Umur / BB (Kg)
3 hari, 30 kg
1 tahun, 9,5 kg
2 tahun, 11,8 kg
6 tahun, 20,0 kg
10 tahun, 28,7 kg
14 tahun, 45,0 kg
18 tahun, 54,0 kg
B. FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan
cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per
hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga
hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit misalnya:
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air
melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
ganguan
dengan
pemberian
makan
perselang
dengan
konsentrasi tinggi.
6) Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan
sendiri akibat nyeri mulut.
7) Berhubungan dengan ketidakcukupan cairan untuk upaya olahraga
atau kondisi, cuaca
c. Maturasional
1) Bayi / Anak
Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat
penurunan penerimaan cairan dan penurunan kemampuan untuk
memekatkan urine.
2) Lansia
Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat
penurunan penerimaan cairan dan penurunan sensasi haus.
2. Kelebihan Volume Cairan
a. Patofisiologi
1) Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan,
sekunder akibat gagal jantung.
2) Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal
jantung, penyakit katup jantung
3) Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid
plasma yang rendah, retensi natrium, sekunder akibat penyakit
hepar, serosis hepatis, asites, dan kanker.
4) Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat
varises vena, thrombus, imobilitas, flebitis kronis.
b. Tindakan yang Berhubungan
1) Berhubungan dengan retensi natrium dan air, sekunder akibat
penggunaan kortikosteroid.
c. Situasional
1) Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
2) Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak,
malnutrisi.
3) Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder akibat
imobilitas, bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk
dalam waktu yang lama.
4) Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.
5) Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat,
sekunder akibat mastektetomi.
d. Maturasional
1) Berhubungan dengan hambatan arus balik vena sekunder akibat
peningkatan tahanan perifer dan penurunan efisiensi katup.
C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Kekurangan Volume Cairan
a. Data Mayor (Harus Terdapat, Satu atau Lebih)
1) Ketidakcukupan asupan cairan oral
2) Keseimbangan negatif antara asupan dan haluaran
3) Penurunan berat badan
4) Kulit / membran mukosa kering
b. Data Minor (Mungkin Terdapat)
1) Peningkatan natrium serum
2) Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebihan
3) Urine memekat dan sering berkemih
4) Penurunan turgor kulit
5) Haus, mual, anoreksia
2. Kelebihan Volume Cairan
a. Data Mayor (Harus Terdapat)
1) Edema (perifer, sacral)
2) Kulit menegang, mengilap
b. Data Minor (Mungkin Terdapat)
1) Asupan lebih banyak daripada haluaran
2) Sesak napas
3) Peningkatan berat badan
D. RUMUSAN MASALAH
1. Kekurangan Volume Cairan
2. Kelebihan Volume Cairan
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kekurangan Volume Cairan
a. Fluid Management
1) Timbang popok / pembalut jika diperlukan.
2) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
3) Monitor status hidrasi ( kkelembaban membran mukosa, nadi
4)
5)
6)
7)
8)
PCWP.
6) Monitor vital sign.
7) Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan.
8) Kaji lokasi dan luas edema.
9) Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori.
10) Monitor status nutrisi.
11) Kolaborasi pemberian deuretik sesuai instruksi.
12) Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatremia dilusi dengan
serum Na < 130 mEq/l.
13) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk.
b. Fluid Monitoring
1) Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi.
2) Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidakseimbangan
cairan (Hipertermia, terapi deuretik, kelainan renal, gagal jantung,
3)
4)
5)
6)
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta : Med
Action Publishing.
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Handbook of
Nursing Diagnosis). Jakarta : EGC
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC
Mahasiswa
NIP.196609211907031010
NIM.P07120012054
Mengetahui
Pembimbing akademik
NIP.