemungkinan munculnya reaksi ikutan
pasca imunisasi ( misalnya demam, cara pemberian obat penurun panas)
2. Sepakati kontrak selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan( jam,tanggal, cara
dan jenis imunisasi yang diberikan, nama terang petugas yang
melakukan tindakan) pada Buku KIA atau kartu imunisasi

Unit terkait Keperawatan Komunitas dan Keperawatan maternitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 33


PEMBERIAN IMUNISASI COMBO HEP B/DPT

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Vaksin yang diberikan kepada bayi di bawah 1 tahun yang bertujuan untuk
melindungi bayi dari penyakit hepatititis B, Dipteri, Pertusis dan tetanus

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa penerapan langkah2 pemberian imunisasi


polio

Kebijakan 1. Bayi pada kondisi batuk pilek ringan boleh diberikan imunisasi
2. Diberikan 3 kali, pemberian pertama pada usia 2 bulan, kedua pada usia
3 bulan dan pemberian ketiga pada usia 4 bulan

Persiapan 1. Baki atau trolly injeksi


2. Spuit 1 cc
3. Kapas alcohol 2 buah
4. Vaksn DPT/HEP B dalam termos es
5. Bak injeksi steril
6. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mempelajari Buku KIA atau kartu imunisasi untuk menentukan
kebutuhan imunisasi Hep B/DPT yang dibutuhkan
2. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi :
1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 34


6. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai
Kerja
1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat pada pasien
3. Mengambil spuit dan mengambil vaksin sebanyak 0,5 cc
4. Membebaskan daerah yang akan disuntik pada lengan atas kiri atau paha
5. Mendesinfeksi dengan kapas alcohol derah yang akan disuntik
6. Meregangkan tempat yang akan disuntik dengan tangan kiri, sementara
itu tangan kanannmenyuntikkan vaksin secara intramuskuler dengan
sudut 90 derajat
7. Merapikan pasien
8. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menjelaskan kepada orang tua kemungkinan munculnya reaksi ikutan
pasca imunisasi ( misalnya demam, cara pemberian obat penurun panas)
2. Menyepakati kontrak selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan( jam,tanggal, cara
dan jenis imunisasi yang diberikan, nama terang petugas yang
melakukan tindakan) pada KMS atau kartu imunisasi

Unit terkait Keperawatan Komunitas dan Keperawatan maternitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 35


PEMBERIAN IMUNISASI BCG

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Vaksin yang diberikan kepada bayi di bawah 1 tahun yang bertujuan untuk
melindungi bayi dari penyakit tuberculosis

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa dalam penerapan langkah-langkah


pemberian imunisasi BCG

Kebijakan 1. Bayi pada kondisi batuk pilek ringan boleh diberikan imunisasi
2. Diberikan pada bayi usia 0-3 bulan
3. Jika usia lebih dari 3 bulan, maka dilakukan uji tuberculin, jika uji
tuberculin negative diberikan, jika positif tidak diberikan
4. Bila keluarga menolak, imunisasi tidak diberikan

Persiapan 1. Baki atau trolly injeksi


2. Spuit BCG/spuit 1 cc
3. Spuit 5 cc
4. Kapas air steril dalam tempatnya
5. Gergaji ampul
6. Cairan pelarut
7. Vaksn BCG dalam termos es
8. Bak injeksi steril
9. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mempelajari Buku KIA atau kartu imunisasi
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menyiapkan pasien

INTERAKSI
Orientasi

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 36


1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga
6. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat pada pasien
3. Mengambl spuit 5 cc dan melarutkan vaksin BCG
4. Mengambil vaksin dalam spuit BCG/1 cc sebanyak 0,05 cc
5. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian ( bahu kanan)
6. Mengusap bagian yang akan disuntik dengan kapas air hangat
7. Meregangkan tempat yang akan disuntik dengan tangan kiri
8. Menyuntik secara intracutan
9. Bekas suntikan tidak boleh digosok atau ditekan
10. Mencuci tangan

Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Menjelaskan kepada orang tua kemungkinan munculnya reaksi ikutan
pasca imunisasi (munculnya ulcus, demam)
3. Menyepakati kontrak selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Perawat mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan( jam,tanggal, cara
dan jenis imunisasi yang diberikan, nama terang petugas yang
melakukan tindakan) pada Buku KIA atau kartu imunisasi

Unit terkait Keperawatan komunitas, Keperawatan maternitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 37


PEMBERIAN IMUNISASI POLIO

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Vaksin yang diberikan kepada bayi di bawah 1 tahun yang bertujuan untuk
melindungi bayu dari penyakit polio

Tujuan Sebagai acuan untuk penerapan langkah2 pemberian imunisasi polio

Kebijakan

Persiapan 1. Vaksn polio dalam termos es


2. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan alat
2. Menyiapkan pasien

INTERAKSI
Orientasi:
1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga
6. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai

Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat pada pasien
3. Membuka tutup vaksin

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 38


4. Memasang pipet tetes
5. Membuka mulut dengan tangan kiri dan tangan kanan meneteskan
vaksin polio 2 tetes
6. Memberitahukan ibu/keluarga untuk tidak memberi makan dan minum
selam 10-15 menit setelah pemberian imunisasi
7. Merapikan pasien
8. Mencuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien setelah imunisasi
2. Sepakati kontrak selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Membereskan alat
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan ( jam, tanggal, cara
dan jenis imunisasi yang diberikan, nama terang petugas yang
melakukan tindakan) pada KMS atau kartu imunisasi

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 39


INJEKSI INTRAVENA MELALUI TREE WAY STOP COCK

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu kegiatan memasukkan obat/cairan secara intravena melalui tree way
stopcock

Tujuan Sebagai acuan mahasiswa dalam menerpakan langkah langkah pemberian


injeksi melalui tree way stopcock sehingga mengurangi trauma fisik yang
disebabkan penyuntikan yang berulang

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi injeksi intravena dengan
frekuensi yang sering,

Persiapan 1. Baki atau trolly injeksi


2. Obat dan spuit sesuai kebutuhan
3. Kapas alcohol 2 buah
4. Bak injeksi steril
5. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mempelajari rekam medis, buku injeksi
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 40


4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga
6. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai
Kerja
1. Siapkan obat dalam spuit
2. Cuci tangan , kalau perlu gunakan sarung tangan
3. Pasang pengalas
4. Atur kran tree way dengan posisi tutup
5. Buka tutup kran tree way , lakukan desinfektan dengan alcohol swab
6. Hubungkan spuit yang berisi obat pada kran tree way yang sudah
didesinfeksi
7. Atur kran tree way dengan posisi buka
8. Lakukan aspirasi
9. Masukkan obat secara perlahan sampai habis
10. Perhatikan keadaan umum pasien
11. Bila obat sudah habis, bilas dengan aquabidest
12. Atur kran tree way dengan posisi tutup ke arah intra vena

Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telh dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait Dokter

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 41


PEMBERIAN RJP PADA BAYI DAN ANAK

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian RJP merupakan segala bentuk usaha yang dilakukan terhadap penderita
yang dalam keadaan gawat darurat atau kritis untuk mencegah kematian.
RJP adalah suatu prosedur untuk menyokong dan menjaga pernafasan dan
sirkulasi bagi bayi, anak dan remaja yang mengalami henti nafas dan/atau
henti jantung

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa penerapan langkah2 melaksanakan RJP


pada neonatus dan anak

Kebijakan Melakukan RJP harus lebih dari 1 orang

Persiapan 1. Oksigen (O2) siap pakai


2. Emergency Trolley dan alat kesehatan :
a. Obat-obatan dan alat kesehatan
Adrenalin
Atropin
Lidokain 2%
Kalsium gluconas
Dex 40%
Natrium Bicarbonate
Spuit-spuit berbagai ukuran
Masker sesuai ukuran
Gudel sesuai ukuran
b. Alat untuk intubasi
Ambu Bag sesuai ukuran
ETT Sesuai ukuran
Laringoscope, blade sesuai ukuran ,magil Forcep

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 42


Plester / hypafix
Gunting
Benang
Stylet sesuai ukuran
3. Suction Mesin dan catheter suction sesuai ukuran
4. Papan pengalas

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Pasien ditidurkan terlentang dengan posisi datar dan pasang papan RJP

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga

Kerja
1. Pasang EKG monitor
2. Dekatkan meja emergency ke dekat tempat tidur pasien
3. Bebaskan jalan napas, posisi agak sedikit ekstensi
4. Napas buatan dengan cara memberikan tekanan positif menggunakan
ambubag dan masker, bila perkembangan dada tidak efektif pasang
gudel.
Pijat jantung pada bayi dan anak dilakukan 100 x per menit, Neonatus
120 x per menit.
Satu orang penolong RJP (15 : 2)
2 (dua) penolong RJP (5 : 1)
5. Dekatkan obat-obatan bila RJP yang dilakukan tidak menunjukkan hasil
yang maksimal. Apabila terjadi ventrikuler febrilasi dapat digunakan
defibrilator dengan dosis sesuai dengan berat badan.
6. Monitor dan evaluasi perubahan gelombang EKG,respon nafas

Terminasi
1. Menjelaskan kepada orang tua hasil dari tindakan yang dilakukan
2. Menjelaskan langkah atau tindakan selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
4. Mencuci tangan

Unit Terkait Dokter

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 43


NIP. NIP.

PEMBERIAN TRANFUSI DARAH PADA ANAK

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu proses / kegiatan memasukkan darah melalui pembuluh darah vena

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan tranfusi


darah pada anak

Kebijakan Anak membutuhkan tambahan darah sesuai instruksi dokter, berdasarkan


hasil pemeriksaan laboratorium

Persiapan 1. Baki atau trolly injeksi


2. Termometer
3. Obat premedikasi sesuai kebutuhan
4. Cairan Na Cl 0,9% =1 buah
5. Darah sesuai kebutuhan
6. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien terhadap tranfusi
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 44


5. Menjelaskan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum
kegiatan dimulai
Kerja
1. Mendekatkan alat pada pasien
2. Mencuci tangan
3. Ukur suhu pasien ( suhu : 36 s/d 37,5 )
4. Cocokkan label darah dengan identitas pasien : nama pasien, no rekam
medik, golongan darah, jenis darah, jumlah,darah no darah, tgl expire
date dengan disaksikan oleh keluarga pasien.
5. Tanyakan adanya riwayat alergi
6. Masukkan obat premedikasi sesuai program dokter
7. Pasang cairan Na Cl 0,9 % pada blood set untuk membilas selang
8. Ganti cairan Na Cl 0,9 % dengan darah dan atur tetesannya sesuai
instruksi dokter
9. Observasi selama dilakukan tranfusi meliputi;suhu,reaksi alergi
10. Bila tranfusi sudah selesai langsung blood set ganti dengan
infuset/blood set baru dengan cairan Na Cl 0,9 %/sesuai cairan yang
dibutuhkan

Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait Dokter


PMI

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 45


PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Memberikan oksigen ke dalam paru-paru pasien , melalui saluran


pernafasan bagian atas dengan menggunakan alat khusus : head box

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan oksigen pada


pasien sesuai kebutuhan

Kebijakan 1. Pemberian konsentrasi oksigen diatas 6 lpm


2. Memastikan jalan nafas paten

Persiapan 1. Tabung oksigen/oksigen sentral 1 Set


2. Head box 1 unit
3. Selang oksigen 1 buah
4. Alat saturasi oksigen (pulse oxymetri) 1 buah
5. Lidi kapas 2 buah

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien terhadap oksigen
2. Memvalidasi data tentang kebutuhan oksigen dengan head box
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada pasien/keluarga
6. Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya sebelum

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 46


kegiatan dimulai
7. Mendekatkan alat pada pasien
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Memasang alat saturasi oksigen pada ibu jari pasien
2. Mengatur posisi pasien dengan kepala extensi
3. Membersihkan hidung dengan lidi kapas
4. Menyambungkan selang oksigen ke tabung oksigen
5. Menyambungkan selang oksigen ke head box
6. Mengatur regulator dengan tekanan oksigen sesuai instruksi dokter (di
atas 6 lpm)
7. Memastikan keluarnya aliran oksigen dengan merasakan pada punggung
tangan
8. Memasang head box di kepala pasien (pastikan kepala pasien tetap
berada di dalam head box)

Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telh dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
keperawatan

Unit terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 47


ASISTENSI TINDAKAN LUMBAL PUNCTIE

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Punksi lumbal adalah tindakan memasukkan jarum LP ke dalam kandung


dura lewat processus spinosus L4-L5 / L5-S1 untuk mengambil cairan otak
(liquor Cerebro Spinalis).

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa penerapan langkah2 pemberian asistensi


LP

Kebijakan 1. Pemeriksaan dilakukan oleh Dokter spesialis saraf dibantu tenaga


paramedis
2. Yang diberikan pada pasien rawat inap dengan gangguan di persarafan,
indikasi ditetapkan oleh tim medis.
3. Bila keluarga menolak, pemeriksaan tidak dilakukan

Persiapan 1. Jarum LP nomor 20 G/ 22G ( 1-2 biji).


2. Larutan disenfektan (betadine & alkohol 70 %).
3. Kain penutup (dock) steril berlubang (kalau ada ).
4. Sarung tangan steril.
5. Reagen Nonne pandy dalam tabung khusus.
6. Botol bersih dan kering (2 - 3 buah).
7. Kasa steril, lidi kapas steril dan plester.
8. Bila ada Lidocain / xylocain 2 %.
9. Dexametason / adrenalin ampul.
10.Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi :

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 48


1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga
6. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat pada pasien
3. Alat dipersiapkan oleh perawat dan pasien diberitahu.
4. Pasien tidur miring dengan posisi fleksi maksimal pada sendi lutut,
panggul dan lumbal. Untuk mengatur dan mempertahankan posisi,
dibantu oleh perawat.
5. Dikerjakan Medis:
6. Tentukan tempat LP dengan cara : dari atas tarik ke dawah sampai
memotong kolumna vertebralis. Titik perpotongan adalah tempat LP
(L4-L5). Apabila pada tempat tersebut mengalami kesulitan, dapat
dikerjakan antara L3-L4.
7. Setelah liquor keluar, ambil pemeriksaan :
a. Nonna dan Pandy masing-masing tabung 4 5 tetes.
b. Sel, protein, glokosa, dalam botol sebanyak kurang
lebih 30 tetes.
c. Bila liquor keluar bercampur darah lakukan test 3
tabung.
8. Pasien diobservasi dalam keadaan tidur tengkurap paling sedikit 2 jam
sambil menunggu pemeriksaan liquor.
9. Apabila tidak terdapat efek samping LP (sakit kepala, pusing dll),
setelah observasi 2 jam, pasien diantar kembali ke ruangan.
10. Pasien dievaluasi lebih lanjut.
11. Merapikan pasien
12. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menjelaskan kepada orang tua kemungkinan munculnya efek samping
LP, agar segera melaporkan.
2. Sepakati kontrak selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan( jam, tanggal,
reaksi). Berkoordinasi dengan bagian laboratorium untuk pemeriksaan
specimen.

Unit terkait Keperawatan Medical Surgical

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 49


(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

KATETERISASI VENA UMBILIKAL

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Pemasangan infuse melalui vena umbilikalis pada bayi

Tujuan Memudahkan pemasukan cairan ke dalam pembuluh darah, ketika tempat


lain tidak memungkinkan.

Kebijakan Dilakukan pada BBL sakit berat yang membutuhkan pengambilan darah
berulang, atau perlu monitoring gas darah dan saturasu O2 invasif. Serta
pada bayi yang extreme prematury.

Persiapan 1. Handuk steril


2. Gaun operasi dan sarung tangan
3. Doek lubang
4. Kateter umbilikan single lumen, diameter kecil (Fr 3,5 untuk BB<1200
gr, dan Fr 5 untuk BB>1200 gr).
5. Three way stop cock
6. Spuit 10 cc
7. Cairan NaCl 0,9 % - heparin 1 iu/cc (0,5 N saline)
8. Antiseptik
9. Set pemasangan arteri umbilikal:
- 1 buah duk klem
- 2 bh pinset anatomis dengan ujung runcing
- 1 bh gunting benang
- 2 bh klem arteri bengkok
- 1 bh needle holder

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 50


- 1 bh scalpel no 11 dengan gagang
10. Tali katun dan benang silk no 2/0 atau 3/0
11. Plester
12. kasa
13. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menginformasikan pada anak dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
5. Ukur panjang kateter;
- Mengukur jarak antara umbilicus ke prosesus xyphoideus, ditambah
dengan panjang sisa umbilical.
- Menggunakan rumus; (berat badan x 1,5) + 5,5 cm atau {(bb x 3) +
9 cm} + 1

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Siapkan cairan NaCl-heparin dalam spuit 10 cc
3. Pasang three way stop cock ke kateter umbilical
4. Sambungkan dengan spuit NaCl-heparin
5. Putar stopcock ke posisi off ke arah kateter. Jangan sampai ada udara
masuk.
6. Posisikan bayi
7. Pegang umbilikan dengan kasa betadin (ingat umbilical belum steril),
tarik lembut secara vertical.
8. Lakukan desinfeksi dengan cairan antiseptic, sebanyak 3 kali, mulai dari
bagian tengah dan teruskan dengan gerakan melingkar ke bagian luar,
radius 5 cm dari umbilical.
9. Pasang duk lubang di atas umbilical
10. Ikat umbilical dengan tali katun dan potong datar dengan scalpel
11. Identifikasi vena umbilical.
12. Buang semua bekuan darah yang terdapat dalam vena dengan pinset iris.
13. Pasang kateter dengan pinset iris dan masukkan dengan lembut sampai
ukuran yang telah ditentukan. Jika terdapat tahanan pada saat
memasukkan kateter jangan dipaksa, tarik skt 4-5 cm, kemudian
masukkan kembali sambil diputar pelan searah jarum jam.
14. Jika belum berhasil, bisa dicoba masukkan kateter lain di bawah kateter
pertama, dengan lembut, langsung memasuki duktud venosus.
15. Setelah posisi tepat, perkuat ikatan dengan benang silk 3/0, hati-hati
jangan sampai menembus kateter. Untuk memberikan fiksasi yang kuat.
16. Hubungkan denga three way ke NaCl-heparin.
17. Merapikan pasien
18. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menyampaikan bahwa prosedur telah selesai
2. Sepakati kontrak selanjutnya

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 51


POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan( jam, tanggal,
reaksi).

Unit terkait Keperawatan medical bedah, maternitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 52


MENERIMA PASIEN BARU

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


SPO Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Menerima pasien yang baru masuk di ruang rawat inap, untuk memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru.


Kebijakan Ada petugas yang trampil

Persiapan 1. Kesiapan perawat


2. Kesiapan ruang rawat inap
3. Kesiapan alat-alat perawatan, seperti standar infus, alat ukur vital sign,
timbangan BB

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Pasien dan keluarga diterima dengan ramah
3. Timbang berat badan pasien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 53


4. Lakukan pengkajian awal melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik.
5. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan fasilitas yang tersedia di
ruangan, bagaimana menggunakan fasilitas tersebut.
6. Dijelaskan pula tata tertib yang berlaku.
7. Merapikan pasien
8. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menjelaskan tentang prosedur atau tinddakan lain yang akan didapat.
2. Sepakati kontrak selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan ( jam, tanggal,
reaksi).

Unit terkait Poliklinik, ruang perawatan

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 54


PEMBERIAN KEMOTHERAPI

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Kemoterapi adalah adalah pemberian obat anti kanker (sitostatika) yang
bertujuan untuk membunuh sel kanker

Tujuan Sebagai terapi kuratif, bagian dari terapi paliatif atau sebagai radiosensitizer.

Kebijakan 1. Dapat sebagai terapi ajuvan, konsolidasi, induksi,


intensifikasi, pemeliharaan, neoadjuvan, ataupun paliatif
2. Bila keluarga menolak, pemberian therapi tidak dilakukan

Persiapan 1. Provider
a. Memakai gaun yang khusus atau schort
b. Memakai masker yang disposibel
c. Memakai handschoen karet
d. Memakai topi pelindung
e. Memakai kaca mata pelindung
f. Well Trained

2. Peralatan dan Cairan


a. Jarum suntik yang halus,
b. abbocath/surflo No 20/22
c. Spuit disposabel 5 cc, 20 cc, 30 cc

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 55


d. Infus set, pada obat golongan taxan telah dipakai infus set khusus
e. Larutan Nacl 0,9% 100 cc, NaCl 0,9% 500 cc
f. Aquadest 25 cc
g. Syringe pump (kalau ada)
h. Alas penyuntikan, untuk menghindari kontak obat
i. Larutan disenfektan (betadine & alkohol 70 %).
j. Bengkok

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi Memberi salam
1. Mengidentifikasi pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
4. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga
5. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Mendekatkan alat pada pasien
3. Alat dipersiapkan oleh perawat dan pasien diberitahu.
4. Teliti protocol kemoterapi yang akan diberikan, termasuk keberadaan
inform consent
5. Pilih vena yang paling distal dan lurus.
6. Prosedur pemberian cairan/obat IV
7. Pasien diobservasi selama tindakan. Meliputi
- Reaksi alergi: ringan, sedang, berat
- Ekstravasasi obat
- Mual muntah.
8. Pasien dievaluasi lebih lanjut.
9. Merapikan pasien
10. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menjelaskan kepada orang tua kemungkinan munculnya efek samping /
paska kemoterapi dini: mual, muntah, dehidrasi, lekopeni,
trombositopeni, dll, agar segera melaporkan.
2. Sepakati kontrak selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan( jam, tanggal,
reaksi).

Unit terkait Keperawatan Medical Surgical

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 56


(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memberikan makan cair melalui selang lambung atau saluran cerna
menggunakan selang NGT.

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien


2. Mempertahankan fungsi usus
3. Mempertahankan integritas mucosa saluran cerna
4. Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam saluran
pencernaan
5. Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.

Kebijakan 1. Dilakukan pada pasien yang tidak dapat menelan atau makan.
2. Bayi dengan BBLR

Persiapan 1. Handscoen
2. Spuit ukuran 20 50 cc
3. Bengkok
4. Stetoskop
5. Strip indikator pH (kertas lakmus) jika diperlukan
6. Formula makanan selang yang diresepkan
7. Atau makanan cair sesuai dengan kebutuhan, dalam tempatnya, dengan
ketentuan suhu makanan harus hangat sesuai suhu tubuh.
8. Air matang
9. Bila ada obat yang harus diberikan, dihaluskan terlebih dahulu,
dicampukan dalam air atau makanan, dan diberikan terakhir.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 57


Prosedur PRA INTERAKSI
1. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam
2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menginformasikan pada anak dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menerangkan prosedur pada klien
3. Memasang sarung tangan
4. Posisi pasien semi fowler
5. Cek ketepatan selang di lambung dengan cara:
a. Buka klem NGT atau spuit NGT dan masukkan ke dalam gelas
berisi air. Posisi tepat jika tidak ada gelembung udara.
b. Buka klem dan lakukan pengisapan/aspirasi cairan lambung
dengan menggunakan spuit NG. cek cairan lambung dengan
menggunakan strip indicator pH. Posisi tepat jika pH < 6.
c. Buka klem dan cek dengan menggunakan stetoskop. Masukksan 30
cc udara dalam spuit NGT dan masukkan ke dalam lambung dengan
gerakan cepat. Posisi tepat jika terdengar suara udara yang
dimasukkan (seperti gelembung udara yang pecah)
6. Setelah yakin bahwa selang masuk ke lambung, klem selang NGT
selama pengisian makanan cair ke dalam spuit.
7. Melalui corong masukkan air matang pada tahap permulaan, kemudian
tuangkan makanan.
8. Klem dibuka perlahan-lahan
9. Alrkan makanan secara perlahan, atur kecepatannya dengan cara
meninggikan spuit. Jika klien merasa tidak nyaman dengan lambungnya,
klem selang NGT beberapa menit.
10. Jika makanan cair akan habis, isi kembali (jangan biarkan udara masuk
ke lambung)
11. Obat diberikan sebelum makanan habis
12. Setelah makanan habis, selang dibilas dengan air masak, kemudian
pangkal selang diklem
13. Merapikan pasien
14. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menyampaikan bahwa prosedur telah selesai
2. Sepakati kontrak selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan ( jam, tanggal,
jumlah dan jenis makanan, reaksi).

Unit terkait Keperawatan medical bedah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 58


Diperiksa oleh Disusun oleh
Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Anak

(.......................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

MELAKUKAN PENGANGKATAN JAHITAN

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Melepaskan benang jahitan luka yang ada pada kulit pasien

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pelaksanaan mengangkat

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 59


jahitan

Kebijakan Pasien harus dijaga kebersihan individunya


Pasien ketergantungan total

Persiapan Alat/Bahan:
1. Kuvet berisi 1 set angkat jahitan:
- 2 buah pinset cirrurgia
- 1 buah pinset anatomis
- 1 buah gunting hetting up
- 3 buah lidi waten
- 3-5 potong kassa
2. 1 botol kecil alcohol 70%
3. 1 botol betadine 10%
4. 1 botol yoodbensin
5. 1 rol plester
6. 1 buah gunting plester
7. 1 buah korentang dalam tempatnya
8. 1 buah bengkok berisi lisol 2%
9. 1 buah kantong plastic tempat balutan kotor
10. 1 buah troli

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang jahitan luka
2. Memvalidasi data tentang jahitan luka
3. Menyiapkan alat dan bahan untuk angkat jahitan

INTERAKSI:
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan memandikan
5. Menjelaskan prosedur kerja mengangkat jahitan
6. Menyarankan keluarga keluar ruangan/pasang sampiran/tutup pintu,
jendela
7. Mendekatkan alat dan bahan mengangkat jahitan
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Mengatur posisi pasien agar jahitan mudah diangkat
2. Mencuci tangan
3. Meletakkan set angkat jahitan di tempat yang mudah djangkau
4. Membuka set angkat jahitan secara steril
5. Buka balutan secara hati-hati dan balutan kotor taruh di kantong plastik
yang disediakan
6. Bekas plester dibersihkan dengan yoodbensin
7. Mendesinfeksi luka operasi dengan alkohol 70% dan
a. sekitar luka.
8. Mengolesi luka dengan betadin 10%
9. Melepas jahitan satu persatu (kadang selang seling) sesuai program
10. Mengolesi luka dengan betadine 10%
11. Menutup luka dengan kasa steril kering dan diplester
12. Merapikan pasien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 60


13. Peralatan kotor di kembalikan
14. Perawat cuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapakan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada
lembar/catatan keperawatan pasien

Unit terkait 1. Bidang Dalam, Anak, Jiwa


2. Ruang perawatan RS

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Bedah
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

MELAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN TINDAKAN


OPERATIF
(LATIHAN NAFAS DALAM DAN BATUK PADA OPERASI)

No. Dokumentasi: No. Revisi: Halaman:

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Ditetapkan Oleh:


TINDAKAN Tanggal Terbit: Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 61


(................................................................................)
NIP.

Pengertian Mengajarkan latihan nafas dan batuk pada pasien sebelum dilakukan
tindakan pembedahan/preoperasi

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pelaksanaan pendidikan


kesehatan (latihan nafas dalam dan batuk) pada pasien preoperasi

Kebijakan Pasien ketergantungan total

Persiapan Alat/Bahan
1. Satpel (satuan pelajaran)
2. Leaflet/Lembar balik

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji pengetahuan pasien tentang latihan nafas dalam dan batuk
pada pasien pre operasi
2. Memvalidasi data pengetahuan pasien tentang latihan nafas dalam dan
batuk preoperasi
3. Menyiapkan alat dan bahan tentang pelaksanaan penkes (latihan nafas
dalam dan batuk pasien preoperasi

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan penkes (latihan nafas dalam dan batuk
pada pasien pre operasi
5. Menjelaskan prosedur kerja penkes (latihan nafas dalam dan batuk
pada pasien pre operasi
6. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaan penkes
7. Mendekatkan alat dan bahan

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan posisi pasien semi fowler, lutut fleksi, abdomen relak
3. Meletakkan tangan di atas perut
4. Bernafas pelan melalui hidung sampai dada ekspansi dan rasakan perut
mengempis dengan tangan yang ada diatasnya
5. Menahan nafas selama 3 detik
6. Mengeluarkan nafas melalui bibir yang terbuka sedikit secara pelam-
pelan
7. Menarik dan mengeluarkan nafas 3 x, kemudian setelah aspirasi diikuti
batuk yang kuat/keras bila untuk mengeluarkan sekret
8. Istirahat
9. Ulangi/lakukan beberapa kali
10. Pasien dan tempat tidur dirapikan
11. Peralatan di kembalikan
12. Perawat cuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 62


2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapakan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar/catatan
keperawatan pasien

Unit terkait 1. Bidang Dalam


2. Ruang Rawat Inap RS

Diperiksa oleh
Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Disusun oleh:
Koordinator Bidang Bedah

(........................................................................) (.....................................................................)
NIP. NIP.

MELAKSANAKAN TINDAKAN KOLABORATIF


PERSIAPAN PASIEN OPERASI
(SOP PERSIAPAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN)

No. Dokumentasi: No. Revisi: Halaman:

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 63


SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
TINDAKAN Ketua Jurusan Jurusan
KEPERAWATAN

(.........................................................................)
NIP.

Pengertian Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air bersih dan sabun di
tempat tidur.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pelaksanaan memandikan


pasien di tempat tidur

Kebijakan 1. Pasien harus dijaga kebersihan individunya


2. Pasien ketergantungan total

Persiapan Alat: Bahan


1. Kereta mandi : 1unit 1. Sabun mandi cair: 1 botol
2. Pakaian bersih : 1 stel 2. Minyak kelapa/body lotion:
3. Waskom + air bersih: 1 buah 3. Talk dalam tempatnya
4. Waskom + air sabun : 1 buah
5. Selimut mandi: 1 lembar
6. Sampiran : 1 buah
7. Waslap 1 buah
8. Handuk 2 buah
9. Tempat pakaian kotor: 1 buah

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang personal hygiene
2. Memvalidasi data tentang personal hygiene
3. Menyiapkan alat dan bahan tentang personal hygiene

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan memandikan
5. Menjelaskan prosedur kerja memandikan
6. Menyarankan keluarga keluar ruangan/pasang sampiran/tutup pintu,
jendela
7. Mendekatkan alat dan bahan memandikan
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Memasang selimut mandi
2. Membuka pakaian atas pasien
3. Membersihkan Muka
a. Handuk dibentangkan dibawah kepala
b. Muka, telinga, leher dibersihkan
c. Dikeringkan dengan handuk
4. Membersihkan tangan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 64


a. Selimut mandi diturunkan
b. Handuk dibentangkan dibawah lengan yang terjauh
c. Lengan dibersihkan dan dikeringkan
d. Handuk dipindahkan dan dibentangkan di lengan terdekat
e. Lengan dibersihkan lalu dikeringkan
5. Mencuci dada dan perut
a. Kedua lengan pasien dikeataskan
b. Pakaian bawah di buka
c. Selimut mandi diturunkan sampai dibawah perut
d. Handuk dibentangkan disisi pasien
e. Ketiak dada dan perut dibersihkan lalu dikeringkan
f. Dada ditutup dengan selimut mandi
6. Mencuci Punggung
a. Pasien dimiringkan kekanan /kekiri
b. Handuk dibentangkan dibawah punggung sampai bokong
c. Punggung sampai bokong dibersihkan lalu di keringkan
d. Punggung digosok dengan minyak kelapa / branch spritus,
talk
e. Pakaian bagian atas di pasangkan
7. Mencuci kaki
a. Handuk di bentangkan dibawah kaki dan selimut mandi ditarik ke
atas menutupi daerah kemaluan
b. Kaki dibersihkan dan di keringkan
8. Mencuci lipat paha dan genitalia
a. Handuk dibentangkan dibawah bokong, pakaian dalam dibuka
b. Daerah lipatan paha dan genitalia dibersihkan lalu dikeringkan
c. Pakaian bawah / dalam dikenakan
d. Selimut mandi dan handuk diangkat
9. Selimut pasien dipasang kembali
10. Pasien dan tempat tidur dirapikan
11. Peralatan dan pakaian kotor di kembalikan
12. Perawat cuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapakan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar/catatan
keperawatan pasien

Unit terkait 1. Bidang Dalam,Anak, Jiwa


2. Ruang perawatan RS

Diperiksa oleh Disusun oleh


Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(.................................................................) (..............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 65


Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 66
MELAKUKAN MONITORING POST OPERASI

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(...........................................................................)
NIP.

Pengertian Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air bersih dan sabun di
tempat tidur.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pelaksanaan memandikan


pasien di tempat tidur

Kebijakan 1. Pasien harus dijaga kebersihan individunya


2. Pasien ketergantungan total

Persiapan Alat: Bahan


1. Kereta mandi : 1unit 1. Sabun mandi cair: 1 botol
2. Pakaian bersih : 1 stel 2. Minyak kelapa/body lotion:
3. Waskom + air bersih: 1 buah 3. Talk dalam tempatnya
4. Waskom + air sabun : 1 buah
5. Selimut mandi: 1 lembar
6. Sampiran : 1 buah
7. Waslap 1 buah
8. Handuk 2 buah
9. Tempat pakaian kotor: 1 buah

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang personal hygiene
2. Memvalidasi data tentang personal hygiene
3. Menyiapkan alat dan bahan tentang personal hygiene

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan memandikan
5. Menjelaskan prosedur kerja memandikan
6. Menyarankan keluarga keluar ruangan/pasang sampiran/tutup pintu,
jendela

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 67


7. Mendekatkan alat dan bahan memandikan
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Memasang selimut mandi
2. Membuka pakaian atas pasien
3. Membersihkan Muka
a. Handuk dibentangkan dibawah kepala
b. Muka, telinga, leher dibersihkan
c. Dikeringkan dengan handuk
4. Membersihkan tangan
a. Selimut mandi diturunkan
b. Handuk dibentangkan dibawah lengan yang terjauh
c. Lengan dibersihkan dan dikeringkan
d. Handuk dipindahkan dan dibentangkan di lengan terdekat
e. Lengan dibersihkan lalu dikeringkan
5. Mencuci dada dan perut
a. Kedua lengan pasien dikeataskan
b. Pakaian bawah di buka
c. Selimut mandi diturunkan sampai dibawah perut
d. Handuk dibentangkan disisi pasien
e. Ketiak dada dan perut dibersihkan lalu dikeringkan
f. Dada ditutup dengan selimut mandi
6. Mencuci Punggung
a. Pasien dimiringkan kekanan /kekiri
b. Handuk dibentangkan dibawah punggung sampai bokong
c. Punggung sampai bokong dibersihkan lalu di keringkan
d. Punggung digosok dengan minyak kelapa / branch spritus,
talk
e. Pakaian bagian atas di pasangkan
7. Mencuci kaki
a. Handuk di bentangkan dibawah kaki dan selimut mandi ditarik ke
atas menutupi daerah kemaluan
b. Kaki dibersihkan dan di keringkan
8. Mencuci lipat paha dan genitalia
a. Handuk dibentangkan dibawah bokong, pakaian dalam dibuka
b. Daerah lipatan paha dan genitalia dibersihkan lalu dikeringkan
c. Pakaian bawah / dalam dikenakan
d. Selimut mandi dan handuk diangkat
9. Selimut pasien dipasang kembali
10. Pasien dan tempat tidur dirapikan
11. Peralatan dan pakaian kotor di kembalikan
12. Perawat cuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapakan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar/catatan
keperawatan pasien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 68


Unit terkait 1. Bidang Dalam, Anak, Jiwa
2. Ruang perawatan RS

Diperiksa oleh Disusun oleh


Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(.................................................................) (.................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 69


MENOLONG PASIEN PADA WAKTU BAB & BAK

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Membantu pasien yang hendak buang air besar atau air kecil diatas tempat
tidur .
Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah membantu pasien buang
air besar dan buang air kecil di tempat tidur

Kebijakan 1. Mengurangi pergerakan pasien


2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan eleminasi
3. Mengetahui adanya kelainan faeces atau urine dengan langsung

Persiapan 1. Pispot tertutup / urinal 5. Tissue, sarung tangan 1 buah


2. Pengalas 1 buah 6. Bengkok 1 buah
3. Botol berisi air cebok 1 buah 7. Sampiran 1 buah
4. Kapas cebok dalam tempatnya 8. Selimut mandi1 bh

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan Pasien akan buang air besar atau buang air
kecil
2. Memvalidasi data pasien tentang kebutuhan buang air besar dan
buang air kecil
3. Menyiapkan alat dan bahan membantu bab dan bak

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien/keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan prosedur kerja
6. Mendekatkan alat dan bahan
7. Mencuci tangan

Kerja

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 70


1. Memakai sarung tangan
2. Menutup pintu dan memasang sampiran
3. Memasang selimut mandi
4. Membuka pakaian bawah pasien ditutup selimut
5. Menganjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat bokong kalau
perlu bibantu lalu memasang pengalas
6. Memasukkan pispot sampai tepat dibawah bokong pasien
7. Memberitahu pasien membunyikan bel bila sudah selesai bab/bak
8. Meminta pasien membuka kaki dan membersihkan anus dan daerah
genetalia dari atas kebawah.
9. Mengangkat pispot dalam keadaan tertutup
10. Membersihkan bokong pasien dengan tissue
11. Merapikan pasien

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Menyampaikan salam

POST INTERAKSI
1. Pintu sampiran dibuka kembali
2. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
3. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
4. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan

Unit terkait Bidang dalam, anak, maternitas, jiwa dan komunitas

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Bedah
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 71


MEMINDAHKAN DAN TRANSPORTASI PASIEN

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

(.)
NIP.

Pengertian Membantu pasien pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah memindahkan pasien dari


satu tempat ke tempat lain

Kebijakan Mencegah pasien jatuh dan komplikasi akibat salah melakukan gerakan

Persiapan 1. Kursi roda 1 buah


2. Brancard 1 buah
3. Selimut (1 buah)
4. Bantal (kalau perlu)

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien yang akan dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain
2. Melaporkan /memvalidasi pasien dan indikasi memindahkan pasien
yang akan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain
3. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Menanyakan nama pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menyampaikan maksud dan tujuan memindahkan pasien
5. Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan
6. Mencuci tangan

Kerja
Memindahkan pasien dari brankard ketempet tidur atau sebaliknya
1. Mengangkat pasien oleh sekurang kurangnya oleh tiga orang
perawat (sesuai kebutuhan )

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 72


2. Ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien dengan urutan
sebagai berikut : perawat I ( paling tinggi ) berdiri dibagian kepala,
perawat II berdiri dibagian pinggang. perawat III berdiri dibagian kaki
3. Lengan kiri perawat I dibawah kepala sampai pangkal lengan
pasien dan lengan kanan dibawah punggung pasien (bila pasien gemuk
lengan kanan perawat I melalui badan pasien ke bawah pinggang
sehingga berpengangan dengan pergelangan tangan kiri perawat II )
4. Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien, lengan kanan
dibawah bokong pasien
5. Kedua lengan perawat II mengangkat seluruh tungkai pasien
6. Setelah siap salah seorang perawat memberi aba-aba untuk
bersama-sama mengangkat pasien
7. Dengan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan menuju
ketempat tidur atau brankard yang telah disediakan
8. Setelah pasien berada diatas tempat tidur atau brankard posisinya
diatur dan selimut dipasang atau dirapikan

Memindahkan pasien dari kursi roda ketempat tidur


1. Mendorong kursi roda kesisi tempat tidur
2. Kedua tangan perawat menopang ketiak pasien pada sisi yang lemah /
sakit dan pasien dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat
3. Perawat memipin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan
bersama-sama menuju tempat tidur
4. Menyarankan pasien bersandar pada sisi tempat tidur kemudian dibantu
oleh perawat untuk naik
5. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan, kemudian dirapikan
6. Mencuci tangan
7. Mengevaluasi perasaan pasien ( merasa aman dan nyaman
8. Memberi pujian kepada pasien
9. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
10. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan

Unit Terkait Bidang Dalam, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas

Diperiksa oleh Disusun Oleh


Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(....................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 73


MEMBANTU PASIEN POSISI TRENDELENBERG

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

(..)
NIP.

Pengertian Membantu pasien berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala
diatas tempat tidur .

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah membantu pasien


mengambil posisi kaki lebih tinggi di tempat tidur

Kebijakan 1. Memperlancar peredaran darah ke otak


2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman

Persiapan 1. Bantal 1 buah


2. Balok penopang kaki tempat tidur
3. Tempat tidur khusus kalau ada

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan Pasien akan perubahan posisi
2. Memvalidasi data pasien tentang kebutuhan posisi trendelenberg
3. Menyiapkan alat dan bahan mengatur posisi trendelenberg

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien/keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan prosedur kerja
6. Mendekatkan alat dan bahan
7. Mencuci tangan

Kerja
1. Memakai sarung tangan
2. Tempat tidur dibagian kaki ditinggikan dengan balok
3. Pasien dibaringkan telentang tanpa bantal dan dibawah lipatan lutut
diberi bantal

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 74


4. Diantara kepala pasien dan ujung tempat tidur diberi bantal sebagai
penahan
5. Pada tempat tidur khusus functional bed bagian kakinya dapat langsung
ditinggikan sesuai kebutuhan
6. Merapikan pasien

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Menyampaikan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan

Unit terkait Bidang dalam, anak, maternitas, jiwa dan komunitas

Diperiksa oleh Disusun Oleh


Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(....................................................................) (....................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 75


MENOLONG PASIEN DORSAL RECUMBENT

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

(....................................................................)
NIP.

Pengertian Membantu pasien yang hendak merubah posisi berbaring di tempat tidur
dengan posisi telapak kaki menapak di tempat tidur.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah membantu pasien


mengambil posisi trendelenberg

Kebijakan 1. Mempermudah proses persalinan


2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan eleminasi
3. Mempermudah pemasukan obat/alat ke alat kelamin (genetalia)

Persiapan 1. Tempat tidur/brancard 1 buah


2. Selimut mandi 1 buah

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan Pasien akan posisi dorsal recumbent
2. Memvalidasi data pasien tentang kebutuhan posisi dorsal recumbent
3. Menyiapkan alat dan bahan membantu posisi dorsal recumbent

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien/keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan prosedur kerja
6. Mendekatkan alat dan bahan
7. Mencuci tangan

Kerja
1. Memakai sarung tangan
2. Memasang selimut mandi
3. Membaringkan pasien terlentang di tempat tidur

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 76


4. Menganjurkan pasien membuka pakaian bawah
5. Menganjurkan pasien menekuk lutut, paha diregangkan dan telapak kaki
menapak pada tempat tidur
6. Merapikan pasien

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Menyampaikan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan

Unit terkait Bidang dalam, anak, maternitas, jiwa dan komunitas

Diperiksa oleh Disusun Oleh


Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(....................................................................) (....................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 77


MELATIH PERGERAKAN SENDI (ROM)

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

(....................................................................)
NIP.

Pengertian Membantu pasien menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan kemampuan


pasien.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah membantu pasien


enggerakkan anggota sendi

Kebijakan 1. Mencegah kontraktur pada pasien


2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan mobilisasi
3. Mengetahui adanya kelainan pada persendian

Persiapan 1. Menutup pintu dan memasang sampiran

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan Pasien akan menggerakkan anggota tubuh
2. Memvalidasi data pasien tentang kebutuhan menggerakkan anggota
tubuh
3. Menyiapkan alat dan bahan membantu menggerakkan anggota tubuh

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien/keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan prosedur kerja
6. Mendekatkan alat dan bahan
7. Mencuci tangan

Kerja
1. Memakai sarung tangan
2. Menutup pintu dan memasang sampiran
3. Mengatur hal-hal yang bisa menghalangi

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 78


4. Menganjurkan klien untuk berbaring/duduk dalam posisi yang nyaman
a. Melakukan latihan:
1) Leher :
- Fleksi (45)
- Ekstensi (45)
- Hiperekstensi (10)
- Lateral fleksi (40-45)
- Rotasi (180)
2) Bahu
- Fleksi (180)
- Ekstensi (180)
- Hiperekstensi (45-60)
- Abduksi (180)
- Internal rotasi (90)
- Eksternal rotasi (90)
- Circumduksi (360)
3) Siku
- Fleksi (150)
- Pronasi (150)
4) Telapak tangan
- Supinasi (70-90)
- Pronasi (70-90)
5) Pergelangan tangan
- Fleksi (80-90)
- Ekstensi (80-90)
- Hiperekstensi (80-90)
- Abduksi (30)
- Adduksi (30-50)
6) Jari-jemari
- Fleksi (90)
- Ekstensi (90)
- Hiperekstensi (30-60)
- Abduksi (30)
- Adduksi (30)
7) Ibu jari
- Fleksi (90)
- Ekstensi (90)
- Abduksi (30)
- Adduksi (30)
8) Pinggul
- Fleksi (90-120)
- Ekstensi (90-120)
- Hiperekstensi (30-50)
- Abduksi (30-50)
- Adduksi (30-50)
- Internal rotasi (90)
- Eksternal rotasi (90)
9) Lutut
- Fleksi (120-130)
- Ekstensi (120-130)
10) Pergelangan kaki
- Dorsal fleksi (30-30)
- Plantar fleksi (45-50)
- Eversi (5)
- Inversi (5)

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 79


11) Kaki dan jari kaki
- Fleksi (35-60)
- Ekstensi (35-60)
- Abduksi (0-15)
- Adduksi (0-15)
12) Pinggang
- Fleksi (70-90)
- Ekstensi (70-90)
- Hiperekstensi (20-30)
- Fleksi lateral (20-30)
- Rotasi (30-45)
5. Merapikan pasien

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Menyampaikan salam

POST INTERAKSI
1. Pintu sampiran dibuka kembali
2. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
3. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
4. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan

Unit terkait Bidang dalam, anak, maternitas, jiwa dan komunitas

Diperiksa oleh Disusun Oleh


Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(....................................................................) (....................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 80


MEMANDIKAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

(.)
NIP.
Pengertian Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air bersih dan sabun di
tempat tidur.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pelaksanaan memandikan


pasien di tempat tidur

Kebijakan 1. Pasien harus dijaga kebersihan individunya


2. Pasien ketergantungan total

Persiapan Alat: Bahan


1. Kereta mandi : 1unit 1. Sabun mandi cair: 1 botol
2. Pakaian bersih : 1 stel 2. Minyak kelapa/body lotion:
3. Waskom + air bersih: 1 buah 3. Talk dalam tempatnya
4. Waskom + air sabun : 1 buah
5. Selimut mandi: 1 lembar
6. Sampiran : 1 buah
7. Waslap 1 buah
8. Handuk 2 buah
9. Tempat pakaian kotor: 1 buah

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang personal hygiene
2. Memvalidasi data tentang personal hygiene
3. Menyiapkan alat dan bahan tentang personal hygiene

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan memandikan
5. Menjelaskan prosedur kerja memandikan
6. Menyarankan keluarga keluar ruangan/pasang sampiran/tutup pintu,
jendela

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 81


7. Mendekatkan alat dan bahan memandikan
8. Mencuci tangan

Kerja
1. Memasang selimut mandi
2. Membuka pakaian atas pasien
3. Membersihkan Muka
a. Handuk dibentangkan dibawah kepala
b. Muka, telinga, leher dibersihkan
c. Dikeringkan dengan handuk
4. Membersihkan tangan
a. Selimut mandi diturunkan
b. Handuk dibentangkan dibawah lengan yang terjauh
c. Lengan dibersihkan dan dikeringkan
d. Handuk dipindahkan dan dibentangkan di lengan terdekat
e. Lengan dibersihkan lalu dikeringkan
5. Mencuci dada dan perut
a. Kedua lengan pasien dikeataskan
b. Pakaian bawah di buka
c. Selimut mandi diturunkan sampai dibawah perut
d. Handuk dibentangkan disisi pasien
e. Ketiak dada dan perut dibersihkan lalu dikeringkan
f. Dada ditutup dengan selimut mandi
6. Mencuci Punggung
a. Pasien dimiringkan kekanan /kekiri
b. Handuk dibentangkan dibawah punggung sampai bokong
c. Punggung sampai bokong dibersihkan lalu di keringkan
d. Punggung digosok dengan minyak kelapa / branch spritus,
talk
e. Pakaian bagian atas di pasangkan
7. Mencuci kaki
a. Handuk di bentangkan dibawah kaki dan selimut mandi ditarik ke
atas menutupi daerah kemaluan
b. Kaki dibersihkan dan di keringkan
8. Mencuci lipat paha dan genitalia
a. Handuk dibentangkan dibawah bokong, pakaian dalam dibuka
b. Daerah lipatan paha dan genitalia dibersihkan lalu dikeringkan
c. Pakaian bawah / dalam dikenakan
d. Selimut mandi dan handuk diangkat
9. Selimut pasien dipasang kembali
10. Pasien dan tempat tidur dirapikan
11. Peralatan dan pakaian kotor di kembalikan
12. Perawat cuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapakan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada
lembar/catatan keperawatan pasien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 82


Unit terkait 1. Bidang Dalam,Anak, Jiwa
2. Ruang perawatan RS

Diperiksa oleh Disusun Oleh


Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(........................................................................) (........................................................................)
NIP. NIP.

MEMOTONG KUKU

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

(..)
NIP.

Pengertian Memotong kuku pasien yang panjang pada pasien yang tidak dapat
melakukannya

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pelaksanaan memotong


kuku pasien

Kebijakan Pasien harus dijaga kebersihan individunya

Persiapan Alat :
1. Alat Pemotong Kuku 1 Buah
2. Handuk 1 buah
3. Bengkok 1 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 83


4. Baskom berisi air hangat 1 buah
5. Sabun dalam tempatnya 1 buah
6. Sikat kuku 1 buah
7. Penggosok Kapalan 1 buah

Bahan :
1. Kapas defers 10 biji
2. Aceton 1 botol kecil
3. Minyak Kelapa / baby oil 1 botol kecil

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang kebersihan kuku
2. Memvalidasi data tentang kebersihan kuku
3. Menyiapkan alat dan bahan memotong kuku

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (kalau ada)
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan memotong kuku
5. Menjelaskan prosedur kerja tindakan memotong kuku
6. Mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan tindakan memotong
kuku
7. Mencuci tangan

Kerja
1. Merendam tangan ( kuku ) pasien pada baskom yang telah berisi air
hangat kurang lebih 5 menit
2. Minyikat kuku dengan sikat kuku + sabun (bila sangat kotor),
kemudian bilas hingga bersih dan keringkan dengan handuk
3. Memotong kuku dengan hati-hati dengan beralaskan bengkok
agar kuku tidak berserakan ( lakukan satu persatu hingga kuku
terpotong semuanya )
4. Melakukan penggosokan bila ada kapalan pada tangan dan kaki
5. Membalurkan minyak kelapa / baby oil pada ujung jari pasien dan
melakukan massage ringan agar peredaran darah menjadi lancar
6. Mencuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Membuat kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar/catatan
keperawatan pasien

Unit terkait 1. Bidang Dalam,Anak, Jiwa, Maternitas,


2. Ruang perawatan RS

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 84


Diperiksa oleh Disusun Oleh
Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(..) (..)
NIP. NIP.

MENOLONG PASIEN PADA WAKTU BAB & BAK

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

(..)
NIP.

Pengertian Membantu pasien yang hendak buang air besar atau air kecil diatas tempat
tidur .

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah membantu pasien buang


air besar dan buang air kecil di tempat tidur

Kebijakan 1. Mengurangi pergerakan pasien


2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan eleminasi
3. Mengetahui adanya kelainan faeces atau urine dengan langsung

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 85


Persiapan 1. Pispot tertutup / urinal
2. Tissue, sarung tangan 1 buah
3. Pengalas 1 buah
4. Bengkok 1 buah
5. Botol berisi air cebok 1 buah
6. Sampiran 1 buah
7. Kapas cebok dalam tempatnya
8. Selimut

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan Pasien akan buang air besar atau buang air
kecil
2. Memvalidasi data pasien tentang kebutuhan buang air besar dan
buang air kecil
3. Menyiapkan alat dan bahan membantu bab dan bak

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien/keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan prosedur kerja
6. Mendekatkan alat dan bahan
7. Mencuci tangan
Kerja
1. Memakai sarung tangan
2. Menutup pintu dan memasang sampiran
3. Memasang selimut mandi
4. Membuka pakaian bawah pasien ditutup selimut
5. Menganjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat bokong kalau
perlu bibantu lalu memasang pengalas
6. Memasukkan pispot sampai tepat dibawah bokong pasien
7. Memberitahu pasien membunyikan bel bila sudah selesai bab/bak
8. Meminta pasien membuka kaki dan membersihkan anus dan daerah
genetalia dari atas kebawah.
9. Mengangkat pispot dalam keadaan tertutup
10. Membersihkan bokong pasien dengan tissue
11. Merapikan pasien

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
4. Menyampaikan salam

POST INTERAKSI
1. Pintu sampiran dibuka kembali
2. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
3. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
4. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan

Unit terkait Bidang dalam, anak, maternitas, jiwa dan komunitas

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 86


Diperiksa oleh Disusun Oleh
Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(..) (..)
NIP. NIP.

MEMINDAHKAN DAN TRANSPORTASI PASIEN

No Dokumen Revisi Halaman

- 1/1

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

(..)
NIP.

Pengertian Membantu pasien pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah memindahkan pasien dari


satu tempat ke tempat lain

Kebijakan Mencegah pasien jatuh dan komplikasi akibat salah melakukan gerakan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 87


Persiapan 1. Kursi roda 1 buah
2. Brancard 1 buah
3. Selimut (1 buah)
4. Bantal (kalau perlu)

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien yang akan dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain
2. Melaporkan /memvalidasi pasien dan indikasi memindahkan pasien
yang akan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain
3. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Menanyakan nama pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menyampaikan maksud dan tujuan memindahkan pasien
5. Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan
6. Mencuci tangan

Kerja
Memindahkan pasien dari brankard ketempet tidur atau sebaliknya
1. Mengangkat pasien oleh sekurang kurangnya oleh tiga orang
perawat (sesuai kebutuhan )
2. Ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien dengan urutan
sebagai berikut : perawat I ( paling tinggi ) berdiri dibagian kepala,
perawat II berdiri dibagian pinggang. perawat III berdiri dibagian kaki
3. Lengan kiri perawat I dibawah kepala sampai pangkal lengan
pasien dan lengan kanan dibawah punggung pasien (bila pasien gemuk
lengan kanan perawat I melalui badan pasien ke bawah pinggang
sehingga berpengangan dengan pergelangan tangan kiri perawat II )
4. Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien, lengan kanan
dibawah bokong pasien
5. Kedua lengan perawat II mengangkat seluruh tungkai pasien
6. Setelah siap salah seorang perawat memberi aba-aba untuk
bersama-sama mengangkat pasien
7. Dengan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan menuju
ketempat tidur atau brankard yang telah disediakan
8. Setelah pasien berada diatas tempat tidur atau brankard posisinya
diatur dan selimut dipasang atau dirapikan

Memindahkan pasien dari kursi roda ketempat tidur


1. Mendorong kursi roda kesisi tempat tidur
2. Kedua tangan perawat menopang ketiak pasien pada sisi yang lemah /
sakit dan pasien dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat
3. Perawat memipin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan
bersama-sama menuju tempat tidur
4. Menyarankan pasien bersandar pada sisi tempat tidur kemudian dibantu
oleh perawat untuk naik
5. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan, kemudian dirapikan
6. Mencuci tangan
7. Mengevaluasi perasaan pasien ( merasa aman dan nyaman
8. Memberi pujian kepada pasien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 88


9. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
10. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan

Unit Terkait Bidang Dalam, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas

Diperiksa oleh Disusun Oleh


Tim Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Bedah

(..) (..)
NIP. NIP.

RESUSITASI JANTUNG PARU

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


KEPERAWATAN Ketua Jurusan Keperawatan
GAWAT DARURAT Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna
kelangsungan hidup pasien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 89


Tujuan Sebagai panduan untuk melakukan resusitasi jantung dan paru

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang mengalami henti jantung

Prosedur Kerja 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)


2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama
b. Menanyakan keadaannya
c. Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
3. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, aktifkan SPGDT
4. Jika pasien tiba-tiba ambruk dan teridentifikasi henti jantung
langsung lakukan Hand Only
a. Lakukan kompresi 30 kali dalam 18 detik
b. Kombinasikan kompresi dengan nafas buatan dengan
perbandingan 30 : 2 untuk dewasa baik 1 atau 2 penolong dan
15 : 2 untuk anak
c. Lakukan evaluasi secara periodik tanpa menghitung frekuensi
nadi dan pernafasan
5. Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek
pernafasan dan nadi tanpa menghitung frekuensinya
6. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai
dengan kompresi jantung luar.
7. Segera koordinasikan dengan tim gawat darurat

Unit Terkait Perawat, dokter

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(................................................................................) (...................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 90


PERAWATAN PASIEN DENGAN KESADARAN MENURUN

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


KEPERAWATAN Ketua Jurusan Keperawatan
GAWAT DARURAT Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Menurunnya respon pasien terhadap rangsangan verbal dan rangsangan


nyeri

Tujuan Sebagai panduan untuk merawat pasien dengan penurunan kesadaran

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 91


Kebijakan Dilakukan pada semua pasien dengan kesadaran menurun

Prosedur Kerja 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, hand scoen)
2. Memberi posisi pasien sesuai kondisi, jalan nafas tetap bebas
hambatan
3. Menilai kesadaran pasien dengan cara : memanggil nama
pasien/menayakan keadaannya, mencubit pasien, menilai dan
mencatat GCS pasien
4. Memberikan O2 sesusi kebutuhan
5. Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah
sesuai kebutuhan
6. Kolaborasi dengan team medis untuk pemasangan infus dan bila sulit
persiapkan untuk pemasangan vena secti atau CVP

Unit Terkait

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(................................................................................) (...................................................................)
NIP. NIP.

PEMASANGAN NECK COLLAR

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


KEPERAWATAN Ketua Jurusan Keperawatan
GAWAT DARURAT Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan


tulang cervical)

Tujuan Sebagai panduan untuk pemasangan neck collar

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 92


Kebijakan 1. Dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran
2. Dilakukan pada pasien dengan jejas daerah klavikula kearah
kranial
3. Dilakukan pada pasien dengan multi trauma
4. Dilakukan pada pasien dengan trauma biomekanika
5. Dilakukan pada pasien dengan patah tulang leher

Prosedur Kerja 1. Petugas menggunakan masker dan handschoen


2. Petugas berada dibelakang kepala pasien (berdiri atau berlutut)
3. Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian kanan
mulai dari mandibula kearah temporal, demikian juga bagian sebelah
kiri dengan tangan yang lain dengan cara yang sama
4. Tangan yang lain memasukkan neck collar secara perlahan kebagian
belakang leher dengan sedikit melewati leher
5. Letakkan bagian neck collar yang berlekuk tepat pada dagu
6. Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
7. Pasang bantal di kedua sisi kepala pasien

Unit Terkait Perawat, dokter

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(................................................................................) (...................................................................)
NIP. NIP.

MEMASANG BIDAI

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


KEPERAWATAN Ketua Jurusan Keperawatan
GAWAT DARURAT Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memasang alat untuk immobilisasi (mempertahankan kedudukan tulang)

Tujuan Sebagai panduan untuk memasang bidai

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 93


Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan patah tulang terbuka dan tertutup

Prosedur Kerja 1. Petugas menggunakan masker dan sarung tangan


2. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
3. Petugas II meletakkan bidai melewati 2 persendian anggota gerak
4. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi
patah tulang
5. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II mengikat
bidai
6. Pengikatan tidak boleh terlalau kencang atau terlalu kendor
7. Mengatur posisi pasien, sesuiakan dengan kondisi luka
8. Pada fraktur terbuka atau fraktur dengan luka, rawat luka terlebih
dahulu dan tutup luka dengan kasa steril
9. Mencatat respon dan tindakan yang telah dilakukan pada catatan
perawatan

Unit Terkait Perawat, dokter

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(................................................................................) (......................................................................)
NIP. NIP.

PENGHENTIAN PERDARAHAN

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


KEPERAWATAN Ketua Jurusan Keperawatan
GAWAT DARURAT Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah
maupun non bedah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 94


Tujuan Sebagai panduan untumelakukan tindakan penghentian perdarahan

Kebijakan Dilakukan pada pasien bedah maupun non bedah

Prosedur Kerja 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah meakukan tindakan


2. Petugas menggunakan masker, sarung tangan dan scort
3. Perawat I
a. Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan
permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan
b. Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka
4. Perawat II
a. Mengatur posisi pasien
b. Memakai sarung tangan kecil
c. Meletakkan kain kasa steril diatas luka, kemudian ditekan dengan
ujung-ujung jari
d. Meletakkan lagi kain kasa steril diatas kain kasa yang pertama,
kemudian tekan dengan ujung jari jika perdarahan masih
berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang tanpa
mengangkat kain kasa yang sudah ada
5. Balut tekan
a. Meletakkan kain kasa steril diatas luka
b. Memasang perban balut tekan, kemudian letakkan benda keras
(perban atau kayubalut) diatas luka
c. Membalut luka dengan menggunakan perban balut tekan
6. Memasang torniquit untuk luka dengan perdarahan yang hebat dan
traumatk amputas
a. Menutup luka ujung tungkai yang putus dengan menggunakan kain
kasa steril
b. Memasang torniquit kurang lebih 10 cm proximal luka, kemudian
ikatlah dengan kuat
c. Torniquit harus dilonggarkan setiap 15 mnt secara periodik
Unit terkait -

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(................................................................................) (.....................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 95


MEMBILAS LAMBUNG

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


KEPERAWATAN Ketua Jurusan Keperawatan
GAWAT DARURAT Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Membersihkan lambung dengan cara memasukkan air / cairan tertentu ke


dalam lambung dan mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang
penduga lambung (NGT)

Tujuan Sebagai panduan untuk melakukan tindakan membilas lambung

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 96


Kebijakan 1. Dilakukan pada pasien dengan keracunan : obat, zat kimia, makanan
2. Dilakukan pada pasien dengan hematemesi

Prosedur kerja
1. Petugas memakai pelindung
2. Memasang perlak dan alas didada pasien
3. Meletakkan bengkok dibawah dagu pasien
4. Menentukan panjang selang penduga yang masuk kedalam lambung
5. memberikan pelicin pada ujung NGT
6. Menutup NGT dengan cara ditekuk/diklem
7. Masukkan NGT pelan-pelan kedalam lambung melalui hidung. Bagi
pasien sadar dianjurkan untuk menelan pelan-pelan sambil menarik
nafas panjang
8. meyakinkan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara : masukkan
ujung selang NGT ke dalam mangkok yang berisi air dan tidak
tampak gelembung udara dalam air
9. Setelah yakin NGT masuk ke lambung pasien, posisi diatur miring
kanan tanpa bantal dan letakkan kepala lebih rendah
10. Memasang corong pada pangkal selang kemudian masukkan
air/cairan, Selanjutnya tunggu air keluar dan tampung dalam ember
yang sudah disiapkan
11. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar
berwarna bening / tidak berbau racun
12. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien
13. Mencatat semua tindakan yang telah ditentukan
Unit terkait Perawat, dokter

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(..............................................................................) (..................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 97


PENGELUARAN BENDA ASING PADA SALURAN NAFAS ATAS

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


KEPERAWATAN Ketua Jurusan Keperawatan
GAWAT DARURAT Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu tindakan untuk mengeluarkan benda asing dari saluran nafas atas
pasien

1. Tujuan Sebagai panduan untuk melakukan tindakan mengeluarkan benda asing


dari saluran nafas atas pasien

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang kesedak

Prosedur Kerja 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)


2. Memastikan pasien kesedak dengan cara :
a. Memanggil nama

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 98


b. Menanyakan keadaannya
c. Bapak/ibu kesedak ya?
3. Jika pasien berdiri, penolong berdiri di belakang pasien
4. Menentukan lokasi penekanan :
a. Letakan kedua tangan di bawah ketiak, mengelilingi perut
pasien
b. Letakan satu tangan terkepal pada dua jari atas pusar dan
tangan yang lain menggenggam tangan pertama
5. Melakukan heimlic manuver :
a. Kedua kaki pasien dilebarkan
b. Kaki kanan penolong berada diantara kedua akaki pasien dan
kaki kiri agak kebelakang untuk menopang berat pasien
c. Sodokan kepalan kedua tangan ke arah dalam dan ke atas
d. Lakukan berulang sampai benda asing keluar
6. Rapikan pasien dan baringkan atau dudukan pasien pada tempat
yang aman

Unit Terkait Perawat, dokter


Diperiksa Oleh Disusun Oleh,
Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(................................................................................) (..................................................................)
NIP. NIP.

MEMBERIKAN CAIRAN PER-ORAL

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit: Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memasukan minuman/ cairan ke dalam lambung dengan pipet atau minum
dengan gelas pada yang tidak mengalami gngguan reflex menelan.

Tujuan 1. Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam menerapkan langkah-langkah


pemberian minum per-oral
2. Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.

Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak mampu minum sendiri baik karena
kelemahan maupun kerusakan mobilitas fisik.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 99


Persiapan Alat-alat :
1. Baki 1 buah
2. Serbet makan 1 buah
3. Gelas berisi air minum 200 cc
4. Pipet 1 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang cairan dan elektrolit
2. Memvalidasi data pasien tentang cairan dan elektrolit.
3. Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk memenuhi cairan dan elektrolit

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (kalau
ada)
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan langkah/ prosedur yang akan dilakukan
6. Mendekatkan alat-alat dan bahan untuk melakukan tindakan
pemberian minum per oral
7. Mencuci tangan

Kerja
1. Mengatur posisi pasien semi fowler/ supine
2. Memasang pengalas dibawah dagu pasien
3. Menanyakan kepada pasien apakah minum memakai pipet atau langsung
dengan gelas
4. Memberi minum sesuai kemauan pasien (pipet/ gelas)
5. Memberi jumlah minum sesuai dengan indikasi dan/ atau kemauan
pasien

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman).
2. Member pujian kepada pasien
3. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar/ catatan
keperawatan pasien.

Unit Terkait Bidang: bedah, anak, maternitas, jiwa, dalam.

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(................................................................................) (......................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 100


MELATIH REFLEK MENELAN

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit: Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memasukan minuman/ cairan ke dalam mulut dengan sendok pada pasien
yang mengalami gngguan/ kerusakan reflex menelan.

Tujuan 1. Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam menerapkan langkah-langkah


melatih reflex menelan pasien.
2. Untuk meningkatkan fungsi reflex menelan pasien.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 101


Kebijakan Dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan/ kerusakan reflex
menelan.

Persiapan Alat-alat :
1. Baki 1 buah
2. Serbet makan 1 buah
3. Gelas berisi air minum 200 cc
4. Sendok 1 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI:


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang kemampuan reflex menelan
2. Memvalidasi data pasien tentang kemampuan reflex menelan pasien.
3. Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melatih reflex menelan

INTERAKSI:
Orientasi:
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (kalau ada)
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan langkah/ prosedur yang akan dilakukan
6. Mendekatkan alat-alat dan bahan untuk melakukan tindakan melatih
reflex menelan
7. Mencuci tangan

Kerja:
1. Mengatur posisi pasien semi fowler/ supine
2. Memasang pengalas dibawah dagu pasien
3. Memberi minum sedikit-sedikit dan secara perlahan
4. Mencegah terjadi aspirasi atau pasien tersedak
5. Meminta pasien menelan secara perlahan
6. Mengamati apakah air di dalam mulut bisa ditelan/ tidak, jika tidak
hentikan dan jika bisa ulangi langkah 3 sampai 5, sampai reflex
menelan teramati dengan jelas atau pasien minta berhenti.

Terminasi:
1. Mengevaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman).
2. Memberi pujian kepada pasien
3. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI:
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar/
catatan keperawatan pasien.

Unit Terkait Bidang: bedah, anak, maternitas, jiwa, dalam.

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 102


(................................................................................) (...................................................................)
NIP. NIP.

MEMASANG INFUS

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit: Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Memasang infus merupakan salah satu cara pemberian terapi dengan
menggunakan prosedur invasif yang dilaksanakan dengan menggunakan
teknik aseptik.

Tujuan 1. Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam menerapkan langkah-langkah


pemasangan infus.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 103


2. Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit pasien
3. Sebagai tempat memasukan obat-obat parenteral.

Kebijakan Diberikan kepada pasien yang mengalami dan atau berisiko mengalami
gangguan cairan dan elektrolit.
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung: air,
eletrolit, protein, karbohidrat dan lemak.
2. Memperbaiki keseimbangan asam-basa.
3. Memperbaiki volume komponen darah
4. Jalan masuk dalam pengobatan

Persiapan 1. Pengalas 1 buah


2. Manset tangan/ torniket 1 buah
3. Kapas alcohol 3 biji
4. Betadin 1 botol kecil
5. Kasa steril 2 lembar
6. Plester/ hypapix 1x 4 cm 2 potong, 2 x 3 cm 1 potong, 3 x 4
cm 1 potong
7. Gunting plester
8. Bengkok 1 buah
9. Infus set 1 set
10. Jarum infus (abocath, wing needle) Nomor sesuai kebutuhan
11. Cairan infuse NaCl 0,9 % 1 fles
12. Sarung tangan steril 1 pasang
13. Standard infuse 1 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien tentang kebutuhan cairan dan elektrolit dan
pengobatan pasien
2. Memvalidasi data pasien tentang kebutuhan cairan dan elektrolit serta
obat-obat parenteral pasien
3. Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk kebutuhan cairan dan elektrolit
dan obat-obat pasien

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (kalau ada)
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan langkah/ prosedur yang akan dilakukan
4. Mendekatkan alat-alat dan bahan untuk melakukan kebutuhan cairan
dan elektrolit dan pengobatan pasien
6. Mencuci tangan

Kerja
1. Memilih vena yang besar, lurus, tidak bercabang, tidak ada
bekas luka, tidak banyak rambut pada daerah ektremitas atas atau
bawah (dari distal ke proksimal)
2. Memasang pengalas di bawah tempat yang akan ditusuk
3. Membebaskan lengan pasien dari lengan baju
4. Meletakan manset/ torniket 5-15 cm diatas tempat tususkan.
5. Menyiapkan infus set dengan cairannya.
6. Memeriksa label cairan dengan tepat

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 104


7. Menusukan infus set ke plabot, alirkan cairan agar tidak ada
udara dalam selang, kemudian klem.
8. Menggantungkan plabot pada standard infuse
9. Ujung slang infuse set digantungkan pada tangkai plabot
(pertahankan sterilitas).
10. Menganjurkan pasien untuk mengepalkan tangan.
11. Mengencangkan manset/ torniket sampai dibawah tekanan
sistolik
12. Mendesinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan alkohol
dengan cara memutar dari dalam keluar
13. Kemudian desinfeksi dengan betadin
14. Menggunakan ibu jari kiri (kecuali kidal) untuk menekan
jaringan dan vena 3-5 cm dari bagian distal tusukan.
15. Memegang jarum dengan sudut 300 dengan vena kemudian
lakukan penusukan.
16. Setelah keluar darah, sudut diperkecil kemudian tarik
jarumnya/ mandrain sedikit demi sedikit masukan abocath dengan cara
memutar secara perlahan sampai bagian abocath masuk seluruhnya.
17. Menarik mandrain abocath dengan sebelumnya tekan ujung
distal abocath, kemudian sambungkan slang infuse set dengan abocath
18. Melepaskan manset/ torniket.
19. Membuka klem infus sampai cairan mengalir.
20. Memfiksasi abocath/ wing needle dengan plester/ hypafik 1
X4 cm
21. Memfiksasi kulit sebelah proksimal dari tempat tusukan
dengan plester/ hypafik 2 X 3 cm
22. Mengoleskan salep/ cairan betadin pada tempat tusukan
dengan lidi kapas
23. Meletakan kasa steril di atas tempat penusukan.
24. Memfiksasi kasa dengan plester/ hypafik 3 X 4 cm
25. Memfiksasi selang infuse dengan plester/ hypafik 1 X 4 cm
26. Mengatur tetesan infuse sesuai indikasi
27. Memberikan stiker tanggal dan jam pemasangan infuse

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman).
2. Memberi pujian kepada pasien
3. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar/
catatan keperawatan pasien.

Unit Terkait Bidang: bedah, anak, maternitas, jiwa, dalam.

Diperiksa Oleh Disusun Oleh,


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Koordinator Bidang Dalam

(................................................................................) (.................................................................)

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 105


NIP. NIP.

KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan terhadap
Klasifikasi Arsip dan Kode berkas sesuai dengan
Unit Pengolah Departemen frekuensi perubahan)
Poltekkes Denpasar Kesehatan TH 2006)
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


PELAYANAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan Naskah)

()
NIP.

Pengertian Memberi rasa nyaman pada pasien dengan memenuhi kebutuhan istirahat
tidur pasien.

Tujuan Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam memberikan rasa nyaman dalam
memenuhi kebutuhan istirahat tidur.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 106


Peralatan 1. Satu baki berisi handuk, satu buah sikat gigi, satu buah pasta
gigi, satu buah sabun mandi.
2. Satu gelas susu hangat.
3. Satu buah urinal.

Kebijakan 1. Pasien harus dijaga pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.


2.

Prosedur PRA INTERAKSI


Melaporkan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pasien.
1. Mengkaji kebutuhan pemenuhan istirahat tidur pasien.
2. Memvalidasi data pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pasien.
3. Menyiapkan alat pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam (selamat pagi, siang, malam)
2. Memperkenalkan diri dengan pasien, keluarga
3. Menanyakan nama pasien (nama panggilan)
4. Menjelaskan maksud dan tujuan intervensi.
5. Menjelaskan prosedur kerja.
6. Mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan intervensi.
7. Mencuci tangan.

Kerja
1. Siapkan lingkungan.
2. Anjurkan pasien buang air kecil sebelum tidur, gosok gigi, mencuci
muka, tangan dan kaki.
3. Anjurkan pasien minum susu hangat satu gelas.
4. Anjurkan pasien tidur dengan posisi/sikap rilek/nyaman.
5. Anjurkan menarik nafas dalam secara teratur.
6. Anjurkan pasien mengucapkan doa sesuai keyakinan dan
kepercayaannya hingga tertidur.

Terminasi
1. Mengobservasi tidur pasien.
2. Mengevaluasi tidur pasien.

POST TERMINASI
1. Mengelola alat yg telah dipakai.
2. Mencuci tangan.
3. Dokumentasikan kegiatan keperawatan pasien.

Unit Terkait

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

(.......................................................................) (...........................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 107


MELAKSANAKAN RITUAL TIDUR.

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan terhadap
Klasifikasi Arsip dan Kode berkas sesuai dengan
Unit Pengolah Departemen frekuensi perubahan)
Poltekkes Denpasar Kesehatan TH 2006)
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


PELAYANAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan Naskah)

()
NIP.

Pengertian Memberi suatu kegiatan ritual untuk memngatasi gangguan waktu tidur
yang menyebabkan ketidak nyamanan atau mempengaruhi gaya
pengalaman hidup.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah-langkah ritual mengatasi


gangguan waktu tidur

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 108


Peralatan Pasien harus dijaga pemenuhan ritual tidur.

Kebijakan 1. Satu baki berisi handuk satu buah, satu sikat gigi, satu buah pasta
gigi, satu buah sabun mandi.
2. Satu gelas susu hangat.

Prosedur PRA INTERAKSI


Melaporkan kebutuhan pasien akan pemenuhan kebutuhan ritual tidur;
1. Mengkaji kebutuhan pemenuhan ritual tidur.
2. Memvalidasi data pemenuhan kebutuhan ritual tidur.
3. Menyiapkan alat pemenuhan kebutuhan ritual tidur.

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam (selamat pagi, siang, malam)
2. Memperkenalkan diri dengan pasien, keluarga
3. Menanyakan nama pasien (nama panggilan)
4. Menjelaskan maksud dan tujuan intervensi.
5. Menjelaskan prosedur kerja.
6. Mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan intervensi.
7. Mencuci tangan.

Kerja
1. Siapkan lingkungan.
2. Anjurkan pasien buang air kecil sebelum tidur, gosok gigi, mencuci
muka, tangan dan kaki.
3. Anjurkan pasien minum susu hangat satu gelas.
4. Anjurkan pasien tidur dengan posisi/sikap rilek/nyaman.
5. Anjurkan menarik nafas dalam secara teratur.
6. Anjurkan pasien mengucapkan doa/ mendengar ceritra ritual sesuai
keyakinan dan kepercayaannya hingga tertidur.

Terminasi
1. Mengobservasi tidur pasien.
2. Mengevaluasi tidur pasien.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah digunakan.
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan seluruh kegiatan perawatan.
4. Membuat laporan kegiatan disampaikan ke pembimbing.

Unit terkait Unit Kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan SPO;
1. Bidang lain;

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

(.......................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 109


PRE DAN POST ELEKTRO KOMPULSIF TERAPI (ECT)

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan terhadap
Klasifikasi Arsip dan Kode berkas sesuai dengan
Unit Pengolah Departemen frekuensi perubahan)
Poltekkes Denpasar Kesehatan TH 2006)
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


PELAYANAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan Naskah)

()
NIP.

Pengertian Adalah serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan sebelum dan


sesudah tindakan ECT.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah-langkah Pre dan Post ECT.

Peralatan Persiapan ECT perawatan post ECT dilakukan oleh perawat dan tindakan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 110


ECT dilakukan oleh dokter.

Kebijakan 1. Pre ECT


Alat ECT 1 set ( Elektro shok, elektrode dan larutan garam
fisiologis )
Selimut 1 bh,bantal ceper 1 bh, zeil dan steak laken 1 bh,tong
spatel karet 1 bh.
Pasien di bawa ke ruang ECT.

2. Post ECT
Tali fiksasi 4 bh
Bengkok 1 bh
Tissue 1 gulung
Ambubag 1 bh

Prosedur 1. Pre ECT


Mempuasakan pasien minimal 6 jam
Mengosongkan kandung kemih dan rektum
Melepaskan gigi palsu dan semua jenis perhiasan pasien
Mengkur tanda vital
Menyiapkan petugas 6 orang
Menidurkan pasien dan mengganjal leher bagian belakang dengan
bantal ceper.
Memasukan Tong spatel karet kedalam mulut pasien diantara
molares.
Satu petugas memegang dagu pasien dengan posisi extensi
maximal
Dua petugas memegang lengan dan tungkai kiri dan kanan (Tidak
boleh menahan dengan kuat ).
Melaksanakan tindakan ECT ( Oleh dokter/Tenaga yang terlatih)
2. Post ECT
Mengobservasi kejang tonik dan klonik
Mengobservasi fase relaksasi sambil memiringkan kepala pasien
Meletakan bengkok disamping kepala pasien
Mengontrol jalan nafas dan k/p menggunakan alat bantu nafas
(ambubag)
Mengobservasi tingkat kesadaran dan melakukan fiksasi sampai
kesadaran pasien pulih kembali.
Mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan.

Unit terkait Unit Kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan SPO;
1. Dokter
2. Tenaga elektromedik.

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

(.......................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 111


PSIKOTERAPI SUPORTIF

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan terhadap
Klasifikasi Arsip dan Kode berkas sesuai dengan
Unit Pengolah Departemen frekuensi perubahan)
Poltekkes Denpasar Kesehatan TH 2006)
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


PELAYANAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan Naskah)

()
NIP.

Pengertian Pengobatan yang dilakukan menggunakan komunikasi terapeutik dengan


cara menuntun pasien untuk memperoleh dukungan.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah-langkah psikoterapi suportif.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 112


Peralatan Dilakukan pada setiap pasien yang mengalami masalah psikososial

Kebijakan 1. Ruangan yang representatif untuk 2 orang


2. Kursi 2 buah

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan diri secara fisik dan psikologis (tidak ada konflik internal
yang dapat mempengaruhi proses terapi)
2. Mempelajari rekam medis pasien sebagai data awal
3. Menyiapkan lingkungan yang tenang, nyaman, dan aman
4. Mengatur kursi antara terapis dengan pasien pada posisi saling
berhadapan tanpa adanya sekat fisik dan psikologis

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyapa pasien sesuai kultur/sosial budaya setempat
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan kontrak topik, waktu, dan tempat pertemuan
4. Menanyakan keluhan utama pasien saat ini
5. Memvalidasi masalah yang dialami pasien
6. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan

Kerja
1. Mengeksplorasi perasaan pasien secara mendalam
2. Melakukan katarsis/abreaction yang terjadi dengan empati
3. Menentukan stresor yang relevan dengan tepat dan cermat
4. Memodifikasi appraisal primer dan sekunder pasien secara konstruktif
5. Memberikan dukungan berupa :
a. Informasi untuk membatasi masalah pasien
b. Penilaian diri yang positif
c. Perhatian secara emosional
d. Instrumental (jasa dan pelayanan)
6. Mendiskusikan koping yang efektif untuk mengatasi masalah pasien

Terminasi
1. Mengeksplorasi perasaan pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan umpan
balik dari terapi yang telah dilakukan
3. Melakukan kontrak : topik, waktu, dan tempat untuk kegaiatan
selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mendokumentasikan tindakan secara tepat pada lembar catatan
keperawatan pasien

Unit Terkait Bidang bedah, dalam, maternitas, anak,dan komunitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 113


(.......................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

RELAKSASI PROGRESIF

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan terhadap
Klasifikasi Arsip dan berkas sesuai dengan
Kode Unit Pengolah frekuensi perubahan)
Departemen Kesehatan
Poltekkes Denpasar TH 2006)
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan
Naskah) ()
NIP.
Pengertian Menuntun klien-pasien untuk rileks dengan menggunakan pernafasan dan
dengan menggerakkan bagian tubuhnya

Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan relaksasi


progresif
2. Meningkatkan kemampuan pasien agar dapat rileks

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 114


Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan gangguan psikososial

Persiapan 1. Ruangan yang nyaman


2. Musik lembut

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan diri secara fisik dan psikologis (tidak ada konflik internal
yang dapat mempengaruhi proses terapi)
2. Mempelajari rekam medis pasien sebagai data awal
3. Menyiapkan lingkungan yang tenang, nyaman, dan aman

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyapa pasien sesuai kultur/sosial budaya setempat
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan kontrak topik, waktu, dan tempat pertemuan
4. Menanyakan keluhan utama pasien saat ini
5. Memvalidasi masalah yang dialami pasien
6. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
7. Menjelaskan prinsip prosedur dari visualissi yang akan dilakukan
8. Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang efektif (10-20
menit)

Kerja
1. Meminta kepada klien untuk berdiri, melonggarkan pakaian, ikat
pinggang dan membuka sepatu dan kaos kaki.
2. Meminta klien untuk memejamkan matanya dengan lembut
3. Meminta klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskan nafas
dengan perlahan
4. Meminta kepada klien untuk : menarik nafas lebih dalam dan
menghembuskan dengan panjang
5. Meminta pasien : mengerutkan dahi, mengedipkan mata, membuka
mulut lebar -lebar, menekan lidah pada langit-langit mulut,
mengatupkan rahang kuat-kuat, bibir dimonyongkan ke depan dan
tetaplah tegang selama 5 detik, hembuskan nafas perlahan dan
kendurkan secara perlahan katakan dalam hati : "rileks dan pergi"
6. Meminta pasien menekan kepala ke belakang, anggukkan kepala ke
arah dada,
7. Meminta pasien menekan kepala ke belakang, anggukkan kepala ke
arah dada, putar kepala ke bahu kanan, putar kepala ke bahu kiri
8. Mengangkat ke dua bahu seolah olah ingin menyentuh telinga,
mengangkat bahu kanan seolah-olah menyentuh telinga, dan
mengangkat bahu kiri seolah-olah ingin menyentuh telinga
9. Menahan lengan dan tangan mengepal, kemudian mengepalkan tangan
bengkokkan lengan pada siku, mengecangkan lengan sambil tetap
mengepalkan tangan, tahan 5 detik, hembuskan nafas perlahan
sambil mengendurkan dan katakan dalam hati " rileks dan pergi"
10. Menarik nafas dalam dan megencangkan otot-otot dada dan tahan 5
detik, hembuskan nafas dan kendurkan secara perlahan sambil katakan
dalam hati : "rileks dan pergi"
11. Mengencangkan perut, menekan keluar dan tarik kedalam, tahan 5
detik, hembuskan nafas dan kendurkan perlahan sambil katakan
dalam hati " rileks dan pergi"
12. Meminta melengkungkan punggung ke belakang sambil menarik

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 115


nafas dalam dan tekan lambung ke luar, tahan 5 detik, hembuskan
nafas dan kendurkan secara perlahan, katakan :"rileks dan pergi"
13. Meminta mengencangkan pinggul, tekan tumit kaki ke lantai,
kencangkan otot kaki di bawah lutut, tekuk jari kaki ke bawah seolah-
olah menyentuh telapak kaki, angkat jari kaki ke atas seolah-olah
hendak menyentuh lutut, tahan 5 detik, hembuskan nafas dan
kendurkan secara perlahan, katakan :"rileks dan pergi"

Terminasi
1. Mengeksplorasi perasaan pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan umpan
balik dari terapi yang telah dilakukan
3. Melakukan kontrak : topik, waktu, dan tempat untuk kegiatan
selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mendokumentasikan tindakan secara tepat pada lembar catatan
keperawatan pasien

Unit terkait Bidang bedah, dalam, maternitas, anak, dan komunitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

(.......................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI


MENDENGARKAN MUSIK

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan terhadap
Klasifikasi Arsip dan berkas sesuai dengan
Kode Unit Pengolah frekuensi perubahan)
Poltekkes Denpasar
Departemen Kesehatan
Jurusan Keperawatan
TH 2006)

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan
Naskah)
()
NIP.

Pengertian Terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi sensori mendengarkan musik


adalah upaya menstimulasi panca indra (sensori)agar memberi respon yang
adekuat terhadap musik yang didengar

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 116


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah-langkah terapi aktifitas
kelompok (TAK) stimulasi sensori mendengarkan musik.

Kebijakan 1. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori mendengarkan


musik merupakan salah satu bagian dari terapi modalitas yang
dilakukan perawat terhadap pasien gangguan jiwa yang mempunyai
masalah harga diri rendah dan menarik diri.
2. Dilaksanakan oleh mahasiswa D.III yang sudah mendapatkan
pembelajaran dan didampingi oleh CI.

Persiapan 1. Tape recoder 1 bh


2. Kaset lagu (dipilh lagu yang disukai dan bermakna untuk pasien)
3. Blanko observasi kegiatan pasien saat melaksanakan TAK.
4. Kursi 8-12 buah

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan diri petugas secara fisik dan psikologis
2. Mempelajari rekam medik pasien sebagai data awal
3. Menyiapkan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman.
4. Menagtur tempat duduk secara melingkar.

INTERAKSI
Orientasi
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Menanyakan perasaan pasien
3. Menjelaskan tujuan kegiatan
4. Menjelaskan aturan main.
a. Pasien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Bila pasien ingin keluar dari kelompok maka pasien harus minta
ijin dengan terapis
c. Lamanya kegitan 45 menit

Kerja
1. Terapis mengajak pasien untuk saling memperkenalkan diri (nama,
nama panggilan) dimulai dari terapis searah jarum jam.
2. Setiap kali seorang pasien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak pasien lain untuk bertepuk tangan.
3. Menjelaskan bahwa akan diputar lagu, pasien boleh bertepuk tangan
atau berjoget sesuai irama lagu tersebut dan perasaannya setelah
mendengarkan lagu.
4. Terapis memutar lagu, pasien mendengarkan , boleh berjoget atau tepuk
tangan (kira-kira 15 menit ). Musik yang diputar boleh diulang
beberapa kali. Terapis mengobservasi respon pasien terhadap musik.
5. Secara bergiliran pasien menceritakan isi lagu dan perasaannya sesuai
jarum jam sampai pasien mendapat giliran.
6. Terapis memberikan pujian setiap kali pasien selesai menceritakannya
persaannya, dan mengajak pasien lain bertepuk tangan.

Terminasi
1. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
2. Memberi pujian atas pencapaian kelompok.
3. Menganjurkan mendengarkan musik-musik yang baik dan yang
bermakna dalam kehidupannya.
4. Membuat kontrak kembali untuk TAK selanjutnya yaitu menggambar.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 117


5. Merapikan alat-alat

POST INTERAKSI
1. Merapikan pasien dan alat-alat.
2. Mendokumentasikan tindakan keperawatan

Unit Terkait -

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

(......................................................................) (.............................................................................)
NIP. NIP.

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI


PERSEPSI SESI 1 : MENGENAL HALUSINASI

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan terhadap
Klasifikasi Arsip dan berkas sesuai dengan
Poltekkes Denpasar Kode Unit Pengolah frekuensi perubahan)
Jurusan Keperawatan Departemen Kesehatan
TH 2006)

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


PELAYANAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan
Naskah)
()
NIP.

Pengertian Terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi sesi 1 : mengenal


halusinasi adalah suatu bentuk TAK dimana seorang terapis mengajak
pasien sebagai anggota kelompok terapi untuk mengingat kembali
halusinasi yang dialami dan memfasilitasi pasien agar menyadari bahwa
pengalaman aneh halusinasinya sebagai suatu yang harus diatasi.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 118


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah-langkah terapi aktifitas
kelompok (TAK) stimulasi pesrsepsi sesi 1 ; mengenal halusinasi

Peralatan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi sesi 1 : mengenal


halusinasi merupakan salah satu bagian dari terapi modalitas yang
dilakukan perawat terhadap pasien gangguan jiwa yang mempunyai
masalah halusinasi.

Kebijakan 1. Buku catatan/bolpoint


2. Papan nama pasien.
3. Papan white board
4. Spidol 1 bh
5. Kursi 8-12 bh

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan diri petugas secara fisik dan psikologis
2. Memilih dan mempelajari rekam medik pasien.
3. Menyiapkan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman.
4. Mengatur tempat duduk secara melingkar.

INTERAKSI
Orientasi
1. Salam terapeutik
a. Terapis mengucapkan salam, memperkenalkan nama dan nama
panggilan.
b. Terapis menanyakan nama dan nama pasien lalu menulis nama
panggilan pasien pada papan nama.
2. Evaluasi/validasi
a. Menanyakan perasaan pasien
3. Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal halusinasinya (tergantung jenis halusinasinya)
b. Terapis menjelaskan aturan main
1) Jika ada pasien yang mau meninggalkan tempat harus minta
ijin dengan terapis
2) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Lama kegiatan 45 menit.

Kerja
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengarkan oleh pasien yang meliputi
isinya, waktu terjadinya, situasi yang memicu, dan perasaan saat
pasien engalami halusinasi.
2. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang memicu timbulnya halusinasi, dan perasaannya pada saat
halusinasinya muncul, yang dimulai dari pasien di sebelah kanan
terapis secara berurutan, dan hasilnya ditulis di papan white board.
3. Memberi pujian kepada setiap pasien yang dapat melakukannya
dengan baik.
4. Menyimpulkan isi, waktu terjadinya, situasi yang memicu daan
perasaan klien tentang halusinasinya.

Terminasi
1. Evaluasi

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 119


b.
Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti
TAK.
c. Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Tindak lanjut
a. Terapis meminta pasien untuk melaporkan isi, waktu, situasi
pencetus dan perasaannya kepada perawat apabila halusinasinya
muncul lagi.
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang yaitu TAK tentang cara
mengonrol halusinasi, serta menyepakati waktu dan tempat.

POST INTERAKSI
1. Membereskan alat-alat
2. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat pelaksanaan
TAK pada catatan keperawatan pasien.

Unit Terkait TIDAK ADA

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

(.......................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

TERAPI RELIGIUS

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan
Klasifikasi Arsip dan terhadap berkas
Kode Unit Pengolah sesuai dengan
Departemen Kesehatan frekuensi
Poltekkes Denpasar TH 2006) perubahan)
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan
Naskah)
()
NIP.

Pengertian Suatu tindakan untuk mengikat dan menyatukan diri pasien dengan
melaksanakan suatu kewajiban dalam hubungannya dengan Tuhan

Tujuan 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan terapi religius

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 120


2. Pasien ikhlas dalam menghadapi persoalannya

Kebijakan Dilakukan pada semua pasien yang mengalami masalah psikososial

Persiapan 1. Alas duduk 1 buah


2. Japa mala 1 buah

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan diri secara fisik dan psikologis (tidak ada konflik internal
yang dapat mempengaruhi proses terapi)
2. Mempelajari rekam medis pasien sebagai data awal
3. Menyiapkan lingkungan yang tenang, nyaman, dan aman

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyapa pasien sesuai kultur/sosial budaya setempat
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan kontrak topik, waktu, dan tempat pertemuan
4. Menanyakan keluhan utama pasien saat ini
5. Memvalidasi masalah yang dialami pasien
6. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan

Kerja
1. Meminta Klien untuk duduk bersila dan tenang
2. Memegang sarana/japa yang akan digunakan
3. Meminta kepada klien agar rileks atau santai
4. Meminta kepada klien untuk melepaskan semua beban pikiran dan
ketegangan
5. Meminta kepada klien agar memperhatikan nafasnya
6. Meminta kepada klien untuk menutup matanya
7. Meminta kepada klien untuk konsentrasi kepada Sang Pencipta
8. Meminta kepada pasien untuk memulai mengucapkan mantra yang
diyakini, bagi pasien yang beragama Hindhu dapat mengucapkan
OM atau Gayatri Mantram atau mantra lain yang diyakini
9. Meminta klien untuk menggerakkan japa mala dengan jari tangan
kanannya sambil mengucapkan mantram yang diyakini
10. Meminta kepada klien untuk melakukannya minimal dengan satu kali
putaran japa mala (108 kali)
11. Setelah melakukannya, pasien diminta untuk membuka mata dan
dilanjutkan dengan mengambil posisi duduk atau berdiri.

Terminasi
1. Mengeksplorasi perasaan pasien setelah terapi dilakukan
2. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan umpan
balik dari terapi yang telah dilakukan
3. Melakukan kontrak : topik, waktu, dan tempat untuk kegaiatan
selanjutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mendokumentasikan tindakan secara tepat pada lembar catatan
keperawatan pasien

Unit Terkait Bidang keperawatan Bedah, Dalam, Maternitas, Komunitas, dan Anak

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 121


Diperiksa oleh Disusun oleh
Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

(.......................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

VI S UALI SAS I

No. Dokumen Revisi Halaman 1/2


............................... .
(Sesuaikan dengan Pola (Perubahan
Klasifikasi Arsip dan terhadap berkas
Kode Unit Pengolah sesuai dengan
Poltekkes Denpasar Departemen Kesehatan frekuensi
Jurusan Keperawatan TH 2006) perubahan)

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN (Yang dimaksud tanggal Poltekkes Denpasar
terbit adalah tanggal
penandatanganan
Naskah)
()
NIP.

Pengertian Menuntun klien-pasien untuk rileks kesuatu tempat yang menenangkan


dan menyenangkan masuk ke bawah sadar dengan menggunakan panca
indra

Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan visualisasi


2. Meningkatkan kemampuan pasien agar dapat rileks

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 122


Kebijakan Dilakukan pada pasien dengan gangguan psikososial

Persiapan 1. Ruangan yang nyaman dan tenang


2. Musik yang lembut

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Menyiapkan diri secara fisik dan psikologis (tidak ada konflik internal
yang dapat mempengaruhi proses terapi)
2. Mempelajari rekam medis pasien sebagai data awal
3. Menyiapkan lingkungan yang tenang, nyaman, dan aman

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyapa pasien sesuai kultur/sosial budaya setempat
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan kontrak topik, waktu, dan tempat pertemuan
4. Menanyakan keluhan utama pasien saat ini
5. Memvalidasi masalah yang dialami pasien
6. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
7. Menjelaskan prinsip prosedur dari visualissi yang akan dilakukan
8. Menjelaskan kepada pasien jangka waktu efektif melakukan
visualisasi (15 30 menit)

Kerja
1. Meminta kepada klien untuk melonggarkan pakaian, berbaring di
tempat yang tenang dan fokus.
2. Meminta klien untuk memejamkan matanya dengan lembut
3. Meminta klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskan nafas
dengan panjang
4. Meminta kepada klien untuk mengamati tubuhnya, temukan
ketegangan pada otot tertentu dan kemudian kendurkan otot itu
sedapat mungkin
5. Terapis menghitung dari hitungan 3-1 dan tepat pada hitungan ke 1
ajak klien kesuatu " tempat kedamaian" atau suatu tempat
pengasingan diri yang menenangkan dan menyenangkan
6. Meminta klien untuk merasakan rumput/pasir yang diinjak. Angin
semilir yang sejuk di tempat itu
7. Kemudian minta klien untuk melihat latar depan ,hamparan
pegunungan, awan tipis yang menyelimuti mentari yang menyinari air
danau/laut, burung yang beterbangan, pepohonan yang hijau, bunga-
bunga yang mekar, lebah madu yang menghisap sari bunga
8. Meminta klien untuk mendengarkan bunyi pepohonan diterpa angin,
burung yang berkicau, lebah madu yang mendengung, air yang
gemericik
9. Minta kepada klien untuk menggunakan penguatan dan ulangi
(repetitif) seperti : "Saya dapat rileks sewaktu waktu, Saya hidup
damai, kedamaian ada dalam diri saya"

Terminasi
1. Mengexplorasi perasaan klien
2. Mendiskusikan umpan balik bersama klien
3. Melakukan kontrak : topik, waktu dan tempat untuk kegiatan
selanjutnya/Terminasi jangka panjang

POST INTERAKSI

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 123


1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mendokumentasikan tindakan secara tepat pada lembar catatan
keperawatan pasien

Unit Terkait Bidang keperawatan bedah, dalam, maternitas, anak, dan komunitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Jiwa

(.......................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

PEMBERDAYAAN KELUARGA

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


MEMBERDAYAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KELUARGA Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Proses memberikan kekuatan kepada keluarga sehingga mereka mampu


mencapai solusi yg diinginkan

Tujuan 1. Meningkatkan potensi keluarga dalam bidang kesehatan agar


mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik melalui kegiatan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 124


swadaya
2. Membantu keluarga agar mampu membantu dirinya sendiri
3. Keluarga yg mandiri, berswadaya dan mampu mengadopsi inovasi

Kebijakan Keluarga dengan keterbatasan pengetahuan masalah kesehatan.

Persiapan 1. SAP sesuai masalah kesehatan


2. Media (leaflet, lembar balik, alat tulis,dll)
3. Kursi atau karpet
4. Tempat pelaksanaan.

Prosedur PRA INTERAKSI


1. Mengetahui karakteristik yang akan diberdayakan termasuk perbedaan
yang ada di dalam keluarga.
2. Mengumpulkan pengetahuan yg menyangkut informasi (nilai, peran,
sikap, kepemimpinan)
3. Identifikasi dukungan tokoh setempat
4. Pendekatan agar keluarga sadar punya masalah yang harus dipecahkan
dan kebutuhan yang harus dipenuhi.
5. Mengikutkan seluruh anggota keluarga pada setiap tindakan
keperawatan yang dilakukan
6. Tindakan yang dilakukan selalu memandirikan keluarga dengan
memanfaatkan potensi yang ada di keluarga
7. Menyiapkan rancangan penyuluhan
8. Menyediakan materi dan media yang tepat guna

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam pembukaan
2. Memperkenalkan diri dan team
3. Menyampaikan tujuan penyuluhan
4. Melakukan apersepsi

Kerja
1. Menyampaikan materi dengan jelas dan sistematik
2. Menggunakan komunikasi yang efektif ( bahasa jelas dan dimengerti
oleh keluarga)
3. Menggunakan alat bantu dan disiapkan disesuaikan kebutuhan.
4. Menggunakan strategi penyuluhan disesuaikan dengan kondisi
5. Menanggapi respon keluarga
6. Mendorong keluarga untuk bertanya
7. Menjawab pertanyaan dengan jelas
8. Merangkum materi penyuluhan
9. Menyampaikan salam perpisahan

Terminasi
1. Mengevaluasi hasil penyuluhan
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam penutup

POS INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mendekomentasikan.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 125


Unit terkait Bidang Dalam, Bedah, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


MELAKUKAN Ketua Jurusan Keperawatan
TINDAKAN Poltekkes Denpasar
KEPERAWATAN
KELUARGA

()
NIP.

Pengertian Melakukan tindakan keperawatan klinis secara langsung pada keluarga

Tujuan Melakukan perubahan kondidi kesehatan keluarga seoptimal mungkin

Kebijakan Keluarga dengan keterbatasan pengetahuan perawatan penyakit/kasus

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 126


Persiapan 1. Persiapan lingkungan
2. Persiapan anggota keluarga

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Memvalidasi data keluarga tentang perawatan penyakit/kasus
2. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan klg
3. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
4. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
Orientasi
1. Mencuci tangan
2. Mendemonstrasikan cara perawatan yang dilakukan sesuai penyakit
atau kasus keluarga

POS INTERAKSI
1. Memberi kesempatan pada keluarga untuk redemonstrasi
2. Mengevaluasi hasil redemonstrasi
3. Memberi pujian
4. Membuat kontrak selanjutnya
5. Mengucapkan salam penutup
6. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
7. Mendekomentasikan
8. Mencuci tangan

Unit terkait Bidang Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas.

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 127


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO
PENGKAJIAN Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh
STATUS SOSIAL Ketua Jurusan Keperawatan
LANSIA Poltekkes Denpasar
MENGGUNAKAN
APGAR KELUARGA

()
NIP.

Pengertian Pengumpulan data status sosial lansia dengan menggunakan APGAR


Keluarga, jika pertanyaan pertanyaan yang dijawab lansia dengan kata
selalu (poin 2), kadang kadang ( poin 1), dan hampir tidak pernah, (poin
0).

Tujuan 1. Mengetahui fungsi adaptasi lansia dengan keluarga


2. Megetahui fungsi hubungan lansia dengan keluarga

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 128


3. Mengetahui fungsi pertumbuhan lansia dengan keluarga
4. Mengetahui fungsi afeksi lansia dengan keluarga
5. Mengetahui fungsi pemecahan masalah dengan keluarga

Kebijakan Pemenuhan kebutuhan sosial lansia dalam kehidupan keluarga

Persiapan 1. Cek list/daftar pertanyaan APGAR Keluarga


2. Tempat duduk/kursi
3. Persiapan klient

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Beri salam pada klient dan keluarga.
2. Memperkenalkan diri
3. Klarifikasi nama klient
4. Libatkan keluarga dalam kegiatan
5. Pertahankan hubungan melalui komunikasi terapeutik

INTERAKSI
1. Baca daftar pertanyaan APGAR KELUARGA untuk memastikan
pertanyaan- pertanyaan itu sudah benar,option nya sesuai.
2. Beri penjelasan kepada klien tentang pertanyaan pertanyaan
yang termuat dalam daftar AFGAR KELUARGA
3. Jelaskan prosedur menjawab agar terjadi kerjasama dengan klient
4. Kaji reaksi klien selama prosedur dilakukan
5. Lakukan observasi terhadap pertanyan pertanyaan AFGAR yang
sulit dijawab.
6. Jelaskan bahwa pelaksanaan AFGAR sudah selesai
7. Sepakati kontrak selanjutnya
8. Beri salam

POS INTERAKSI
1. Mengelola bahan administrasi yang sudah dipakai.
2. Mendokumentasikan pelaksaan yang sudah dilakukan

Unit terkait Bidang Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas.

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 129


PELAYANAN PASIEN KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT )
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Denpasar
STANDAR
PELAYANAN
KEPERAWATAN
()
NIP.

Pengertian Suatu tindakan pelayanan perawatan yang dilakukan di rumah pasien oleh
perawat poliklinik perawatan luka dan stoma beserta tim

Tujuan 1. Memberikan pelayanan perawatan luka dan stoma yang mudah, cepat
tanpa birokrasi yang sulit dan paripurna.
2. Memberikan pelayanan yang bersifat delivery kepada pasien
3. Memberikan pelayanan perawatan kepada pasien yang mempunyai

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 130


keterbatasan fisik baik karena penyakitnya maupun tidak.

Kebijakan 1. Pelayanan kunjungan rumah harus dilakukan sesuai perjanjian/


kesepakatan kedua belah pihak ( pasien dan perawat ).
2. Pelayanan kunjungan rumah dilakukan pada jam praktek

Persiapan 1. Persiapan pasien :


Pasien menunggu dirumah sesuai jadwal kunjungan yang disepakati
2. Persiapan alat :
a. Tensi meter
b. Thermometer
c. Stetoskup
d. Tas oncall
e. Packing set perawatan luka
f. Set perawatan home care kit
g. Pengalas/ under pad
h. Waskom besar (k/p)
i. Bengkok
j. Gunting perban
k. Kassa steril
l. Hypapix/ micropore
m. Bandage : perban gulung, elastic bandage, elastomul half, dll sesuai
keperluan.
n. Sarung tangan
o. Schot
p. Masker
q. Tempat sampah medis dan nonmedis
r. Sabun cair
s. Form inform concent, form keterangan persetujuan biaya
pelayanan, kwitansi pembayaran dan catatan perawatan pasien
home visit
3. Persiapan transfortasi :
Keberangkatan ke tempat pasien dengan menggunakan ambulance atau
sepeda motor yang ditunjuk lengkap dengan sopirnya.

Prosedur kerja 1. Pasien/ keluaga pasien yang memerlukan pelayanan home visit datang
secara langsung ke puskesmas atau poliklinik perawatan
2. Perawat/ petugas poliklinik mencatat data pasien lengkap dengan
alamat dan pelayanan yang di butuhkan pada buku booking pasien
home visit.
3. Perawat / petugas menjelaskan prosedur, jadwal kunjungan dan estimasi
tarif pelayanan setiap kali kunjungan yang akan diberikan kepada
pasien/ keluarga.
4. Pasien/ keluarga menandatangani surat persetujuan biaya setelah terjadi
kesepakatan antara kedua belah pihak tentang jadwal kunjungan
pertama dan biaya pelayanan setiap kali kunjungan. Surat peersetujuan
biaya dibuat dan ditandatangani setiap kali kunjungan.
5. Petugas/ perawat melakukan kunjungan rumah dengan ambulance
RS/Pusksmas sesuai dengan jadwal yang telah di sepakati dengan
membawa peralatan yang diperlukan.
6. Pasien menandatangani inform concent bila diperlukan tindakan yang
memerlukan inform concent setelah menapat penjelasan dari perawat/
petugas.
7. Pasien mendapat pelayanan sesuai dengan kondisi luka dan stomanya

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 131


8. Petugas/ perawat dan pasien/ keluarga mengadakan kesepakatan untuk
jadwal kunjungan selanjutnya bila diperlukan.
9. Perawat menulis semua tindakan proses keperawatan yang dilakukan
pada CM perawatan pasien.
10. Bila diperlukan rawat inap, pasien langsung dibawa ke RS dengan
menggunakan ambulance.

Unit Terkait 1. Perawat


2. Petugas ambulance
3. Kasir

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO
PENGKAJIAN Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh
STATUS Ketua Jurusan Keperawatan
FUNGSIONAL Poltekkes Denpasar
LANSIA
MENGGUNAKAN
INDEKS KATS

()
NIP.

Pengertian Mengukur kemampuan lansia untuk melakukan aktifitas sehari hari secara
mandiri.

Tujuan 1. Mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan lansia secara


mandiri
2. Mengetahui aktifitas kehidupan sehari hari lansia secara mandiri

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 132


3. Menguji kemandirian pada aktifitas sehari hari dengan Indeks
Katz dalam hal mandi,berpakaian,kekamar mandi,berpindah, kontinen
dan makan
4. Mendapatkan data pendahuluan mengenai masalah kemandirian
lansia dalam aktifitas sehari hari

Kebijakan Di masyarakat masih banyak ditemukan Lansia dengan keterbatasan


kemandirian dan ketergantungan dalam aktifitas hidup sehari hari

Persiapan 1. Klient lansia


2. Daftar Indeks Kats
3. Bulpoin/pulpen
4. Tempat pelaksanaan

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Menenangkan klien lansia/keluarga
2. Menjelaskan apa yang akan dilaksanakan kepada klien

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mencatat identitas klien
4. Menyampaikan tujuan

Kerja
1. Mencatat identitas klient :
a. Kawin/tidak kawin
b. Peria/wanita
c. Pekerjaan
d. Agama
e. Keluhan utama
2. Mencatat kemandirian dalam hal : skor A
a. Makan
b. Kontinen
c. Berpindah
d. Kekamar kecil
e. Berpakaian
f. Mandi
3. Mencatat kemadirian dalam semua aktiftas kehidupan sehari hari,
kecuali satu dan fungsi diatas : Skor B
4. Mencatat kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari hari,
kecuali mandi dan satu fungsi tambahan : Skor C
5. Mencatat kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari hari,
kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan : Skor D
6. Mencatat kemandirian dalam semua aktiitas hidup sehari hari, kecuali
: mandi, berpakaian. kekamar kecil dan satu fungsi tambahan : skor E
7. Mencatat kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari hari,
kecuali mandi, berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan : Skor
F
8. Mencatat ketergantungan pada enam fungsi tersebut di atas : Skor G
9. Mencatat ketergantungan pada sedikitya dua fungsi, tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C,D,E,F dan G

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 133


Terminasi
1. Mengevaluasi hasil pencatatan menurut Skor
2. Memberikan pujian pada klient dengan skor A,
3. Membuat kontrak selanjutnya dengan klien lansia yang lainnya
4. Mengucapkan salam mengakiri kegiatan

POS INTERAKSI
1. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
2. Mendokumentasikan
3. Mencuci tangan

Unit terkait Bidang Dalam, Bedah, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO
MERAWAT LUKA Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh
PADA KELUARGA Ketua Jurusan Keperawatan
DENGAN LANSIA Poltekkes Denpasar
MENGIDAP
KENCING MANIS
KRONIS.

()
NIP.

Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien dengan penyakit


kencing manis keronis yang dirawat dirumah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 134


Tujuan 1. Agar luka bersih, kering dan tidak berbau
2. Menjamin luka yang sudah bersih tidak terjadi infeksi
3. Mengetahui perkembangan penyakit klien

Kebijakan Perawatan luka dengan DM pada lansia dalam keluarga jarang mendapat
perhatian petugas kesehatan

Persiapan 1. Packing set perawatan luka (pincet anatomis 1,pinset sirurgi 1, gunting
1, kom kecil 2, lidi kapas 3, gas seteril 5) dan bengkok 1
2. Obat2an antiseptic dan antibiotic local (normalsalin, betadine,
softratule, revanol sesuai keadaan luka )
3. Pelester dan gunting plester
4. Verband Gulung
5. Sarung tangan steril 1 pasang
6. Perlak pengalas
7. Tempat sampah medis (plastik merah )

Prosedur Kerja PRE INTERAKSI


1. Membaca renpra perawatan luka
2. Mencuci angan
3. Menyiapkan alat alat
4. Memberi salam dan panggil klien sesuai namanya
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien dan keluarga
6. Membererikan kesempatan klient untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai
7. Mempertahankan privacy pasien selama tindakan dilakukan

INTERAKSI
Kerja
1. Mengatur posisi klien
2. Memberi pengalas dibawah luka
3. Melepaskan plester dan balutan
4. Membersihkan berkas plester
5. Mencuci tangan
6. Membuka set rawat luka
7. Memakai sarung tangan
8. Membuka pembalut luka dengan pincet
9. Mengkaji kondisi luka
10. Membersihkan are luka dengan normal saline
11. Mengeringkan area luka dengan gaas steril
12. Merawat luka dengan anticeptic/antibiotic local( betadine/sofratul,
kompres normal saline, kompres revanol ) sesuai kondisi luka
13. Menutup luka dengan gaan steril
14. Melakukan fiksasi dengan plester atau pembalutan sesuai kondisi dan
lokasi luka
15. Menjelaskan tindakan sudah selesai
16. Membuka sarung tangan
17. Merapikan alat
18. Mencuci tangan

POS INTERAKSI
1. Memberi penjelasan tentang hal yang harus diwaspadai seperti luka
berdarah, basah, kotor dan balutan lepas

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 135


2. Merapikan lingkungan
3. Menyepakati kontrak selanjutnya
4. Memberi salam
5. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan ( catat waktu, kondisi
luka dan cara perawatan.

Unit terkait Bidang Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas.

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

MELAKSANAKAN KOLABORASI DALAM MELAKSANAKAN


SKRINING PENDERITA DIABETES MELITUS

No Dokumen Revisi Halaman

00 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh


Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Suatu proses penjaringan/seleksi yang dilkakukan untuk mendeteksi adanya


masalah aktual dan risiko Diabetes pada Individu di Masyarakat.

Tujuan 1. Sebagai acuan dalam melakukan langkah-langkah pelaksanaan skrining


kesehatan penderita DM
2. Untuk meningkatkan keefektifan screening DM
3. Mendapatkan hasil screening dengan lebih optimal

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 136


Kebijakan Upaya pencegahan skunder bidang kesehatan SKN 2009-2014

Persiapan 1. Glukotest
2. Lanceet
3. Kapas Alkohol/Alkohol Swab
4. Meja periksa
5. Kursi 2 buah untuk pemeriksaan dan pasien
6. Kursi untuk pasien
7. Form pengumpulan data
8. Register pasien
9. Hand Srcub
10. Handuk
11. Handscoen
12. Timbangan
13. Meteran
14. Kalkulator

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Koordinasi dengan Puskesmas dan Pemuka masyarakat
2. Siapkan surat undangan screening kepada masyarakat
3. Siapkan alat untuk pemeriksaan Gula Darah
4. Siapkan kursi untuk pasien
5. Sampaikan pembukaan kegiatan skreening
6. Sampaikan tujuan screening
7. Jelaskan tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan

INTERAKSI
1. Menyampaikan salam
2. Menanyakan kesiapan pasien
3. Mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan
5. Melakukan pengukuran tinggi badan
6. Melakukan pengukuran berat badan
7. Melakukan pengukuran lingkar perut
8. Memasang kelengkapan pengambilan darah
9. Memilih jari yang akan diambil darahnya
10. Mendesinfeksi jari dengan alcohol
11. Menusuk dengan lanceet
12. Memasukkan darah kedalam glukometer sesuai parameter
13. Menunggu hasil proses
14. Menghitung hasil pengukuran
15. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
16. Membuat simpulan status kesehatan pasien
17. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Terminasi
1. Sampaikan terima kasih
2. Sampaikan untuk tindak lanjut

POST INTERAKSI
Tindakan dilakukan dengan
1. Hati-hati
2. Teliti
3. Efektif dan Efisien

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 137


Unit terkait 1. Laboratorium keperawatan
2. Puskesmas
3. Dinas kesehatan Kabupaten
4. Klian dinas banjar
5. Klian adat banjar

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO
KOMUNITAS Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh
Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil survey mawas diri
dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari
survey diri dengan bermusyawarah sehingga menjadi keputusan bersama.

Tujuan 1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayah.


2. Bersepakat bersama-sama menanggulangi masalah kesehatan di
wilayah
3. Menyusun rencana kerja menanggulangi masalah kesehatan
diwilayah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 138


Kebijakan -

Persiapan 1. Tempat : Balai desa/banjar


2. Peserta : warga desa, petugas puskesmas, petugas pembangunan desa,
Kader, PKK, STT, PLKB
3. Alat/Media : LCD, LAPTOP, Sound System

Prosedur PRA INTERKASI


1. Mengecek persiapan MMD

INTERKASI
1. Lakukan pembukaan : melaporkan kegiatan MMD oleh ketua panitia
MMD, memberikan sambutan : Kepala Desa sekaligus membuka secara
resmi MMD
2. Lakukan musyawarah dipandu oleh moderator : Presentasi ; penyajian
data, Penetapan masalah, Diskusi kelompok : Prioritas, rencana kerja
3. Lakukan penetapan rencana kerja
4. Lakukan penegsahan rencana kerja

Terminasi
1. Lakukan pengarahan: Kepala Puskesmas, Kepala Desa sekaligus
menutup secara resmi MMD
2. Evaluasi
Unit Terkait Kades, Kapuskesmas, Kader PKK, STT, Klian Banjar, Toma

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(.......................................................................) (............................................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 139


PENDIDIKAN KESEHATAN

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO
PENDIDIKAN Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh
KESEHATAN Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap dan


pengetahuan yang berhubungan dengan kesatuan individu, masyarakat, dan
ras.

Tujuan 1. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.


2. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya,
dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan
dari luar.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 140


3. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan
tarap hidup sehat dan kesejahtraan masyarakat.

Kebijakan Masyarakat dengan keterbatasan pengetahuan masalah kesehatan.

Persiapan 1. SAP sesuai masalah kesehatan


2. Media (leaflet,sound system,alat tulis,dll)
3. Kursi
4. Tempat pelaksanaan.

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji pengetahuan masyarakat masalah kesehatan
2. Mengorganisir kegiatan penyuluhan
3. Menghubungi orang terkait.
4. Memvalidasi data masalah kesehatan
5. Menyiapkan rancangan pembelajaran
6. Menyediakan materi dan media yang tepat guna

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam pembukaan
2. Memperkenalkan diri dan team
3. Menyampaikan tujuan penyuluhan
4. Melakukan apersepsi

Kerja
1. Menyampaikan materi dengan jelas dan sistematik
2. Menggunakan komunikasi yang efektif ( bahasa jelas dan dimengerti
audiens)
3. Menggunakan alat bantu dan disiapkan disesuai kebutuhan.
4. Menggunakan strategi penyuluhan disesuaikan dengan kondisi
5. Menanggapi respon audien
6. Mendorong audien untuk bertanya
7. Menjawab pertanyaan dengan jelas
8. Merangkum materi penyuluhan
9. Menyampaikan salam perpisahan

Terminasi
1. Mengevaluasi hasil penyuluhan
2. Memberikan pujian
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam penutupan

POS INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mendekomentasikan.
3. Mencuci tangan

Unit terkait Bidang Dalam, Bedah, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 141


(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

RUJUKAN PASIEN

No Dokumen Revisi Halaman

00

Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan

SPO
RUJUKAN PASIEN Tanggal Berlaku Ditetapkan oleh
Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Denpasar

()
NIP.

Pengertian Rujukan adalah mengirimkan klien dengan kasus yang tidak bisa ditangani
kemudian dirujuk ke pelayanan yang lebih tinggi, dalam hal ini RS,
sehingga proses pelayanan dapat dilaksanakan dengan paripurna.

Tujuan 1. Sebagai pedoman dalam merujuk klien dengan kasus-kasus yang


tidak bisa ditangani kemudian dirujuk oleh ke pelayanan yang lebih
tinggi.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 142


2. Terlaksananya tugas pelayanan secara optimal.

Kebijakan Fasiltas Pelayanan terbatas.

Persiapan 1. Perlengkapan administrasi.


2. Persiapan pasien

Prosedur Kerja PRE INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan pasien.
2. Memvalidasi data pasien tentang rujukan
3. Menyiapkan alat dan bahan

INTERAKSI
1. Membawa surat pengantar yang telah ditanda tangani oleh petugas
pelayanan kesehatan
2. Klien datang ke IGD atau Poliklinik rawat jalan R.S diantar oleh
keluarga atau konselor sebaya/ pendamping..
3. Di ruang pendaftaran poliklinik rawat jalan atau IGD, penyelesaian
administrasi pendaftaran dilakukan oleh pengantar klien, keluarga atau
konselor sebaya/ pendamping.
4. Klien yang datang pada saat jam kerja, penanganan dilakukan di
klinik konseling rawat jalan oleh Psikolog atau dokter yang
berkompeten terhadap kasus tersebut. Apabila datang diluar jam kerja,
klien ditangani oleh dokter jaga IGD untuk kemudian ditentukan
apakah perlu penanganan rawat inap atau tidak.
5. Klien yang tidak memerlukan rawat inap , setelah mendapat
penanganan oleh dokter IGD dapat lansung pulang atau sesuai
ketentuan dokter yang menangani.
6. Klien yang harus di rawat inap, dokter IGD dapat langsung
mengirim ke ruangan yang sesuai dengan keadaan klien.

POS INTERAKSI
1. Mengelola bahan administrasi yang sudah dipakai.
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasisikan tindakan yang telah dilakukan pada
lembar/catatan keperawatan.
Unit terkait Bidang Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas.

Diperiksa oleh Disusun oleh


Unit Penjamin Mutu Poltekkes Denpasar Penyusun Bidang Komunitas

(...........................................................) (...........................................................)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 143


MELAKUKAN ANAMNESA PADA IBU HAMIL

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman 1/6

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Anamnesis kehamilan adalah tanya jawab yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dengan ibu hamil, untuk menggali data subjektif yang berkaitan
dengan keadaan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.

Tujuan Sebagai acuan mahasiswa dalam menditeksi komplikasi dalam memantau


kesejahtraan janin di dalam kandungan keadaan kehamilannya dan kelahiran
terdahulu, kesehatan umum, kondisi sosial-ekonomi ibu sebagai persiapan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 144


menghadapi persalinan.

Kebijakan Dilakukan pada setiap ibu hamil yang datang untuk pertama kali
memeriksakan kehamilan

Persiapan 1. Meja periksa dan kursi


2. Alat tulis
3. Format pengkajian untuk ibu hamil
4. Kalender untuk menentukan taksiran persalinan

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan klien ttg kehamilan
2. Memvalidasi data klien sesuai dengan hasil pengkajian
3. Mempersiapkan alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menjelaskan tujuan tindakan, prosedur dan hal yang perlu dilakukan
oleh klien selama latihan
3. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Kerja
1. Menanyakan biodata ibu dan suami, seperti umur, pendidikan, pekerjaan,
agama, suku bangsa, dan alamat lengkap (nomor telepon).
2. Menanyakan alasan memeriksakan diri/keluhan utama.
3. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang :
a. Hari pertama haid terakhir (HPHT)
b. Riwayat antenatal sebelumnya kalau ada
c. Gerakan janin dirasakan sejak kapan dan keadaan sekarang
d. Tanda dan bahaya sesuai umur kehamilan :
Triwulan I : mual, muntah berlebihan, perdarahan, dan lain-lain
Triwulan II : perdarahan, dan lain-lain
Triwulan III : sakit kepala, pandangan kabur, nyeri uluhati,
perdarahan, dan lain-lain
e. Keluhan yang lazim saat kehamilan.
f. Keluhan lain seperti sakit pinggang, kram (lazim pada kehamilan).
g. Kebiasaan mengonsumsi obat-obatan.
h. Kekhawatiran akibat kehamilan : perubahan psikologis.
i. Perilaku yang membahayakan kehamilan : diurut dukun.
j. Sikap atau respons terhadap kehamilan sekarang :
Direncanakan dan tidak diterima
Tidak direncanakan, tetapi diterima
Tidak direncanakan dan tidak diterima
Direncanakan dan diterima
k. Aktivitas seksual selama kehamilan :
Menanyakan pengaruh hubungan seksual terhadap kehamilan
Jika ada, lanjutkan dengan menanyakan frekuensi dan posisi
serta penggunaan pelindung
l. Perilaku spiritual dan sosial budaya yang berkaitan dengan
kehamilan.
m. Pola defekasi dan berkemih, apakah ada sembelit atau sering

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 145


kencing atau masalah lain.
4. Menanyakan riwayat kebidanan yang lalu (dibuat dalam bentuk kolom
jika lebih dari satu/gravida III atau lebih) :
a. Tanggal, bulan, dan tahun kelahiran.
b. Lahir aterm, prematur, atau abortus.
c. Jenis persalinan spontan atau dengan tindakan.
d. Berat badan lahir.
e. Penolong persalinan.
f. Tempat persalinan.
g. Komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
h. Keadaan anak sekarang (hidup/mati, sehat/sakit, cacat).
i. Lama menyusui.
5. Menanyakan riwayat menstruasi yang meliputi menarke, siklus, lama
haid, dismenorea, jumlah darah yang keluar.
6. Menanyakan riwayat pemakaian kontrasepsi yang meliputi jenis
kontrasepsi yang pernah dipakai, lama pemakaian, keluhan/efek
samping/komplikasi pemakaian alat kontrasepsi.
7. Menanyakan riwayat kesehatan :
a. Penyakit yang diderita ibu dahulu dan sekarang (kardiovaskular,
infeksi TORCH, hipertensi, diabetes mellitus (DM), asma,
tuberkulosis (TBC), malaria, hepatitis, epilepsi, dan PMS).
b. Penyakit keluarga yang menurun (jantung, DM, asma, dan gangguan
jiwa).
c. Penyakit keluarga yang menular (HIV/AIDS, hepatitis, dan TBC)
8. Menanyakan riwayat biopsikososial dan ekonomi :
a. Status perkawinan, lama menikah, pernikahan yang ke berapa
b. Respons keluarga terhadap kehamilan
c. Dukungan suami dan keluarga
d. Pengambil keputusan dalam keluarga
e. Kebiasaan mengonsumsi makanan (jenis, komposisi, porsi, dan
frekuensi)
f. Kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan :
Merokok (ibu, suami, orang yang sering kontak)
Minum minuman yang beralkohol dan obat terlarang
Memelihara atau kontak dengan kucing
9. Menanyakan keadaan dan pengetahuan ibu tentang :
a. Tempat melahirkan, penolong dan pendamping persalinan yang
diinginkan
b. Perubahan fisik/keluhan ringan yang terjadi sesuai umur kehamilan
c. Tanda-tanda bahaya sesuai umur kehamilan
d. Nutrisi dan istirahat selama kehamilan
e. Dampak aktivitas seksual terhadap kehamilan
10. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada klien
11. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada klien
2. Membuat kontrak pertemuan berikutnya

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan hasil kegiatan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 146


Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

HEALTH EDUCATION ANTENATAL

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman 1/3

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(.)
NIP.

Pengertian Pemberian pendidikan kesehatan tentang kehamilan

Tujuan Sebagai langkah-langkah dalam mempersiapkan kehamilan

Kebijakan Dilakukan pada setiap ibu hamil saat kunjungan antenatal

Persiapan 1. Meja tulis


2. Alat tulis

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 147


3. Leeaflet ( beberapa macam)

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mencuci tangan
2. Mempersiapkan alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menjelaskan tujuan tindakan, prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh
klien
3. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Kerja
Memberikan H E tentang
1. Gaya hidup secara umum
2. Nutrisi
3. Penggunaan obat-obatan, alkohol dan merokok
4. Olah raga
5. Pekerjaan/aktivitas
6. Sanggama
7. Higiene
8. Pakaian
9. Perawatan gigi
10. Perawatan payudara
11. Perjalanan
12. Immunisasi

Terminasi
1. Menyampaikan hasil tindakan
2. Membuat kontrak pertemuan berikutnya
3. Mengucapkan salam

POS INTERAKSI
1. Mendokumentasikan hasil kegiatan
2. Mengelola peralatan yang telah dipakai

Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 148


MEMBERIKAN IMMUNISASI TT

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Pemberian vaksinasi Tetanus Toxoid (TT) adalah memberikan injeksi vaksin
tetanus kepada ibu selama hamil

Tujuan 1. Sebagai langkah awal dalam memberikan kekebalan tetanus toxoid


kepada ibu hamil.

Kebijakan Dilakukan sebanyak 2 kali selama ibu hamil

Persiapan 1. Vaksin TT dalam thermos es/almari es

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 149


2. Spuit desposible 2 cc
3. Kapas alkohol
4. Bengkok
5. Catatan pasien

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mencuci tangan
2. Mempersiapkan alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menjelaskan tujuan tindakan, prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh
klien
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Kerja
1. Mengambil vaksin TT dari termos es /almari es
2. Mengisap vaksin TT sebanyak 0,5 cc
3. Mengembalikan vaksin ke dalam thermos es
4. Menyingsingkan lengan baju
5. Mendesinfeksi lokasi yang akan disuntik
6. Menyuntik secara intra muskuler sesuai dengan prosedur

Terminasi
1. Menyampaikan hasil tindakan
2. Membuat kontrak pertemuan berikutnya
3. Mengucapkan salam

POS INTERAKSI
1. Mendokumentasikan hasil kegiatan
2. Mengelola peralatan yang telah dipakai

Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 150


PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(.)
NIP.

Pengertian Pemeriksaan denyut jantung janin adalah langkah-langkah pemeriksaan


denyut jantung janin dengan menggunakan Fetoscope

Tujuan 1. Sebagai langkah-langkah acuan dalam dalam memantau


kesejahtraan janin di dalam kandungan

Kebijakan Dilakukan pada ibu hamil sejak usia kehamilan 20 minggu

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 151


Persiapan 1. Fetoscope/pinards stethoscope 1bh
2. Jam tangan yang dilengkapi jarum detik

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mencuci tangan
2. Mempersiapkan alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menjelaskan tujuan tindakan, prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh
klien
3. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Kerja
1. Memasang fetoscope pada sisi punggung janin
2. Menentukan punktum maksimus
3. Menghitung DJJ dalam satu menit dengan cara : menghitung 5 jeda
menghitung 5- jeda menghitung 5 kemudian dijumlahkan hasil
dikalikan 4
4. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan terhadap DJJ
2. Membuat kontrak pertemuan berikutnya
3. Mengucapkan salam
POS INTERAKSI
1. Mendokumentasikan hasil kegiatan
2. Mengelola peralatan yang telah dipakai

Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 152


PEMERIKSAAN KEHAMILAN

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman 1/3

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

()
NIP.

Pengertian Pemeriksaan kehamilan adalah langkah-langkah pemeriksaan yang


dilakukan secara berurutan dengan menggunalan metode Leopold

Tujuan Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam memantau kesehatan ibu dan
kesejahtraan janin

Kebijakan Dilakukan pada setiap ibu yang datang untuk memeriksakan kehamilannya

Persiapan 1. Tempat tidur lengkap dengan alat tenun


2. Bantal 1 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 153


3. Meteran/ midline 1 buah
4. Fetoscope/pinards stethoscope 1 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan klien akan pemeriksaan kehamilannya
2. Menentukan kebutuhan klien sesuai dengan hasil pengkajian
3. Mempersiapkan alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberikan salam, memanggil klien dengan namanya dan
memperkenalkan diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menjelaskan tujuan tindakan, prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh
klien selama pemeriksaan
3. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
4. Menganjurkan klien untuk buang air kecil
5. Menjaga privacy untuk klien: tutup pintu kamar atau pasang tirai
6. Mencuci tangan

Kerja
1. Melakukan anamnesa pada pasien
2. Mengukut TB dan BB
3. Mempersilahkan klien untuk berbaring di tempat tidur dengan satu bantal
di kepala, kemudian tutupi dengan selimut bagian tubuh klien yang tidak
termasuk area yang akan diperiksa
4. Mengukur tanda vital
5. Melakukan pemeriksaan fisik head to toe
6. Melakukan maneuver Leopold I
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. Letakkan kedua belah telapak tangan di bagian fundus uteri klien
c. Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk menentukan
apa yang ada di bagian fundus uteri
d. Tentukan apa yang ada dibagian fundus uteri
7. Melakukan maneuver Leopold II
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen klien
c. Pertahankan letak uterus dengan menggunakan telapak tangan yang
lain
d. Gunakan telapak tangan yang satu untuk melakukan palpasi uterus
disisi yang lain
e. Tentukan dimana letak punggung janin
f. Tentukan apa yang ada dibagian fundus uteri
8. Melakukan maneuver Leopold III
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
b. Letakkan tangan kiri diatas fundus uteri
c. Tangan kanan meraba abdomen bagian bawah tepat diatas symphisis
d. Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam, dan
menghembuskannya
e. Tekan jari tangan kebawah secara perlahan dan dalam di sekitar
presentasi, pada saat klien menghembuskan nafas
f. Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi
9. Melakukan maneuver Leopold IV
a. Posisi pemeriksa menghadap ke kaki klien
b. Letakkan kedua belah telapak tangan pada ke dua sisi abdomen

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 154


c. Gerakkan jari tangan secara perlahan kesisi bawah abdomen ke arah
pelvis
d. Palpasi bagian presentasi
e. Tentukan letak dari bagian presentasi tersebut
10. Melakukan pengukuran tinggi fusdus uteri dengan metode Mc. Donalds:
a. Letakkan ujung alat pengukur (midline) dibatas atas sympisis pubis
b. Ukur sepanjang garis tengan fundus uteri hingga batas atas
mengikuti kurva fundus
c. Tentukan tinggi fundus uteri
d. Hitung perkiraan usia kehamilan dengan menggunakan rumus
Mc.Donald,s
11. Melakukan pemeriksaan reflek patella
12. Mencuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan ibu, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan
balik
2. Membuat kontrak pertemuan berikutnya
3. Memberi salam

POST INTERAKSI
1. Mendokumentasikan hasil kegiatan
2. Mengelola alat-alat
Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 155


PERAWATAN PAYUDARA IBU HAMIL

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(..)
NIP.

Pengertian Pemeriksaan denyut jantung janin adalah langkah-langkah pemeriksaan


denyut jantung janin dengan menggunakan Fetoscope

Tujuan 1. Sebagai langkah-langkah dalam mempersiapkan produksi ASI

Kebijakan Dilakukan pada ibu hamil setelah usia kehamilan 24 minggu

Persiapan 1. Minyak/baby oil pada tempatnya


2. Handuk 2 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 156


3. Bengkok 1 buah
4. Waskom berisi air hangat 1 buah
5. Waskom berisi air dingin 1 buah
6. Washlap 2 buah
7. Kapas secukupnya

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mencuci tangan
2. Mempersiapkan alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menjelaskan tujuan tindakan, prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh
klien
3. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Kerja
Pengurutan payudara
1. Membuka pakaian atas ibu
2. Memasang 1 handuk dibagian punggung ibu dan meletakkan 1 handuk
dipangkuan ibu
3. Memasang bengkok dipangkuan ibu
4. Membasahi kapas dengan minyak lalu tempelkan pada kedua puting susu
selama 2-3 menit
5. Bersihkan puting susu
6. Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil
7. Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara,lakukan pengurutan
ke arah atas, samping, bawah, dan melintang sehingga tangan
menyangga payudara.
8. Lakukan sebanyak 30 kali selama 5 menit

Pengurutan kedua
1. Licinkan telapak tangan dengan minyak
2. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan
saling dirapatkan
3. Sisi kelingking tangan kanan memegang payudara kiri dari pangkal
payudara ke arah puting, demikian pula pada payudara kanan
4. Lakukan sebanyak 30 kali selama 5 menit
5. Kompres kedua payudara dengan air hangat terlebih dahulu dan dingin
secara bergantian diakhiri dengan air hangat selama 5 menit
6. Mengangkat handuk dan mengenakan pakaian atas ibu
7. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menyampaikan hasil tindakan
2. Membuat kontrak pertemuan berikutnya
3. Mengucapkan salam

POS INTERAKSI
1. Mendokumentasikan hasil kegiatan
2. Mengelola peralatan yang telah dipakai

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 157


Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

SENAM HAMIL

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman 1/8

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan :


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(.)
NIP.

Pengertian Senam hamil adalah latihan-latihan yang diberikan untuk mempertahankan


fungsi otot dan sendi terutama ditujukan untuk kelenturan otot dasar panggul
dalam rangka persiapan persalinan.

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan gerakan-gerakan senam hamil sesuai


dengan jenis latihan yang telah ditentukan

Kebijakan Dilakukan pada ibu hamil normal sejak usia kehamilan 22 minggu

Persiapan 1. Matras 1 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 158


2. Bantal 2 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mencuci tangan
2. Mempersiapkan alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menanyakan kelukan dan kondisi klien
3. Jelaskan tujuan tindakan, prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh
klien selama latihan
4. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Kerja
1. Melakukan Latihan
Latihan pendahuluan
Latihan I
Sikap : duduk tegak,bersandar 2 tangan, ke2 kaki dibuka, seluruh tubuh
rileks
Latihan :
a. Gerakan kaki kiri jauh ke depan; kaki kanan jauh ke belakang &
sebaliknya dilakukan masing- masing 8x
b. Gerakan fleksi plantar (sama-sama ke depan) & fleksi dorsal (sama-
sama ke belakang)
c. Gerakan kaki kanan & kiri sama-sama ke kiri & ke kanan
d. Gerakan kaki kanan & kiri sama-sama ke dalam hingga ujung jari
menyentuh lantai kemudian keluar
e. Putar ke2 kaki bersama ke kanan & ke kiri masing-masing 4x
f. Angkat ke2 lutut tanpa mggeser ke2 tumit & bokong, tekankan ke2
tungkai kaki ke lantai sambil kerutkan otot anus, tarik otot perut
sebelah atas simfisis ke dalam (kempiskan perut, kemudian rileks
kembali.Lakukan 8x

Latihan II
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Latihan :
a. Letakkan tungkai kanan diatas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai
kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan sambil mengempeskan
perut bagian atas dan mengerutkan liang dubur selama beberapa
saat, kemudian istirahat.
b. Lakukan gerakan-gerakan tersebut masing-masing 8x.

Latihan III
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus, rapat, dan rileks.
Latihan :
a. Angkat tungkai kanan keatas lalu letakkan kembali, angkat tungkai
kiri ke atas lalu letakkan kembali, lakukan hal ini berganti-ganti
sebanyak 8x.
b. Lakukan pula latihan seperti diatas dalam posisi berbaring
terlentang, kedua tungkai kaki lurus, angkat kedua tungkai bersama-
sama, kedua lutut jangan ditekuk kemudian turunkan kembali

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 159


perlahan-lahan.
c. Lakukan gerakan ini sebanyak 8x.

Latihan IV
Sikap : duduk bersila badan tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua lengan
disamping badan.
Latihan :
a. Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas.
b. Lalu putarkan kedua lengan tersebut kedepan, kearah samping
telinga.
c. Teruskan sampai kebelakang dan akhirnya kembali ke sikap semula.
d. Lakukan gerakan-gerakan tersebut sebanyak 8x.

Latihan V
Sikap : berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan dan kedua lutut
ditekuk.
Latihan :
a. Angkat pinggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk
sudut dengan lantai yang ditahan oleh kedua kaki dan bahu.
b. Turunkan pelan-pelan.
c. Lakukan gerakan ini sebanyak 8x.

Latihan VI
Sikap : berbaring terlentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada
disamping badan, keseluruhan badan rileks.
Latihan:
a. Panjangkan tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri mendekati
bahu kiri lalu kembali pada posisi semula. Ingat kedua lutut tidak
boleh ditekuk.
b. Lakukan hal yang sama untuk tungkai kiri. Tiap gerakan dilakukan
masing-masing dua kali.
c. Latihan ini diulangi sebanyak 8x.

Latihan VII
Sikap : Berbaring terlentang, kedua tungkai ditekuk, kedua lengan
disamping badan dan santai (rileks)
Latihan :
a. Panggul diputar kekanan dan kekiri masing-masing empat kali.
b. Gerakan panggul kekiri yang dilakukan sebagai berikut: tekankan
pinggang ke lantai sambil mengempiskan perut dan mengerutkan
otot dubur, gerakan panggul kekanan, angkat pinggang, gerakan
panggul kekiri dan seterusnya.

Latihan inti
Usia Kehamilan Minggu ke 22 - 25
Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
Sikap : berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping
badan dan santai (rileks)
Latihan :
a. Angkat pinggang sampai badan membentuk lengkungan.
b. Lalu tekankan pinggang kelantai sambil mengempiskan perut, serta
kerutkan otot-otot dubur.
c. Lakukan berulang kali (8-10 kali).

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 160


Latihan Kontraksi Relaksasi.
Sikap : Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk kedua lengan disamping
badan, dan rileks.
Latihan :
a. Tegangkan otot-otot muka dengan jalan mengerutkan dahi,
mengatupkan tulang rahang dan menegangkan otot-otot leher selama
beberapa detik, lalu lemaskan dan rileks.
b. Lakukan ini delapan sampai 10x.

Latihan Pernapasan
Sikap : berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki
ditekuk pada lutut dan santai.
Latihan :
a. Letakkan tangan kiri diatas perut.
b. Lakukan pernapasan diafragma :tarik napas melalui hidung, tangan
kiri naik ke atas mengikuti dinding perut yang menjadi naik, lalu
hembuskan napas melalui mulut. Frekuensi latihan adalah 12-14 kali
permenit.
c. Lakukan gerakan pernapasan ini sebanyak 8 kali dengan interval 2
menit.
d. Latihan-latihan tersebut di atas bertujuan untuk mempercepat
timbulnya relaksasi, menghilangkan rasa nyeri his kala pendahuluan
dan his kala pembukaan, dan mengatasi rasa takut dan stress.
Usia Kehamilan Minggu ke 26 30
Latihan Pembentukan Sikap Tubuh.
Sikap : merangkak, kedua tangan sejajar bahu. Tubuh sejajar dengan lantai,
sedangkan tangan dan paha tegak lurus.
Latihan :
a. Tundukkan kepala, sampai terlihat ke arah vulva, pinggang diangkat
sambil mengempiskan perut bawah dan mengerutkan dubur.
b. Lalu turunkan pinggang, angkat kepala sambil lemaskan otot-otot
dinding perut dan dasar panggul.
c. Ulangi kegiatan di atas sebanyak 8 kali.
Latihan Konstraksi dan Relaksasi.
Sikap : berbaring terlentang, kedua tangan disamping badan, kedua kaki
ditekuk pada lutut dan santai.
Latihan :
a. Lemaskan seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan dan tegangkan
selama beberapa detik, lalu lemaskan kembali.
b. Lakukan sebanyak 8 kali.

Latihan Pernapasan.
Sikap : berbaring terlentang, kedua kaki ditekuk pada lutut, kedua lengan
disamping badan dan lemaskan badan.
Latihan :
a. Lakukan pernapasan torak (dada) yang dalam selama 1 menit, lalu
ikuti dengan pernapasan diafragma.
b. Kombinasi kedua pernapasan ini dilakukan delapan kali dengan
masa interval 2 menit.
c. Latihan pernapasan bertujuan untuk mengatasi rasa nyeri his pada
waktu persalinan.

Usia kehamilan Minggu ke 31 34 minggu

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 161


Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
Sikap : berdiri regak, kedua lengan disamping badan, kedua kaki selebar
bahu dan berdiri relaks.
Latihan :
a. Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan tetap lurus, lalu
tegak berdiri perlahan-lahan.
b. Pada mula berlatih, supaya jangan jatuh, kedua tangan boleh
berpegangan pada misalnya sandaran kursi.
c. Lakukan sebanyak 8 kali.

Usia kehamilan Minggu ke 35 sampai akan melahirkan


Latihan Pembentukan Sikap Tubuh
Sikap : berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki
ditekuk pada lutut dan relaks.
Latihan :
a. Angkat badan dan bahu, letakkan dagu di atas dada melihatlah ke
arah vulva.
b. Kegiatan ini pertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap
semula dan santailah.
c. Latihan ini diulang delapan kali dengan interval 2 menit.

Latihan Kontraksi dan Relaksasi


Sikap : tidur terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki lurus,
lemaskan seluruh tubuh, lakukan pernapasan secara teratur dan
berirama.
Latihan :
a. Tegakkan seluruh otot tubuh dengan cara : katupkan rahang kerutkan
dahi, tegakkan otot-otot leher, kepalkan kedua tangan, tegakkan
bahu, tegakkan otot-otot perut, kerutkan dubur, tegakkan kedua
tungkai kaki dan tahan napas.
b. Setelah beberapa saat, kembali ke sikap semula dan lemaskan
seluruh tubuh.
c. Lakukan kegiatan ini 8 kali

Latihan Pernapasan
Sikap : tidur terlentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan ( posisi
litotomi) dan relaks.
Latihan :
a. Buka mulut sedikit dan bernapaslah sedalam-dalamnya, lalu tutup
mulut.
b. Latihan mengejan seperti buang air besar ( defekasi) kearah bawah
dan depan.
c. Setelah lelah mengejan, kembali ke posisi semula.
d. Latihan ini diulang 4 kali dengan interval 2 menit.

Latihan Penenangan & Relaksasi


Latihan Penenangan .
Sikap : berbaringlah miring kearah punggung janin, misalnya kekiri. Maka
lutut kanan diletakkan di depan lutut kiri keduanya ditekuk. Tangan
kanan ditekuk di depan badan, sedangkan tangan kiri dibelakang
badan.
Latihan :
a. Tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipicingkan, hilangkan semua
suara yang mengganggu ; atasi tekanan.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 162


b. Kerjakan latihan ini selama 5-10 menit.

Latihan Relaksasi
Syarat :
a. Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian.
b. Lemaskan seluruh otot-otot badan termasuk muka.
c. Pilihlah tempat yang tenang atau tutuplah mata dan telinga.
d. Pusatkan pikiran pada satu titik, misalnya pada irama pernapasan.
e. Pilihlah posisi relaksasi yang paling anda senangi.
2. Mencuci tangan

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan ibu, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan
balik
2. Membuat kontrak pertemuan berikutnya
3. Memberi salam

POST INTERAKSI
1. Mendokumentasikan hasil tindakan
2. Mengelola peralatan

Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 163


PEMERIKSAAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan Oleh


PELAYANAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(............................................................................)
NIP.

Pengertian Pemeriksaan berat badan bayi baru lahir adalah pemeriksaan berat badan
yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan menggunakan timbangan bayi
untuk mengetahui berat badan normal dan tidak normal.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan berat badan bayi


baru lahir.

Kebijakan Setiap bayi baru lahir harus dilakukan penimbangan berat badan.

Persiapan 1. Timbangan bayi 1 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 164


2. Alas timbangan 1 buah
2. Sarung tangan bersih 1 pasang
3. Apron 1 buah
4. Masker 1 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengecek identitas bayi

INTERAKSI
Orentasi
1. Memberi salam pada ibu bayi/keluarga
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama bayi
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Pastikan lingkungan hangat dan terang
6. Meletakkan alat yang mudah dijangkau

Kerja
1. Memberikan kesempatan ibu bayi untuk bertanya sebelum dimulai
2. Mencuci tangan
3. Memakai apron, masker dan sarung tangan
4. Meletakkan alas di atas timbangan
5. Mengatur skala timbangan ke titik nol.
6. Buka pakaian bayi
7. Letakkan bayi di atas timbangan pelan - pelan terutama saat meletakkan
kepala bayi dan sanggah kepala bayi tanpa menyentuh kepala bayi
8. Melihat skala timbangan dengan cepat dan seksama
9. Mengangkat bayi dari timbangan
10. Memakaikan pakaian bayi

Terminasi
1. Jelaskan pada pada ibu bayi/keuarga bahwa kegiatan telah
selesai
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Cuci tangan.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit terkait

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 165


PEMERIKSAAN LINGKAR LENGAN ATAS BAYI BARU LAHIR

No Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes
Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan di Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(.........................................................................)
NIP.

Pengertian Pemeriksaan lingkar lengan atas bayi baru lahir adalah pemeriksaan lingkar
lengan atas yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan menggunakan pita
pengukur / untuk mengetahui lingkar lengan atas normal dan tidak normal.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan lingkar lengan atas


bayi baru lahir.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 166


Kebijakan Setiap bayi baru lahir harus dilakukan pengukuran lingkar lengan atas.

Persiapan 1. Pita pengukur lingkar lengan atas bayi 1 buah


2. Sarung tangan bersih 1 pasang
3. Apron 1 buah
4. Masker 1 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengecek identitas bayi

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam pada ibu bayi/keluarga
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama bayi
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Pastikan lingkungan hangat dan terang
6. Meletakkan alat yang mudah dijangkau

Kerja
1. Memberikan kesempatan ibu bayi untuk bertanya sebelum dimulai
2. Mencuci tangan
3. Memakai apron, masker dan sarung tangan
4. Meletakkan bayi di tempat yang datar
5. Membuka pakaian bayi seperlunya pada lengan kiri
6. Mengambil pita pengukur
7. Memfleksikan lengan kiri 90 derajat , lalu mengukur pada pertengahan
lengan atas antara siku dan pangkal lengan
8. Melihat skala pada pita pengukur dengan cepat dan seksama
9. Mengangkat pita pengukur dan menaruh ditempatnya
10. Merapikan pakaian bayi

Terminasi
1. Jelaskan pada pada ibu bayi/keuarga bahwa kegiatan telah
selesai
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Cuci tangan.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit terkait

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 167


NIP. NIP.

PELAYANAN KB INJECTIE

No Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes
Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan di Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(.....................................................................)
NIP.

Pengertian Pelayanan KB Injectie adalah pemebrian obat hormonal : suntikan;


dipoprovera, nurisgest, cyclofem melalui intramuskuler.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-lngkah pemberian obat hormonal injective

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 168


Kebijakan 1. Setiap ibu post partum setelah 42 hari dan ingin menjarangkan kehamilan.
2. Cuci tangan five moment
3. Bila keluarga menolak , tidak diberikan

Persiapan 1. Spuit dan jarum steril 1 buah


2. Obat suntikan; dipoprovera, nurisgest, cyclofen 1 placon dalam spuit
3. Korentang steril dalam tempatnya 1 buah
4. Kapas alcohol secukupnya
5. Bak steril tertutup dan diberi alas 1 buah
6. Bengkok 1 buah
7. Perlak dan alas 1 buah
8. Buku catatan pemberian obat
9. Sarung tangan bersih 2 pasang

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Cek identitas pasien
2. Cek 6 benar

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama pasien
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada pasien
5. Meletakkan alat yang mudah dijangkau

Kerja
1. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya/berpendapat sebelum
dimulai
2. Mencuci tangan
3. Mengkaji adanya alergi
4. Memakai sarung tangan
5. Mengatur posisi pasien
6. Membuka pakaian sesuai dengan tempat yang akan di suntik.
7. Menenentukan lokasi injektie
8. Mendesinfeksi dengan kapas alcohol tempat yang akan ditusuk
9. Membuka tutup jarum
10. Menarik kulit di tempat penusukan dengan cara : tempatkan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri di atas tempat penusukan ( hati-hati sampai tersentuh
daerah yang sudah didesinfeksi hingga memntuk V)
11. Menarik ibu jari dan jari telunjuk degan arah berlawanan
12. Memasukkan jarum dengan sudut 90 dengan tangan kanan
13. Melakukan aspirasi dan perhatikan saat aspirasi apakah keluar darah.
14. Jika terdapat darah dorong flunger dengan perhatian ajak pasien bicara
15. Menarik jarum dengan sudut yang sama dengan saat penusukan
16. Membersihkan tempat penusukan dengan kapas alcohol
17. Membuang spuit dan jarum di tempat sampah medis.
18. Membuka sarung tangan
19. Mengembalikan posisi pasien
20. Mencuci tangan

Terminasi
1. Kontrak pertemuan selanjutnya

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 169


2. Jelaskan pada pada pasien bahwa kegiatan telah selesai
3. Mencuci tangan.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit terkait

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

PELAYANAN KB ORAL

No Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan di Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(..........................................................................)
NIP.

Pengertian Pelayanan KB Oral adalah pembrian obat hormonal : pil, ekskluton


[progesterone only pill].

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-lngkah pemberian obat hormonal oral

Kebijakan 1. Setiap ibu post partum setelah 42 hari dan ingin menjarangkan
kehamilan
2. Bila keluarga menolak tidak diberikan.

Persiapan 1. Obat oral pil : ekskluton [progesterone only pill].

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 170


Prosedur Kerja PRA INTERAKSI
1. Cek identitas pasien

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama pasien
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada pasien
5. Meletakkan alat yang mudah dijangkau

Kerja
1. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya /berpendapat sebelum
dimulai
2. Mencuci tangan
3. Menjelaskan cara minum obat oral pil
4. Memberikan obat oral pil kepada pasien hanya untuk satu bulan.
5. Menjelaskan kepada pasien untuk datang kembali pada waktu yang
tepat.

Terminasi
1. Kontrak pertemuan selanjutnya
2. Menjelaskan pada pada pasien bahwa kegiatan telah selesai
3. Mencuci tangan.
POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit kerja

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 171


PEMERIKSAAN APGAR SCORE BAYI BARU LAHIR

No Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan di Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(.......................................................................)
NIP.

Pengertian Pemeriksaan APGAR Score bayi baru lahir adalah pemeriksaan warna kulit,
denyut jantung, reflex, tonus otot dan respirasi.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-lngkah pemeriksaan APGAR Score pada


bayi baru lahir.

Kebijakan Setiap bayi baru lahir harus dilakukan pemeriksaan APGAR Score

Persiapan 1. Stetoskop 1 buah


2. Sarung tangan bersih 1 pasang
3. Masker 1 buah
4. 4. Apron 1 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 172


Prosedur Kerja PRA INTERAKSI
1. Cek identitas bayi

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam pada ibu bayi/keluarga
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama bayi
4. Jelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Memastikan lingkungan hangat dan terang
6. Meletakkan alat yang mudah dijangkau

Kerja
1. Memberikan kesempatan ibu bayi untuk bertanya sebelum dimulai
2. Me ncuci tangan
3. Memakai apron, masker dan ssarung tangan
4. Meletakan bayi di tempat yang rata
5. Periksa APGAR Score bayi secara sistematis sebagai berikut :
a. Pulse/Denyut jantung bayi dengan cara :
- Inspeksi ; inspksi denyut jantung di sebelah kiri garis klavikular
; sela
iga ke 5.
- Palpasi : melakukan palapasidi apeks ; sela iga ke 3 atau 4
(frekwensi
120- 160x/mnt)
- Auskultasi : di Apeks ; katup mitra ; di sela iga ke 2 ; sebelah kiri
sternum ; katup pulmoner ; di sela iga ke 2 ; sebelah kanan ;
katup aorta ; di sambungan prosesus xipoideus dan sternum ;
katup tricuspid.
- Palpasi denyut femoral ;
Caranya ; letakan jari tangan pd ligament inguinal di sekitar
pertengaha antara simfisis pubis dan Krista iliaka ; akan teraba
berdenyut secara bergantian pada kedua sisi.
b. Respiratori/ Pernafasan ; dengan cara mengamati dinding dada dan
hitung pernapasan 1 menit penuh.
c. Actyvity ; dengan cara menilai derajat fleksi dan pergerakan
ekstrimitas.
d. Grimis/refleks ; berdasarkan respon terhadap tepukan halus pada
telapak kaki
e. Appearance/warna ; didiskripsikan sebagai pucat/merah muda.

Terminasi
1. Menjelaskan pada pada ibu bayi/keluarga hasil peneriksaan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Menjelaskan pada pada pasien bahwa kegiatan telah selesai
4. Cuci tangan.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit terkait

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 173


Diperiksa oleh : Disusun oleh :
TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

No Dokumentasi No Revisi Halaman

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Terbit Ditetapkan di Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(.......................................................................)
NIP.

Pengertian Melakukan asuhan persalinan mulai dari pembukaan lengkap, menolong


kelahiran bayi, melahirkan plasenta dan perawatan kala IV persalinan.

Tujuan Sebagai acuan langka-langkah menolong persalinan normal

Kebijakan Setiap persalinan normal tanpa komplikasi harus harus ditolong


persalinannya sesuai dengan 58 langkah APN

Persiapan 1. Partus set (dalam wadah steril)


a. klem Kelly atau klem kocher : 2 buah
b. Gunting tali pusat : 1 buah
c. Benang tali pusat atau klem plastik : 1 buah
d. Kateter nelaton : 1 buah
e. Gunting episiotomi : 1 buah
f. Alat pemecah ketuban atau kocher : 1 buah
g. Sarung tangan DTT atau steril : 2 pasang
h. Kasa : 5 buah
i. Kateter penghisap Dee Lee atau balon karet penghisap : 1

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 174


buah
2. Gulungan kapas basah dalam wadah : 5 buah
3. Tabung suntik 2 atau 3 ml : 1 buah
4. Korentang : 1 buah
5. Kapas injeksi dalam wadah : 2 buah
6. Oksitosin : 1 ampul
7. Kain bersih (untuk ibu) : 2 lembar
8. Handuk bersih : 3 lembar
9. Kain untuk menyelimuti bayi : 1 lembar
10. Topi bayi : 1 biji
11. Termometer : 1 unit
12. Pita pengukur : 1 buah
13. Fetoskop atau doppler : 1 buah
14. Stetoskop : 1 buah
15. Tensimeter : 1 unit
16. Masker : 1 biji
17. Celemek plastik : 1 buah
18. Sabun cuci tangan
19. Kantong plastik ( 2 buah untuk tempat sampah & 1 buah tempat
plasenta)
20. Wadah untuk klorin 0,5% : 2 buah
21. Wadah untuk air DTT : 1 buah
22. Celana dalam wanita : 1 buah
23. Pembalut : 1-2 buah
24. Tempat sampah : 2 buah (untuk sampah medis dan non medis)
25. Tempat plasenta (bejana) : 1 buah
26. Waslap : 2 buah
27. Wadah untuk air memandikan : 2 buah
28. Klorin/byclin
29. Bengkok : 2 buah
30. Kain untuk alas bokong : 1 lembar

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji tanda dan gejala kala II
2. Memvalidasi data pasien tentang tanda dan gejala kala II
3. Menyiapkan alat dan bahan pertolongan persalinan

INTERAKSI
Orientasi
1. Menyampaikan salam
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga
3. Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pertolongan persalinan
5. Menjelaskan prosedur kerja pertolongan persalinan
6. Mendekatkan alat dan bahan untuk melakukan tindakan
7. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partus set
8. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
9. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
10. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril.
11. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan meletakkan
kembali di partus set.
12. Membersihkan vulva dan perineum.
13. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan
serviks sudah lengkap.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 175


14. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah
lengkap, lakukan amniotomi *
15. Mendekontaminasi sarung tangan
16. Mencuci tangan
17. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ).
18. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
19. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
20. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
21. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
22. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
23. Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
24. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
25. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan
tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan
tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar
perlahan-lahan, saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6
cm.
26. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat
saat kepala lahir.
27. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi.
28. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
29. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memegang secara
biparietal. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah keluar
hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior.
30. Setelah kedua bahu dilahirkan, menggeser tangan bawah untuk kepala
dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas.
31. Melakukan penilaian (selintas) :
a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
c. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan?
d. Apakah bayi bergerak dengan aktif?
32. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
33. Mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
34. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
35. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal).
36. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
37. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral.
38. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, menjepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
39. Memotong dan mengikat tali pusat.
40. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 176


41. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi
42. Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
43. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan.
44. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus.
45. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap
dan utuh.
46. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
47. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
48. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.*
49. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
50. Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
51. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
52. Setelah satu jam,melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
53. Memberi antibiotik salep mata pencegahan.
54. Memberikan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral.
55. Setelah satu jam pemberian vitamin K, memberikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral.
56. Meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusukan.
57. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
58. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus.
59. Mengevaluasi dan estimasi kehilangan darah.
60. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pasca persalinan.
61. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal
(36.5-37.5oC).
62. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
63. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
64. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
65. Membantu ibu memberikan ASI.
66. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan
yang diinginkan.

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan pasien setelah melahirkan
2. Memberikan pujian atas kemampuan klien melahirkan secara spontan
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 177


POST INTERAKSI
1. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit).
2. Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
3. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai.
4. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
6. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada lembar catatan
keperawatan pasien dan partograf.

Unit terkait

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 178


PEMERIKSAAN PANJANG BADAN BAYI BARU LAHIR

No Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan di Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(......................................................................)
NIP.

Pengertian Pemeriksaan panjang badan bayi baru lahir adalah pemeriksaan panjang
badan yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan menggunakan pengukur
tinggi badan bayi untuk mengetahui tinggi badan normal dan tidak normal.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan panjang badan bayi


baru lahir.

Kebijakan Setiap bayi baru lahir harus dilakukan pengukuran panjang badan.

Persiapan 1. Microtoice 1 buah


2. Sarung tangan bersih 1 pasang
3. Apron 1 buah
4. Masker 1 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 179


Prosedur Kerja PRA INTERAKSI
1. Mengecek identitas bayi

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam pada ibu bayi/keluarga
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama bayi
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Pastikan lingkungan hangat dan terang
6. Meletakkan alat yang mudah dijangkau

Kerja
1. Memberikan kesempatan ibu bayi untuk bertanya sebelum dimulai
2. Mencuci tangan
3. Memakai apron, masker dan sarung tangan
4. Meletakkan bayi di tempat yang datar
5. Membuka pakaian bayi
6. Mengambil microtoice
7. Mengukur panjang badan bayi mulai dari puncak kepala sampai ke tumit
8. Melihat skala pada microtoice badan dengan cepat dan seksama
9. Mengangkat microtoice dan menaruh ditempatnya
10. Memakaikan pakaian bayi

Terminasi
1. Jelaskan pada pada ibu bayi/keuarga bahwa kegiatan telah
selesai
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Cuci tangan.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit terkait

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 180


PERAWATAN LUKA OPERASI (SC)

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku : Ditetapkan di : Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan,
KEPERAWATAN

(.......................................................................)
NIP.

Pengertian Merawat luka operasi (sc) menggunakan NaCl dan alcohol dengan teknik
septik agar menjaga kebersihan luka, pengobatan dan mencegah infeksi.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan perawatan luka SC pada pasien nifas.

Kebijakan Pasien harus di rawat luka operasinya untuk mencegah infeksi.

Persiapan 1. Pengalas kecil 1 buah


2. Set perawatan luka steril yg telah diset di ruangan berisi ( kom kecil 2
buah, gaas 5 lembar, pinset anatomis 2 buah, cirrusgis 1 buah, lidi kapan
3 buah) 1 set.
3. Sarung tangan bersih 1 pasang
4. Sarung tangan steril 1 pasang.
5. Nacl dalam tempatnya secukupnya

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 181


6. Alkohol dalam tempatnya secukupnya
7. Bengkok 1 buah
8. Hipafik sesuai panjang luka secukupnya
9. Gunting 1 buah
10. Korentang 1 buah
11. Handscrab pada tempatnya.

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan ibu dalam perawatan luka operasi (sc)
2. Menentukan ibu membutuhkan perawatan luka operasi (sc) sesuai
dengan validasi data dari hasil pengkajian
3. Menyiapkan alat alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan nama ibu
4. Menyampaikan tujuan dan manfaat
5. Menjelaskan prosedur
6. Mendekatkan alat
7. Memasang sampiran, pintu, jendela atau korden ditutup
8. Mencuci tangan
9. Mengatur posisi ibu dengan posisi tidur terlentang di atas TT
10. Memasang pengalas disamping badan ibu
11. Menempatkan bengkok disisi tubuh ibu (di atas pengalas)

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Membuka set perawatan luka
3. Menuangkan NaCl dan alcohol pada kom yang telah tersedia
4. Membuka pakaian ibu tepatnya pada bagian perut ibu
5. Meminggirkan pinset dengan menggunakan korentang yang akan
digunakan untuk membuka hipafik yang menutupi luka pasien
6. Mengenakan sarung tangan bersih
7. Membuka hipafik dengan menggunakan pinset yang telah disiapkan
8. Membuang hipafik tersebut pada bengkok
9. Mengganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
10. Membersihkan luka operasi dengan NaCl menggunakan lidi kapas
11. Mengoleskan alcohol pada luka operasi dengan lidi kapas
12. Menutup luka dengan gaas dan hipafik
13. Membuka sarung tangan
14. Merapikan pasien

Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan ibu
2. Memberikan pujian dan menjelaskan pada ibu menjaga luka operasinya
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Membereskan alat alat
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 182


Unit terkait 1. Laboratorium keperawatan
2. Lahan praktek
Diperiksa oleh : Disusun oleh :
TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku : Ditetapkan di : Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan,
KEPERAWATAN

(............................................................................)
NIP.

Pengertian Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu nifas dengan sistematis sehingga
dapat menentukan kondisi umum ibu, dengan kriteria :
1. Mendapatkan data keadaan umum ibu
2. Menilai keadaan umum ibu sesuai dengan data yang terkumpul
3. Menentukan masalah, diagnose keperawatan dan rencana tindakan
pada ibu

Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada ibu nifas.

Kebijakan Ibu nifas harus dikaji kondisi umumnya terutama pada 6 jam pertama untuk
menghindari terjadinya komplikasi.

Persiapan 1. Tensi meter 1 buah,


2. Stetoskop 1 buah,
3. Thermometer 1 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 183


4. Timbangan 1 buah
5. Senter 1 buah
6. Reflex hammer 1 buah
7. Bengkok 1 buah
8. Selimut mandi 1 buah
9. Sarung tangan 2 pasang
10. Senter 1 buah
11. Kapas NaCl dalam kom secukupnya.
12. Pengalas bokong 1 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengadakan hubungan saling percaya dengan ibu
2. Menyiapkan alat alat
3. Mahasiswa siap melakukan pemeriksaan fisik pada ibu

INTERAKSI
Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Menanyakan nama ibu
3. Memperkenalkan diri
4. Menyampaikan tujuan dan manfaat
5. Menjelaskan prosedur
6. Mendekatkan alat
7. Memasang sampiran, pintu, jendela atau korden ditutup

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Memeriksa vital sign
3. Memeriksa kepala, mata, hidung, telinga, dan mulut
4. Memeriksa leher
5. Memeriksa jantung dan paru
6. Memeriksa payudara, areola, putting
7. Mengobservasi perut, auskultasi peristaltic
8. Melakukan palpasi tinggi fundus uteri dan menilai kontraksi
9. Memeriksa ekstremitas (varises, udem)
10. Melakukan reflek patella
11. Mencuci tangan
12. Memasang sarung tangan
13. Memasang pengalas bokong
14. Membuka celana dalam
15. Memeriksa vulva dan anus
16. Merapikan celana dalam
17. Melepaskan sarung tangan
18. Mencuci tangan

Terminasi
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan secara umum
2. Memberi pujian dan motivasi
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Mencuci tangan

POST INTERAKSI
1. Merapikan alat alat
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 184


Unit terkait 1. Laboratorium keperawatan
2. Lahan praktek
Diperiksa oleh : Disusun oleh :
TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

PERAWATAN PAYUDARA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku : Ditetapkan di : Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan,
KEPERAWATAN

(...........................................................................)
NIP.
Pengertian Masage yang dilakukan pada payudara dengan menggunakan minyak dan
kompres air hangat dan dingin, sehingga dapat :
1. Memperlancar produksi dan pengeluaran ASI
2. Mencegah terjadinya bendungan ASI
3. Melenturkan putting susu
4. Mencegah luka / lecet pada payudara

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan perawatan payudara pada ibu nifas.

Kebijakan Setiap ibu yang melahirkan harus lancar produksi dan pengeluaran ASI nya
untuk memenuhi program pemerintah tentang ASI eksklusif.

Persiapan Alat :
a. Kom berisi kapas minyak air hangat 1 buah
b. Bengkok I buah
c. Handuk ukuran sedang 2 buah
d. Gelas ukuran 200 cc 1 buah
e. Waskom ukuran sedang berisi air hangat 2/3 nya 1 buah
f. Waskom ukuran sedang berisi air dingin 2/3 nya 1 buah

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 185


g. Waslap 2 buah
Bahan :
a. Minyak zaitun/ baby oil (dalam botol)
b. 1 buah spuit ukuran 5 cc

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan ibu akan perawatan payudara
2. Menentukan bahwa ibu memerlukan perawatan payudara sesuai dengan
hasil validasi data dari pengkajian
3. Menyiapkan alat alat perawatan payudara

INTERAKSI
Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan nama ibu
4. Menyampaikan tujuan dan manfaat
5. Menjelaskan prosedur tindakan
6. Mendekatkan alat alat
7. Memasang sampiran,pintu,jendela atau korden ditutup

Kerja
1. Mencuci tangan
2. Mengatur posisi duduk ibu di kursi dengan bersandar
3. Membuka pakaian atas ibu dan BH
4. Memasang handuk pada bagian pundak ibu dan pangkuan ibu
5. Mengompres putting susu dan areola mammae dengan kapas minyak air
hangat selama 2-3 menit
6. Membersihkan putting susu dan areola mammae secara memutar dengan
menggunakan kapas minyak air hangat
7. Membuang kapas di bengkok
8. Melicinkan kedua telapak tangan dengan minyak zaitun/ baby oil
9. Melakukan pengurutan pada payudara dimulai kearah atas, kesamping,
kebawah, melintang kemudian telapak tangan dilepas dari payudara
(lakukan 20-30 kali)
10. Menaruh salah satu telapak tangan untuk menopang payudara ibu,
kemudian jari kelingking tangan yang lain mengurut payudara dari
pangkal kea rah putting susu (20-30 kali pada setiap payudara)
11. Menaruh salah satu telapak tangan untuk menopang payudara ibu,
kemudian ujung jari tangan yang lain mengurut payudara dari pangkal
kearah putting susu (20-30 kali pada setiap payudara)
12. Mengompres kedua payudara dengan air hangat dan dingin secara
bergantian, dimulai dan diakhirkan dengan air hangat menggunakan
waslap
13. Mencuci tangan
14. Menarik putting susu dengan spuit jika putting mendelep*
15. Memerah ASI jika ASI berlebih dan ditampung pada gelas*
16. Mengeringkan payudara dengan handuk
17. Merapikan ibu dan mengenakan pakaian atas dan BH ibu

Terminasi
1. Menanyakan perasaan ibu
2. Memberikan pujian dan memotivasi ibu untuk melaksanakan perawatan
payudara secara rutin setiap akan mandi
3. Menentukan kontrak waktu berikutnya

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 186


4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Membereskan alat alat
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan

Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

TEKNIK MENYUSUI

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku : Ditetapkan di : Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan,
KEPERAWATAN

(..........................................................................)
NIP.

Pengertian Mengajarkan pada ibu nifas cara memberikan ASI pada bayinya dengan
teknik yang benar untuk mendapatkan kenyamanan selama menyusui bagi
ibu dan bayi, tercegahnya aspirasi pada bayi dan mencegah luka / lecet pada
putting susu ibu.

Tujuan Sebagai acuan dalam mengajarkan cara menyusui pada bayi oleh ibu setelah
melahirkan.
Kebijakan Setiap bayi yang baru lahir normal dan sehat berhak mendapatkan ASI dari
ibunya. (UU Asi Eksklusif).

Persiapan 1. Kom berisi kapas air hangat 1 buah


2. Bengkok 1 buah

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI


1. Mengkaji kebutuhan ibu akan pembelajaran teknik menyusui
2. Menentukan kebutuhan ibu untuk pembelajaran tentang menyusui sesuai

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 187


validasi data hasil pengkajian
3. Menyiapkan alat-alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Menanyakan nama ibu
3. Menyampaikan tujuan dan manfaat
4. Menjelaskan prosedur
5. Mendekatkan alat
6. Memasang sampiran, pintu jendela atau korden ditutup
7. Mencuci tangan

Kerja
1. Mengatur posisi duduk ibu di kursi dengan bersandar
2. Membuka pakaian atas ibu
3. Meminta ibu mengeluarkan payudara dari BH
4. Mengompres putting susu dan areola mammae dengan kapas air hangat
selama 2-3 menit
5. Membersihkan putting susu dan areola mammae secara memutar dengan
menggunakan kapas air hangat
6. Memencet areola mammae untuk menentukan pengeluarkan air susu/
colostrums
7. Mengatur posisi bayi pada ibu
8. Satu tangan ibu menyangga bahu dan pantat bayi
9. Mengatur posisi bayi dengan menghadapkan perut bayi pada perut ibu
10. Tangan lain memegang areola dan mendekatkannya pada mulut bayi
11. Menunggu bayi menyusui selama 10-15 menit
12. Menyendawakan bayi jika sudah kenyang.
13. Merapikan ibu dan bayi
14. Mengevaluasi perasaan ibu

Terminasi
1. Member pujian dan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif
2. Membuat kontrak selanjutnya
3. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Membereskan alat alat
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan

Unit terkait -

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 188


MEMBERSIHKAN VULVA

No. Dokumentasi No. Revisi Halaman


1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO PELAYANAN Tanggal Berlaku : Ditetapkan di : Denpasar


KEPERAWATAN Ketua Jurusan Keperawatan,

(.........................................................................)
NIP.

Pengertian Membersihkan dan mengevaluasi vulva pada ibu nifas dengan menggunakan
cairan DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi), sehingga dapat memberikan
kenyamanan dan mencegah terjadinya infeksi pada ibu nifas.

Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan prosedur tindakan vulva hygiene pada ibu
nifas.

Kebijakan Pasien nifas harus dijaga kebersihan vulvanya (TRIAS NIFAS)

Persiapan 1. Selimut mandi 1 buah


2. Kom kecil berisi kapas air hangat 1 buah
3. Perlak 1 buah
4. Celana dalam pengganti yang telah dipasangkan pembalut 1 buah
5. Kresek tempat pakaian kotor ibu 1 buah
6. Pispot 1 buah
7. Botol berisi air bersih untuk cebok 1 buah
8. Sarung tangan bersih 1 pasang

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 189


Prosedur Kerja PRA INTERAKSI
1. Mengkaji kebutuhan ibu dalam membersihkan vulva
2. Menentukan kebutuhan ibu untuk membersihkan vulva sesuai dengan
validasi data hasil pengkajian
3. Menyiapkan alat-alat

INTERAKSI
Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menanyakan nama ibu
4. Menyampaikan tujuan dan manfaat
5. Menjelaskan prosedur
6. Mendekatkan alat alat
7. Memasang sampiran, pintu, jendela dan korden ditutup
8. Mencuci tangan
Kerja
1. Mengatur posisi ibu dalam posisi berbaring terlentang
2. Memasang selimut mandi dengan posisi seperlima dan membuka kain
ibu
3. Memasang perlak dibawah bokong ibu
4. Memasang sarung tangan
5. Memasang pispot
6. Membuka celana dalam ibu
7. Meminta ibu untuk berkemih
8. Menyiram vulva ibu dengan air cebok
9. Membersihkan vulva dengan DTT
10. Menilai keadaan vulva dan jaringan episiotomy dengan REEDA
11. Mengangkat pispot
12. Mengenakan celana dan soptek
13. Mengangkat perlak
14. Membuka sarung tangan
15. Mencuci tangan
16. Mengenakan kain ibu sekaligus mengangkat selimut mandi
17. Menbereskan ibu
18. Merapikan tempat tidur

Terminasi
1. Menanyakan perasaan ibu
2. Memberikan motivasi agar ibu selalu menjaga kebersihan vulva,
mengganti celana dan pembalut.
3. Membuat kontrak waktu berikutnya
4. Mengucapkan salam

POST INTERAKSI
1. Merapikan alat alat
2. Mencuci tangan
3. Mendokumentasikan tindakan

Unit terkait -

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 190


Diperiksa oleh : Disusun oleh :
TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

KONSELING KB

No Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan di Denpasar


PELAYANAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(................................................................)
NIP.

Pengertian Konseling KB adalah suatu proses saling membantu kepada klien berupa
informasi yang sedang dibutuhkan sedemikian rupa sehingga klien tersebut
memahami.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah konseling KB

Kebijakan Setiap PUS/ pasagan usia subur harus dilakukan konseling KB.

Persiapan 1. Satuan acara penyuluhan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 191


Prosedurnya PRA INTERAKSI
1. Mengecek identitas ibu dan pasangannya

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam pada ibu dan keluarga
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama ibu dan keluarga
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga

Kerja
1. Memberikan kesempatan ibu untuk bertanya sebelum dimulai
2. Memberikan penyuluhan secara umum tentang KB
3. Jelaskan apa yang diharapkan dalam kunjungan ini
4. Tanyakan kepada pasien berapa jumlah anak yang diinginkan
5. Tanyakan kepada klien apkah ingin menjarangkan anak atau tidak ingin
lagi punya anak.
6. Jelaskan sehingga klien mengerti betul apa bedanya antara KB jangka
panjang dan KB jangka pendek dan antara metode yang reversible
dengan metode permanen.
7. Berikan penjelasan yang benar atas desas desus yang ada atau salah
paham yang terjadi atas semua cara KB.
8. Perhatikan faktor social budaya , kebiasaan, sikap, dan tingkah laku,
agama, dan lain-lain yang bersifat menghambat
9. Berikan informasi tentang pilihan KB yang tersedia dan erangkan juga
risiko dan manfaat dari setiap metode.
10. Bicarakan keinginan klien, kekuatiran, da ketakutannya dengan cara
yang simpatik
11. Membantu klien untuk memilih cara yang cocok.

Terminasi
1. Jelaskan pada pada ibu /keuarga bahwa kegiatan telah
selesai
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Cuci tangan.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit terkait

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 192


PELAYANAN KB INJECTIE

No Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan di Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(.........................................................................)
NIP.

Pengertian Pelayanan KB Injectie adalah pemebrian obat hormonal : suntikan;


dipoprovera, nurisgest, cyclofem melalui intramuskuler.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-lngkah pemberian obat hormonal injective

Kebijakan 1. Setiap ibu post partum setelah 42 hari dan ingin menjarangkan
kehamilan.
2. Cuci tangan five moment
3. Bila keluarga menolak , tidak diberikan

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 193


Persiapan 1. Spuit dan jarum steril 1 buah
2. Obat suntikan; dipoprovera, nurisgest, cyclofen 1 placon dalam spuit
3. Korentang steril dalam tempatnya 1 buah
4. Kapas alcohol secukupnya
5. Bak steril tertutup dan diberi alas 1 buah
6. Bengkok 1 buah
7. Perlak dan alas 1 buah
8. Buku catatan pemberian obat
9. Sarung tangan bersih 2 pasang

Prosedurnya PRA INTERAKSI


1. Cek identitas pasien
2. Cek 6 benar

INTERAKSI
Orientasi
1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama pasien
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada pasien
5. Meletakkan alat yang mudah dijangkau

Kerja
1. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya/berpendapat sebelum
dimulai
2. Mencuci tangan
3. Mengkaji adanya alergi
4. Memakai sarung tangan
5. Mengatur posisi pasien
6. Membuka pakaian sesuai dengan tempat yang akan di suntik.
7. Menenentukan lokasi injektie
8. Mendesinfeksi dengan kapas alcohol tempat yang akan ditusuk
9. Membuka tutup jarum
10. Menarik kulit di tempat penusukan dengan cara : tempatkan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri di atas tempat penusukan ( hati-hati sampai tersentuh
daerah yang sudah didesinfeksi hingga memntuk V)
11. Menarik ibu jari dan jari telunjuk degan arah berlawanan
12. Memasukkan jarum dengan sudut 90 dengan tangan kanan
13. Melakukan aspirasi dan perhatikan saat aspirasi apakah keluar darah.
14. Jika terdapat darah dorong flunger dengan perhatian ajak pasien bicara
15. Menarik jarum dengan sudut yang sama dengan saat penusukan
16. Membersihkan tempat penusukan dengan kapas alcohol
17. Membuang spuit dan jarum di tempat sampah medis.
18. Membuka sarung tangan
19. Mengembalikan posisi pasien
20. Mencuci tangan

Terminasi
1. Kontrak pertemuan selanjutnya
2. Jelaskan pada pada pasien bahwa kegiatan telah selesai
3. Mencuci tangan.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 194


2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit terkait

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

PELAYANAN KB ORAL

No Dokumentasi No Revisi Halaman 1/2

Poltekkes Denpasar
Jurusan
Keperawatan

SPO Tanggal Berlaku Ditetapkan di Denpasar


TINDAKAN Ketua Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN

(......................................................................)
NIP.

Pengertian Pelayanan KB Oral adalah pemebrian obat hormonal : pil,ekskluton


[progesterone only pill].

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-lngkah pemberian obat hormonal oral

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 195


Kebijakan 1. Setiap ibu post partum setelah 42 hari dan ingin menjarangkan
kehamilan
2. Bila keluarga menolak tidak diberikan.

Persiapan 1. Obat oral pil : ekskluton[progesterone only pill].

Prosedurnya PRA INTERAKSI


1. Cek identitas pasien

INTERAKSI
Orentasi
1. Memberi salam pada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Mengklarifikasi nama pasien
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada pasien
5. Meletakkan alat yang mudah dijangkau

Kerja
1. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya /berpendapat sebelum
dimulai
2. Mencuci tangan
3. Menjelaskan cara minum obat oral pil
4. Memberikan obat oral pil kepada pasien hanya untuk satu bulan.
5. Menjelaskan kepada pasien untuk datang kembali pada waktu yang
tepat.

Terminasi
1. Kontrak pertemuan selanjutnya
2. Menjelaskan pada pada pasien bahwa kegiatan telah selesai
3. Mencuci tangan.

POST INTERAKSI
1. Mengelola alat dan bahan yang telah dipakai
2. Mencuci tangan.
3. Mendokumentasikan semua kegiatan pada CM

Unit kerja

Diperiksa oleh : Disusun oleh :


TIm Unit Penjamin Mutu Koordinator Bidang Maternitas
Jurusan Keperawatan Jurusan Keperawatan

(.) (.)
NIP. NIP.

Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 196


Buku Standar Prosedur Operasional Ketrampilan Keperawatan Poltekkes Denpasar 197

Anda mungkin juga menyukai