a. Rangsangan Kimia
Tekanan CO2 dalam darah tinggi yang akan merangsang pusat pernapasan.
Tekanan O2 merendah karena penekanan paru sehingga bayi berusaha menarik
napas satu kali.
b. Rangsangan Mekanik
Penekanan dinding vagina (ibu) terhadap thorax bayi.
c. Rangsangan Termik
Adanya perubahan suhu lingkungan sekitar.
3. Menghisap dan menelan sebagai cara untuk memperoleh makanan untuk
menggantikan cara penerimaan makanan dari plasenta melalui tali pusat.
4. Cara pembuangan melalui organ-organ sekresi yang sebelumnya terjadi melalui tali
pusat dan plasenta. Hal ini terlihat nyata dengan penurunan berat badan fisiologis
selGama minggu pertama dan tidak boleh lebih dari 10% dari bayi baru lahir.
Jalan Napas
Perawatan yang pertama dan paling penting yang pada BBL adalah :
membersihkan hidung, membersihkan mulut sehingga jalan napas terbuka,
membersihkan cairan amnion.
Kepala bayi harus diletakkan lebih rendah dari tubuh dan dibaringkan ke
salah satu sisi sehingga bila terjadi regurgitasi cairan amnion tidak masuk ke paruparu. Bila pernapasan tidak maksimal maka dilakukan tindakan resusitasi.
Tali `Pusat
Bayi tetap berhubungan dengan tali pusat sampai tali pusat digunting. Dalam
suatu keadaan tertentu penjepitan tali pusat ditunda dan bayi direndahkan untuk
memberikan tambahan darah plasenta mengalir ke tubuh bayi, kemudian bayi
diletakkan di atas abdomen ibu. Sementara tali pusat dijepit atau diikat dengan
aman dekat abdomen ibu lalu digunting.
Tindakan Resusitasi
Setelah tali pusat digunting, sumber O2 satu satunya adalah udara bebas.Bila
bayi tidak berupaya bernafas / jalan nafas tersumbat, O2 tidak mencapai aliran
sel
otak dapat rusak secara permanent akibat < O2 lebih dari 5 menit.
Upaya resusitasi ditujukan untuk mengatasi 3 masalah pada asfiksia neonatus:
Memberi O2
Bila bayi tetap tidak dapat bernafas secara spontan setelah lendir dan cairan
dikeluarkan.
Menyelimuti bayi
Identifikasi
Dilihat dari aspek legal, identifikasi yang sesuai bagi neonatus di RS adalah
sangat penting.
Anjuran American Academy of Pediatric;
Di ruang bersalin, 2 identitas identifikasi dipasang pada pergelangan tangan
bayi, dan pergelangan kaki dengan :
-
No pendaftaran
telapak tangan.
Banyak rumah sakit menggunakan cara Hollister Obsterical yang memberi 3
nomor identitas :
1. Untuk ibu dan 2 untuk bayi
2. Di Ruang Perawatan Neonatus.
Perawatan segera pada bayi baru lahir setelah tiba di Ruang Perawatan
Neonatus sebagai berikut :
a. Pembersihan dan Observasi
Perawatan kulit : membersihkan vernik yang berlebihan dan
memandikan
untuk
menghilangkan
darah
yang
kering.
Pada
saat
membersihkan adalah waktu yang sangat baik untuk observasi bayi secara
teliti, pengukuran suhu,nadi dan pernafasan.
b. Penimbangan
Penimbangan saat lahir adalah penting bagi keluarga juga merupakan
data dasar. Kehilangan BB 5 10 % adalah sangat fisiologis, hal
ini
Pengkajian Transisional
terjaga dengan
stimulasi/rangsangan,
mata terbuka,
menghisap
dengan
memberi respon
penuh
semangat,
terhadap
menangis,
4. Tonus otot
5. LK, LD
6. Trauma kelahiran : adanya caput, sefalhaematum dan tanda forsep
7. Menangis : keras, lemah, nada tinggi tak ada
8. Tali plasenta : perdarahan, jumlah
9. Peningkatan suhu atau penurunan suhu
10. Edema
11. Sistem gastro intestinal
12. Sistem neurologis
13. Sistem muskuluskeletal
14. Sistem genito urinaria
15. Pemeriksaan lab
16. Potensial komplikasi
TANDA NEUROMUSKULER
1. TANDA SKRAF
Siku bayi preterm dapat disilangkan dengan mudah diatas dada dengan
sedikit atau tanpa tahanan. Siku bayi matur dapat diangkat dan memberi
tahanan
ketika diangkat.
2. REFLEK MENGGENGGAM
Pada bayi preterm lemah, pada bayi aterm sangat kuat dan
memungkinkan terangkat.
3. MANUVER TUMIT KE TELINGA
Pada bayi preterm mudah diangkat ke telinga, tidak memberi tahanan.
Manuver ini tidak memungkinkan pada bayi preterm karena tahanan pada kulit
PERTUMBUHAN
Bayi preterm berbaring dalam posisi sikap relaksasi, anggota badan lebih
ekstensi, ukuran tubuh kecil, kepala proporsi lebih besar dari tubuh. Bayi aterm
lebih banyak lemak, sikap fleksi.
Kartilago telinga bayi preterm berkembang kurang baik, telinga lebih mudah
terlipat, rambut halus dan tertidur, wajah dan punggung dilapisi lanugo. Bayi
aterm kartilago bentuk lebih baik, rambut halus dan terpisah. Telapak kaki
preterm lebih terlihat, lebih membengkok, dan hanya memiliki kerut halus.
Telapak kaki aterm sangat baik dan memiliki kerut dalam. Klitoris bayi preterm
wanita menonjol dan labia mayora tidak berkembang dengan baik dan membentuk
celah.
Labia mayora wanita aterm berkembang dengan baik dan klitoris tidak
menonjol. Skrotum bayi laki laki preterm tidak berkembang dengan baik,
terdapat sedikit lipatan, testis mungkin tidak menurun. Skrotum bayi laki laki
aterm berkembang dengan baik, berlipat lipat dan testis menurun dengan baik.
APGAR SCORE
NILAI
TANDA
Denyut Jantung
Tidak ada
Lambat (<100)
Pernapasan
Tidak ada
Lambat
menangis Menangis
lemah
Tonus otot
Lemah
baik
Refleksi
Menyeringai
Warna
Biru, pucat
APGAR SCORE 7 10
NORMAL
APGAR SCORE 4 6
ASFIKSIA SEDANG
APGAR SCORE 0 3
ASFIKSIA BERAT
Menangis
muda
seluruh
PENGUKURAN UMUM/ANTROPOMETRI
1. Pengukuran Kepala
Temuan biasa : lingkar kepala 33 sampai 35 cm, lingkar kepala harus kirakira 2 sampai 3 cm lebih besar dari lingkar dada.
2. Pengukuran Dada
3. BB
TANDA VITAL
1. Suhu
Cara : letakkan thermometer aksilla pada aksila bayi dan lipat tangan bayi
agar thermometer terjepit pada aksilla selama 5 menit.
2. Frekuensi jantung
jantung. Selama
3. Pernapasan
Cara : inspeksi pergerakkan naik turun dada bayi dalam satu menit.
denyut/menit.
4. Tekanan darah
Temuan biasa
PENAMPILAN UMUM
1. Postur
Temuan biasa : dengan inspeksi dapat dilihat fleksi pada kepala dan
ekstremitas, dengan telentang dan telungkup.
2. Kulit
Temuan biasa :
Verniks kaseosa.
Lanugo.
Kulit memucat.
Sianosis umum.
Pucat.
Keabu-abuan.
3. Kepala
Temuan biasa:
-
Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan dari
sutura ke sutura.
Sutura menyatu
4. Jantung
Temuan biasa:
-
Apeks (ruang interkostal ke-4 sampai ke-5, sebelah lateral batas kiri
sternum)
Dekstrokardia
Kardiomegali
Murmur
Thrill
Sianosis menetap
5. Abdomen
Temuan biasa:
-
Bentuk silindris
Pusat umbilicus (putih kebiruan saat lahir dengan dua arteri dan satu
vena)
Hernia umbilicus
Distensi abdomen
Penonjolan setempat
Distensi vena
Asites
6. Genetalia wanita
Temuan biasa:
-
yaitu bercak
Selaput hymen
Genetalia ganda
7. Genetalia pria
Temuan biasa:
-
Smegma
Mutiara epithelial
Skrotum kecil
Hipospadia
Epispadia
Hernia inguinalis
Skrotum hipoplastik
Hidrokel
Genetalia ganda
Temuan biasa:
-
Wink anal
Anus imperforate
9. Ekstremitas
Temuan biasa:
-
Ekstremitas simetris
berlawanan
Kesenjangan lebar antara ibu jari kaki dan jari kaki kedua
Lipatan dalam pada permukaan plantar telapak kaki antara jari pertama
dan jari kedua
Hiperfleksibilitas sendi
Lipatan transpalmar
Fraktur
Ekstremitas asimetri
10. Mata
Temuan biasa:
-
Rabas purulen
Hipotelorisme
Katarak konginetal
Sclera biru
Sklera kuning
11. Telinga
Temuan biasa:
-
Refleks moro atau reflex terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras, dan
tiba-tiba
Sinus preaurikuler
12. Hidung
Temuan biasa:
-
Patensi nasal
Bersin
Temuan biasa:
-
Frenulum lidah
Refleks rooting
Refleks gag
Refleks ekstrusi
Menangis keras
Epstein pearls (kista epitel kecil dan putih di sepanjang garis tengah
palatum keras)
Bibir sumbing
Palatum terbelah
Tangisan keras bernada tinggi, tangisan lemah, tidak ada tangisan atau
abnormalitas lainnya
Dagu
kecil,
dan
tertarik
ke
belakang
(mikrognatia)
dapat
Temuan biasa:
-
Refleks nick-righting
Refleks otolith-righting
Klavikula fraktur
15. Dada
Temuan biasa:
-
Putting supernumerary
Depresi sternum
16. Paru-paru
Temuan biasa:
-
Refleks batuk tidak ada saat lahir, ada seetelah 1 sampai 2 hari
Frekuensi
tidak teratur,
pernapasan periodic
Inspirasi stridor
Ekspirasi mengorok
Retraksi
Mengi
Temuan biasa:
-
Mampu memutar kepala dari satu sisi ke sisi lain ketika tengkurap
Tanda paralisis
PENGKAJIAN REFLEKS
MATA
1. Berkedip/reflex corneal
Respons perilaku yang diharapkan :
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba atau
pendekatan pada objek kea rah kornea ; harus menetap sepanjang hidup.
Deviasi
Tidak ada kedipan atau kedipan tidak simetris menunjukkan adanya
kerusakan pada saraf cranial II, IV, V.
2. Pupil
Respons perilaku yang diharapkan :
Pupil konstriksi bila sinar terang diarahkan padanya; reflex ini harus
ada sepanjang hidup.
Deviasi
Konstriksi tidak sama, pupil dilatasi terfiksasi.
3. Mata boneka
Respons perilaku yang diharapkan :
Ketika kepala digerakkan dengan perlahan ke kanan atau ke kiri, mata
normalnya tidak bergerak; reflex ini harus hilang sepanjang perkembangan
Deviasi
Paralisis abdusen asimetris
HIDUNG
1. Bersin
Respons perilaku yang diharapkan :
Respons spontan saluran hidung terhadap iritasi atau obstruksi; reflex
ini harus menetap sepanjang hidup.
Deviasi
Tidak ada bersin atau bersin terus menerus
2. Glabela
Respons perilaku yang diharapkan :
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat
Deviasi
Tidak ada reflex
MULUT DAN TENGGOROKAN
1. Menghisap
Respons perilaku yang diharapkan :
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral
sebagai respons terhadap rangsang; reflex ini harus tetap ada selama masa
bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti saat tidur
Deviasi
Menghisap lemah atau tidak ada.
2. Muntah
Respons perilaku yang diharapkan :
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan, atau
masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflex muntah;
reflex ini harus menetap sepanjang hidup
Deviasi
Tidak adanya reflex muntah menunjukkan adanya kerusakan pada
saraf glosofaringeal
3. Rooting
Respons perilaku yang diharapkan :
Menyentuh
atau
menekan
dagu
sepanjang
sisi
mulut
akan
Deviasi
Tidak ada reflex, khususnya bila bayi tidak merasa kenyang
4. Ekstrusi
Respons perilaku yang diharapkan :
Bila
lidah
disentuh
atau
di
tekan,
bayi
berespons
dengan
5. Menguap
Respons perilaku yang diharapkan :
Respons spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan
jumlah udara inspirasi; harus menetap sepanjang hidup.
Deviasi
Tidak ada reflex
6. Batuk
Respons perilaku yang diharapkan :
Iritasi
membrane
mukosa
laring
atau
pohon
trakeobronkial
menyebabkan batuk; reflex ini harus terus sepanjang hidup; biasanya ada
setelah hari pertama kelahiran.
Deviasi
Tidak ada reflex
EKSTREMITAS
1. Menggenggam
Respons perilaku yang diharapkan :
Sentuhan telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar jari
menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki; genggaman telapak tangan harus
berkurang setelah usia 3 bulan, digantikan dengan gerakan volunteer;
genggaman plantar berkurang pada usia 8 bulan.
Deviasi
Fleksi simetris dapat menunjukkan paralisis.
2. Babinski
Respons perilaku yang diharapkan :
Tekanan di telapak kaki bagian luar ke arah atas dari tumit dan
menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperekstensi dan haluks
dorsofleksi; reflex ini harus hilang setelah usia 1 tahun.
Deviasi
Menetap setelah usia 1 tahun menunjukkan lesi traktus piramidal
3. Klonus pergelangan kaki
Respons perilaku yang diharapkan :
Dorsifleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutut pada posisi
fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi
(denyut); akhirnya tidak boleh ada denyut yang teraba.
Deviasi
Beberapa denyutan
MASSA (TUBUH)
1. Moro*
Respons perilaku yang diharapkan :
Kejutan
atau
perubahan
tiba-tiba
dalam
ekuilibrium
yang
Reflex moro asimetrik atau tidak ada dapat menunjukkan cedera pada
fleksus brachial, klavikula, atau humerus.
2. Startle*
Respons perilaku yang diharapkan :
Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi
siku; tangan tetap tergenggam; harus hilang pada usia 4 bulan
Deviasi
Tidak adanya reflex ini menunjukkan kehilangan pendengaran
3. Perez
pada
punggung
bayi
sepanjang
tulang
belakang
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus berlebihan, posisi
todk tepat.
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur, perubahan suhu lingkungan.
3. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangknya pertahanan
imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu.
4. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik.
5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) berhubungan
dengan imaturitas, kurangnya pengetahuan orang tua.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisismaturasi, kelahiran bayi
cukup bulan, perubahan dalam unit keluarga.
Frekwensi napas dalam batas normal (lihat bagian dalam sampul depan utnuk
batasan normal)
10. Hangatkan semua objek yang digunakan untuk memeriksa atau menutup bayi
(misalnya: tempatkan alat ii dibawah tempat radian).
11. Buka hanya 1 area tubuh untuk pemeriksaan atau prosedur.
12. Tunda sirkumsisi sampai suhu stabil atau gunakan penghangat radian selama
prosedur.
13. Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
Hasil yang diharapkan :
-
4. Diagnosa
Keperawatan
Resiko
tinggi
trauma
berhubungan
dengan
ketidakberdayaan fisik.
Sasaran Pasien 1: pasien diidentifikasi dengan jelas dan benar.
Intervensi Keperawatan / Rasional
1. Pastikan bayi teridentifikasi dengan tepat untuk ditempatkan dengan ibu yang
tepat. Pastikan bahwa gelang identitas (ID) terpasang dengan benar. Periksa
gelang ID bayi dengan sering untuk menjamin identitas bayi dengan benar.
2. Diskusikan isu keamanan dengan orang tua, khususnya ibu untuk mencegah
bayi tertukar dan kemungkinan penculikan.
3. Observasi tanda identitas staf dan berikan bayi hanya pada personil yang
teridetifikasi dengan tepat.
4. Jangan pernah meninggalkan bayi sendiri dalam kranjang atau ruangan.
Hasil Yang Diharapkan
-
4. Jaga agr obyek tajam atau runcing berada jauh dari bayi.
5. Jaga agar kuku jari sendiri tetap pendek dan tumpul: hindari perhiasan yang
melukai bayi.
6. Lakukan metode yang tepat dalam penangannan dan pemindahan bayi.
Hasil Yang Diharapkan
-
kekuatan
menghisap
dan
koordinasi
denagan
menelan
untuk
8. Dorong ayah atau orang pendukung lain untuk berpartisipasi dalam pemberian
makan dengan botol.
9. Tempatkan bayi miring kekanan setelah makan untuk mencegah aspirasi.
10. Obeservasi pola feses.
Hasil yang diharapkan
-
Bayi mendapat nutrisi yang cukup ( uraikan jumlah dan frekuensi pemberian
makan)
8. Observasi dan kaji petunjuk timbal balik antara bayi dan orang tua untuk
mengidentifikasi prilaku yang mungkin memerlukan penguatan.
9. Bantu orang tua dalam mengenali siklus-siklus perhatian non perhatian dan
dalam memahami arti dari siklus-siklus tersebut.
10. Kaji variable yang mempengaruhi perkembangan kedekatan melalui
pengamatan bayi dan orang tua dan wawancara masing-maisng orang tua atau
pemberi perawatan lain yang terdekat.
Hasil yang diharapkan
-
Orang tua membentuk kontak dengan bayi dengan segera atau segera setelah
lahir.
Saudara kandung mengekspresikan minat pada bayi baru lahir dan harapan
realistis untuk usia mereka.
Mandi
6. Dorong partisipasi dalam kelas tentang menjadi orang tua, bila di intruksikan.
7. Diskusikan pentingnya restrain mobil yang diijinkan oleh Negara dan
penggunaanya yang tepat.
8. Bila bayi kecil, anjurkan orang tua untuk menggunakan selimut gulung dan
handuk pada area kelangkang untuk mencegah membungkung dan juga
disepanjang sisi samping untuk meminimalkan gerakan lateral, tetapi jangan
pernah menggunakan bantalan di bawah atau diubelakang bayi karena dapat
menimbulkan kelonggaran dalam harness, menimbulkan kemungkinan
terdorong keluar dari pelindung jika terjadi kecelakaan. Rujuk pada organisasi
yang menyewakan restrain mobil.
Hasil yang diharapkan
-
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan
V. EVALUASI
Evaluais berdasarkan tujuan dan outcome.
DAFTAR PUSTAKA
Wong,Donna L..2004.Pedoman Klinis Keperawatan Klinik Pediatrik.Jakarta:EGC.
Ns.Serri
Hutahaean,
S.Kep.2009.Asuhan
keperawatan
dalam
maternitas
dan