Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. PENGERTIAN
Ketidakseimbangan cairan adalah isotonik dan osmolar. Kekurangan
dan kelebihan isotonik terjadi jika air dan elektrolit diperoleh atau hilang
dalam proporsi yang sama. Sebaliknya, ketidakseimbangan osmolar adalah
kehilangan atau kelebihan air saja sehingga konsentrasi (osmolalitas) serum
dipengaruhi (Potter & Perry, 2006).
Kekurangan volume cairan adalah keadaan ketika seorang individu yang
tidak menjalani puasa mengalami atau berisiko mengelami dehidrasi vaskular,
interstitial atau intravaskular (Lynda Juall, 2007 : 168). Kekurangan volume
cairan adalah penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/ atau intraseluler
yang mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada
natrium (Nanda, 2012 : 264).
Kelebihan volume cairan adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami kelebihan cairan intraselular atau
interstisial. (Lynda Juall, 2007)
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
No
1
2
3
4
5
6
7

Umur / BB (Kg)
3 hari, 30 kg
1 tahun, 9,5 kg
2 tahun, 11,8 kg
6 tahun, 20,0 kg
10 tahun, 28,7 kg
14 tahun, 45,0 kg
18 tahun, 54,0 kg

B. FAKTOR-FAKTOR

YANG

CAIRAN DAN ELEKTROLIT


1. Usia

Kebutuhan cairan (mL/24 jam)


250-300
1150-1300
1350-1500
1800-2000
2000-2500
2200-2700
2200-2700

MEMPENGARUHI

KEBUTUHAN

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan
cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per
hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga
hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit misalnya:
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air
melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
ganguan

pemenuhan intake cairan karena kehilangan

kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.


6. Tindakan medis
Banayak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7. Pengobatan

Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada


kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan
darah selama pembedahan.
Adapun beberapa faktor yang berhubungan dengan kebutuhan cairan dan
elektrolit antara lain :
1. Kekurangan Volume Cairan
a. Pafisiologis
1) Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat
diabetes insipidus.
2) Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan
kehilangan cairan melalui evaporasi akibat luka bakar.
3) Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam
atau laju metabolik, drainase abnormal, dari luka, diare.
b. Situasional
1) Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretik atau alkohol
yang berlebihan.
2) Berhubungan dengan mual, muntah.
3) Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat
depresi atau keletihan.
4) Berhubungan dengan masalah diet.
5) Berhubungan

dengan

pemberian

makan

perselang

dengan

konsentrasi tinggi.
6) Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan
sendiri akibat nyeri mulut.
7) Berhubungan dengan ketidakcukupan cairan untuk upaya olahraga
atau kondisi, cuaca
c. Maturasional
1) Bayi / Anak
Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat
penurunan penerimaan cairan dan penurunan kemampuan untuk
memekatkan urine.

2) Lansia
Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat
penurunan penerimaan cairan dan penurunan sensasi haus.
2. Kelebihan Volume Cairan
a. Patofisiologi
1) Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan,
sekunder akibat gagal jantung.
2) Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal
jantung, penyakit katup jantung
3) Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid
plasma yang rendah, retensi natrium, sekunder akibat penyakit
hepar, serosis hepatis, asites, dan kanker.
4) Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat
varises vena, thrombus, imobilitas, flebitis kronis.
b. Tindakan yang Berhubungan
1) Berhubungan dengan retensi natrium dan air, sekunder akibat
penggunaan kortikosteroid.
c. Situasional
1) Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
2) Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak,
malnutrisi.
3) Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder akibat
imobilitas, bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk
dalam waktu yang lama.
4) Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.
5) Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat,
sekunder akibat mastektetomi.
d. Maturasional
1) Berhubungan dengan hambatan arus balik vena sekunder akibat
peningkatan tahanan perifer dan penurunan efisiensi katup.

C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Kekurangan Volume Cairan
a. Data Mayor (Harus Terdapat, Satu atau Lebih)
1) Ketidakcukupan asupan cairan oral
2) Keseimbangan negatif antara asupan dan haluaran
3) Penurunan berat badan
4) Kulit / membran mukosa kering
b. Data Minor (Mungkin Terdapat)
1) Peningkatan natrium serum
2) Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebihan
3) Urine memekat dan sering berkemih
4) Penurunan turgor kulit
5) Haus, mual, anoreksia
2. Kelebihan Volume Cairan
a. Data Mayor (Harus Terdapat)
1) Edema (perifer, sacral)
2) Kulit menegang, mengilap
b. Data Minor (Mungkin Terdapat)
1) Asupan lebih banyak daripada haluaran
2) Sesak napas
3) Peningkatan berat badan
D. RUMUSAN MASALAH
1. Kekurangan Volume Cairan
2. Kelebihan Volume Cairan
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kekurangan Volume Cairan
a. Fluid Management
1) Timbang popok / pembalut jika diperlukan.
2) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
3) Monitor status hidrasi ( kkelembaban membran mukosa, nadi
4)
5)
6)
7)
8)

adekuat, tekanan darah ortostatik ) jika diperlukan.


Monitor vital sign.
Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian.
Kolaborasi pemberian cairan IV.
Berikan cairan IV pada suhu ruangan.
Monitor status nutrisi.

9) Dorong masukan oral.


10) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
11) Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ).
12) Kolaborasi dengan dokter.
b. Hipovolemia Management
1) Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan.
2) Pelihara IV line.
3) Monitor tingkat Hb dan hematorit.
4) Monitor tanda-tanda vital.
5) Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan.
6) Monitor berat badan.
7) Dorong pasien untuk menambah intake oral.
8) Pemberian cairan IV, monitor adanya tanda dan gejala kelebihan
volume cairan.
2. Kelebihan Volume Cairan
a. Fluid Management
1)
2)
3)
4)
5)

Timbang popok/ pembalut jika diperlukan.


Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
Pasang urin kateter jika diperlukan.
Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan.
Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan

PCWP.
6) Monitor vital sign.
7) Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan.
8) Kaji lokasi dan luas edema.
9) Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori.
10) Monitor status nutrisi.
11) Kolaborasi pemberian deuretik sesuai instruksi.
12) Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatremia dilusi dengan
serum Na < 130 mEq/l.
13) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk.
b. Fluid Monitoring
1) Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi.
2) Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidakseimbangan
cairan (Hipertermia, terapi deuretik, kelainan renal, gagal jantung,
3)
4)
5)
6)

diaphoresis, disfungsi hati, dll.)


Monitor berat badan.
Monitor serum dan elektrolit urine.
Monitor serum dan osmilalitas urine.
Monitor BP, HR, dan RR.

7) Monitor tekanan darah orthostatic dan perubahan irama jantung.


8) Monitor parameter hemodinamik infasif.
9) Catat secara akurat intake dan output.
10) Monitor adanya distensi leher, rinchi, edema perifer dan
penambahan berat badan.
11) Monitor tanda dan gejala dari edema.
F. KRITERIA EVALUASI
1. Kekurangan Volume Cairan
a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan berat badan,
berat jenis urine normal, HT normal.
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
2. Kelebihan Volume Cairan
a. Terbebas dari edema, efusi.
b. Bunyi napas bersih, tidak ada dispneu/ortopneu.
c. Terbebas dari retensi vena jugularis.
d. Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung
dan vital sign dalam batas normal.
e. Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan.
f. Menjelaskan indikator kelebihan cairan.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta : Med
Action Publishing.
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Handbook of
Nursing Diagnosis). Jakarta : EGC
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC

Klungkung,. Juni 2013


Mengetahui
Pembimbing Praktik

Mahasiswa

Ns. H.Eko Kristiono, S.Kep

Ni Kadek Rina Sumawati

NIP.196609211907031010

NIM.P07120012054

Mengetahui
Pembimbing akademik

IGA Ari Rasdini

NIP.

Anda mungkin juga menyukai